Tak terasa kelas 3 SMP sudah di ujung waktu, Rio sudah harus menghadapi Ujian Nasional tingkat SMP. Kesibukannya dengan Sepak Takraw dan Berladang mebuat Ia terbiasa tanpa Tiara dan Asmara.
Beruntung bagi Rio dan keluarga, Karena di penghujung SMP ini dibarengi juga dengan hasil ladang yg diprediksi akan panen Pass di waktu kelulusan Rio dan kepidahannya ke jenjang pendidikan yg lebih tinggi.
Tenang hati Ibu Rio, ketika tahu singkong yg dipersiapkan di ladang untuk biaya sekolah Rio ke jenjang yg lebih tinggi (SMA) sesuai dengan yg diharapkan. Belum lagi Sang Suami yg sedang di luar kota bekerja juga memberi kabar, bahwa Ia akan segera pulang beberapa hari lagi, yg kemungkinan Sang Suami juga akan membawa uang yg lumayan.
Lewat telepon, Ayah Rio juga memberitahu keluarganya di rumah, bahwa Proyek yg Ia kerjakan akan mandek dalam pengerjaannya untuk beberapa minggu, karena beberapa alasan. Sehingga para pekerja akan diliburkan dan entah kapan lagi akan mula
Dirumah, Ayah dan Ibu Rio menyambut kepulangan Sang Anak dengan 'Ucapan Selamat', karena Rio baru saja telah menyelesaikan Ujian Nasional dan SMPnya (meski belum dinyatakan lulus).Ayah dan Ibu Rio tak ragu akan kelulusan Rio, Mereka yakin bahwa Rio akan lulus. Namun, Nilai atau hasil yg dikerjakan Rio yg membuat kedua orangtuanya sedikit was-was dan berharap.Ayah dan Ibu Rio berharap Rio mendapatkan nilai yg bagus, agar nanti ketika mendaftar ke SMK dapat diterima di SMK yg bermutu baik atau SMK favorit.Setelahnya, di jam makan malam. Ayah, Ibu dan Rio, berunding tentang Jurusan yg diminati Rio dan SMK yg akan jadi tujuan Rio.Ibu Rio bilang, "Pilihan Jurusan yg kamu senangi, yg sekiranya itu adalah sesuatu yg membuatmu tertarik dan ingin mempelajarinya. Jangan hanya karena ikut-ikutan teman, kamu memilih Jurusan dengan asal-asalan. Sebab, yg Ibu khawatirkan, nanti kamu gak akan sungguh-sungguh ketika belajar dan mudah bosan".Rio : "Rio b
Tidak jarang ketika saldo pulsanya sudah menunjukkan 4000 rupiah, Rio mengabaikan SMS dari temannya, dengan cara tak membalas ataupun memberitahukan ke temannya. Sengaja Rio melakukan hal itu, agar supaya Ibunya dapat menggunakan HP dalam keadaan pulsa masih tersedia.Setelah pulsa habis, digunakan Ibunya, Rio akan membalas SMS dari temannya, setelah saldo pulsa kembali diisi ulang oleh orangtuanya.Rio berusaha untuk tidak lagi minta uang untuk membeli pulsa, selain karna sudah ditegur Sang Ibu, Rio juga teringat bahwa Sang Ayah yg saat ini sedang tidak bekerja.Namun, hal yg dilakukan Rio itu tak bertahan lama. Shinta Swastika, gadis yg sudah pernah menyatakan perasaan terhadap Rio itu sepertinya tidak tahan akan ketiadaan Rio di SMSnya. Mengingat, hampir setiap hari mereka berdua SMSan.Sering, ketika Rio memberitahukan bahwa SMSnya akan berakhir karna saldo pulsa yg habis, Shinta membalas, "Yahh... Rio. Huft... :'(".Dan ketika beberapa hari SM
Tiba di jam pengumuman. Rio dinyatakan Lulus dari SMP-nya. Senang bukan main hati Rio, setelah mengetahui masa-masa SMP sudah benar-benar berakhir.Begitu juga dengan semua Anak Murid di SMP itu, semua mengekspresikan kegembiraan dengan cara mereka masing-masing, sebab semua murid kelas 3 di SMP itu dinyatakan Lulus 100%.Beberapa diantaranya, ada yg mengekpresikan kegembiraan dengan sujud syukur, ada juga yg berteriak dan lompat-lompat. Namun, hal sama dilakukan semua murid ketika itu adalah mencoret-coret baju mereka dengan pilox yg sudah mereka siapkan dan tanda tangan dari teman satu ke teman yg lain menggunakan Spidol Permanen.Setelahnya, masing-masing dari mereka mencari teman akrab mereka, untuk merayakan kelulusan ataupun sekedar mengobrol. Begitupun dengan Rio, setelah bercengkrama dengan Robi dan teman satu ruang kelasnya, kemudian Ia menemui Shinta, Ia sempatkan waktu yg singkat ini untuk bisa berdua dengan Shinta.Taman Sekolah, tempat
"Kalau bukan karna kaya, mana Mungkin Rani mau menikah dengnnya", gumam Rio dalam kesendirian.Di Sabtu yg malang, Rio menatap hujam dalam kesendirian menyambut gundah.Pesan dari orang yg selalu ia dambakan, mematahkan semangatnya untuk sekedar menghancurkan turet.Aktivitas bermain Game-nya berhenti seketika mendapat pesan telegram dari Rani."Selamat Malam, Mas Rio."'Raani...', Rio membatin. Segera ia beralih meninggalkan gim dan membuka telegram.Rio selalu semangat ketika ada sesuatu yg berhubungan dengan Rani; ia selalu menunggu apa pun tentang Rani. Baginya, Rani adalah Prioritas utama."Hai... , Ran. Malam. Belum tidur?", balas Rio. berharap balasan."Belum, Mas. Masih dalam tugas hehehe""Besok 'kan hari minggu, Ran. Rajin sekali kamu. Memang idaman hehe. Semangat, ya, Bu Guru""Hehe iya, Mas. Makasih""Oiya, Mas. Rani mau ngasih undangan ke Mas. 3 Minggu lagi Rani nikah., Ya, Mas. Undangan terbatas, mas, Cuma yg bener-bener deket dan penting yg kami undang. termasuk Mas Rio"
