Share

Farah Memecah Keheningan

Hari ini gerimis

datang lagi. Seperti biasa, Daniel selalu mengantarku kekampus saat gerimis.

Dia tidak mengizinkan aku untuk pergi sendiri naik taxi.

Kali ini Daniel tidak menyalakan type atau radio

dalam mobilnya. Susana masih terasa hening.

Aku memilih diam saja sebelum Daniel yang memulai

percakapan.

Aroma parfum kopi yang memenuhi kabin mobil terasa

menenangkan diiringi suara gemercik hujan yang jatuh pada kaca mobil Daniel.

​“Dress

yang cantik, kayak yang makek.” Puji Daniel memecah keheningan. Hatiku berbunga.

​“Makasih..

Ini baju yang Bos belikan, loh” Aku menyeringai salah tingkah. Menyilangkan

kaki agar terlihat lebih elegan.

​“O, ya?

Cantik." Pujinya lagi. Aku semakin salah tingkah. "Kamu tahu, nggak?

Hitam itu warna favorite saya.”

​“Saya

tahu." Timpalku.

"Tahu dari siapa?" Daniel tersenyum

dengan wajah bingung.

"Nebak aja. Karena Bos sering banget pakai

baju warna hitam. Barang-barang Bos dirumah juga, dominan warna hitam. So, saya

fikir warna favorite kita sama.”

​“O ya?
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status