Share

5. Bad News

“Biyan!" sosok lelaki berkharisma itu terlihat begitu marah setelah melihat berita yang baru saja dibacanya.

Ia berteriak memanggil nama sang anak yang sedang berada di kamar. Teriakan Alfin membuat seisi rumah datang menghampiri. Bahkan para pelayan yang sedang sibuk melakukan tugas ikut terkejut, majikan mereka sangat jarang marah. Tapi sekali marah begitu menyeramkan. Hanya kepala pelayan saja yang berani berlari ke arah ruang tengah.

“Biyan, turun kamu!" guratan urat di leher itu seperti tertarik saking emosinya.

“Mohon maaf tuan, Tuan muda Biyan belum pulang!" Kepala pelayan mencoba menengahi tanpa tahu orang yang dicari baru saja pulang.

“Dia sudah pulang, bi! Tolong panggil ke ruang keluarga, saya mau bicara!" ucap Pak Alfin terlihat menahan emosi agar tak melampiaskan amarah pada orang yang tak bersalah.

Kepala pelayan nampak manggangguk lalu segera naik ke lantai dua untuk memanggil Biyan.

Sedangkan Wanita tua yang juga masih kelihatan cantik baru saja tiba setelah mendengar teriakan sang suami yang memekakan telinga di pagi buta.

“Ada apa, Dad? Kenapa pagi-pagi sudah berteriak?" tanyanya penasaran.

“Bukannya udah berangkat, kenapa masih di rumah?" cecar Mommy Jessica. Sedang dari arah lain sapasang orang tua yang sudah renta terlihat masuk juga.

“Ada apa Al? kenapa pagi-pagi sudah ribut?" tanya wanita tua yang merupakan oma Biyan, ibu dari Alfin.

Namun, Pak Alfin malah diam. Membuat semua beralih menatap Sam yang baru saja tiba dan berdiri di sampingnya.

Sam sama sekali tak menjawab, sebab ia tahu Alfin pasti akan mengatakan semua saat sudah di ruang keluarga.

“Alangkah bagusnya kita berkumpul di ruang keluarga dulu,” ujar Sam memberi saran.

Meski dengan raut wajah penasaran semua tetap melangkah menuju ruang keluarga yang berada di sisi kolam renang, terdapat ruang luas dengan jendela kaca menghadap kolam.

Jessica terus mengusap bahu suaminya, mencoba menenangkan. Semua sudah duduk di sofa.

“Sebenarnya ini ada apa?" tanya Pak Surya, Ayah Alfin.

Alfin menghembuskan napas berat, tak kuas menyampaikan berita yang baru saja diperlihatkan oleh Sam barusan.

“Biyan!" sahutnya dengan tegas.

“Biyan kenapa?" sahut Jessica penasaran akan apa yang sebenarnya dilakukan anak bungsunya sehingga suaminya menjadi murka seperti ini, bahkan sampai tak jadi ke kantor.

“Anak itu benar-benar keterlaluan!”

“Ulahnya benar-benar mencemarkan nama baik keluarga, bikin malu!"

Alfin terus saja mengomel tanpa mau menjelaskan alasannya. Membuat semua geram dan penasaran ingin tahu.

“Ya, makanya kenapa? Jangan bikin penasaran Al!" sahut Oma Fera.

Sementara Jessica masih diam dan mencoba menerka. Di saat yang bersamaan Biyan yang sama sekali belum mandi datang bersama kepala pelayan.

“Ada apa, aku baru mau mandi ..., ” ucapan Biyan terhenti seketika.

Keningnya langsung mengkerut saat melihat semua berkumpul disana. Bahkan Daddynya yang katanya akan pergi malah berada disana juga.

“Duduk!"

Biyan menelan ludah kasar saat melihat raut wajah Daddy yang diliputi emosi. Seketika perasaan Biyan jadi carut marut memikirkan kesalahan apa yang ia perbuat sampai harus mengadakan pertemuan seperti sidang begini.

