Semua Bab Aku Dan Tuan Duke: Bab 1 - Bab 10
22 Bab
1. Bangsawan Bermata Biru
"My lord! Sakit!" keluhku. Dengan tak berdaya, aku berusaha mendorong-dorong bahunya yang keras dan pejal. "Sial! Sempit sekali!" umpatnya. Kemudian berseri-seri kata kasar keluar dari mulut pria itu. Aku bisa melihatnya memejam sambil menggigit bibir bawah. Dia mengerang kecil. "Ngghh!" Apa dia juga sama sakitnya denganku? Apa ini adalah siksaan pertamanya untukku? Jika menikah dengannya adalah mimpi buruk seperti ini, aku tidak akan sudi. Nafasnya lembab dan berat, tidak karuan menghembus ke seluruh wajahku. "Sa ....kit," lirihku masih. Kepalanya telah tenggelam di sampingku. "Anya ... bertahanlah sebentar," bisiknya serak. Lalu ia mengulum daun telingaku, mengirim rasa merinding pada seluruh punggung. Suara nafasnya makin keras terdengar di telingaku. Tubuh besarnya semakin menekan. Aku seperti berada di antara rahang serigala buas. Aku hanya bisa menatap langit-langit kamar gelap dengan merana. Hanya ada nafasnya yang berbalap, dan aku yang tak henti-hentinya merintih kesakit
Baca selengkapnya
2. Mantan Istri
Aku tak menyangka ... hanya melihat pria itu bisa membuat tanganku gemetar sampai sekarang.Igor, kepala pelayan sudah mempersilahkanku untuk duduk menunggu di ruang tamu yang super mewah ini. Mereka telah menyajikan teh hangat dan camilan. Aku belum makan dari pagi, perutku melilit nyeri, seharusnya siang ini aku sudah lapar. Tapi yang kurasakan adalah mual. Aku ingin muntah. Mulutku kering dan semakin kering. Aku tak menyentuh apapun di meja itu.Sungguh ... aku ingin mengeluarkan semua asam lambungku sekarang juga. Tapi aku tidak bisa melakukannya di kediaman seorang Duke.Padahal, tadinya aku sudah cuek saja untuk datang kemari. Tapi ... kuharap aku belum terlambat untuk menarik kata-kataku. Aku ingin pulang. Seharusnya aku tidak datang kemari!Pintu ruangan terbuka.Lord Korzakov masuk dengan langkah kaki yang sunyi. Ia telah membersihkan dirinya dan kini memakai jas beludru yang mahal dengan bordiran emas.Wajahnya masih sama. Terlihat dingin, getir dan muak, dengan tatapan mata
Baca selengkapnya
3. Lamaran di Kereta Kuda
Putri Sofia masuk ke ruang persidangan. Ia memakai gaun biru pastel yang terlihat begitu elegan. Rambut emasnya dibiarkan jatuh bergelombang. Semua orang melihatnya datang. Bagai bidadari sekaligus simbol kecantikan kekaisaran.Kalau aku laki-laki, aku pasti sudah naksir padanya. Ia cantik dan memukau. Sempurna. Ia berjalan anggun, tapi dengan wajah yang sendu.Jika diperhatikan, tentulah Putri Sofia sangat cocok dengan Lord Korzakov. Keduanya rupawan, terlihat seperti bangsawan kelas atas, dan sama-sama memiliki status yang penting.Semua mata tertuju pada wanita itu ... kecuali Lord Korzakov.Punggungnya tak bergeming dan masih menatap ke depan. Setelah itu Putri Sofia dan beberapa orang duduk di kursi paling depan sebelah kiri.Pengawal menutup pintu, dan persidangan pun dimulai. Udara di ruangan megah ini begitu mencekam. Begitu menegangkan. Igor di sampingku langsung duduk tegak. Bulir-bulir keringat menetes dari pelipisnya yang agak keriput. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan.H
Baca selengkapnya
4. Kontrak Pernikahan
"Me-Menikah?!" pekikku hingga menarik tubuh.'Dengan monster sepertimu?!'"Aku mengundangmu ... bukan hanya karena akan membeli aset dan membebaskan dirimu dari utang. Tapi ... karena aku ingat namamu, Anya Levitski."Wajahku terkejut. Aku masih belum percaya pada apa yang barusan dia ucapkan.Menikah dengannya?! Yang benar saja! Laki-laki itu bisa memotong-motongku hingga tiga puluh bagian dan menyimpan cuilan-cuilannya di perkakas rumah. Apa dia tidak dengar putusan pengadilan tadi?! Kau menganiaya Putri Sofia, kawan!"Kau tidak ingat padaku?" tanya Lord Korzakov.Alisku mengerut. Aku meraba ke sudut kepalaku yang paling dalam. Aku tidak mungkin pernah bertemu orang ini. Pria seeksklusif Lord Korzakov, mana mungkin bangsawan kelas rendah sepertiku pernah bertemu dengannya.Kepalaku hanya bisa menggeleng pelan."Kita bertemu di Debyutanka, dua belas tahun lalu. Di istana kekaisaran. Gaun itu ... kau memakainya juga," ia menunjuk gaun zamrudku yang kuno. "Aku tidak mengira akan meliha
Baca selengkapnya
5. Anya dan Apel Bodoh
