Shian menikmati malamnya sambil mengelilingi kota sama seperti hari-hari sebelum ia berangkat ke istana beberapa minggu yang lalu. Ia tidak hanya berjalan mengelilingi kota sendirian, tetapi bersama dengan beberapa pasukan pribadinya. Semua tempat ia kunjung termasuk restoran dan kedai arak yang biasa menjadi tempat andalannya selama ini. Dia adalah pemuda yang kuat minum.
Aku pikir... Aku sudah tidak akan merasakan kebebasan ini.
Kun Shian memandangi semua orang yang ada di dalam kedai arak, ramai seperti biasanya.
“Alangkah baiknya jika suasana kediaman Pangeran juga ramai.” Gumamnya secara tidak sadar.
“Hah?” salah satu dari pasukan atau bawahannya yang duduk di sampingnya mendengar ucapan Shian samar-samar.
“Tidak.. Tidak..” Ucap Shian yang tersadar baru sama bergumam mengenai Pangeran.
Shian berdiri dari duduknya dan menuju ke lantai dua kedai arak. Langkahnya mengarah ke balkon dan ia berdiri di sana sambil memandangi kota Huan, Ibukota kerajaan Yun dan merupakan tempat di mana istana di dirikan. Di tangannya ada seguci kecil arak yang mungkin sudah habis setengah. Di jalanan banyak anak berlarian sambil menggenggam tanghulu, juga para gadis sedang mengantri di beberapa toko perhiasan maupun kosmetik, pemandangan itu membuat suasana malam itu menjadi lebih ramai.
“Hah.. Harus kumulai darimana semua ini?” Ucapnya sambil menghela napas kasar.
Saat ini, Shian hanya mengandalkan Ayahnya. Jika Ayahnya berhasil membujuk raja maka rencana selanjutnya kemungkinan besar akan berjalan dengan baik.
“Tuan muda..” Panggil salah satu bawahannya yang baru saja tiba di balkon. Dia adalah Bei, Salah satu bawahan Shian yang selalu mengikuti kemanapun Shian pergi kecuali ketika Shian berangkat ke kediaman Pangeran.
“Ada apa?” Tanya Shian.
“Kita harus kembali sekarang!” Ucap bawahannya kemudian meneruskan ucapannya dengan berbisik kepada Shian.
Shian tampak terkejut saat mendengar bisikan bawahannya itu.
“kalau begitu ayo kembali!” Ucap Shian sambil berjalan dengan langkah yang buru-buru.
Ketika Shian sudah berjalan jauh dari kedai arak, seseorang dengan rombongannya baru saja tiba di kedai arak tersebut. Dia adalah putra dari kepala departement keuangan, Wan Feng. Dirinya memiliki kepribadian yang unik dan menjadi salah satu anak pejabat yang selalu dihindari oleh Shian karena sering sekali meminta Shian untuk beradu pedang. Beberapa bulan yang lalu, Wan Feng membawa tombak warisan keluarganya yang ia curi dari kamar ayahnya untuk menantang Shian di kedai arak. Malam ini ketika ia mengetahui bahwa Shian berada di kedai arak, ia langsung bergegas datang dengan pengawalnya.
“Di mana dia?” Ucapnya mencari-cari Shian.
“Kun Shian!!” Teriaknya memanggil Shian.
Salah satu pelayan kedai datang menghampirinya dan memberitahukan kepadanya bahwa Kun Shian sudah pulang. “Tuan Wan, Tuan Muda dari Keluarga Kun baru saja keluar dari kedai beberapa menit yang lalu.”
“Apa?” Wan Feng terkejut mengetahui Shian sudah tidak berada di Kedai.
Salah satu pengawalnya berbisik kepadanya.
“Apa dia sudah kembali ke kediamannya?” Wan Feng tidak habis pikir bahwa Shian sudah kembali ke kediamannya.
Sementara itu, Shian sudah berada di rumahnya. Ia sedang bersama dengan kedua kakaknya, Hoya dan Guha di ruang belajar.
“Ada apa ini?” Tanya Guha yang heran melihat adiknya pulang sangat cepat,”Kenapa kau pulang lebih awal tidak seperti biasanya?”
