Share

Mulai Menyelidiki

Malam semakin larut, Hujan tak kunjung berhenti membuat Nobu basah kuyup tapi dia tetap bertahan dengan tatapan kosongnya.

"Pulanglah," kata Perempuan berambut coklat dengan paras yang cantik. 

Dia adalah Yuqi. Dia juga sekolah di Smp Budi Luhur, tapi beda kelas dengan Nobu. 

Seketika hening, Nobu tidak merespon apapun. Dia sama sekali tidak tertarik untuk melihat Yuqi, yang dia lakukan hanya menatap kosong.

"Tidak ada yang bisa dilakukan saat ini, kita hanya bisa menyaksikannya dari jauh!" tegas Yuqi sembari menatap Sekolah.

"Kita hanya akan dianggap sebagai pecundang bagi mereka. Jadi, percuma saja," 

"Terkadang Dunia memang menyebalkan, mau berusaha keras untuk melakukan apa yang kau inginkan dan kau anggap benar, itu semua akan hilang dan kalah dengan materi."

"Jika kau ingin meminta keadilan, maka mintalah pada Tuhan."

"Tapi aku yakin, keadilan pasti akan segera datang dalam bentuk apapun nantinya. Tuhan maha tahu," tegas Yuqi, lalu meninggalkan Nobu.

Tanpa disadar Tersentuhlah hati Nobu setelah mendengar ucapannya, karena penasaran diapun langsung melirik perempuan itu, tapi ternyata dia sudah pergi meninggalkan satu payung untuknya. Akhirnya Nobu memakai payung itu lalu pergi pulang.

Dikamar, Nobu masih memikirkan siapa yang  membunuh Nadia. Sampai sekarang dia tidak ingat apa-apa. Hanya kesedihan dan rapuh yang dia rasakan saat ini.

 Karena gak mau berlarut dalam kesedihan, dia punya ide agar bisa mencari tahu siapa pembunuh Nadia yang sebenarnya. 

Nobu langsung menelfon Adit.

"Hallo Dit, lu tau tentang seluk beluk Nadia gk?" tanya Nobu dalam telfonnya.

"Nadia mana Nob,?" tanya Adit bingung.

"Nyalain tv cepetan!" tegas Nobu dibarengi Adit yang langsung menyalakan tv.

Adit pun kaget melihat berita tersebut, dia tidak menyangka salah satu temannya sudah meninggal dunia.

"Gue udah liat tadi, kasihan banget Nob, walaupun gue gak terlalu kenal," jawab Adit dengan muka sedih.

"Kira-kira lu tau gak? temen nya Nadia siapa aja?" tanya Nobu penasaran.

"Aduh, gua gak terlalu tau Nob tentang dia, Tapi gua pernah liat dia pernah diwawancarai disekolah. Gue ada video nya sempet gue rekam waktu itu," jawab Adit.

"Yaudah, besok ketemuan ya, dicafe biasa. Jangan lupa bawa videonya," tegas Nobu.

"Siap Nob," balas Adit.

Karena Nobu dan teman-temannya sudah lulus, dia bisa menikmati hari liburnya selama sebulan, sampai akhirnya bisa mulai masuk Sma nanti.

Besoknya, Nobu langsung datang ke tempat bertemunya dia dengan Adit dicafe biasa. Disana juga sudah ada temannya yang menunggu.

"Pesan es coffie moccacino nya dua," ujar Adit setelah melihat buku menu minumannya.

"Baik, pesanan akan segera siap," jawab pelayan dibarengi Nobu yang baru datang.

"Mana dit videonya?" tanya Nobu tak sabaran kemudian duduk.

"Ehh, santai dulu bro, minum dulu aja," jawab Adit sambil menyodorkan minuman pada Nobu.

"Bentar, kok lu kepo banget sih soal si Nadia ini. Emang siapa nya lu? Kenal juga nggak kan?" tanya Adit penasaran.

"Kalo kenal enggak sih, tapi gue merasa pernah kenal sama dia tapi nggak tahu dimana? Dan gue merasa kasihan aja, soalnya pembunuhnya belum ketangkep sampai sekarang," jawab Nobu sambil memegang dagunya.

"Nih kameranya," kata Adit sambil menyodorkan kameranya pada Nobu.

Dengan semangat Nobu dan Adit langsung menyaksikan video Nadia ketika masih hidup. Yang isinya.

Flasback, ketika Nadia diumumkan menjadi satu-satunya murid yang mendapatkan beasiswa di Smp budi luhur.

Suasana kelas yang begitu rame dan ribut, tiba-tiba datang Ibu Guru.

"Baiklah Anak-anak harap tenang sebentar, Ibu akan memberi pengumuman siapa yang mendapatkan beasiswa tahun ini," ucap Bu Guru

"Cepat! Siapa bu orangnya?" tanya seorang Murid.

"Pasti aku," ujar seorang Murid.

"Geer banget kamu ya!" balas seorang Murid.

"Dia Adalah Nadia!" teriak Bu Guru sambil melihat kearah Nadia.

Sontak semua Murid kaget mendengarnya termasuk Nadia sendiri. Dia tidak percaya dan merasa sedang bermimpi bisa dapat beasiswa tahun ini.

"Nadia ibu bangga padamu," ujar Bu Guru sambil tersenyum.

"Terima kasih, Bu," jawab Nadia tersipu malu.

"Nadia, Nanti jam istirahat datang keruang guru ya, soalnya mau diwawancara," tegas Bu Guru.

"Baik bu," jawab Nadia dengan semangat.

"Selamat Nad,"

"Wah! Selamat ya Nadia," ucap salah satu teman.

