Semua Bab Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO: Bab 31 - Bab 40
67 Bab
31. Alice
"...Apakah kalian akan menikah dalam waktu dekat?" Pertanyaan yang sama di ulang kembali. Regan tercekat. Lidahnya kelu. Dia membisu setengah melamun. Jane yang melihat itu, meremat kuat jemari Regan. Pun, pria itu tersentak. "Regan sedang banyak pikiran karena masalah di perusahaan akhir-akhir ini. Saya harap anda mengerti kalau dia terlihat lelah," sanggah Jane menenangkan situasi yang mendadak kaku. Jane menatap Regan, pria itu melepas genggaman tangannya dan berdehem melonggarkan dasinya yang terasa mencekik leher.Jane yang merasakan penolakan halus itu tersenyum kikuk sambil sesekali menatap ke arah kamera. Berharap salah satu dari mereka tidak menyadari hal barusan. "Maaf, Saya tiba-tiba memikirkan pekerjaan di saat seperti ini. Untuk rencana pernikahan, Saya masih belum bisa memberikan kepastian kapan akan terjadi. Kami masih nyaman dengan hubungan yang kami jalani. Saya akan memberitahu kalau ada kabar bahagia. Jadi saya harap, anda bisa menulis artikel baik tentang kami
Baca selengkapnya
32. Munculnya seorang pengacau
Kedatangan Alice yang tiba-tiba, mendadak muncul tanpa pemberitahuan, pastilah membuat Yohan apalagi Jane terkejut luar biasa. Memang Yohan terlihat jahat, menyuruh Jane pergi tanpa memberi solusi dia harus pergi kemana. Di saat Yohan harus mendengarkan segala ocehan dari gadis cerewet di depannya ini, tak sekalipun semua omong kosongnya itu masuk ke dalam pikirannya. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Yohan nampak bosan, namun kemudian Alice bertanya padanya."Kau masih sendiri?"Yohan yang tadinya berdiri dari duduknya untuk mengambil sebotol anggur dari lemari di mini bar miliknya, pun dia membeku sesaat lantas menuangkan anggur itu ke dalam gelas Alice yang kosong. "Kenapa kau sangat ingin tahu?" Tanyanya lalu menuangkan anggur ke dalam gelasnya lantas meminumnya.Alice terkekeh,"Apa ini? Kenapa kau tiba-tiba kembali ke setelan awal? Kemana Yohan yang terlihat perhatian tadi?"Yohan menyeringai,"Aku sudah mempunyai kekasih. Tapi aku tidak ingin mengenalkannya padamu.""Me
Baca selengkapnya
33. Sang pengacau
"Alice?" "Oh my god! Regan!" Alice histeris, lantas berjalan cepat dan merengkuh tubuh Regan dalam dekapannya."Aku sangat merindukanmu seperti orang gila!" Lanjutnya lalu bangun dari pelukannya. Mencium pipi Regan kanan dan kiri. Regan syok, reflek melepas dekapan Alice."Kapan kau datang? Kenapa kau tiba-tiba ada di sini?" "Aku sampai tadi siang, dan langsung menuju ke rumahmu. Gila saja! Aku di usir dari sana oleh Yohan. Padahal aku ingin melepas kerinduanku padamu dengan menginap di rumahmu."Dalam hati Regan tertawa."Aku rasa Yohan melakukan hal yang tepat.""Apa?!" Tatap Alice tajam.Regan tertawa,"Ayah tidak akan suka jika ada wanita yang memasuki rumah kami. Apalagi sampai menginap di sana. Kau kan tahu bagaimana ayahku."Alice berdecak, lantas duduk di sofa."Aku akan minta izin pada Paman Abraham. Dia pasti mengizinkanku menginap di rumahmu.""Coba saja. Oh ya, bagaimana kabarmu? Kenapa kau kembali ke sini?""Aku ada urusan sebentar. Ayah menyuruhku pulang karena ada sesuatu
Baca selengkapnya
34. Cemburu buta