“Tuan Muda Wang datang ke kedai, entah apa lagi yang dia inginkan kali ini.” Jawab shian yang duduk sambil membolak-balikan buku yang ia baca.
“Untung saja bukan Tuan muda dari keluarga Lu yang datang.” Lanjutnya.
Beberapa anak pejabat memang tidak begitu senang dengan Shian dan semua ketidaksenangan itu tanpa alasan yang jelas. Sebenarnya Shian tidak begitu peduli jika ada yang tidak menyukainya. Hanya saja orang-orang yang tidak menyukainya kadang-kadang mempersulit dirinya. Jadi, mau tidak mau Shian harus menghindarinya.
Di saat yang sama di kediaman Pangeran Kesebelas.
Ahan memperhatikan Pangeran Kesebelas yang masih berdiri di luar kediamannya sambil memandangi bintang di langit. Ia menyadari bahwa Pangeran sudah terbiasa dengan kehadiran Shian selama beberapa minggu dan seperti ada yang kurang ketika Shian tidak ada. Apalagi setiap malam akan ada suara langkah kaki Shian di atas atap kediamannya yang menambah sedikit keramaian di kediamannya.
“Yang Mulia, di luar dingin sebaiknya Anda masuk ke dalam!” Ucap Ahan yang mengkhawatirkan kesehatan Pangeran Kesebelas.
Pangeran Kesebelas tanpa mengatakan apapun segera masuk ke dalam kediamannya dan segera beristirahat.
Keesokan harinya, Jenderal Kun datang ke istana mengunjungi Raja sekaligus untuk memenuhi permintaan anak bungsunya. Jenderal Kun mungkin nampak sanga keras kepada Shian, tetapi apapun permintaan dari Shian akan diusahakan olehnya selagi permintaan itu tidak merugikan pihak manapun.
Jenderal Kun tiba di hadapan Raja dan segera memberi hormat.
“Jenderal Kun berdirilah!” Pinta raja kepada Jenderal Kun yang berlutut di hadapan Raja.
Jenderal Kun segera berdiri dan menjelaskan maksud kedatangannya kepada Raja,” Yang Mulia, Hamba memiliki sedikit permohon!”
“Permohonan?” Tanya Raja yang penasaran.
“Benar, Yang Mulia. Hamba ingin memohon agar Shian dapat membawa pasukannya untuk menjaga kediaman Pangeran Kesebelas juga mengingat di kediaman Pangeran Kesebelas sama sekali tidak ada Pelayan maupun pengawal selain Ahan dan Shian.” Ungkap Jenderal Kun.
Raja diam sejenak.
“Biarkan aku memikirkannya terlebih dahulu.” Ucap Raja yang hendak mempertimbangkan permintaan dari Jenderal Kun.
Setelah mengutarakan permohonnya, Jenderal Kun pun segera pamit untuk kembali ke Kamp Militer. Sementara itu, Shian bersama Bei dan beberapa pengawalnya yang lain sedang berada di Restoran Teratai. Kali ini bukan untuk bersenang-senang, tetapi untuk mencari informasi mengenai Wakil Menteri yang pernah ia lihat di kediaman Pangeran.
“Kumpulkan Informasi sebanyak yang kalian bisa!” Perintah Shian kepada pengawalnya yang berdiri di hadapannya.
“Satu lagi, kali harus berhati-hati.” Ia memperingatkan kepada Pengawalnya untuk tetap mementingkan keselamatan masing-masing.
Semua pengawal mematuhi perintah Shian dan segera pergi untuk mengumpulkan informasi mengenai Wakil Menteri. Mulai dari beberapa tempat yang memang biasanya menjadi pusat perdagangan informasi hingga ke orang-orang di sekitar rumah Wakil Menteri. Untuk Pusat pedangan informasi mereka harus menunggu beberapa hari baru bisa mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Dari orang-orang di sekitar, Seperti pedagang di dekat rumah wakil menteri, toko yang sering di kunjungi, hampir semua orang tidak tahu mengenai wakil menteri secara spesifik. Shian mencari informasi tentang Wakil Menteri selama tiga hari berturut-turut sambil menunggu orang dari pusat perdagangan informasi.
