Share

Rapuh Dan Penasaran

Dalam perjalanan pulang dari Sekolah, Nobu masih memikirkan kejadian apa yg terjadi semalam sampai dia tidak ingat sama sekali. perasaannya sangat tidak karuan dari pagi, seperti ada sesuatu yang dia ketahui, tapi apa itu? Ditambah tadi dikelas ada tiga orang Murid yang mencari masalah dengannya.

"Buku ini isinya apa ya?" gumam Nobu sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

"Boleh dibuka gak ya? Sedikit gak papa kali ya?" Pikir Nobu sambil mau membuka buku itu. 

"Astaga! Ternyata dikunci?!" kesal Nobu. 

"Tapi sepertinya ini sebuah buku diary," ujar Nobu sambil mengangkat alis kanannya.

"Good book shop?" ucap Nobu membaca tulisan dibelakang buku.

Aku harus segera mengembalikan buku ini pada orang itu. Kasihan, pasti dia sedang mencarinya sekarang," gumam Nobu sambil menatap bukunya.

"Baiklah, pertama aku akan mendatangi toko ini, semoga saja tidak jauh dari sini," ucap Nobu sambil melihat alamat toko buku di internet.

Nobu langsung mencari-cari toko buku diary itu, baginya ini adalah perjalanan paling jauh dari rumahnya. Akan tetapi tidak membuatnya pantang menyerah begitu saja.

"Apa!? Aku harus melewati gang yang penuh dengan sampah kotor ini?!" ujar Nobu sambil memegang ke dua hidungnya karena bau.

Didepannya sudah ada gang bertuliskan "Blok A". Ternyata sebelum menuju toko, Nobu melihat di setiap pinggir kanan kiri gang, sudah ada kontrakan bertingkat. Ukuran kontrakannya lumayan besar dan jumlahnya cukup banyak.

Nobu bingung, Dia harus lanjut jalan atau pulang saja, perasaannya sudah mulai tidak enak. di depan sudah ada para penghuni kontrakan yang menatapnya dengan tatapan aneh tajam dan menakutkan. Disana ada perempuan tua sedang berjemur menatapnya, dari sebelah kiri ada seorang bapak sedang memukul kayu juga menatapnya, dari sebelah kanan juga ada seorang remaja sedang makan juga menatapnya dengan tajam, dan yang paling aneh dari atas kontrakan ada seorang laki-laki yang memakai masker memegang palu ditangannya,  yang juga menatapnya dengan tajam.

Suasana seketika menjadi aneh dan mencekam bagi Nobu.

"Bagaimana ini? Maju atau mundur?" lirih Nobu bergidik ketakutan.

"Kenapa mereka menatapku terus?" lirih Nobu.

"Oke, Nobu! Kamu adalah cowok! Harus berani! Jangan cemen!" ujar Nobu menyemangati dirinya.

Dengan berani sedikit takut, Nobu memutuskan untuk terus berjalan melewati gang itu dengan perlahan walaupun tatapan para penghuni terus tertuju padanya.

Baru berjalan 10 langkah, tiba-tiba.

"Meowwww!" Suara kucing yang sedang marah tiba-tiba menghadang Nobu, Seakan-akan menyuruhnya untuk pergi dari tempat itu.

"Huh! Huh! Huh!" Kaget Nobu sambil ngos-ngosan.

"Bikin kaget saja, hush,hush," ujar Nobu mengusir kucing itu.

Pantang menyerah Nobu terus berjalan dengan terus menatap lurus dan fokus.

"Tap"

"Tap"

"Tap"

"Tap"

"Tap"

"Tap"

"Tap"

Lagi-lagi langkah kaki Nobu terhenti, tatapannya tiba-tiba tertuju pada tong sampah yang sudah terbuka.

"Apa yang ada di dalam kantong kresek itu?" Ujar Nobu penasaran lalu mendekati tong sampah.

"Uuhhh bau sekali?! Seperti bau bangkai?!" ujar Nobu sambil memegang hidungnya.

"Hah? Yang merah-merah itu apa?

"Seperti darah?!" ujar Nobu dengan ketakutan.

Karena penasaran, akhirnya Nobu perlahan-lahan mendekatkan tangan untuk membuka kantong kreseknya.

"Lalalalalalalalalalalalalala"

Terdengar suara telfon Nobu yang tiba-tiba berdering mengagetkannya.

"Huh! Bikin kaget saja," ujar Nobu sambil mengelus dadanya.

"Hallo, Apa?" Ucap Nobu dalam telfonnya.

"Lu udah pulang belum Nob?" tanya Adit.

"Belum nih, masih diperjalanan," jawab Nobu.

"Ketemuan yuk, Dicafe biasa," balas Adit.

"Mau ngapain?" tanya Nobu.

"Mainlah, ngapain lagi!" jawab Adit sambil ketawa.

Karena Adit ngajak ketemuan Akhirnya Adit memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Dia tidak jadi membuka kreseknya karena dia pikir itu hanya sampah yang sudah berbulan-bulan belum dibuang.

Dimalam harinya, Nobu melihat Pria yang sudah duduk dikursi Cafe sambil menyeruput kopinya.

Yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.

"Hei, Nob sini!" teriak Adit Sambil melambaikan tangannya pada Nobu dibarengi Nobu yang langsung duduk.

