Dari Asisten Dinikahi Bos Keren

Dari Asisten Dinikahi Bos Keren

Oleh:  Trioboy   Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
19 Peringkat
28Bab
426Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Nisa yang disia-siakan suaminya, tidak dipedulikan bahkan ketika dia kecelakaan, pria gila kehormatan itu tetap tidak kasihan dengannya. Saat pemakaman anak merekapun, suami Nisa tidak hadir hanya sekedar menenangkan hatinya. Ferdi yang tidak sengaja menabrak Nisa, iba melihat nasib Nisa dan menawarinya pekerjaan. Nisa menjalani pekerjaannya sebagai pembantu di rumah Ferdi yang ternyata duda beranak satu. Seiring waktu berlalu, anak Ferdi malah dekat dengan Nisa. Suatu hari, Nisa di panggil Ferdi ke ruangannya untuk bicara empat mata. Majikan keren yang sering bersikap dingin itu membuat Nisa was-was saat mendengarnya, apa dia akan dipecat? Atau...

Lihat lebih banyak
Dari Asisten Dinikahi Bos Keren Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Night Live
Bagus, semangat kak
2024-04-13 09:01:06
1
user avatar
T-Aryanti
Semangat Nisa, semoga kamu bisa menaklukkan hati anak sekaligus bapaknya. Lanjutkan!
2024-04-05 17:24:15
1
user avatar
Rifatul Mahmuda
semangat nulisnya kak. aku selalu nungguin
2024-04-05 08:21:39
1
user avatar
Renti Sucia
Seru sekali ceritanya kk. Aku senyam senyum sendiri jdnya.
2024-04-04 18:43:40
1
user avatar
kamiya san
Lanjut hingga end, Kak. Semangat, ceritanya bagus banget!
2024-04-04 17:32:59
1
user avatar
Urbaby
keren alurnya, wajib dibaca sih ini hehe
2024-04-04 09:42:34
1
user avatar
Nada azkia Salsabila
Seru sekali ceritanya,Thor. semangat ya
2024-03-29 13:13:02
1
user avatar
Azzurra
kaannn saking semangatnya ngetik sampe typo Thor.
2024-03-29 08:33:29
1
user avatar
Azzurra
lanjut Thor, yang semangat punya.
2024-03-29 08:32:34
1
user avatar
Rafli123
Seru ceritanya, Thor. Lanjut jangan lama-lama
2024-03-28 23:11:21
1
user avatar
MyMelody
Seru banget, Thor. Alurnya bagus dan ceritanya mantap. Ditunggu kelanjutannya ya.....️...️
2024-03-28 19:51:44
1
user avatar
Azzurra
cerita baru rilis lagi, musti di baca ini, semangat terus up nya Thor. sukses selalu.
2024-03-21 05:11:44
1
user avatar
Rani
Ceritanya bagus sekali, semangat berkarya thor
2024-03-20 19:41:42
1
user avatar
EL Dziken
beruntung sekali Nisa
2024-03-20 18:54:38
1
user avatar
sweetchocosin
semangat, ya kakkk nulisnya. sepertinya menyayat hati banget pas baca sinopsisnya :')
2024-03-20 18:15:53
1
  • 1
  • 2
28 Bab
1. Ditabrak Duda Keren
"Anak kamu itu sakit karena kamu, Maaaaas... karena asap rokok biadab mu itu! Seandainya kamu mendengarkan apa yang biasa kukatakan agar mencuci tanganmu atau mengganti pakaianmu sebelum menggendong anak kita, ini semua tidak akan terjadi. Seharusnya kamu datang ke rumah sakit dan mendengarkan penjelasan dokter, Mas. Ibu kamu menuduh aku tidak becus menjaga anak, seharusnya beliau tau ini semua terjadi karena anak kesayangannya." PLAKK!!Gema suara menakutkan itu terdengar di seluruh kamar utama. Seorang wanita cantik ditampar oleh pria yang lebih tua, pria yang sekarang menatapnya dengan nyalang."Sudah berani melawan suami ya, kamu!" ucapnya geram."Bukannya melawan, Mas. Tapi aku memberitahumu, kalau tidak begitu, kamu tidak akan tau." Dengan memegang pipi bekas tamparan sang suami, dia berucap menahan tangisnya."Tidak usah memberitahuku, aku sudah tau!"Wanita itu, bernama Nisa. Menatap suami tidak percaya. "Jadi? Kamu mendukung saja apa yang keluargamu ucapkan kepadaku?""Memang