“Bei, Bagaimana?” Tanya Shian yang sedang menikmati sarapannya.
“Tuan Muda, sepertinya sangat sulit mencari informasi mengenai Wakil Menteri.” Jawab Bei.
“Tapi...” Bei tidak melanjutkan ucapannya.
“Apa?” Shian Penasaran.
“Ada yang mengatakan bahwa Wakil Menteri tidak berasal dari Kota Huan. Ada juga yang mengatakan Wakil Menteri bukan orang kerajaan Yun.” Bei Menjelaskan berdasarkan informasi yang telah ia dan pengawal lainnya kumpulkan.
“Aneh sekali.” Shian merasa ada yang janggal tetapi ia masih belum memiliki petunjuk.
Salah satu pengawal Shian datang, dia adalah Puya. ia baru saja kembali dari Pusat Perdagangan Informasi. kedatangannya saat ini membawa informasi mengenai Wakil Menteri.
“Tuan Muda! berdasarkan informasi dari Pusat Perdagangan Informasi, Wakil Menteri datang ke Kota Huan sekitar 12 Tahun yang lalu. Jadi bisa dipastikan dia bukan dari Kota ini. Menurut informasi nama wakil menteri yaitu Mo Juda diberikan oleh Yang Mulia Raja karena saat tiba di kota Huan, Wakil Menteri tidak memiliki nama.” Jelas Puya.
Shian mengucapkan nama wakil menteri berulang kali sambil terus berpikir, “Mo Juda... Mau Juda..” Ia mulai pusing memikirkan mengenai Wakil Menteri yang asal usulnya tidak Jelas.
“Ah sudahlah.. Sudah..” Ucapnya yang mulai frustasi.
“Kita sudahi saja mengenai wakil menteri ini!” Perintahnya dan kedua pengawalnya mematuhi perintahnya, juga pengawalnya yang lain.
Sementara itu, Kepergian Shian keluar istana sudah sampai ke kediaman Pangeran Kelima. Berita tersebut juga sampai ke telinga Pangeran Kedelapan dan Kesepuluh yang kebetulan berada di kediaman Pangeran Kelima. Kepergian Shian dari Kediaman Pangeran kesebelas menjadi perbincangan hangat para Pangeran.
“Seperti biasanya, tidak ada yang betah di kediamannya.” Ucap Pangeran Kedelapan.
Pangeran Kesepuluh menyayangkan Shian yang tidak bertahan di kediaman Pangeran Kesebelas, “Sangat disayangkan Kun Shian malah pergi begitu saja.”
“Shian melakukan hal yang tepat, lagipula tidak ada untungnya setia kepada Pangeran Kesebelas yang sama sekali tidak memiliki kekuasaan di istana. Dia tampak seperti sandra.” Pangeran Kelima menanggapi ucapan Pangeran Kesepuluh.
“Tapi.. Kenapa begitu tiba-tiba?” Tanya Pangeran Kedelapan, ia merasa ada yang tidak beres.
“Bukankah orang-orang yang sebelumnya Ayah kirim juga seperti ini.” Jawab Pangeran kelima.
Kepergian Shian dari kediaman Pangeran Kesebelas membuat Pangeran Kedelapan berpikir untuk menjadikan Shian Sebagai Pengawalnya. Ia mulai tertarik dengan kemampuan Shian setelah melihatnya hanya dengan berbicara beberapa kata, tetapi mampu membuat Pengawal Pangeran Keempat menjatuhkan Pedangnya. Jadi, dia tidak ingin melepaskan kesempatan ini untuk mendapatkan Shian di sisinya apalagi Shian berasal dari Keluarga Kun. Di mana keluarga Kun memiliki pengaruh yang kuat di kemiliteran Kerajaan Yun. Pangeran Kelima sangat mendambakan dukungan dari Jenderal Kun.
Keesokan harinya..
