Hari baru. Mentari kembali bersinar, sinarnya sangat cerah menyinari pagi ini. Udara terasa sangat segar, pagi begitu indah di desa tempat tinggal Rio.
Setelah di malam sebelumnya Rani mengirim surat dan Rio membacanya, Mereka berdua terlihat sangat bersemangat untuk memulai harinya di Sekolah, di pagi itu.
Di sekolah, Setibanya di ruang kelas dengan perasaan senang, kini Rio yg lebih dulu memulai obrolan dan candaan terhadap Rani di dalam kelasnya. Ia lebih aktif dan sering untuk menunjukkan perasaannya terhadap Rani dengan candaan, obrolan-obrolan dan perhatian.
Rio juga tak mau lagi memberikan Surat Cinta yg sudah Ia tulis dan persiapkan untuk Rani secara diam-diam, Ia ingin memberikan Surat Cinta itu secara langsung kepada Rani di akhir jam sekolah. Tak lagi menyembunyikan identitasnya dan tak lagi harus menyelipkan suratnya diantara buku Rani.
Dan Rani, dengan perubahan sikap Rio yg menunjukkan perhatian yg lebih terhadap Rani, Ia menyadari bahwa Surat Cinta yg Ia tulis sudah di baca oleh Rio. Rani senang.
Mereka kembali akrab, dengan menunjukan sikap dan perhatiannya satu sama lainnya, dan lebih dekat. Walaupun begitu, meski asyik mereka berdua bercengkrama, bercanda dan mengobrol, tak satupun salah satu dari mereka yg mau mengungkapkan perasaannya kepada satu sama lain. Bahkan, pujian-pujian dan ataupun kata Cinta pun tak pernah terucap dari mulut mereka berdua, seakan mereka lupa akan tulisan-tulisan perasaan dan pujian-pujian dalam Surat Cinta mereka yg mereka tulis.
Dalam obrolan mereka, Rio dan Rani juga tak pernah menyinggung tentang Surat Cinta mereka, seolah mereka kembali akrab bukan karena Surat Cinta yg mereka tulis.
Di penghujung waktu pulang sekolah, di perjalanan dari ruang kelas menuju jalan raya, Rani dan Rio dengan asyik bercengkrama di perjalanannya sampai ujung jalan raya. Dan sebelum berpisah, Rio memberikan secara langsung Surat Cinta yg tadi malam sengaja Ia tulis untuk Rani.
Rani menerima Surat Cinta tersebut dan menukarnyanya dengan Senyuman, Senyum yg sangat indah dan berarti bagi Rio. Senyum tulus dari Rani, Ia berikan kepada Rio di akhir pertemuan di waktu itu.
Sesampainya di rumah, Rani langsung membuka Surat Cinta yg Ia terima. Dengan wajah yg sangat riang dan hati yang berbunga-bunga, Rani membaca Surat Cinta itu. Seketika, Ia terus teringat wajah tampan Rio dan juga candaan-candaan mereka.Setelah membaca surat itu, Rani berpikir untuk kembali membalas Surat Cinta itu.
Malamnya di waktu belajar seperti biasanya, Rani membuat Surat Cinta balasan untuk Rio, yang berisi kata-kata cinta dan pujian untuk Rio.
Hari berganti, Rani berniat memberikan Surat Cinta tersebut kepada Rio. Tapi nanti seusai jam sekolah berakhir, sama seperti yg dilakukan Rio di hari sebelumnya.Rio dan Rani kembali merajut kedekatan mereka dalam bercanda dan mengobrol di sekolah di hari ini. Di akhir hari di sekolah itu, Rani tak lupa memberikan Surat Cinta yg sudah Ia siapkan untuk Rio.
Hari demi hari berganti, Rio dan Rani terus dalam keakraban canda di sekolahnya. Kini mereka memiliki kebiasaan baru setelah memulai kembali keakraban mereka, yaitu saling berbalas Surat Cinta. Walau demikian, salah satu dari mereka pun tak pernah mengatakan Cinta ataupun membahas isi Surat Cinta yg mereka saling tulis dan kirim ketika berjumpa, seolah Surat Cinta adalah dunia yg berbeda bagi mereka.Obrolan yg sering di obrolkan mereka berdua saat berjumpa adalah permainan-permainan yg sering dan sedang mereka lakukan bersama teman-temannya, kelakuan teman-temannya, pelajaran sekolah, guru-guru, jajanan yg sering mereka beli dan kunci-kunci jawaban pelajaran. Setelah itu di akhir sekolah mereka saling memberi Surat Cinta satu sama lain.Mereka kini, juga tak lagi risau dengan olok-olokan teman mereka di kelas atau di sekolah. Beberapa temannya, bahkan sudah ada yg mengolok-olok kedekatan mereka, namun Rio dan Rani tak pernah lagi perduli dan tetap selalu dekat.
