Semua Bab Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir: Bab 11 - Bab 20
118 Bab
Diana Ketemu Miranda
Seumur hidup Diana tidak pernah menemukan orang sebaik Raka meski dia pernah memiliki beberapa teman laki-laki sebelumnya. Kehadiran lelaki itu di dekat Diana seolah menghapus kesialannya karena harus tinggal dengan lelaki bernama Abian. Sikap Raka yang begitu perhatian dan penuh sopan santun sangat bertolak belakang dengan Abian yang galak dan jutek. Perbedaan mereka seperti langit dan bumi."Oh! Jadi kalian bertiga sahabatan?" tangkap Diana setelah mendengar cerita Raka tentang pertemanan Abian, Doni, dan juga dirinya."Iya. Kita semua sahabat! Oh ya, mengenai pertemuan kita tadi siang, usahakan jangan sampai Abian tahu ya! Soalnya aku tidak enak pada Abian kalau ketahuan membantumu secara diam-diam. Engga masalah kan?""Iya Mas! Aku paham," jawab Diana seraya menganggukan kepala. "Pokoknya terima kasih karena sudah membantu aku nyari pekerjaan tambahan! Aku nggak tahu harus balas kebaikan Mas Raka dengan cara apa! Semoga kebaikan Mas Raka di balas sama Tuhan karena aku gak bisa ba
Baca selengkapnya
Mesra-Mesraan
Jam sudah menunjukkan pukul enam sore saat Diana membuka bungkusan makanan yang dibelikan oleh Raka. Lagi, gadis itu tampak berbinar senang mendapati makanan yang paling ia sukai sersaji di depan mata. Ayam tepung atau biasa disebut fried cicken. Menurut Diana makanan itu adalah makanan paling enak dan berharga yang jarang-jarang bisa ia nikmati seperti ini. Karena Raka membelikannya dua porsi, Diana sengaja menaruh satu porsi lagi ke kulkas untuk dimakan besok pagi. Bertepatan dengan itu Miranda keluar dari kamar Abian dengan penampilan acak-acakan khas bangun tidur. Diana hanya melirik sedikit lalu berusaha mengabaikan gadis itu yang berjalan menuju kulkas."Lagi makan?" tanya Miranda sambil membuka kulkas dan mencari minuman dingin."Iya Mbak!" "Kok pembantu makannya kayak gitu! Emang kamu gak bisa masak sendiri?""Bahan-bahan untuk masaknya belum ada. Lagi pula Mas Abian tidak menugaskan saya untuk masak!""Terus tugas kamu di sini ngapain aja?"Pertanyaan Miranda berikutnya mem
Baca selengkapnya
Dituduh Penipu
Tak terasa sudah satu bulan lebih Diana tinggal di Ibu kota. Perlahan gadis itu mulai bisa menyesuaikan kehidupan di sana. Tapi ada satu hal yang mengganjal di benak Diana. Dia mulai tidak betah tinggal di apartemen milik Abian. Pemicunya sendiri adalah Miranda yang sering bersikap semena-mena pada Diana terlepas ada Abian atau tidak. Tentunya pria yang juga tidak menyukai kehadiran Diana itu hanya bersikap cuek dan masa bodo.Seperti tadi pagi, Miranda sengaja menumpahkan nasi goreng milik Diana dengan alasan tidak sengaja. Entah karena cemburu, atau karena merasa terganggu, yang jelas Miranda mulai terang-terangan membenci kehadiran Diana di antara mereka. Dia tak segan menyindir Diana sebagai benalu, lalu pamer kemesraan setiap hari di hadapan Diana.“Kalau tahu Mas Abian akan tinggal dengan Mbak Miranda setiap hari aku tidak akan mau tinggal di sini,” guman Diana setengah melamun.Prank!Piring di tangannya tiba-tiba pecah. Diana langsung tersentak begitu pun beberapa temannya yang
Baca selengkapnya
Abian Curiga
Paling tidak seminggu sekali Abian dan teman-temannya akan berkumpul di suatu tempat untuk membuang penat.Seperti sore ini, Abian, Doni, dan Raka sengaja menyempatkan diri untuk berkumpul di area golf sambil menikmati kesejukan sore. Mereka bersenang-senang dengan permainan. Menikmati makanan. Tapi pandangan Abian terus tertuju pada Doni dari sejak mereka bertemu.Sampai tibalah waktu makan. Abian berpangku tangan sambil memperhatikan Doni yang sibuk memainkan ponsel."Ada yang ingin aku tanyakan padamu, Don!"Sontak laki-laki itu menoleh heran. Tak terkecuali Raka yang melirik sedikit di sela-sela keterdiamannya. Raka sedikit khawatir bahwa pertanyaan yang akan ditanyakan Abian mengacu pada Diana. Pasalnya hingga detik ini pria itu belum berani jujur kalau selama ini dirinya sedang berusaha mendekati pembantu Abian."Tanya apa? Sepertinya dari tadi kamu terus memperhatikanku! Ada yang aneh?" ucap Doni sinis."Apa kamu kenal sama Diana?" Abian langsung bertanya tanpa basa-basi."Di
Baca selengkapnya
Maukah Jadi Pacarku?
