All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 51 - Chapter 60
541 Chapters
Bab 51
Gadis kecil itu cukup patuh. Dia mengangkat kepalanya dan menyapa dengan manis, "Halo, Paman. Halo, Bibi cantik."Amel sedikit tersipu saat mendengar panggilan 'Bibi cantik' ini, tapi Dimas yang ada di sampingnya merasa cukup senang. Dimas menundukkan kepalanya, lalu menatap gadis kecil yang tingginya baru mencapai lututnya itu dengan puas.Amel berjongkok di depan anak itu, mengulurkan kepalannya sambil berkata, "Selamat ulang tahun."Setelah mengatakan ini, Amel perlahan membuka telapak tangannya, memperlihatkan sepotong cokelat yang tergeletak di tangannya.Amel memiliki kebiasaan membawa permen. Melihat gadis kecil yang lucu dan pintar ini, Amel ingin lebih dekat dengannya."Terima kasih, Bibi cantik."Kemudian, gadis kecil itu dengan gembira pergi ke meja anak-anak sambil memegang permen itu.Dimas yang berdiri di sebelah, tidak menyangka Amel tiba-tiba akan berjongkok, lalu mengeluarkan permen dari sakunya.Wanita ini seperti memiliki pesona istimewanya sendiri. Terlepas dari lin
Read more
Bab 52
Csshh.Suara desisan dari panci presto yang ada di atas kompor memotong pembicaraan mereka. Istri mandor dengan terampil mengangkat panci presto.Dia melepaskan tekanan panci presto secara manual, lalu menyajikan daging yang terlihat lezat ke meja makan.Para pria dengan cepat berkumpul saat melihat makanan sudah selesai dimasak. Sementara itu, Dimas yang awalnya terlihat dingin di mata mereka, sekarang tampak jauh lebih mudah didekati.Pada saat ini, meskipun Dimas sedang dikelilingi oleh banyak orang, tatapannya tetap tertuju pada sosok wanita yang sedang sibuk di dapur.Makin dekat Dimas dengan Amel, makin banyak keunikan yang bisa dia lihat dari diri wanita itu.Di tengah ataupun di luar kerumunan, Amel bagaikan magnet yang menarik perhatiannya."Pak Dimas," seru seorang rekan Dimas.Seruan ini membuat Dimas kembali tersadar. Dia pun mengalihkan tatapannya ke orang yang memanggilnya."Ayo, aku akan bersulang untukmu dengan segelas bir ini."Sang mandor memegang segelas besar bir de
Read more
Bab 53
Dimas yang sedang bersandar di bahu Amel tidak menjawab, hanya menurunkan tatapannya.Wangi yang segar dari wanita di sampingnya membuat Dimas merasa tenang.Tidak ada balasan untuk sekian lama, Amel pun menghela napas dan menatap Dimas yang sedang bersandar padanya."Kamu mabuk," gumam Amel.Dimas memejamkan kedua matanya dan membatin, 'Ya, aku mabuk.'Amel tidak terlalu tahu cara untuk menjaga orang yang mabuk, tapi selama perjalanan, dia selalu memperbaiki posisi begitu Dimas merasa tidak nyaman, seolah khawatir Dimas tidak nyaman dengan posisi duduknya.Suhu di mobil cukup tinggi, sehingga dahi Dimas sedikit berkeringat.Amel menyadarinya dan menyeka keringat Dimas.Selagi menyeka keringat, fokus Amel beralih pada hal lain.Kulit Dimas bagus sekali.Wajah Dimas juga sama sekali tidak berjerawat.Bahkan pori-porinya pun tidak tampak.Apakah Dimas melakukan prosedur kecantikan?Amel langsung menghilangkan pikiran-pikiran tersebut.Apa yang sedang dia pikirkan?Amel tersadar kembali,
Read more
Bab 54