“Bi!" lirih Mommy penuh selidik,  takut anak bungsunya melakukan sesuatu seperti yang suaminya katakan. Sungguh Ia tak percaya sebab ia tahu betul anaknya bukanlah sosok pembuat onar.

Biyan hanya mengangkat alis, mengisyaratkan tanya kepada Mommy 'Kenapa, Mom?' Ia sebenarnya tahu apa yang Mommynya khawatirkan. Bahkan Biyan pun merasa was-was, ia tahu kesalahannya. Tapi tak mungkin membuat sang Ayah sampai marah seperti ini hanya karena minum. Ia bahkan pernah mabuk sampai teler tapi Daddy hanya memberi nasehat tak sampai seperti ini.

Baru Biyan mendudukkan diri di sofa. Alfin langsung melangkah ke arahnya.

Plak

Dua tamparan sekaligus mendarat di kedua pipi Biyan

“Keterlaluan kamu, Biyan!" sentak Alfin emosi.

“Daddy!"

“Al!"

Teriak semua, kecuali Sam yang tahu duduk permasalahan hanya menunduk saat melihat hal tersebut.

Tak tega melihat putranya diperlakukan demikian, Jessica langsung menghampiri Biyan dan memeluk putra bungsunya.

“Daddy, cukup!" teriak Mommy.

“Sebenarnya ini ada apa?" teriak Pak Surya menengahi sambil menghentakkan tongkatnya di lantai agar semua diam.

Sedangkan Biyan hanya terpaku sambil memagangi pipinya yang terasa perih. Ia terus memikirkan apakah kesalahannya sebesar itu sampai diperlakukan demikian. 

“Kamu mau mengakui kesalahanmu sendiri atau Daddy yang harus bilang semuanya?" Alfin yang masih berdiri terlihat menatap ke depan dengan sorot penuh amarah.

“Lebih baik kamu bilang sebelum Daddy semakin marah, sayang!" dengan lembut Mommy mengusap punggung Biyan.

Lelaki muda itu mendongak dengan masih memegang pipi yang terasa pedih, bersiap mengakui kesalahan.

“Aku akui aku salah karena sudah minum, tapi itupun cuma sedikit!"

Semua nampak tercengang, merasa berlebihan jika hanya karena soal minuman Alfin sampai memarahi putranya seperti itu.

“Apa lagi?" sergah Alfin mengintrogasi.

“Maaf Daddy, tadi malam aku hanya melakukan itu, tidak ada yang lain!" ujar Biyan apa adanya.

“Aku tidak pulang karena menginap di rumah Gedy."

“See! Cucuku hanya minum tapi kamu sampai menampar dan memarahinya seperti ini, Al!" protes Oma Fera membela sang cucu.

Namun Alfin sama sekali belum puas, sepertinya ia mengharapkan jawaban yang lain.

“Daddy beri kesempatan sekali lagi padmu Biyan Xavier Utama agar kamu mengakui kesalahan besar apa yang sudah kamu perbuat!" Bahkan Alfin sama sekali tak menghiraukan ucapan sang ibu.

“Dad!" Mommy menggeleng tak setuju.

“Mengakui apa lagi?"

"Biyan sudah mengakui dan kamu marah besar hanya karena kesalahan kecil yang anakmu lakukan, ini keterlaluan!" sergah Mommy Jessica yang tak terima. Ia tahu tabiat suaminya memang tegas dan keras pada sebuah kesalahan tapi kali ini sangatlah berlebihan.

“Sepertinya Biyan tidak mau mengaku!" Alfin menatap Biyan yang masih menunduk tak mengerti.

Membuat bapak-bapak itu lalu menoleh pada Sam. “Berikan berita yang tadi!"

Dengan sigap Sam lalu menyalakan tab dan menyerahkan tepat pada berita yang dilihatnya. 

“Foto Biyan Xavier Utama, Pewaris utama Tiger's Group tersebar sedang bermesraan dengan seorang wanita!"

Judul berita yang Alfin bacakan membuat semua tercengang. Dengan mata membelalak semua menoleh pada Biyan yang juga tak kalah terkejutnya mendengar berita tersebut.

To be continued...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status