Baca selengkapnya
2. Diabaikan Suami
Akhirnya Ferdi memutuskan membawa Nisa ke rumah sakit. Jiwa kemanusiaannya meronta, tidak tega untuk membuang wanita lemah tidak berdaya yang berbaring di kursi belakang mobilnya. Lebih tepatnya, takut perbuatannya akan terendus media masa, apalagi banyak saksi di depan pemakaman tadi.Nisa sudah dirawat dan sudah dipindahkan ke ruangan, bangsal perawatan penyakit ringan."Dia hanya syok, kelelahan dan kedinginan," kata dokter ketika sudah selesai memeriksa Nisa tadi.Ferdi menekan kedua pelipisnya dengan satu tangan. Ibu jari dan telunjuk memutar-mutar dengan bersamaan, ada rasa pusing di pusat kepalanya. Bajunya agak basah karena mengangkat tubuh Nisa yang sudah basah, ditambah lagi terkena guyuran hujan yang deras.Perhatiannya teralih ke arah Nisa yang mengerang pelan dan bergumam kehausan. Ferdi bangkit dan mengambil air mineral, lalu menaikkan sedikit brankar pembaringan Nisa.Tanpa bicara, Ferdi menyodorkan sedotan ke bibir Nisa yang mulai berwarna."Terima kasih," ucap Nisa li
Baca selengkapnya
3. Dituduh yang Tidak-tidak
Nisa menelepon suaminya, setelah panggilan yang ketiga barulah diangkat oleh lelaki itu. 'Mungkin karena nomer tak dikenal yang menghubunginya, makanya dia lama menerimanya', pikir Nisa."Ini aku Nisa, Mas. Istrimu. Sekarang aku lagi ada di rumah sakit, Mas. Tolong jemput aku, mereka tidak mengijinkan aku pulang sebelum ada waliku datang menjemput," ucap Nisa bergetar. Dia yakin suaminya itu tidak akan mau menjemput ke rumah sakit, apalagi suaminya itu pasti beranggapan yang dialami Nisa adalah hal yang sepele, dia paham jalan pikiran sang suami."Kamu bisa kabur kalau kamu mau!" bentakan nyaring dari seberang telepon membuatnya mengangkat bola matanya, melirik kepada sang empu ponsel karena yakin kalau lelaki itu mampu mendengar suara suaminya yang keras, apalagi Ferdi terus mengamatinya dengan seksama."Kamu gila, Mas? Jangan bilang kalau kamu masih di kantor," desis Nisa pelan, menjaga agar kata-katanya tidak terdengar oleh lelaki yang terus memperhatikannya itu. "Kamu bahkan tida
Baca selengkapnya
4. Diceraikan
Tiba-tiba datang seorang lelaki berusia Tiga Puluh tahunan lebih, masih memakai pakaian kantor. Jas mengkilap dengan celana rapi padahal hari sudah hampir gelap, namun garis celana bekas setrikaan masih jelas tercetak di kaki panjangnya."Apa Anda suami Nisa? Dia ada di dalam," ucap Ferdi sambil berdiri ketika pria itu berhenti tepat di depannya. Memandangnya dengan tatapan merendahkan karena pakaian yang dikenakan Ferdi saat itu sangat lusuh, dan usianya terlihat lebih muda darinya.Tanpa kata, pria itu memasuki ruangan Nisa dan berdeham cukup keras, mengagetkan wanita itu.Nisa membalikkan badannya ke arah suara. "Kenapa kamu datang?" tanyanya terkejut begitu melihat kehadiran sang suami.Rif'at, suami Nisa mengangkat ujung bibirnya tersenyum sinis, menatap Nisa dengan tatapan jijik karena penampakan wanita itu sangat menyedihkan. Mata bengkak dengan wajah sembabnya. "Bukankah kamu yang memintaku datang. Kenapa ekspresimu seperti itu? Dasar cewek mesum." Tuduhnya tanpa belas kasiha
