“Pertama-tama, kalian bisa membersihkan daun dibagian bawah batang dan durinya.” Raya memberi arahan. Rivano memulai dengan bersemangat. Dia bahkan melukai tangannya beberapa kali karena duri mawar. “Tidak perlu buru-buru. Berhati-hati saja.” Raya mengingatkan. Dia agak mengernyit melihat cara Rivano bekerja yang mengkhawatirkan. Disaat yang sama, Kal bekerja dengan tenang namun mantap. Kecepatannya tidak lebih rendah dibanding Rivano, namun gerakannya terlihat lebih terstruktur. “Apakah kau bekerja disini hingga sore?” tanya Kal selagi tangannya sibuk. Rivano menoleh terkejut mendengar pertanyaan Kal pada Raya, akibatnya dia kembali tertusuk duri yang membuatnya mendesis kesal. “Apakah kau baik-baik saja?” tanya Raya khawatir. “Aku baik-baik saja. Sungguh.” Jawab Rivano cepat. Pikirannya saat ini justru berkeliaran ngeri saat membayangkan Kal tertarik pada istri orang yang bahkan baru ditemuinya dua kali! Rivano menatap Raya dan berpikir lagi, meskipun istri orang ini cantik,
“Aku pulang dulu ya.” Raya berpamitan kepada Hani setelah menyelesaikan pekerjaan terakhirnya hari ini.“Ya. Hati-hati dijalan, dan selamat bersenang-senang dengan Nono. Sampaikan padanya jika aku merindukannya.” Hani melambai pada Raya.“Akan ku sampaikan.”Raya bergegas pulang. Hari ini dia akan membawa Noval ke pasar malam. Setelah diingat lagi, sudah hampir dua bulan sejak dirinya mengajak Noval bermain.“Bubu pulang,” Seru Raya saat membuka pintu.“Bubu! Bubu! Bubu....” Teriakan panjang bersemangat terdengar bersamaan langkah kaki berlarian dari dalam.Noval menghambur memeluk kaki Raya. Dengan sayang Raya membelai kepalanya, “apa yang dilakukan bayi Bubu hari ini?”“Teratatay etay.” Sahut Noval.Raya tertawa. Dia memberikan sebungkus permen jely pada putranya itu sebelum menatap Yasnuar yang bersiap pulang.“Besok aku libur kerja. Kamu tidak perlu datang,” ucapnya.Yasnuar mengangguk. Kemudian berpamitan.Raya memandikan Noval setelah putranya itu selesai dengan permen jelynya.
“Apa saja yang sudah Nono makan?” tanya Kal. Agak canggung. Karena dia hampir tidak pernah berinteraksi dengan anak kecil.“Ha?” Noval memasang ekspresi bertanya menatap Kal penasaran.Raya segera mendekat, memegang tangan Noval dan mengulangi, “tadi Nono sudah makan apa saja?”“Janjan.” Sahut Noval.“Dia sudah makan jajan.” Raya mengulangi untuk Kal.“Oke. Jadi apa yang akan kalian lakukan sekarang?” tanya Kal. Dia memilih berbicara dengan Raya yang lebih mudah dimengerti olehnya. Dia pikir lain kali akan mencari informasi cara berbicara dengan anak kecil agar lebih mudah mengerti apa yang dikatakan Noval.“Tidak ada. Kami hanya akan menunggu drama cahaya dimulai. Itu tidak akan lama lagi.” Kal mengangguk. Kerumunan disekitar mereka sudah cukup banyak. Untungnya tidak terlalu padat sehingga banyak ruang antara satu orang dan lainnya.Yah, bagaimanapun ini kan ada setiap malam. Jadi tidak akan mengundang antusias yang berlebihan.“Apakah tidak masalah kau disini? Mungkin Rivano dan
Pada jam tiga pagi, tidak banyak netizen yang masih membuka mata. Namun bukan berarti tidak ada. Terlebih setelah kehebohan tentang seorang aktor besar seperti Kal El. Pembahasan dipindahkan dari arus utama ke forum-forum kecil. Menghindari postingan menghilang tiba-tiba. [Aku sudah menscreenshoot postingan itu sebelum hilang. Aku pikir aku telah menemukan dimana foto itu diambil. Ini adalah pasar malam kota F (foto) (foto)] Foto pertama yang dilampirkan adalah foto yang membuat jaringan ribut. Sementara foto kedua adalah pemadangan pasar malam kota F. Terlihat bahwa suasana sekitar sangat mirip. [Apakah ini berarti wanita dan anak itu berada di kota F? Apakah ini nyata? (Patah hati)] [Yang tinggal dikota F temukan wanita dan anak itu. Konfirmasi langsung apakah mereka kekasih dan anak Kal El yang nyata atau bukan?!] [Bahkan jika nyata, itu adalah hak Kal El untuk memilikinya. Penggemar diatasku, tolong lebih masuk akal] [Aku merasa mengenali wanita dan anak itu. Dia adalah tet