Namun, mereka sudah menjadi sepasang suami istri, jadi menyeka badan adalah hal yang biasa, bukan?Setelah sekian lama, akhirnya Amel selesai mengurus Dimas. Kemudian, dia pun mandi dan menyelimuti diri di sisi lain kasur.Meskipun hari ini sangat produktif, rasanya sangat melelahkan.Amel langsung tertidur setelah berbaring di kasur.Dimas yang dari tadi berdiam diri pun membuka matanya. Kedua matanya sangat jernih dan tidak tampak seperti orang mabuk.Dimas menoleh untuk melihat wanita di sampingnya, kemudian mendekatinya.Amel tertidur pulas.Tampaknya hari ini Amel benar-benar lelah.Dimas membungkuk dan mencium dahi Amel.Kemudian, dia menopang kepalanya untuk melihat Amel.Entah sejak kapan, fokusnya selalu tertuju pada tubuh Amel.Dimas pun menyadari bahwa dirinya menginginkan lebih banyak lagi, tapi juga tidak berani terlalu gegabah karena khawatir akan membuat Amel takut, sehingga dia merancang kejadian malam ini."Hm ...."Dimas yang sedang melamun pun tersadar karena suara t
Read more
Bab 55
Wajah manajer toko menjadi kaku karena tertawa. Namun, dia tidak bisa mengatakan sepatah kata 'tidak' pun kepada Amel.Amel melihat sekeliling dengan tidak percaya. "Ini .... Semuanya untuk saya?"Dia tidak menyangka akan ada hari di mana manajer toko berubah sikap.Jika bukan karena melihat komisi itu benar-benar ada di depan matanya, Amel benar-benar menduga bahwa dia belum bangun pagi ini.Namun, uang itu memang sudah seharusnya menjadi miliknya. Jadi, Amel berhak mengambilnya.Amel mengambil uang tersebut sambil berkata dengan tulus, "Terima kasih, Bu."Manajer toko menatap uang tersebut dengan perasaan tertekan, jari-jarinya juga makin kaku.Uang yang hampir masuk ke sakunya, sekarang harus diambil kembali. Rasanya benar-benar menyakitkan.Amel menarik-narik dan gagal menarik uang itu dari tangan manajer toko.Amel menatap manajer toko dengan canggung dan bertanya dengan bingung, "Bu?"Mendengar Amel memanggilnya, tiba-tiba saja tubuh manajer toko itu gemetar dengan hebat.Benar.
Read more
Bab 56
Amel tidak memahami maksud kata-kata Dimas itu. Amel berpikir bahwa maksud Dimas adalah Amel sudah mengenal tempat itu.Namun, hal tersebut wajar juga. Dimas baru saja tiba di kota ini dan langsung menikahi Amel. Kemudian, Dimas mulai bekerja untuk menghidupi keluarga. Oleh karena itu, dia sama sekali tidak punya kesempatan untuk keluar.Memikirkan hal tersebut, tiba-tiba saja Amel merasa sedikit bersalah.Amel berjalan ke sisi Dimas. Kemudian, dia meraih tangan Dimas dan berkata, "Ayo ikut aku membeli beberapa kebutuhan sehari-hari. Aku tahu ada tempat yang cukup luas, di mana kita bisa berbelanja sebentar."Amel mengajak Dimas pergi ke sebuah gedung pusat perbelanjaan terdekat, yang menjual berbagai macam barang.Yang terpenting adalah, kualitas barang-barang di sana sangat bagus.Amel ingin membeli barang kebutuhan sehari-hari untuk Dimas. Tentu saja mereka tidak boleh membeli barang dengan kualitas yang buruk.Sepuluh menit kemudian, Dimas berhenti di depan gedung pusat perbelanjaa
Read more
Bab 57
Untuk memastikan jika yang dilihatnya itu sungguhan, Yunita mengulurkan tangannya dan mencubit lengan Irfan."Ah!"Irfan berteriak."Kenapa mencubit saya?"Yunita bertanya pada Irfan, "Sakit, ya?"Irfan mengangguk dengan sedih.Yunita menjadi makin terkejut. "Ternyata bukan mimpi. Dia benar-benar sepupuku. Apa Keluarga Cahyadi sudah bangkrut? Nggak punya uang sampai sejauh ini, hingga meminta diskon 200 ribu?"Meskipun Yunita bercanda, jelas terlihat jika diskon yang diminta Dimas itu bukan untuk main-main. Dimas benar-benar melakukannya.Memikirkan hubungan antara bosnya dengan Amel, Irfan pun bertanya dengan wajah polos, "Nona Yunita. kenapa Nona datang kemari?"Yunita menatap Dimas dan Amel, kemudian berkata dengan acuh tak acuh, "Aku mencarimu, agar bisa menemukan sepupuku. Hanya kamu yang tahu di mana sepupuku, 'kan?"Meskipun yang dikatakan Yunita itu benar, Irfan hanya bertemu dengan Dimas pada saat dia melakukan inspeksi rutin pada toko-toko di dalam mal.Begitu tiba di Kota Na
