Share

BAB 24

Setelah kepergian bayiku. Aku begitu kehilangan, aku benar-benar terpuruk. Hampir setiap hari aku menangisi kepergian anakku. Tapi aku sadar jika waktu terus berjalan, aku sadar ada Mas Seno yang butuh aku.

Tiga bulan aku meratapi kepergian bayiku dan meratapi nasibku yang selalu kehilangan orang-orang yang aku sayangi.

Mbah Pon, Ibu, Bapak, Bibik dan Mas Seno selalu menyemangati ku, menghibur ku.

Setelah makan malam kami semua sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Nduk, katanya kamu ingin membuat rumah petak."ucap Ibu mertua

"Iya Bu. Tapi..."Jawabku

"Nduk. Kamu harus ikhlas dengan kepergian anak mu. Kamu harus bangkit. Cari kesibukan agar kamu tidak selalu memikirkan anak mu."ucap Ibu

"Iya, Nduk. Kamu harus cari kesibukan. Kamu mau bangun rumah petak di daerah mana? Nanti Mbah bantu carikan tanah yang di jual."imbuh Mbah Pon

"Bener itu Nduk. Kami semua mendukung mu. Carilah kesibukan untuk mengobati luka bathinmu."imbuh Bibik

Bibik langsung datang ketika mendengar tentang kematian b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status