"Apakah aku boleh datang ke tempatmu? Ada yang ingin aku katakan," ulang Regan di seberang sana. Chat yang ia kirim tidak di jawab oleh Jane, pun dia kembali mengulang chat yang sama.Bukannya menjawab iya atau tidak, tapi Jane hanya membisu sambil menatap layar ponselnya. Belum juga membalas, ponselnya berdering. Yohan menelfonnya. "Ya?" Jawab Jane. "Kau tidak keluar, kan?" Ucap Yohan di seberang telfon."Tidak. Aku masih berada di kamarku.""Aku sedang dalam perjalanan. Jangan kemana-mana, tunggu aku datang.""Hm."Jane menutup telfonnya dan berdiri dari duduknya. Dia menatap cermin di sebelah ranjang, memperbaiki riasannya dengan menorehkan sedikit lipstik. Bedaknya yang memudar dia benahi lagi. Tidak lupa dia memakai parfum dan kembali memperbaiki tampilannya.Tak berapa lama kemudian, 15 menit kemudian, pintu kamarnya di ketuk. Jane menuju ke pintu dan mengintip dari lubang kecil. Yah, yang berdiri di sana sekarang adalah Yohan. Pria berkumis tipis dan berambut gondrong itu ma
Baca selengkapnya
35. Keraguan
"...Kita harus menikah sebelum Alice membongkar semua.""Apa?" "Jane, dengarkan aku. Jujur aku sangat mengkhawatirkannya dirimu. Kau tidak kenal Alice. Aku takut dia akan melukaimu. Yang kau takutkan, bisa saja terjadi. Maka dari itu kita harus menikah agar dia berhenti mengganggu ku. Dia akan menyerah dan menjauhi kita kalau kita resmi menjadi suami istri."Jane menatap Regan tidak percaya. Bagaimana bisa Regan se egois ini hanya karena satu wanita saja? Dia tidak memikirkan bagaimana perasaan Jane. Jane sampai tidak habis pikir, Kenapa Regan sesantai itu mengajaknya untuk menikah? Padahal dia tidak mempunyai pikiran sampai sana, Jane tidak membayangkan drama yang ia mainkan bisa sampai sejauh ini. "Anda sangat egois, Tuan. Sebegitu mudahnya anda mengucapkan kata pernikahan. Dengan mudahnya anda mengajak saya menikah hanya karena kepentingan anda.""Aku tidak tahu ini tidak sopan.""Sangat sangat tidak sopan.""Aku akan membayar Madam dua kali lipat dan kau akan mendapatkan 4 kali
Baca selengkapnya
36. Akhir dari sebuah hubungan
"Yohan, Kau mencintaiku atau tidak? Aku bertanya sungguh-sungguh kali ini, Kau mencintai aku, kan?" Yohan tidak menjawab. Dia membisu di tempat yang sama. Pandangannya bahkan tidak teralihkan sama sekali. Jane kecewa setengah mati, ternyata benar perasaannya hanya sampai di suka saja. Bukan cinta. Dia hanya menyukai tubuh Jane saja, hanya ingin menikmati seks gratis dengannya saja. "Ternyata benar. Kau tidak mencintai aku," gumam Jane menunduk dengan hati yang terpecah menjadi dua. Hancur lebur tanpa bersisa.Yang di katakan Regan ternyata benar adanya. Berurusan dengan Yohan merupakan suatu kesalahan. Jane jadi malu bertemu dengan Regan. "Apakah hal itu perlu di bahas sekarang?" Tanya Yohan. Sumpah demi apapun di dunia, pertanyaan itu terdengar sangat tidak masuk akal. Apa salahnya jika ingin mengetahui perasaan yang sebenarnya? Toh bercinta setiap hari pasti ada bosannya. Tapi dia, pria itu tidak terlihat bosan sama sekali. Wajar kan kalau Jane bertanya itu? Bercinta setiap hari
Baca selengkapnya
37. Keributan besar
Kabar kedatangan Jane yang mendadak pastinya membuat Juan sangat bahagia. Dari sekian banyaknya pria di keluarga itu, hanya dia yang mempunyai perasaan tulus pada Jane. Kenapa dia bisa tahu? Padahal berhubungan dengannya Jane pun tidak. Benar, Semua karena mereka yang paling sering menghabiskan waktu berdua. Regan juga Yohan kalah dengan kedekatan Juan dan Jane.Kaki Jane memijak ke dalam ruang tamu yang seperti biasanya, selalu nampak mewah dan menarik perhatiannya. Juan berjalan cepat ke arah Jane lantas memeluk tubuhnya dengan sangat erat."Aku sungguh merindukanmu, Jane. Maaf aku tidak tahu kalau kau memilih untuk tinggal di hotel. Kalau aku tahu lebih awal, aku akan membawamu ke tempat itu," ucapnya. Jane tersenyum, lantas mengusap punggung Juan."Tidak apa-apa. Tidak ada rencanaku untuk menginap di sana sebelumnya. Semua begitu tiba-tiba."Ada Regan di samping Jane, namun dia hanya terdiam membisu saat melihat mereka berdua. Jane melirik ke arah lantai dua, ada Yohan di sana. Be
