Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Ella memulai sekolah jam delapan sampai jam sembilan. Iya, dia hanya sekolah selama satu jam. Ia mempelajari tiga mata pelajaran yang masing-masing mata pelajaran membutuhkan waktu dua puluh menit.Sedangkan Lia berangkat sekolah diantar jemput oleh sopir Ella. Dikarenakan Angel sudah lulus sekolah, Lia tidak bisa sekolah bersama kakaknya lagi. Lagi pula motor satu-satunya milik mereka dijual. Biasanya sopir Ella akan menunggu di jalan dekat rumah Lia dan Lia berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat sopir Ella menunggu. Mereka melakukan itu supaya tidak ketahuan oleh Saras dan Angel.Lagi pula Saras juga sudah tidak peduli lagi kepada Lia. Ia menganggap anak-anaknya sudah dewasa dan bisa mengurus diri mereka sendiri. Angel maupun Lia sudah tidak diberikan uang saku lagi oleh Saras namun untuk sarapan dan makan malam masih disiapkan oleh Saras sedangkan makan siang tidak disiapkan oleh Saras karena ia bekerja. Seluruh bi
Setelah melakukan berbagai perawatan di salon, Ella mengajak Maya dan Lia ke suatu tempat. Mereka mengira Ella akan membawa mereka belanja namun ternyata mereka salah. Ella justru membawa mereka ke sebuah rumah sederhana yang terletak di kota Kaleya bagian selatan."Rumah siapa ini Ella?" Lia bertanya seraya memandangi rumah sederhana di hadapannya."Rumah Jasmine," sahut Ella."Jasmine?" Lia bertanya terkejut.Ella berjalan menuju rumah Jasmine diikuti oleh Lia dan Maya."Selamat sore Bu Anna," ucap Ella mengetuk pintu."Selamat sore juga Ella," sambut Anna seraya membuka pintu rumahnya."Kami kesini ingin menjenguk Jasmine," ujar Ella."Oh mari silahkan masuk," ucap Anna.Mereka bertiga pun melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah Jasmine yang begitu sederhana. "Besok ayah Jasmine pulang dan bisa ikut menemani Jasmine kemoterapi," celetuk Anna."Wah kabar bagus, pasti Jasmine tambah semangat untuk sembuh," sahut Ella namun hanya di balas senyuman tipis oleh Anna yang sebenarnya
Di ruangan tempat Jasmine dirawat setelah kemoterapi terdapat Anna dan ayahnya yang bernama Ranza. Ranza terlihat masih sangat muda di usianya yang ke tiga puluh lima. Usia Ranza hanya terpaut beberapa tahun dengan Ares. Wajah Jasmine begitu mirip dengan Ranza terutama di bagian hidung mereka yang sangat mancung.Jasmine sangat senang Ella menjenguknya. Saat ini Jasmine sedang memakan sup ayam buatan Ella yang sangat enak. Rasa sakit dan tidak enak di tubuhnya seakan-akan menghilang meski sebenarnya rasa sakit itu tidak hilang tapi hanya tertutupi oleh rasa bahagia Jasmine."Nama kamu siapa nak?" Ranza bertanya kepada Ella."Nama saya Ella Pak." Ella menjawab dengan penuh kesopanan."Oh Nak Ella, kalau yang disampingnya ini siapa?" Ranza menatap Maya."Nama saya Maya Pak," jawab Maya."Kalian gadis-gadis yang cantik," tutur Ranza."Terima kasih Pak," sahut Ella."Terima kasih sudah membayar biaya kemoterapi dan perawatan Jasmine. Kamu sangat baik padahal baru kenal dengan Jasmine bebe
Hari ini Ella mendengar dua kabar buruk dari orang terdekatnya. Yang pertama datang dari Jasmine, anak itu keadaannya kritis sampai harus dimasukkan ke ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Sementara kabar kedua datang dari Angel. Kabar tentang kecelakaan Angel sudah sampai ke telinga pihak keluarga. Ares dan Ella serta keluarganya memutuskan untuk datang ke Snowla bersama-sama hari ini.Ares, Ella, Saras dan Lia berangkat dalam satu mobil. Ares yang menyetir dan Ella duduk di samping Ella sedangkan Saras dan Lia duduk di jok belakang. Mobil yang mereka naiki pun mulai melaju."Enak sekali naik mobil, Ibu minta satu mobil boleh?" Saras bertanya yang memecah keheningan.Ella dan Ares saling pandang. Ella sangat merasa tidak enak pada Ares. Namun tanpa Ella sangka, Ares mengangguk sambil tersenyum."Nanti aku berikan satu mobil," sahut Ares.Sontak Saras berteriak kegirangan yang membuat orang satu mobil menutup telinga. Ella diam-diam tersenyum karena dapat membuat ibunya bahagia