Shian diam-diam datang ke Kamp Militer untuk menemui Ayahnya. Kali ini maksud kedatangannya untuk memastikan apakah ayahnya sudah menemui raja atau belum. Ketika tiba di Kamp Militer nasibnya malah sial. Saat itu ia melihat Putra Mahkota sedang berlatih bersama Hoya, kakaknya. Ia mengendap-endap masuk ke dalam area Kamp Militer agar tidak terlihat oleh Putra Mahkota.
“Ouuu, sialnya!” Umpatnya sambil mengendap-endap.
Guha melihat Shian sedang mengendap-endap. Ia tertawa kecil dan segera menuju kearah Shian dengan mengendap-endap juga.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya Guha yang sudah berada di belakang Shian.
Shian terkejut mendengar suara kakaknya yang berada di belakangnya. Ia tidak dapat menyadari kedatangan Guha. Kekuatannya bukan tidak berguna tetapi Guha memiliki trik tersendiri untuk menghadapi Shian.
“Sssstt..” Shian meminta kakaknya diam.
“Ayah di mana?” Tanya Shian dan Guha menunjuk ke dalam sebuah ruangan. Itu adalah ruangan ayahnya.
Shian segera masuk dan melihat Ayahnya sedang membaca buku. Jenderal Kun terkejut melihat Shian saat ini berdiri di hadapannya, ia berpikir bahwa anaknya itu sudah kembali ke kediaman pangeran.
“Kenapa kau ada di sini?” Tanya Jenderal Kun.
“Aku datang untuk bertanya mengenai permintaanku kepada Ayah beberapa hari yang lalu.” Jawab Shian.
“Ayah sudah menemui Raja dan mengenai Permintaanmu itu masih dipetimbangkan lagi.” Ucap Jenderal Kun.
“Jadi kau kembalilah ke istana hari ini juga dan tunggu saja di sana!” Perintah Ayahnya.
Shian merasa dirinya adalah orang yang paling sial di Kota Huan. Di istana dirinya diperintahkan oleh Pangeran untuk meninggalkan kediamannya, lalu setelah pulang kerumah malah didesak untuk segera kembali.
“Aku akan meminta Putra Mahkota membawamu kembali ke istana hari ini.” Ucap Ayahnya.
“Jangan!” Shian Panik.
Jika ayahnya sampai meminta Putra Mahkota membawanya kembali. Entah bagaimana nasibnya setelah tiba di istana. Apalagi, ia tidak begitu dekat dengan siapapun di istana karena selama dia tinggal di kediaman Pangeran, dia hanya berada di kediaman Pangeran.
Jenderal Kun menemui Putra Mahkota yang sedang berlatih bersama Hoya. Wajah Jenderal Kun terlihat kesal, dan penyebabnya tak lain adalah anak bungsunya, Shian. Tak hanya sekali, Shian sudah sering membuat Jenderal Kun marah. Kemarahannya sampai pada titik di mana Jenderal Kun mengurung Shian selama seminggu. Kala itu, Shian benar-benar telah melampaui batas. Ia datang ke Kamp Militer dan mengajak semua anggota militer minum arak hingga mabuk.“Yang Mulia!” sapa Jenderal Kun saat menemui Putra Mahkota yang telah menepi ke pinggir arena memanah.“Jenderal!” balas Putra Mahkota.“Apakah Anda akan bersiap kembali ke istana?” tanya Jenderal Kun.“Ah, iya. Aku akan kembali sekarang!” jawab Putra Mahkota.Putra Mahkota sadar bahwa Jenderal Kun datang bukan hanya untuk menyapanya, ada maksud lain di balik kedatangan Jenderal Kun. “Apa ada sesuatu yang..”Putra Mahkota tidak melanjutkan ucapannya karena dihentikan oleh Jenderal, “Tidak.. Tidak ada, Yang Mulia!”“Saya hanya ingin meminta tolong