Baca selengkapnya
38. Cinta segiempat (╥﹏╥)
"Sudah aku bilang! Jangan sampai kau menyakiti Jane! Tapi apa yang barusan kau lakukan, hah?! Kau membuatnya menangis. Orang brengsek seperti dirimu membuat hatinya hancur. Kau brengsek Yohan! Kau tidak pantas di cintai wanita seperti dirinya." Yohan tidak menjawab sama sekali. Hanya seringaian saja yang menandakan ketidaksukaan dirinya."Jangan sok berkuasa atas Jane, Regan. Kau sendiri tahu kalau dia hanya menyukaiku saja. Jangan ikut campur masalah kami berdua!" Balas Yohan ikut berteriak di depan wajah Regan. Menepis keratan tangan Regan yang berada di kerah lehernya."Sejak awal aku sudah bilang padamu. Kalau Jane itu milikku. Aku yang menemukannya pertama kali. Aku yang membawanya kesini. Jangan lagi kau mencoba untuk menyentuhnya lagi!" Teriak Regan berniat pergi dari hadapan Yohan."Regan, Kau tidak khawatir aku akan melaporkannya pada ayah, kan? Aku saksi atas drama kebohonganmu. Bisa saja aku menelfonnya sekarang dan menceritakan segalanya."Regan berhenti,"Aku tidak takut.
Baca selengkapnya
39. Bertemu dengan Mike
Saat mobil berhenti di depan sebuah bangunan modern yang mempunyai tiang tinggi, Jane hanya bisa terpaku diam dengan mulut yang menganga. Sekali lagi, dia terpana dengan megahnya rumah di depannya ini. Bukan hanya rumah putra Foster, dan rumah Tuan Abraham, namun juga rumah di depannya ini menampilkan pemandangan luar biasa hebat. Apa orang kaya selalu saja mempunyai rumah sebagus ini? Pun melihat Jane terpana dengan bentuk rumah teman baiknya itu, Regan hanya tersenyum miring. Melihat Jane yang mudah sekali tertarik dengan hal indah, adalah sesuatu yang amat lucu. "Kau selalu terpana setiap kali melihat rumah mewah." Regan turun dari dalam mobilnya, berjalan ke sisi lain mobil dan membukakan pintu untuk Jane. "Anda kan sudah tahu, kalau impian saya adalah memiliki rumah mewah.""Aku bisa membelikanmu dengan mudah kalau kau mau."Jane hanya tersenyum. Dia keluar dari dalam mobilnya tanpa bicara. Jane tak akan setuju menerima hadiah semahal itu tanpa kerja keras. Dia bukan seorang
Baca selengkapnya
40. Ketahuan!
"Aku memiliki kesalahan di masa lalu yang bisa aku tebus sekarang. Hanya ini yang bisa aku ceritakan padamu."Mike terdiam."Maksudmu, kau pernah bertemu dengan Jane di masa lalu?" Regan yang kini terdiam. Dia menatap Mike dengan ragu. Ingin menceritakan semua masa lalu yang memungkinkan untuk dia gali yaitu rasa penyesalan di waktu remaja. Dulu, tepatnya beberapa tahun yang lalu, Regan pernah bertemu dengan Jane. Yah, pria yang memberikan sepatu itu adalah Regan remaja. Merasa bersalahnya Regan karena dia tidak mencoba untuk menghentikan ayah Jane yang menyeretnya ke dalam lubang dalam yang menyesatkan yaitu rumah pelacuran. Saat itu dia tidak begitu perduli dengan orang lain dan menganggap kalau masalah orang lain bukanlah urusannya.Tapi, setelah bertemu dengan Jane. Dia lebih bisa menerima kehadiran orang lain juga lebih bisa mengekspresikan dirinya sendiri. "Percuma aku menyembunyikan rahasia padamu. Kau selalu bisa menebaknya. Yah, kau benar. Aku dan Jane pernah bertemu di saa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status