Di hari-hari menuju Ujian Nasional atau Ujian yg menentukan kelulusan mereka di Sekolah Dasar, hubungan mereka mulai tak seakrab biasanya. Mereka juga sudah tak lagi saling berkirim Surat, karena lingkungan sekolah, keluarga, teman-teman, dan bahkan seluruh murid kelas 6 menuntut mereka untuk selalu lebih rajin dan menambah jam belajar mereka. Serta tak lagi main-main untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional.Surat Cinta terakhir yang mereka saling tulis dan mereka saling berikan, sama-sama berisikan ucapan Semangat Belajar dan Doa kelancaran dalam mengahadapi Ujian Nasional, serta kata-kata untuk Fokus dengan diri sendiri masing-masing, yg berarti sudah tak ada lagi Surat-menyurat dan tak ada lagi waktu untuk bermain-main.
Hari berganti dan berganti lagi. Di sekolah dan di rumah, hari mereka selalu dan terus disibukkan dengan belajar, belajar, belajar.Tiba di hari Ujian Nasional, Rio dan Rani bahkan sangat jarang sekali untuk ngobrol dan bercanda, paling hanya ucapan 'Semangat dan Fokus' yang sering mereka lontarkan bila bertemu.
Hari Kelulusan pun tiba, Rio dan Rani beserta semua teman-teman kelas 6 di Sekolahnya, dinyatakan Lulus dengan nilai yg cukup memuaskan.Di hari itu di sekolahnya, untuk pertama kalinya, setelah sekian minggu tak ngobrol dan bercanda, Rio dan Rani kembali dekat dan mengobrol.
Rio memulai obrolan dengan ucapan 'Selamat atas Kelulusan dan Nilai kelulusan', karena Rani mendapatkan Nilai paling bagus ke dua di sekolahnya. Setelah itu, Rio mengungkapkan apa yg Ia rasakan selama ini terhadap Rani, tak lagi lewat surat namun dengan berani Ia mengatakannya langsung di hadapan Rani.
Demikian juga Rani, Ia juga mengungkapkan 'Selamat atas Kelulusan Rio' diawal obrolan. Setelah Ia mendengar utaraan perasaan yg di ucapkan Rio, Rani sangatlah senang. Tak perduli di dalam kelas dan di hadapan teman-temannnya, Rani langsung memeluk Rio dengan erat, setelah itu Rani pun mengungkapkan perasaannya juga terhadap Rio.
Mereka saling mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain, namun tak ada kata "Pacaran atau maukah kamu jadi pacarku?" yg keluar dari mulut mereka, karena memang Rio dan Rani tidak tahu apa itu 'Pacaran'.
Mereka hanya saling mengatakan keinginannya untuk selalu bersama, berdua dan selalu dekat, berdua bersama, hanya berdua.
Setelah itu, mereka saling bertanya tentang sekolah lanjutan atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) yg akan mereka daftar atau mereka tuju. Kerut wajah tanda kecewa pun mulai terlihat dari mereka berdua, ketikan mereka saling mengetahui bahwa mereka tak akan lagi bisa berada di satu sekolah yg sama.
Rio di suruh orangtunya untuk melanjutkan sekolah SMP-nya yg tak terlalu jauh dari rumah, mengingat Rio tak ada yang mengantarkan pulang pergi ke sekolah. Sementara Rani, Ia disuruh orangtuanya untuk bersekolah di salah satu SMP Negeri Favorit di kabupaten itu, yg berada di tengah kota, mengingat nilai Rani sangat bagus.
Walaupun begitu, dalam obrolan mereka, Rio dan Rani saling mengucapkan janji untuk saling berkabar dan bertemu sesering mungkin.
Di awal sore, masih di Sekolah Dasar mereka, Rio dan Rani berpisah dalam keadaan sedih, karena tidak tahu akan kapan lagi bisa bersurat dan bertemu.