Pangeran kelima yang berada di hadapan Raja, menanti keputusan Raja mengenai Shian yang telah diusir oleh Pangeran Kesebelas dari kediamannya. Di hadapannya, Raja nampak sedang berpikir keras mengenai informasi yang telah diberikan oleh Pangeran Kelima, perlahan ia memijat keningnya karena mendadak pusing. Tujuannya mengirim Shian ke istana untuk melindungi Pangeran Kesebelas, sayangnya tujuan Raja digagalkan oleh Pangeran Kesebelas sendiri.“Mengenai hal ini, Aku akan memikirkannya terlebih dahulu. Kau kembalilah ke kediamanmu!” ucap Raja sekaligus memerintahkan Pangeran Kelima kembali ke kediamannya.Pangeran Kelima pun menuruti perintah Raja, memberi hormat lalu kembali ke kediamannya meskipun sebenarnya ia tidak puas dengan jawaban Raja.“Apapun yang terjadi Kun Shian harus menjadi bawahanku!” gumam Pangeran Kelima sambil berjalan menuju kediamannya.Sementara itu, Pangeran dan Ahan diam-diam mengikuti Shian dari kejauhan. Ternyata, Yenu dan Ayin juga melakukan hal yang sama. Tent
Suasana di kediaman Pangeran Kesebelas menjadi lebih hidup sejak kembalinya Shian, ditemani oleh beberapa pengawal lainnya. Pangeran tidak pernah membayangkan bahwa hari ini akan menjadi saat di mana rumahnya tidak hanya dihuni oleh dirinya dan Ahan, tetapi juga oleh orang lain. Kini, dia harus beradaptasi dengan kehadiran mereka. Sementara itu, setiap malam, Shian memilih untuk berjaga sendirian di atas atap, membuat perisai perlindungan untuk kediaman Pangeran. Ahan telah mengatur pengawal lainnya untuk berjaga di setiap sudut rumah Pangeran, sehingga tugasnya menjadi lebih ringan. Dengan kehadiran pengawal ini, ia tidak lagi perlu berkeliling untuk memastikan keamanan di sekitar kediaman Pangeran."Apakah Tuan Muda selalu berada di sini setiap malam?" tanya Bei, yang telah memperhatikan kebiasaan Shian berjaga di atas atap kediaman Pangeran."Ya, tempat ini sesuai untuk memastikan perisai ini melindungi kediaman Pangeran dengan sempurna," jawab Shian sambil menatap perisai yang bar
Semua orang telah berkumpul dalam sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Pangeran Ketiga. Tidak hanya para Pangeran yang diundang, tetapi juga anak-anak pejabat seperti Noh Heyu, Wan Feng, Lu Anyu, dan masih banyak lagi. Area kemah dipenuhi oleh para undangan yang tiba dengan segala persiapannya. Pangeran Ketiga berdiri di hadapan mereka semua, siap memberikan sambutan.“Hari ini, selain mengundang kalian semua, aku juga mempersilakan Yang Mulia Raja dan Permaisuri untuk bergabung!” ucap Pangeran Ketiga sambil mengarahkan Raja dan Permaisuri ke tempat duduk yang telah disediakan olehnya.Kedatangan Raja dan Permaisuri disambut dengan hormat oleh semua undangan, yang memberikan salam serentak kepada keduanya. Di sisi lain, Pangeran Kelima tampak terkejut melihat kedatangan Raja dan Permaisuri. Sebelumnya, Pangeran Ketiga sama sekali tidak pernah membicarakan rencana untuk mengundang Raja dan Permaisuri, sehingga kedatangan mereka menjadi sebuah kejutan. Sedikit kekhawatiran terpanca
Para peserta lain sibuk mengejar dan membidik hewan buruannya masing-masing, sementara Shian dan Pangeran Kesebelas diburu oleh sejumlah besar rusa yang tampak seperti monster, dengan mata merah dan tubuh dua kali lipat lebih besar dari rusa biasa.“Makhluk Apa ini?” tanya Pangeran, bingung melihat rusa-rusa di sekelilingnya.Shian berdiri siaga di depan Pangeran. “Sepertinya rusa-rusa ini dikendalikan oleh seseorang yang menggunakan ilmu hitam,” jelasnya, memperhatikan setiap rusa.“Apa pun yang terjadi, Anda harus waspada!” lanjut Shian, mengeluarkan pedangnya dengan hati-hati.Pangeran bersiap dengan busur dan panahnya, meskipun tidak terlalu mahir. Dia harus menggunakan kemampuannya untuk menjaga dirinya sendiri agar tidak merepotkan Shian. Shian melaju maju dan menyerang rusa-rusa itu. Pertarungan tak terhindarkan, dan Shian terpaksa membunuh mereka. Namun, semakin banyak rusa yang datang, semakin kuat pula rusa-rusa tersebut."Pangeran terpisah dari Shian ketika busurnya jatuh a