Baca selengkapnya
5. Jadi Pembantu
"Apa maksudmu, Mas? Aku datang hanya untuk mengambil barang-barangku, jangan memulai pertengkaran baru," ujar Nisa lemah, bahkan untuk tersentak karena dikagetkan oleh suaminya pun sudah tidak mampu."Lelaki itu yang di rumah sakit tadi, kan? Selingkuhanmu yang berpura-pura menjadi penabrakmu padahal dia sedang menjengukmu, kan?" ujar Rif'at lagi dengan bersemangat sambil menunjuk ke arah mobil Ferdi yang parkir di depan rumahnya."Teruskan imajinasimu, Mas. Aku capek, kita sudah tidak punya hubungan lagi kan, Mantan?" sahut Nisa asal."Bilang saja kalau kamu senang sudah dicerai olehku. Sudah lalai menjaga anakku, sekarang malah terang-terangan menunjukkan selingkuhan di depanku," ujar Rif'at keras, tidak beranjak dari tempatnya berdiri sementara Nisa menyentuh kepalanya yang mulai berdenyut."Jangan melawak kamu, Mas. Putraku sakit karena asap rokokmu itu! Putra kita terkena radang pernapasan karena menjadi perokok pasif, Mas, karena menghirup asap rokokmu. Seharusnya kamu menurut de
Baca selengkapnya
6. Sarapan Mie Instan
"Ayo, Non. Ikuti bibi ke dalam," ucap Bi Nia setelah melihat orang yang dimaksud oleh Ferdi, menuruni mobil."Panggil saja Nisa, Bi. Gak usah pakai 'non'," balas Nisa merasa tidak enak.Nisa memasuki kamar yang cukup besar untuk ukuran asisten rumah tangga. Bahkan memiliki kamar mandi sendiri, dia merasa seperti sedang mengkos ketika kuliah dulu."Ini kamar untuk saya sendiri, Bi?" tanyanya sopan karena lawan bicaranya sudah tua, seusia almarhumah ibunya."Iya, Nisa. Kamar aku ada di sebelah, panggil saja kalau ada yang dibutuhkan," ujar Bi Nia ramah, raut wajahnya menjadi lebih ramah, berbeda dengan yang pertama dilihat Nisa tadi, lebih waspada.Kamar itu begitu berantakan karena bekas kamar pengasuh anak majikan yang tiba-tiba mengundurkan diri. "Baik, Bi. Bibi istirahat saja, biar Nisa yang membereskan semua ini," ujar Nisa sambil menangkap tangan Bi Nia yang akan menarik seprai dan sarung bantal.Lalu beliau mengambil seprai dan sarung bantal yang baru untuk Nisa. "Istirahatlah, b
Baca selengkapnya
7. Jadi Pengasuh Anak
"Aku tidak mau diulus sama olang setles yang suka menangis sendili lalu teltawa, itu sungguh menakutkan. Apa kamu tau?" ujar Lana ketus, persis seperti ayahnya ketika Nisa pertama kali melihatnya."Eh, maaf Den Lana. Anda mengingatkan saya dengan anak saya, dia sangat suka makan mie." Nisa jadi salah tingkah ditegur oleh anak kecil. Tidak menyangka kalau dia bisa baper ketika berdekatan dengannya."Apaan, anak kok seling dikasih mie instan. Ini tuh makanan tidak sehaaaat," ujar anak kecil itu menasehati Nisa, padahal mie instan dihadapannya sudah habis dia makan."Iya, Den. Saya mengerti, hanya kali ini saja, ya. Jangan bilang-bilang sama Bi Nia, ya." Nisa mengarahkan telunjuknya ke dekat bibir anak itu.Lana langsung turun dari kursinya tanpa menjawab permintaan Nisa, berlari ke depan TV padahal mulutnya masih berminyak."Setelah saya selesai menjemur pakaian, kita mandi ya, Den Lana," seru Nisa, dia yakin anak kecil itu tidak memperhatikannya karena fokus anak kecil itu sudah ke mai
