Semua Bab BILLIONARE'S WIFE: Bab 11 - Bab 20
83 Bab
BAB 11 HARUS SELALU WASPADA
BAB 11 HARUS SELALU WASPADA"Maaf, aku belum merapikan kamar karena tidak tahu Anda akan pulang lebih cepat.""Kerjakan sekarang!" Calvin masih duduk di sofa. "Ganti semua seprai serta selimutnya!""Ya!"Talisa mengangguk dan segera pergi ke kamar Calvin tanpa memiliki pikiran macam-macam. Talisa lega karena sepertinya Calvin memang tidak tahu jika dia baru dari halaman belakang, Calvin benar-benar cuma ingin mengembalikan ponsel jelek miliknya. Nampaknya Talisa Lupa jika Calvin telah menanamkan pelacak. Jangankan Talisa yang cuma berkeliaran di halaman belakang, kemana Talisa pergi seharian kemarin, Calvin juga bisa tahu.Talisa lekas mengganti seprai, sarung bantal dan selimut. Talisa baru menarik ujung seprai bagian atas kepala ranjang ketika tangannya tidak sengaja menyentuh benda bergemerisik seperti plastik."Oh!"Talisa terkejut melihat bekas bungkus alat kontrasepsi pria yang sudah kosong. Walaupun sudah dua puluh empat tahun Talisa tetap geli dan merinding. Talisa memang paya
Baca selengkapnya
BAB 12 TERKEJUT
BAB 12 TERKEJUTBegitu mengetahui nomor Talisa sudah kembali aktif, sebuah pesan dari Daren juga kembali masuk.[Aku ingin bertemu denganmu, segera!]"Masa bodoh!" Talisa mengabaikan.Karena tahu tidak bakal dibalas, Daren malah langsung menelpon. Talisa tetap tidak perduli, dia justru menyelipkan ponsel mahalnya ke bawah bantal.Ternyata Daren juga pantang menyerah, terus menelpon dan mengirim pesan.[Aku akan datang ke rumahmu jika kau tidak juga membalas!]"Pria brengsek!" Talisa mengumpat dulu sebelum menjawab panggilan telepon."Apa maumu?" tegas Talisa."Aku ingin bertemu, hanya berdua!""Jangan bermimpi!""Ini perintah!""Kau bukan bosku!""Akan kubayar lebih tinggi dari yang diberikan Calvin!""Coba katakan itu di depan Calvin jika kau berani!" tantang Talisa.Karena Daren tiba-tiba diam, Talisa langsung menutup sambungan teleponnya. "Pengecut!"Setelah itu Daren sudah tidak menelpon atau mengirim pesan lagi. Sebenarnya Talisa juga bingung kenapa sepertinya dia terus cenderu
Baca selengkapnya
BAB 13 BILLIONAIRE'S WIFE
BAB 13 BILLIONAIRE'S WIFE Nyonya Maria yang masih dalam perawatan pasca pemasangan ring jantung langsung jatuh pingsan begitu mendengar cucu kesayangannya telah menikahi wanita dari tempat hiburan malam. Calvin juga benar-benar berani menjawab tegas pertanyaan neneknya di hadapan semua keluarga besar mereka. Ketika semua orang panik mengangkat tubuh Nyonya Maria dan menelpon dokter, saat itu Talisa melihat Daren sedang duduk santai, meneguk sisa wine di gelas kristal yang baru dia goncang-goncang pelan. Talisa tahu ini adalah pembalasan atas tantangannya kemarin. Calvin juga masih belum tahu jika Talisa dan Daren sudah pernah bertemu di tempat karaoke. Seumpama rahasia Calvin dan Talisa dibuka saat pesta perusahaan, mungkin tetap tidak akan ada karyawan yang berani berkomentar. Tapi kali ini Daren membongkarnya di tengah semua keluarga besar Calvin yang sedang berkumpul. Sekarang setiap pasang mata jadi ikut menuduh Talisa untuk disalahkan atas pingsannya Nyonya Maria dan parahnya
Baca selengkapnya
BAB 14 PEMBOHONG