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tubagus Rio Prasojo, Remaja. Setelah lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD), Rio melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah yg lebih tinggi, yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rio mendaftarkan diri di SMP yg jarak dari rumahnya paling dekat. Tak terlalu jauh, Ia hanya musti mengayuh sepeda kurang dari 15 menit ketika akan berangkat dan pulang sekolah. Dengan pertumbuhan badan yg sudah nampak dan kondisi yang mengharuskan, Rio Prasojo remaja tak lagi jalan kaki untuk berangkat dan pulang bersekolah. Ayahnya memberikan sepeda untuk Rio sebagai hadiah kelulusannya. Dan juga, Ayah Rio membebaskan Rio untuk memilih sepeda yg Ia inginkan, karena Rio turut andil dalam merawat sampai memanen tanaman di ladang milik keluarganya. Sepeda BMX bekas, warna biru, seharga 400rb adalah Kendaran pertama yg Rio Prasojo punya. Rio senang nan bangga akan sepedanya itu, Ia tambah semangat untuk selalu hadir belajar di sekolahnya.
Di bangku kelas 1 SMP ini, Rio Prasajo belum lagi menemui Asmaranya atau perasaan yg timbul sama seperti waktu dengan Rani Purnasari. Rio juga terkadang masih menyempatkan waktu untuk melewati rumah Rani di waktu pulang sekolah, namun sama seperti sebelumnya, Ia tak pernah menjumpai Rani. Rio terus akrab dan beradaptasi dengan lingkungannya di bangku kelas 1 itu. Rio juga tak ada keinginan untuk Pacaran seperti beberapa temannya di sekolahnya. Perasaan yg sama ke lawan jenis seperti waktu bersama Rani pun tak pernah Rio rasakan sampai di ujung kelas 1 SMP. Perlahan namun pasti, perasaan dan pikiran Rio tentang Rani Purnasari pun sudah tak Ia rasakan lagi, luntur dan hilang. Karena memang, sejak hari Kelulusan Sekolah Dasar itu Rio dan Rani tak pernah lagi saling berkabar dan bertemu. Kenaikan Kelas, Di kelas 2, Rio Prasojo kembali menemui ruangan dan teman baru dari ruang kelas lain. Karena di kelas 2 ini ada pengacakan peserta didik di ruang kelas, Y
Berangkat mengendarai sepeda BMX kebanggaannya ke sekolah. Rio mengharapkan momentum kebersamaannya dengan Tiara Dyah terulang kembali dan terus terulang di hari ini dan hari-hari berikutnya. Di sekolah Rio mengulang lagi hal-hal yg dia lakukan di hari sebelumnya, dengan maksud dan tujuan agar bisa mengulang lagi momen bersama Tiara Dyah di hari sebelumnya. Keseringan Rio berkunjung ke ruang kelas 2D dan selalu menampakkan pandang serta gerak-geriknya untuk Tiara, membuat Robi menegur dirinya, "Wahh...,kamu ini, Rio. Gitu ya kamu, udah lupa sama aku. Tujuanmu kesini Tiara kan?, bukan aku lagi teman akrabmu ini. Dasar, semua cowo sama aja. Awas aja kalo patah hati, ya!". Tertawa, Rio menjawab, "Hiii..., pait pait pait ". Itulah kenapa, setiap saat Rio ke kelas 2D sangat jarang bisa mengajak Tiara keluar berdua lagi. Selain malu dengan Robi, teman sekelas Tiara sering lebih dulu mengajak Tiara keluar. Selain itu, demi waktu bersa
Hari terus berganti lagi. Di sekolahnya, Rio masih seperti biasanya, yaitu belajar, bermain, digodai dua teman perempuannya dan juga masih mengharapkan cinta dari Tiara Dyah. Dengan harapan dan perasaannya ke Tiara, Rio juga melakukan beberapa hal atau usaha untuk mendapatkan cinta Tiara, seperti hal-hal yg biasanya Rio lakukan di hari-hari sebelumnya. Di suatu hari yg lain, berkat pertemuannya dengan Rani di tempat Fotokopi-an yg lalu, Rio memiliki ide lain untuk usahanya ke Tiara, yaitu membuat Surat Cinta, lagi. Sama seperti yang dulu pernah Ia lakukan di bangku Sekolah Dasar, untuk Rani. Suatu hari disela lamunannya di waktu belajar malam, Rio memikirkan 'Bagaimana caranya untuk mendekati Tiara'. Kemudian Rio teringat Surat Cinta. Lalu, Rio kepikiran untuk membuat Surat Cinta lagi, sama seperti yang dulu pernah Ia lakukan. Tetapi dengan cara yg sedikit berbeda, Rio akan membuat Surat Cinta itu dengan nama terang, yaitu 'Tubagus Rio