"Haaah ...," erangku berat.'Kenapa aku beli benda seperti ini sih?'Aku, Anya Levitski, telah menyetujui lamaran Lord Alexey Korzakov di atas kereta kuda sebulan lalu. Hanya semudah itu, dengan cap keluarga Korzakov, seluruh asetku telah berpindah tangan. Pabrik dan gudang. Aku menolak menjual mansion karena itu satu-satunya yang menjadi milikku. Semua berkas telah dibereskan oleh Vadim.Lord Korzakov telah membeli gudang dan pabrikku. Sekaligus membayarkan utang paman sebesar lima ribu keping Lyrac. Lalu, menurut kurator, pabrik dan gudangku hanya bisa dihargai dua ribu lima ratus keping Lyrac. Sedangkan Lord Korzakov memutuskan untuk membeli seharga tiga ribu keping Lyrac.Itu uang yang bisa kupakai selama berbulan-bulan. Aku bisa membeli sepetak tanah, rumah kecil, mungkin beberapa sapi dan domba. Tapi tidak. Dengan konyolnya telah kuhabiskan dalam sehari.Kini aku tengah memandangi benda itu. Kupegang di tangan.Sepasang cufflink tersemat di tempatnya, di kotak kecil yang dilapis
Baca selengkapnya
6. Penjahit Gaun
Aku tak menyangka, meski Igor hanya kepala pelayan, tapi dia seperti telah dididik dengan tata krama bangsawan. Sedang aku, sepertinya telah memiliki ingatan yang kabur soal bagaimana cara berjalan ala bangsawan. Mungkin karena pekerjaan kasar yang bertahun-tahun melekat dalam diriku hari demi hari ....Membuatku semakin mirip rakyat jelata.Pasti ... mereka juga berpikir hal yang sama. Mataku melirik canggung pada dua orang pelayan yang ada di samping kiri dan kananku. Mereka begitu tenang. Igor di depan kami memandu jalan.Kami menyusuri koridor kastil kediaman keluarga Korzakov yang mewah. Dindingnya dibalut permadani, sepertinya diimpor dari luar negeri. Lampu gantung begitu setia mencengkram langit-langit kastil. Belum lagi di atas sana terhampar lukisan bertema ksa
Baca selengkapnya
7. Jari yang Hilang
"Tuan ingin makan malam dengan Lady." Begitu kata Yulia.Kini aku sudah berada di meja makan dengan beberapa pelayan. Ini ruang makan yang sangat besar! Aku tidak yakin pernah berada di ruang makan seluas ini. Mejanya panjang dengan banyak sekali kursi. Mungkin dua puluh? Ada lampu gantung raksasa di sana.Kami semua menunggu Lord Korzakov, majikan nomor satu di kastil megah ini.Jantungku berdebar. Waktu terasa begitu lama kala aku menanti apa yang akan terjadi pada makan malam kami. Tak berapa lama kemudian, pintu ruang makan terbuka. Pria yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang juga.Ketika Lord Korzakov melangkah, semua membungkuk. Sepatunya nyaris tak terdengar hentakan apapun. Aku tidak tahu apa aku juga harus
Baca selengkapnya
8. Daftar Undangan
 Apa barusan aku benar-benar mendengarnya?Bola mataku tak lagi tertancap pada bayangan di cermin, tapi pada Madam Petrov. Wanita gemuk nan ceria itu ... kecut."A-Apa ... maksud Anda, madam?""Apa Anda yakin dengan Tuan Duke?" tanyanya lagi. Begitu pelan. Aku yakin Yulia atau Elena yang sedang ikut menyiapkan pakaian lain tidak dengar."Memangnya kenapa?" bisikku juga."Jangan salah paham, my lady. Tapi ... saya juga membuat gaun untuk Her Royal Highness Prinsessa Sofia Romanov. Saya ... tidak ingin apa yang telah terjadi pada beliau, terjadi pada Anda," desis Madam Petrov cemas. 
Baca selengkapnya
9. Pria di Altar
  "Aku tak menyangka kau adalah wanita yang serakah," sindir Lord Korzakov lagi. Alisku mengerut bingung. "S-Saya ... tidak mengerti ... my lord." "Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku, Anya Levitski? Uang? Kebahagiaan? Apa?" cecarnya. "Aku sudah melakukan semua syaratmu. Lalu kau seenaknya membatalkan begitu saja?" Kedua mata birunya memicing tajam. Tubuh kami berdua masih dekat. Dia tak berteriak padaku, tapi suaranya yang serak dan dalam membuatku merinding setengah mati. "Sa ... saya ...," aku kehabisan kata-kata. "Katakan padaku yang sebenarnya. Kau ingin mempermainkanku? Saat aku telah menyi
Baca selengkapnya
10. Dansa Kami
Paras yang rupawan, ia semakin terlihat gagah. Rambut emasnya rapi, wajahnya tak menyiratkan amarah atau hal yang menakutkan sama sekali. Ia begitu tenang. Yah ... wajar saja. Dia sudah pernah melakukan ini kan?Sedang aku, ini lumayan membuatku gugup.Di altar telah berdiri pendeta agung dengan baju yang paling ramai. Topinya yang tinggi dengan tunik putih dan bolero merah terlihat cukup mencolok.Saat aku tiba dan berdiri sejajar dengan Lord Korzakov musik dan paduan suara berhenti. Pendeta agung mulai berucap."Alexey Korzakov, apa Anda menerima wanita ini sebagai istri, dan hidup bersama dalam nama Tuhan, akan mencintainya, menghormatinya, dan menjaganya dalam sakit dan sehat, selama Anda hidup?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status