Share

11

Beruntungnya pintu rumah udah terbuka lebar. Itu artinya orang-orang rumah sudah pulang.

“Assalamu’alaikum.” Salam Om Barra.

Terdengar sahutan dari dalam. Suara dari Mama dan Papa.

“Wa’alaikumussalam. Loh, Dedek kenapa?” Tanya Mama terdengar khawatir.

“Sakit perut, Mam. Mens hari pertama.” Jawabku lirih.

“Ya Allah. Ya udah, bawa ke Kamar kita saja Pap.” Ujar Mama. Papa pun bersiap ingin mengambil alih tubuhku  dari gendongan Om Barra. Tapi dia menolak. Dan memilih membawa sendiri tubuhku sampai kamar Papa dan Mama yang ada di lantai dasar.

“Maaf ya, Barra. Jadi merepotkanmu. Badan Qarmita memang berat. Saya kadang juga ku

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status