Setelah apa yg terjadi di hari sebelumnya, di sekolahnya kini, Rio Prasojo tak ragu lagi dalam hatinya untuk menemui, ngobrol dan mengajak Tiara untuk jalan atau istirahat berdua. Tanpa harus lagi memperdulikan tingkah Robi Prawiryo. Bekal keyakinan dalam hatinya, di waktu istirahat seperti biasa. Rio datang ke ruang kelas 2D, dengan maksud akan menemui Tiara dan mengajaknya keluar istirahat berdua. Namun malang bagi Rio, ketika di hari itu, disaat prasangka baiknya tentang harapan dan Tiara mengembang di hatinya harus dibarengi juga dengan patah hati. Ketika itu, langkah pastinya untuk menemui Tiara terhenti. Baru saja tiba di depan pintu ruang kelas 2D untuk maksud menemui Tiara, Ia melihat Tiara bersama teman laki-laki dari kelas lain yang sedang berjalan keluar kelas untuk beristirahat. Gelisah dalam hati Rio melihat itu, sejenak Ia diam beberapa detik di depan pintu ruang kelas 2D. Tiara dari dalam kelas yang sedang berjalan
Hari-hari berikutnya, Rio dan dan Tiara menjalani hari demi hari mereka semakin dekat dan akrab. Walaupun tidak setiap hari mereka bisa menghabiskan waktu bersama (seperti saat jam istirahat atau pulang), dan walau Tiara juga belum membalas Cinta Rio dan atau belum ada hubungan Pacaran diantara mereka. Semakin hari waktu bersama mereka lalui di sekolah, semakin akrab dan dekat, membuat senang hati Rio. Namun disisi lain, Rio juga merasa gelisah dan bertanya-tanya ketika mengetahui Tiara sudah menjalin hubungan dekat dengan teman laki-laki yg pernah di ceritakan Dita Anggita. Di setiap lamunnmnya, Rio terkadang kepikiran dengan apa yang di katakan Dewi dan Dita, tentang Tiara. Sekitar 2 bulan sebelum Ujian Kenaikan Kelas, Rio bercerita ke Robi tentang kabar berita Tiara yg Ia dapat dari Dewi dan Dita. Sedikit terkejut batin Rio, Robi meng-Iyakan apa-apa yg di beritakan Dita tentang kedekatan Tiara dengan teman lelaki. Sudah lama Rob
Setelah tahu atas apa yg Ia gelisahkan dari Tiara, kegelisahan Rio berubah menjadi kegundahan. Sedih hati Rio, ketika tahu bahwa Tiara dan Bisma benar-benar sudah menjalain hubungan atau pacaran. Kembali ke dalam kelas. Rio sebenarnya belum lega atas gelisahnya, Rio masih ingin bertanya banyak hal dengan Tiara, namun rasa sungkan dalam hatinya yg membuat Rio seolah baik-baik saja di hadapan Tiara, serta memilih untuk tidak lagi menyerca Tiara atas kegelisahan hatinya. Rio nampak sibuk dengan kegundahannya, hingga sesekali Ia melamun dan kaget akan segala suara yg timbul dari sekitarnya. Tanpa disadari Rio, lamunannya di dalam kelas mengundang tanya beberapa temannya, termasuk Dita Anggita. Karena penasaran, Dita Anggita yg sangat sering memperhatikan Rio datang menghampiri Rio, sembari sedikit mengagetkannya dan bertanya, Dita : " Woooiii!!!, ngelamun mulu. kamu kenapa Rio ?. Sebelum istirahat, aku perhatiin kamu masih seperti
Pikiran Rio kembali berubah. Setelah di hari sebelumnya ngobrol dengan Dita, Rio kembali berkunjung ke ruang kelas 2D, dengan tujuan kembali berinteraksi dengan Tiara. Rio juga ingin memastikan lagi berita tentang Tiara, langsung ke Tiara. Rio tak ingin apabila yg di katakan Dita benar, Ia akan benar-benar akan menysesalinya di kemudian hari. Di dalam ruang kelas 2D, Rio melihat Tiara dari kejauhan, dari meja Robi lebih tepatnya. Matanya tak pernah lepas pandang ke arah Tiara, Rio memperhatikan gerak tingkahnya dengan sungguh-sungguh. Adu pandang diantara mereka. Rio dan Tiara saling bertatap dari kejauhan di ruang kelas 2D itu. Akan tetapi, tatapan mata dari wajah Tiara malah semakin membuat Rio keheranan. Sebab saat bertatap, hal yg sangat tak biasa ditunjukkan Tiara. Ketika itu saat Rio beradu pandang dengan Tiara, kemudian Rio menegur Tiara (dengan senyum dan anggukan kepala), Tiara tak merespon senyum yg di lempar Rio. Respon Tiara