Hari ini Raya tidak bekerja, tapi rutinitasnya masih sama dengan biasanya. Mengantar Noval ke sekolah. Itu karena hari liburnya bukan saat akhir minggu. “Nanti bibi Nuar tidak akan menjemput Nono ya. Tapi bubu yang akan menjemput Nono. Nono dengar?” ucap Raya sembari memakaikan sepatu putranya.“Hmm hmm.” Noval mengangguk dua kali.“Dengar?” goda Raya sembari menangkup kedua pipi Noval.“Iya,” Sahut Noval penuh penekanan yang membuat Raya tertawa lucu.Setelah selesai berurusan dengan sepatu, Raya menggandeng putranya keluar pintu.Baru saja dua langkah, mereka dihadang oleh beberapa orang gadis.Raya tersenyum sopan, berniat melewati mereka bersama putranya. Dia pikir, mungkin ini segerombolan gadis yang membolos dan berniat main ke tempat temannya.Tapi saat dia akan lewat, salah seorang yang paling depan mendorongnya hingga termundur.Bahkan Noval jatuh terduduk. Dengan cepat Raya membantu putranya bangun dan menghiburnya agar tidak menangis. Disaat bersamaan dia mendengar salah
Gelar pangeran kecil Elshaad bukan omong kosong belaka. Apalagi pemiliknya adalah Kal yang tahu betul bagaimana memanfaatkan gelarnya sebaik mungkin.Hanya dalam waktu singkat, lima orang gadis ditahan dikantor polisi. Mereka dijerat dengan pasal penganiayaan. Kal bisa memastikan mereka tidak akan keluar dan mendekam dalam waktu lama.Selama masa merepotkan ini, Kal tidak pernah melepaskan Noval dari pelukannya. Bahkan ketika anak itu tertidur setelah kelelahan menangis dan memberontak ingin ikut ibunya. Saat ini ibunya sedang ditangani dokter dan situasinya sama sekali tidak kondusif untuk Noval.Kal duduk di kursi koridor rumah sakit, tidak jauh dari ruangan tempat Raya tertidur setelah diberikan obat penenang. Dia menunduk, menatap wajah kecil Noval dengan iba. Dunia anak kecil sangat sederhana. Terutama karena dia tidak memiliki ayah, maka dunianya hanyalah ibunya. Jadi seperti apa perasaannya ketika mendapatkan caci maki dan tatapan penuh kebencian dari ibu tercintanya?Kal tida
[Dia sedang bermain. Sebentar lagi kami akan makan siang]Kemudian Raya memesan take away untuk makan siangnya dan Noval. Disaat bersamaan, pesan balasan Kal datang lagi.[Apa yang kalian makan? Aku makan udang manis tadi, apa Nono menyukainya? Bagaimana jika aku memesan untuknya?]Raya terdiam saat membaca pesan itu. Kemarin dia melupakan hal ini. Tapi sekarang dia menjadi bertanya-tanya, bagaimana Kal bisa mengetahui alamat rumahnya?Raya menarik nafas dalam-dalam. Dia pernah mendengar jika untuk orang-orang kaya, menyelidiki alamat seseorang itu sangat mudah. Bahkan dalam film, menyelidiki masa lalu juga bisa dilakukan.Berpikir begitu, hati Raya gemetar. Apakah Kal menyelidiki masa lalunya? Raya tiba-tiba merasa ingin menjauh. Dia ingin berhenti berhubungan dengan Kal. Tapi.... Kal memiliki pekerjaan impiannya di masa lalu. Jika dia berteman dengan Kal, dia mungkin akan memiliki kesempatan mendengar seperti apa suasana syuting. Apakah itu menyenangkan? Apakah itu melelahkan?Seja
Makan malam keluarga Elshaad dimulai ketika pukul tujuh. Karena Gin sedang berada diluar negri, hanya ada tiga anggota keluarga Elshaad. Ditambah Niana, jadi ada empat orang yang duduk dimeja makan.“Makan ini, kau harus menambahkan berat badanmu.” Ana memasukkan sepotong iga bakar manis ke dalam mangkuk Niana.“Terima kasih bibi.” Ucap Niana ceria.“Kau sering main ke sini, sesekali ajak kakakmu.” Kali ini suara Ranu terdengar.“Kak Zaki sedang sibuk. Dia sama saja dengan Kal, sulit diajak main bersama.” Keluh Niana sambil melirik Kal.Yang dilirik bersikap seolah tidak mendengar apapun, tetap makan dengan tenang.Ana mendesah tak berdaya dalam hati. Dia segera tersenyum dan menyahuti untuk meredakan rasa malu Niana karena diacuhkan, “Di usia mereka memang sedang sibuk membangun karir. Lebih baik jangan dipikirkan agar tidak merasa kesal.”“Karir cemerlang adalah sumber kebanggaan. Bukankah senang memilih pasangan yang memiliki karir cemerlang?” timpal Ranu. Dia sama sekali tidak