Share

13. Permintaan Maaf

"Boleh saya masuk?" Pertanyaan itu menyentak lamunanku, sesaat setelah membuka pintu.

Berbagai pertanyaan berkecamuk menjadi satu memikirkan alasan yang menyebabkan orang penting sepertinya tiba-tiba datang menunda penerbangan.

"Khalid udah berangkat kerja, Pak," cetusku begitu saja, karena merasa dia datang untuk menemui menantunya.

"Saya datang bukan untuk menemui Khalid, tapi menemuimu."

Deg!

Oke, pernyataannya semakin membingungkan. Dan membuatku harus memutar otak memikirkan. Kucoba mengingat-ingat pertemuan kami akhir-akhir ini. Terhitung tiga kali, bahkan tak ada percakapan berarti yang terjadi. Dia lebih banyak menyimak dan memerhatikan, tak seperti istrinya yang seringkali menunjukkan sorot mata tajam. Pak Bayu cenderung hangat menatapku.

Sedikit ketakutan bersarang, kemungkinan paling gila terpikirkan. Bagaimana bila tanpa sadar kami pernah bertukar keringat di atas ranjang?

Aku menggeleng pelan, lalu menekan pelipis mencoba menepis khayalan. Tidak mungkin. Aku selalu ingat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status