"Lah? tadi lu kemana Dit, kenapa gak berangkat sekolah?" tanya Nobu sambil meminum kopinya.

"Iya Biasalah Nob, gue disuruh bokap gue buat ngurusin itu Mall," jawab Adit dengan muka ketus.

"Oh ya, tadi gua denger-denger, lu hampir berantem ya sama Yoga dikelas?" tanya Adit.

"Yoga?" Heran Nobu.

"Salah satu dari tiga Murid yang kaya brandalan itu?" tanya Nobu.

"Iya yang itu. Lu tau gak? Ternyata dia itu Anak orang kaya, Bokapnya juga punya perusahaan Mall kaya Bokap gua. Temenan lagi sama Bokap gua," jawab Adit.

"Makanya orang-orang disekolah segan sama dia," ketus Adit.

"Oh gitu. tapi ko gue kaya gak asing ya sama si Yoga," ujar Nobu keheranan.

"Semua orang juga merasa gitu bro," balas Adit. 

"Lu kenapa kok akhir-akhir ini banyak diamnya? Lagi Sakit?" Tanya Adit sambil pegang dahi Nobu.

"Nggak kok, gua lagi sedikit pusing aja," jawab Nobu tersenyum.

Nobu yang merasa tidak enak badan, akhirnya pulang kerumah dengan keadaan sempoyongan. dia langsung bergegas mandi dan tidur. Tapi, ketika hendak memejamkan mata dia tak sengaja mendengar siaran tv dan bangun lagi.

"Seorang Siswi SMP Budi Luhur bernama Nadia yang tidak diketahui identitasnya, telah ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan. Dia ditemukan diruang Uks dalam keadaan tergantung dengan mulut sudah berbusa dan tusukan pisau sebanyak dua puluh kali. Sampai saat ini Polisi masih menyelidiki kasus ini dan belum tau apa motif dari pembunuhan tersebut," ucap Reporter dalam siaran tv langsung.

"Kenapa?! Kenapa?! Kenapa dia dibunuh dengan keji seperti itu. Aku tau siapa wanita itu, tapi Aku tidak ingat sedikit pun," lirih Nobu meneteskan air matanya tak kuat menahan tangisannya.

"Akhhh, sakit," liruh Nobu sambil memegang kepalanya.

Nobu seakan-akan mengenali wanita itu, tapi dia tidak ingat sama sekali. kepalanya tambah sakit ketika berusaha mengingat sesuatu. Karena tak tahan Nobu langsung lari keluar rumah untuk menemui wanita itu ke sekolah.

Tes,tes,tes,tes,tes.

Hujan pun perlahan turun dari langit, tapi Nobu tidak peduli. Yang dipikirannya hanyalah wanita itu. Dia terus lari, lari, dan lari tanpa memikirkan keadaanya yang sedang tidak sehat.

Semua orang dijalan menatapnya dengan aneh dan bingung. Bahkan Nobu sempat jatuh terpeleset karena jalanan cukup licin, tapi Nobu mampu bangun lagi. Dia tidak peduli, yang dia harapkan sekarang agar cepat sampai ke Sekolahnya.

Di halaman Sekolah terlihat jelas orang-orang, Reporter dan para Polisi sedang berkumpul untuk menyaksikan penyelidikan.

Sampailah Nobu disana. Tanpa pikir panjang, dia langsung Menerobos para Polisi yang sedang berjaga disekolah. Sayangnya, Nobu tidak diizinkan masuk.

"Lepaskan! Lepaskan Aku!" teriak Nobu dengan muka marah.

"Selain Polisi dilarang masuk dek, sebaiknya kamu pulang sana!" teriak salah satu Polisi sambil mendorong Nobu hingga jatuh ke tanah.

"Tidak! Izinkan aku masuk, kumohon," tangis Nobu sambil berusaha masuk lagi.

Sayangnya Nobu didorong lagi ke tanah.

"Kumohon, kumohon, Izinkan aku Pak, hanya sebentar," lirih Nobu sambil memeluk lutut Pak Polisi.

Kemudian dari dalam datanglah Polisi lain langsung menarik tangan Nobu sampai keluar gerbang.

"Lepaskan Aku Pak, izinkan aku masuk kedalam sebentar saja," ujar Nobu sambil mohon-mohon.

"Dengar! Dengar Nak! Lihat mata Bapak!" tegas Polisi sambil memegang bahu Nobu.

"Para Guru saja dilarang masuk kedalam! Apalagi kamu yang hanya seorang Siswa!" tegas Polisi.

"Bapak tahu, kamu pasti punya alasan datang kesini, nih kartu nama bapak," tegas Polisi sambil meletakan kartu namanya pada tangan Nobu.

"Hubungi Bapak jika ingin ketemu lagi, sekarang pulanglah," ucap Polisi meninggalkan Nobu.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!"

teriak Nobu tak kuat menahan emosi.

Dia hanya bisa berlutut di depan gerbang sekolah dengan tatapan kosong. Dia berjanji dalam hatinya akan terus berdiam diri disana sampai pagi.

Tak lama kemudian, datanglah seorang Perempuan cantik sambil membawa payung. Dia menyodorkan payung ke atas kepalanya Nobu dan berkata.

"Pulanglah," ucap si Perempuan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status