BAB 14 PEMBOHONGTalisa memperhatikan Calvin Alexander yang benar-benar sedang mengompres pergelangan kakinya dengan kantong es batu. Karena sudah terlanjur bohong, akhirnya Talisa harus melanjutkan aktingnya agar meyakinkan."Ao! Sakit ...." Talisa pura-pura meringis."Sepuluh menit lagi dokternya akan datang."Sepertinya Calvin juga bukan tipe yang bisa diajak bercanda, nada bicaranya tetap tegas dan kaku. Tapi yang lebih membuat Talisa merinding adalah cengkeraman tangan pria itu di kakinya."Jangan banyak bergerak!" Calvin bukan cuma terlalu serius tapi juga berlebihan.Persis yang tadi diucapkan Calvin, dokter datang sepuluh menit kemudian. Mereka benar-benar datang dengan tim dan peralatan medis lengkap. Sebenarnya Talisa takut bila kebohongannya ketahuan, apalagi Calvin juga langsung mempersilahkan dokter untuk melakukan pemeriksaan.Sayangnya Talisa kurang paham apa yang sedang mereka bicarakan, karena mengunakan bahasa Jerman. Talisa melihat kakinya dipasang alat aneh yang be
Baca selengkapnya
BAB 15  IBU
BAB 15 IBU'Kau harus menjadi kuat bukan cuma agar tidak mudah ditindas. Tapi, agar hatimu tidak mudah sakit hati, agar tidak mudah marah pada mereka yang tidak mengerti, dan agar tidak mudah bersedih untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.'Tidak tahu kenapa tiba-tiba Talisa bisa teringan perkataan mendiang ibunya cuma kerena melihat foto Calvin yang sedang mencium seorang wanita. Pernikahan mereka hanya sandiwara, Talisa hanya wanita yang dibayar. Seharusnya Talisa memang tidak perlu bersedih untuk sesuatu yang tidak perlu, karena dia tidak dibayar untuk memiliki rasa cemburu.Begitu Calvin kembali, Talisa sudah berpakaian rapi dan mengemasi barang-barangnya di dalam koper."Kau mau kemana?" Calvin heran melihat koper yang sudah siap di samping ranjang"Apa pekerjaanku sudah selesai?" Talisa berpaling dari tempatnya bercermin untuk menatap wajah Calvin yang masih kusut tapi tetap tampan. "Apa aku bisa pulang lebih dulu?""Kau tidak bisa pulang sendiri!""Aku bisa pulang dengan p
Baca selengkapnya
BAB 16 DENDAM DAN KEBENCIAN
BAB 16 DENDAM DAN KEBENCIANSetelah menutup panggilan telepon, Calvin segera berjalan menghampiri Talisa yang masih terlibat obrolan dengan neneknya."Maaf jika aku lama." Calvin kembali ke tempat duduknya, kemudian meraih tangan Talisa yang berada di atas meja untuk dia genggam sambil menatap Nyonya Maria."Kami akan kembali menikah di depan semu keluarga besar!"Talisa terkejut dengan perkataan Calvin, tapi tidak berani bertanya."Mereka semua harus menghargai istriku!"Kalimat itu sekaligus Calvin gunakan sebagai sindiran untuk neneknya yang masih berani membahas Tamara."Lisa yang sekarang bersamaku!" Calvin terus menggenggam tangan Talisa untuk mempertegas. "Nenek tidak perlu repot menilai atau membandingkan Lisa dengan siapapun, karena apapun masa lalunya, sekarang dia telah menjadi milikku!" Calvin masih melanjutkan dengan tatapan tajam. "Lihat saja, siapa yang masih berani bicara!"Talisa terus membeku tidak berani bergerak, dia tidak menyangka Calvin akan bicara sekeras itu
Baca selengkapnya
BAB 17 MENYEBALKAN
BAB 17 MENYEBALKANSelama bibir Calvin masih menempel di bibirnya, Talisa sengaja mengerjabkan mata lebar-lebar. Talisa tidak mau memejamkan mata, karena dia tidak mau pingsan. Talisa harus tetap ingat baik-baik bila ciuman Calvin cuma sandiwara. Sandiwara yang telah membuat bibir Talisa basah dengan jejak lumatan. Tengkuk Talisa terus merinding, kakinya seperti mengambang ringan tidak menyentuh lantai. Calvin juga sedang menatap mata Talisa yang sangat berani. Umumnya wanita akan pilih memejamkan mata untuk menghadapi ciuman panjang, bukan malah menantang dengan mata terang benderang. Seolah ciuman Calvin memang tidak mempengaruhi Talisa sama sekali. Bagi laki-laki hal seperti itu menyebalkan.Setelah melihat Calvin mencium penggantinya, Daren bukan hanya langsung berhenti bertepuk tangan, dia juga langsung berpaling pergi meninggalkan pesta. Pemuda itu berjalan terburu-buru sambil menguraikan dasi di lehernya untuk mengurangi pengap menyebalkan.Sementara itu, di tengah pesta yang