*Asmara adalah sebuah perjalanan cinta atau sebuah hubungan yg terjalin atas dasar perasaan ketertarikan terhadap lawan jenis. Atau sebuah pengalaman tentang perasaan tertarik terhadap lawan jenis. Atau pengalaman sebuah hubungan denga lawan jenis atau PeDeKaTe atau Pacaran.* Tubagus Rio Prosojo. Perasaan baru yang timbul dalam hidupnya di kala Ia masih berusia SD kelas 6, Yaitu perasaan ketertarikan terhadap lawan jenis atau teman perempuan. Rani Tri Purnasari, gadis cantik teman satu kelas yg rambutnya selalu di kuncir dan berponi, ialah gadis yg membuat Rio merasa ingin dekat dan selalu dekat dengan dirinya. Perasaan ini beda dengan teman biasanya, Perasaan ini begitu baru dirasakan hati Rio. Berawal dari bangku semester akhir kelas 5 SD dan seorang guru bernama Suyono yg memberi Tugas Kelompok Membatik. Kemudian di bercandai/diledeki/di Ceng-cengin/dijodoh-jodohin teman-teman satu kelasnya. Lalu, timbullah secara tiba-tiba perasaan ingin de
Bingung dan Kegelisahan Tubagus Rio Prasojo terus saja mengganggu pikirannya. Sampai suatu malam, Rio kepikiran untuk membuat Surat yg di tujukan kepada Rani di sela-sela waktu belajarnya. Harinya berganti, namun belum juga Rio menulis Surat untuk Rani. Masih saja terpendam, masih saja malu, masih saja gelisah. Di suatu malam. Saat Rio sedang belajar dan mengerjakan PR Kesenian, yaitu menggambar pemandangan, Rio tiba-tiba teringat Rani dan Surat untuk Rani yg pernah Ia lamunkan di malam lalu. Karena sangat terganggu dengan pikirannya sendiri, beralihlah Rio dan memberanikan diri untuk membuat surat kepada Rani. Karena tidak tau cara membuat surat yg benar, sejenak Rio bingung lalu teringat Surat Izin Tidak Masuk Sekolah yg di tulis Wali Murid kepad Wali Kelas. Dengan modal ingatan itu Rio mulai menulis surat dengan diawali kalimat "Kepada : Yang Tercantik, Rani Tri Purnasari di tempat", kemudian dilanjutkan dengan tulisan-tulisan sesuai apa yg dirasakan Rio k
Hari berganti, Dengan niat yang sudah di pikirkan tadi malam, yaitu berhenti berusaha untuk mendapatkan penuh perhatian Rani, Rio terus menerus melawan perasaan tersebut dalam batinnya di dalam kelas. Rio terus mencoba mengalihkan perhatiannya untuk Rani. Ia mencoba untuk selalu menghindari tegur sapa dengan Rani, dan fokus belajar serta bermain dengan teman-teman laki-laki di kelas tersebut. Begitu juga dengan Rani, Ia sudah tak lagi memperdulikan surat yang Ia terima kemarin. Ia sudah tak lagi merisaukan surat dan perasaannya di depan teman-temannya, Ia pendam rasa penasaran dan perasaannya. Rani masih seperti biasanya, bercengkrama dengan teman-temannya di kelas. Pikiran Rani saat ini hanyalah Belajar dan Bermain di sekolah. Tak seperti Rio, Rani lebih pandai dalam menyimpan perasaan dan tak pernah merisaukan hal tersebut. Karena, Rani sudah sedari lama menyimpan perasaannya, Ia selalu mencoba bersikap biasa terhadap perasaannya dan sudah beradaptasi
Pagi kembali tiba.Di sekolah, Rani dan Rio saling terus mengakrabkan diri mereka, satu sama lain. Hari demi hari terus di mereka lalui dengan masih bercanda dan saling mengakrabkan. Namun hanya masih sebatas seperti biasanya, bercanda seperti biasa dan masih belum ada yg menguntarakan perasaan. Keakraban yg semakin hari semakin erat terjalin antara Rio dan Rani, membuat beberapa teman Rio yg lain curiga dan sering menegur Rio secara langsung, "Wahh..., Rio, kamu sama Rani sekarang benar-benar pacaran ya ?. Aku perhatikan, kalian berdua sekarang sangat begitu akrab dan dekat", Celoteh beberapa teman Rio, sama. Dan Rio, Ia selalau menanggapi coloteh temannya dengan santai, "Ahh...,Itu tidak benar. Itu hanya prasangkamu saja. Aku dan Rani sama seperti aku ke teman-teman yg lain atau Rani ke teman-teman yg lain, tidak lebih dan tidak beda, kita teman seperti biasanya". Sadar akan kecurigaan temannya itu, Rio malah takut dengan perasaannya send