Baca selengkapnya
8. Godaan Sang Mantan
Nisa merasa ada yang meraba dadanya, meremasnya lalu mengulumnya. Dia mendengar suara desahan dirinya sendiri, karena merasakan geli di area sensitifnya juga. Tidak lama kemudian dia merasakan ada sesuatu yang basah menyentuh bibirnya, melumatnya dan menyerbu lidahnya.Aroma khas peroko ada disana. Nafas orang itu, air liur yang menyatu di lidahnya membuatnya ingin muntah, namun dia tidak mampu menolak, tidak mampu untuk bangun dan pergi dari situ. Kedua lengannya malah merangkul leher orang itu dan menerima setiap sentuhannya, sampai benda keras milik orang itu masuk ke area intimnya.Nisa membelalakkan matanya terbangun dari tidurnya.Nafasnya tersengal, entah kenapa dirinya mimpi melakukan adegan itu bersama mantan suaminya dan lebih mencengangkannya lagi, Nisa mendapati bagian bawah tubuhnya benar-benar basah.Dengan cepat Nisa pergi ke kamar mandi untuk menggosok giginya dan membersihkan tubuhnya. “Ya, ampun. Kenapa aku bisa bermimpi seperti itu? Bau menjijikkannya masih terasa
Baca selengkapnya
9. Omelan Bu Kepala
Orang-orang yang melihat dan yang bertemu langsung dengan Lana, mungkin berpendapat kalau anak itu adalah anak yang pintar, mandiri dan dapat diandalkan. Namun Nisa melihatnya berbeda, wanita itu merasa kasihan dengan anak yang baru berusia 5 tahun itu sudah harus mandiri, menahan emosinya untuk tidak menangis, bertahan tegar agar terlihat manis di hadapan sang ayah.Anak majikannya itu terlihat berusaha dewasa sebelum usianya, membentengi dirinya agar tidak bersifat seperti anak kecil yang cengeng, terutama di depan Ferdi Rahardian.Tapi setelah beberapa saat mereka sudah berada di taman tujuan mereka, Nisa ingin menarik semua pemikirannya.“Anak kecil tetap saja anak kecil, usilnya minta ampun. Apalagi ini anak laki, pasti senang melihat orang dewasa kesusahan,” gerutu Nisa sambil celingak celinguk mencari keberadaan Lana yang sudah menghilang dari pengawasan.Padahal anak kecil itu baru saja ada di dekat ayunan sebelum menyuruh Nisa membeli minuman.“Tapi, Den Lana tidak boleh minu
Baca selengkapnya
10. Aduan Bi Nia
Sesorean itu, Nisa hanya memperhatikan Lana main dari jarak jauh, karena anak itu tidak memperbolehkannya mendekat. Sepertinya, Lana masih marah kepada Nisa mengenai di sekolah tadi.Lana memang anak yang pendendam, dia melakukan itu karena masih malu kepada Nisa, sebab wanita itu menggendongnya pagi-pagi dan menepuk-nepuk pantatnya, hal yang tidak pernah dirasakannya dengan ibu kandungnya sendiri. Dia merasa bersalah karena merasa nyaman, merasa bersalah terhadap ibunya."Den Lana, Aden mau sekolah tidak? Di sekolah nanti, Aden akan banyak teman. Jadi bisa menulis, membaca, juga berhitung." Nisa mencoba menarik perhatian anak kecil itu lagi, namun Lana masih asik dengan mainan legonya."Atau, Den Lana mau latihan dulu sama saya, kita beli alat tulisnya dulu, bagaimana?" Sambung Nisa semakin mendekat dan memasang beberapa lego yang dapat dijangkaunya. Lana yang tadinya berusaha tidak mempedulikan Nisa, meliriknya sebentar sebelum membuang pandangannya ketika Nisa juga menatapnya.Nis
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status