Baca selengkapnya
BAB 18 TUJUAN CALVIN
BAB 18 TUJUAN CALVINCalvin mulai terlihat sinting jika sudah memaksakan kemauannya. Talisa tidak berani menolak karena dia akan tetap dipaksa dan sedang tidak bisa kabur. Calvin Alexander memiliki kekuasaan, dia juga telah menanam chips pelacak di tubuh Talisa.Siang itu juga Talisa dibawa pulang ke rumah Calvin yang berada di pinggiran kota. Rumah tersebut merupakan sebuah komplek bangunan mansion yang sangat luas. Ada beberapa bangunan utama ber fasad terpisah mengelilingi kolam renang raksasa dengan warna biru terang. "Berapa lama lagi kita harus tinggal di sini?"Sebenarnya Calvin tidak suka Talisa terlalu rewel untuk pulang."Sampai minggu depan!" Calvin tetap menjawab sebelum Talisa kembali membuat alasan tentang ibunya yang tidak terurus."Boleh aku pilih kamarku sendiri?"Talisa Pikir banyak kamar di rumah itu yang dapat dia pilih, dia tidak pernah berpikir Jika Calvin sudah berulang kali tersinggung karena pertanyaan macam itu. Sebagai laki-laki tentu Calvin merasa diremeh
Baca selengkapnya
BAB 19 GELAP
BAB 19 GELAPTalisa sedang tertidur nyenyak di kamarnya yang bercahaya redup, tiba-tiba wajahnya mulai gelisah, terusik oleh rasa tidak nyaman. Perlahan kelopak matanya mulai terbuka lemah dalam ruangan yang masih setengah gelap. Talisa mulai sadar dengan rasa lembut yang menyapu-nyapu sisi betisnya. Awalnya terasa membuai sampai kemudian Talisa melihat siluet bahu pria dalam remang, sorot matanya seperti api biru pijar dalam gelap. Calvin sedang merangkak di atas tubuh Talisa sambil mengecupi sekujur betisnya. Sontak Talisa berteriak menjerit, meloncat terbangun dari posisi berbaring. "Mustahil!" Napas Talisa tersendat-sendat dengan dada berdebar. Kamarnya sunyi, tidak ada siapapun, dia hanya sendiri."Cuma mimpi!"Mimpi yang mengerikan, jantung Talisa tidak mau berhenti berdentam walaupun sudah dia dekap erat-erat sampai menggigil. Entah bagaimana Talisa bisa memimpikan Calvin yang berbuat seperti itu."Oh, Tuhan ...." Talisa membasuh dadanya berkali-kali agar mereda dari cemas.M
Baca selengkapnya
BAB 20 KACAU
BAB 20 KACAUKetika Calvin menerjang masuk, kondisi kamar Talisa masih gelap, cuma ada pencahayaan remang dari lampu meja nakas. Talisa menjerit histeris di atas ranjang sambil menggelinjang, benar-benar seperti sedang ketakutan dengan mata masih terpejam rapat."Lisa! Bangun!"Teguran Calvin tidak dihiraukan."Bangun! Kau hanya bermimpi!"Calvin sampai harus mendekap tubuh Talisa agar tenang. Tapi Talisa tetap histeris, berteriak dan berontak sekuat tenaga. Calvin terpaksa menjerat lengan serta kaki Talisa agar tidak melukai dirinya sendiri."Tidak ...! Lepaskan aku ...!""Lisa ... tenang ....!"Posisi Calvin seperti sedang menerkam tubuh Talisa. Talisa yang mungkin sudah mulai sadar malah semakin ketakutan karena berpikir mimpinya benar-benar jadi nyata."Lepaskan aku! Lepaskan aku!" Tisa menggeleng kuat sambil berusaha menendang."Lisa kau bermimpi!""Lepaskan aku!""Tidak akan kulepaskan jika kau tidak tenang?"Cengkeraman tangan Calvin mengeras kencang kemudian kepalanya dia gun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status