Bei memerintahkan salah satu pengawal yang berada di kediaman pangeran untuk diam-diam menjemput Puya yang berada di luar istana. Namun, saat tiba di kediaman keluarga Kun, pengawal tersebut tidak bertemu Puya karena pada saat itu, Hoya dan Guha telah mengajak Puya ke kamp militer. Akhirnya, pengawal tersebut menyusul Puya ke kamp militer. Ketika tiba, ia segera menemui Puya dan membisikkan sesuatu ke telinganya, hingga Puya bergegas menuju ke istana. Namun, Hoya dan Guha menahannya karena mengenal pengawal yang baru saja berbicara pada Puya."Ada apa?" tanya Hoya.Puya sedikit ragu untuk menjelaskan apa yang disampaikan oleh pengawal kepadanya. "S-sepertinya hari ini telah terjadi sesuatu pada Pangeran dan Shian.""Apaa??" ucap Hoya dan Guha serentak, keduanya tampak khawatir."Kalau begitu, kami berdua akan ikut ke istana," ucap Hoya, diikuti oleh anggukan dari Guha.Puya tidak menolak keinginan dari kedua Tuan Muda tersebut karena situasi di kediaman Pangeran lebih penting saat ini
Penyelidikan 1Dua hari telah berlalu sejak kejadian di area perburuan. Saat itu, kediaman Pangeran Kesebelas kedatangan tamu dari kediaman Pangeran Ketiga belas; dia adalah Pengawal Pribadi Pangeran Ketiga yang datang menyampaikan pesan kepada Pangeran Kesebelas untuk segera menemui Pangeran Ketiga di kediamannya.“Katakan kepada Pangeran Ketiga bahwa aku akan segera ke kediamannya,” ucap Pangeran Kesebelas.“Baik!” jawab pengawal tersebut sambil memberi hormat, lalu segera meninggalkan kediaman Pangeran Kesebelas. Pangeran Kesebelas pun bersiap untuk berangkat ke kediaman Pangeran Ketiga. Namun, sebelum berangkat, ia menemui Shian yang masih belum pulih bahkan masih dalam keadaan tidak sadarkan diri, padahal sudah dua hari berlalu.“Apakah ini hal yang wajar?” tanya Pangeran kepada Puya, mengkhawatirkan keadaan Shian.Puya menundukkan kepala di hadapan Pangeran, sebagai tanda bahwa ia tidak berani menjawab pertanyaan Pangeran.“Ada apa?” tanya Pangeran.“Saat ini hamba masih memanta
Sejak didirikan kerajaan Yun telah mewarisi Aura Mistis yang selalu menjadi ketakutan dan kekhawatiran semua anggota kerajaan. Aura mistis yang menjadi warisan kerajaan Yun mulanya dipercayai sebagai Anugerah dari Dewa dan tak semua anggota keluarga beruntung untuk menerima anugerah ini. Hanya satu di antara mereka yang dipilih untuk membawa aura tersebut dalam dirinya. Semua kepercayaan bahwa Aura mistis tersebut adalah Anugerah berubah Sejak putra pada generasi kelima meninggal secara tragis karena roh jahat yang terus mengikutinya ketika berumur 17 tahun, di mana aura mistis tersebut mulai nampak. Aura mistis ini kemudian menuai pro dan kontra, bagi sebagian orang masih percaya bahwa aura mistis tersebut Anugerah dari dewa dan sebagian lagi menganggapnya sebagai kutukan serta kesialan bagi keluarga kerajaan.Kekhawatiran inipun dirasakan oleh raja saat ini di generasi ke-20. Ketika Anak bungsunya, yaitu pangeran ke-11 atau Pangeran Nian lahir. Pangeran Ke-11 ditakdirkan memiliki au