Read more
Bab 58
Amel pertama kalinya melihat gaya belanja seperti ini.Baiklah, cukup ini saja dulu. Yunita melambaikan tangannya yang besar, meraih tangan Amel, lalu bergegas pergi ke kasir.Begitu alat pemindai kode batang berbunyi "tit-tit-tit", harga yang tertera di sana juga terus melonjak hingga ratusan juta.Melihat meja yang penuh dengan pakaian, Amel pun terdiam untuk sesaat.Harganya sangat mahal.Harga pakaian-pakaian itu cukup untuk menggaji Amel selama setahun."Halo, kamu ingin menggunakan kartu kredit atau memindai kode?" Melihat pelanggannya tersebut adalah orang kaya, kasir itu pun bertanya dengan lebih ramah."Sudah membeli begitu banyak pakaian. Tolong berikan potongan harga."Tanpa sadar, Amel langsung berkata seperti itu. Hal tersebut karena kebiasaan belanja Amel yang sudah bertahun-tahun, sehingga membuatnya terbiasa menawar.Senyum di wajah kasir itu membeku untuk sesaat. "Maaf, harga yang tertera pada semua barang di toko ini sudah jelas. Nggak bisa didiskon."Yunita sendiri j
Read more
Bab 59
"Lomba kekompakan pasangan ini sepertinya menarik."Pada saat itulah, Yunita memperhatikan Dimas.Dimas tinggi dan kurus. Saat ini, kepala Dimas tampak menjulur keluar di tengah-tengah kerumunan orang-orang, sehingga dia bisa melihat dengan jelas kegiatan di atas panggung.Papan reklame itu usang dan pembawa acara itu terlihat dadakan. Pembawa acara dadakan itu juga mengenakan pakaian yang mencolok.Dimas tampak marah dan kesal melihat semua itu.Semua itu terlalu asal-asalan menurut Dimas.Pada saat ini, Irfan, yang berada dalam bahaya, bersembunyi di belakang panggung. Dia menyeka keringat dingin di dahinya dengan hati-hati.Meskipun waktu yang diberikan Dimas sangat singkat, Irfan tetap mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dimas pasti akan memujinya ketika melihatnya nanti.Di atas panggung, setelah musik yang meriah dimainkan, tiba-tiba saja pembawa acara mengangkat sebuah roda keberuntungan."Untuk merayakan Hari Valentine yang akan segera tiba, kami memutuskan untuk menggela
Read more
Bab 60
Amel tidak melihat kalimat yang diucapkan Dimas dengan jelas. Namun, dia menduga jika Dimas sepertinya mengatakan tentang kemenangan.Amel mengangguk dengan yakin.Tiba-tiba Amel memiliki kepercayaan diri.Saat suara pembawa acara terdengar, Amel membuka kartu pertama.Kue ulang tahun?Amel memberi isyarat yang sesuai dan Dimas dapat menebaknya dengan mudah.Babak kedua, babak ketiga ....Lima belas pertanyaan dan Dimas menjawab semuanya.Semuanya dijawab dengan tepat.Amel sendiri juga terkejut. Dia tidak menyangka jika mereka berdua ternyata begitu kompak.Setelah lomba kekompakan pasangan itu berakhir, Dimas berjalan ke sisi Amel. Saat ini, semua kontestan lain di atas panggung telah tersingkir. Semua orang menatap mereka berdua.Langkah selanjutnya adalah memutar roda keberuntungan.Saat Amel berjalan menghampiri roda keberuntungan, tiba-tiba saja pembawa acara mengeluarkan sebuah kotak undian dan berkata, "Silakan Ibu mengambil satu bola pingpong dari sini."Amel mengulurkan tanga
Read more
PREV
1
...
45678
...
55
DMCA.com Protection Status