Share

Bab 44: Si Kecil yang Pandai Menarik Simpati

Pagi itu, Juleha mengantar Raffa ke bandara. Sementara Raya, Kal dan Noval pergi sarapan. Mereka memasuki toko sarapan sederhana yang ramai. Raya yang merekomendasikan tempat ini.

“Bagaimana menurutmu?” tanya Raya ketika Kal mencicipi pancake dengan sirup maple.

“Enak.” Sahut Kal. Rasanya masih standar. Bisa dimakan. Jadi dia mengatakan enak.

“Beberapa kali Hani memesan takeaway dari sini. Aku cukup menyukainya. Rasanya enak dan harganya lebih murah.” Celoteh Raya.

“Bu, bu, es lim.” Pinta Noval sambil menarik-narik tangan Raya.

“Nono, ini masih pagi. Nanti sakit perut. Makan siang nanti bubu belikan es krim, oke?” bujuk Raya.

“Es Lim.” Pinta Noval dengan wajah cemberut dan mata mulai berkaca-kaca.

Raya mendesah. Ini dia, scene dimana semua orang akan begitu bersimpati dan menganggap Raya sebagai penjahat dimulai. Noval dengan kesengsaraannya yang tak tertandingi.

“Nono.” Desan Raya tak berdaya.

Tapi pria kecil itu sepertinya sangat bertekad untuk mendapatkan es krim. Dia tidak mengam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status