"Selamat Nadia, kamu hebat,"

"Wow selamat ya, aku jadi pengen kaya kamu,"

"Kamu pinter ya, ajarin aku dong,"

Pujian demi pujian terlontarkan dari teman-temannya untuk Nadia yang justru membuatnya tersipu malu, tapi tak sedikit juga dari mereka yg menatapnya dengan ketidak sukaan.

"Loh, kenapa sebagian dari mereka ada yang tidak suka pada Nadia ya?" ujar Nobu keheranan.

"Entahlah, kalo dari segi logika sih bisa jadi karena iri," jawab Adit

"Ada yang gak beres kayaknya," kata Nobu sambil menggigit bibir bawahnya.

"Maksud lu pembunuhnya salah satu dari mereka gitu?" tanya Adit.

"Ahk, jangan bercanda lu Nob, gak mungkin salah satu mereka hahaha," ujar Adit sambil tertawa.

"Mau gimana lagi, mereka terlalu mencurigakan bagiku," balas Nobu muka lesu.

"Tunggu! Coba perbesar di menit ini," perintah Nobu pada video.

 Adit pun langsung memperbesar video kamera.

"Dia bukannya Yoga!?" heran Nobu.

"Ehh, iya bener dia Yoga!?" heran Adit.

"Ternyata dia sekelas dengan Nadia!?" ucap Nobu dan Adit bersamaan dan saling menatap tak percaya.

"Coba liat-liat," ucap Adit sambil melihat video lagi.

"Si Yoga dari tadi melihat tajam terus pada si Nadia, lihat Nob"ucap Adit menyodorkan kamera.

"Apa gue bilang, si Yoga pasti ada hubungannya dengan Nadia," ujar Nobu dengan wajah marah.

Dugggggggg! 

Nobu memukul meja dengan emosi.

"Sekarang ayo kita kerumahnya Yoga!" ujar Nobu muka marah dan langsung berdiri.

Seketika orang-orang dalam Cafe menatap keduanya.

"Sabar Nob, sabar," balas Adit sambil menarik tangan Nobu untuk duduk.

"Gue yakin Dit, kalo Yoga itu pembunuh Nadia!" balas Nobu memasang muka marah.

"Oke-oke, gue tau lu marah,kesal, tapi liat dulu dong situasinya, polisi aja belum tau pembunuh sebenarnya, mereka juga belum selesai menyelidiki. Jadi, jangan ambil kesimpulan dulu," balas Adit menenangkan Nobu. Seketika Nobu pun langsung terdiam.

"Yaudah, besok kita temuin Yoga, gimana?"

"Okelah," jawab Nobu.

Seakan-akan sudah mulai menemui titik terang, Nobu langsung mencari tahu tentang Nadia dan Yoga di internet.

"Mana, mana, mana? Nah ini, klik!" ucap Nobu sambil mencari sesuatu di laptopnya.

Yoga, dia adalah Anak seorang CEO Mall Fortuna yang sangat terkenal. Ayahnya bernama Bapak Sutrisno. Ibunya bernama Maria. Ayahnya sudah beberapa kali menyumbangkan dana pada beberapa perusahaan dan tempat usaha lain yang masih baru memulai usahanya. Itu semua dilakukan sebagai bentuk apresiasi atas kesuksesan perusahannya.

"Oh, jadi Ayahnya itu beberapa kali menjadi sukarelawan," gumam Nobu.

Karena penasaran, Nobu ingin mencari tahu perusahaan dan tempat usaha apa saja yang disumbangi ayahnya itu.

"Nah ini, klik!" 

"Apa?! Bukannya ini sekolahku?!" ujar Nobu kaget mengetahui bahwa sekolahnya juga beberapa kali menerima sumbangan dari ayahnya Yoga.

"Pantesan saja dia disegani sekali," ujar Nobu tak menyangka.

Yoga juga menjadi seorang Model di Stars Entertaiment terkenal. Dia aktif dari tahun 2020 sampai sekarang. Bahkan dia sudah beberapa kali melakukan promosi iklan-iklan terkenal.

"Astaga?! Ternyata dia juga seorang Model?!" ujar Nobu memasang muka tak percaya.

"Oke, sekarang aku perlu mencari tahu tentang Nadia," ujar Nobu.

Nobu pun mencari tahu tentang Nadia, tapi dia tidak menemukan informasi apapun tentang dia.

"Loh kok gak ada informasi tentang Nadia sih?" ujar Nobu bingung.

"Hanya berita tentang meninggalnya saja?" 

"Apa karena dia bukan dari keluarga terkenal ya, makanya gak ada info apapun?" ujar Nobu kebingungan. 

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba jendela kamar Nobu ada yang mengetuk dari luar, dan terlihat jelas bayangan orang memakai baju dan topi serba hitam memandangnya dari luar.

"Woy! Siapa kamu!" teriak Nobu sambil lari kearah jendelanya.

Sreeeeetttttt!

Nobu pun langsung membuka jendelanya, dia melirik kanan kiri sekitar rumahnya tapi tidak ada siapa-siapa disana, dan ternyata orang itu sudah lari jauh. Dia berpikir sejenak, siapa orang itu?

"Siapa dia?" gumam Nobu sambil berpikir.

Mengetahui tidak ada siapa-siapa, akhirnya Nobu langsung mengunci jendelanya. Seketika dia terdiam dan kaget. Dia berusaha berjalan mundur dan melihat ada tulisan dengan tinta darah dikaca jendela yang isinya.

"Salam kenal teman, sebentar lagi kita akan segera bejumpa hihihihihihihi,"

"Kita akan berjumpa lagi teman, hihihihihihihi," ucap seorang Pria dari belakang rumah Nobu sambil cekikikan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status