Ella sudah sampai di rumah sakit. Saat ini ia sedang berlari menuju ruang PICU. Dirinya begitu panik saat di beritahu oleh Anna bahwa kondisi Jasmine semakin memburuk. "Maaf Bu Anna, Jasmine sudah meninggal dunia." Begitulah kata dokter ketika Ella baru sampai di depan ruangan."Apa?" lirih Ella. "Tidak mungkin."Semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut melihat kedatangan Ella yang tiba-tiba. Di dalam ruangan Anna sudah menangis tersedu-sedu dengan kepalanya yang menyandar di pundak Ranza. Tangan Ranza pun mengusap-usap punggung Anna. Walaupun Ranza hanya terdiam, mustahil Ranza baik-baik saja. Pria itu juga menangis dalam diam. Air mata bukan tolak ukur kesedihan seseorang. Namun sekuat apapun Ranza menahan, akhirnya air matanya luruh walau hanya beberapa tetes."Anda bercanda 'kan?" Ella bertanya kepada sang dokter seraya memasuki ruangan."Saya tidak mungkin bercanda, itu sangat konyol. Lihatlah garis lurus di elektrokardiogram!" sahut sang dokter.Berbagai harapan Ella dip
Beberapa hari kemudian, Angel sudah sadar dan sudah dipindahkan ke Kaliya hospital. Saras selalu setia menemaninya. Ella dan Lia juga bersedia untuk bolak-balik ke rumah sakit jika mempunyai waktu luang sekedar untuk membawakan Saras makanan, membawakan pakaian ganti Saras atau mengambil alih tugas untuk menjaga Angel sementara.Seperti saat ini, Lia sedang menemani Angel sementara Saras sedang pulang ke rumah untuk mandi dan mengurus diri setelah seharian menemani Angel."Teman-teman Kakak dimana?" Angel bertanya seraya menyentuh pelipisnya yang berdenyut-denyut."Mereka sudah pulang ke Kaleya dan mungkin dirawat di rumah sakit yang ada di sana. Kak Angel komanya lama sekali hampir seminggu," sahut Lia."Astaga itu lama sekali dan kepala Kakak sangat sakit," keluh Angel."Aku panggilkan perawat atau dokter ya Kak? Jangan ditahan nanti tambah sakit." Setelah mendapat anggukan dari Angel, Lia pun memencet tombol nurse call.Tidak lama kemudian datang seorang perawat ke dalam ruangan An
Seorang pengantar paket mendatangi kediaman Ares untuk mengantarkan obat pesanan Ella. Seorang pelayan menyambutnya dan menerima paket obat tersebut. Lalu pelayan itu pergi ke kamar Ella untuk menyerahkan paket obat tersebut kepada Ella.Sudah tiga menit pelayan mengetuk pintu kamar Ella namun tidak ada sahutan. "Nona Ella, ada paket untuk anda," seru si pelayan.Tiba-tiba ada pelayan yang datang karena tidak sengaja melewati depan kamar Ella. Pelayan itu bernama Rahma, pelayan yang paling dekat dengan Ella."Ada apa?" Rahma bertanya."Ini, ada paket untuk Nona Ella. Tapi sudah ku ketuk pintunya selama bermenit-menit Nona Ella tidak menyahut.""Jelas tidak menyahut, 'kan Nona Ella sedang jogging bersama Maya. Sini paketnya biar aku yang simpan, agar nanti aku yang menyerahkannya ke Nona Ella," ucap Rahma yang lalu mengambil alih paket tersebut."Ya sudah, aku lanjut kerja dulu," ucap si pelayan yang diangguki oleh Rahma.Rahma mengamati paket yang ada di tangannya. Di labelnya tertera
Suasana di ruang tamu diselimuti ketegangan. Ares dan Liam duduk di sofa sedangkan Rahma dan para bodyguard lainnya bersimpuh dihadapan Ares seraya menunduk."Maafkan kami Tuan Ares. Nona Ella kini menghilang setelah pamit jogging jam delapan," ujar Maya."Apa? Jangan bermain-main kalian!" sahut Ares marah."Kami sudah berusaha mencarinya Tuan, tapi Nona Ella tidak kunjung ketemu. Bahkan jejaknya sama sekali tidak kami temukan," ujar Randy."Apakah ada bodyguard yang menjaganya?" Ares bertanya yang disahuti gelengan. "Lain kali harus ada bodyguard yang menjaga! Kalian ini bagaimana? Mau aku pecat?""Maafkan kami Tuan," ucap mereka serempak."Biar aku telepon Ella, dia pasti membawa ponselnya saat jogging," tutur Ares yang lalu menelpon Ella.Berkali-kali Ares menelepon Ella namun tetap tidak diangkat. Semua orang yang ada di ruang tamu menunggu dengan perasaan cemas. Ares lalu membuka aplikasi pelacak yang sudah terhubung ke ponsel Ella dan aplikasi tersebut menunjukkan lokasi terakhi