"Mas Raka!" Diana sedikit berseru sambil mengangkat tangan saat menyadari kehadiran Raka yang celingak-celinguk mencari dirinya. Lelaki itu tersenyum dan perlahan mendekat. Jantung Diana langsung berdebar-debar tidak karuan. Wanita itu meneguk ludah susah payah saat tubuh tinggi Raka sudah ada di depan mata."Hai," sapa Raka yang membuat Diana spontan menunduk karena malu."Duduk Mas!" "Iya. Makasih Diana!" Raka pun duduk diikuti gerakan Diana yang juga kembali terduduk. Hatinya sangat senang bisa melihat Diana dari jarak sedekat ini. Biasanya Raka hanya sesekali menyapa atau berkunjung di restoran milik Doni, dan kalau kangen dia akan menghubungi telepon rumah Abian untuk mendengarkan suara gadis itu. Itu pun Raka lakukan di waktu pagi-pagi sekali saat Abian belum bangun.Pernah sekali Raka menawarkan bantuan pada Diana untuk mengantarnya pulang. Namun gadis itu menolak dengan alasan ingin jalan kaki sampai ke restoran. Katanya olahraga, tapi Diana melakukan itu hampir setiap hari.
Baca selengkapnya
Abian Yang Posesif
Hampir saja Diana mengatakan 'IYA'' sebelum lelaki yang paling menyebalkan itu datang dengan langkah super duper marah. Melihat tampang garang Abian dari kejauhan, pupil mata Diana membulat diikuti tangan yang tanpa sadar meremas pahanya sendiri di bawah sana."Mas Abian?" pekik Diana nyaris tanpa suara. Seketika itu juga Raka menoleh ke belakang. Melihat sosok yang tengah berjalan tergesa-gesa ke arah mereka berdua."Bian, aku bisa jelaskan!" Raka berdiri menahan bahu Abian yang langsung berjalan mengarah pada Diana. Lelaki itu benar-benar enggan melihat Raka bahkan seperti tidak menganggap ada pria itu di sana."Bian, please!" Raka mendesah. Kalau sudah begini ia yakin Abian tak akan mau bicara dengannya sampai berhari-hari. "Ikut aku! Ayo kita pulang ....""Aku tidak mau!" sahut Diana cepat.Sementara Raka menelan ludah. Dia merasa malu sekaligus tidak enak pada Abian karena tidak berterus terang sejak awal. Andai Raka jujur ingin mendekati pembantunya mungkin Abian tidak akan s
Baca selengkapnya
Diana Pergi
Abian menghalau kepergian Diana di depan pintu. Dia merentangkan tangannya dengan tatapan sedikit takut. Jelas ia takut karena kalau sampai Diana pergi Abian juga akan mendapat masalah besar. Bisa-bisa sang Kakek akan marah dan menyeret mereka berdua kembali ke rumah utama."Kenapa dihalangi? Bukannya kamu bilang aku sedang memanfaatmu! Jadi aku mau pergi supaya tidak ada kata memanfaatkan lagi di antara kita!" Kini Diana kembali memanggil kamu. Hilang sudah kalimat 'Mas' yang selama ini ia ucapkan dengan suara imut."Aku tidak mengizinkan kamu pergi!" tahan Abian.Diana melempar senyuman getir pada lelaki itu. "Atas dasar apa kamu melarangku untuk pergi?""Atas dasar aku adalah suamimu!""Hahaha." Tawa Diana menggema. Suaranya masih sangat imut tapi kali ini terdengar mengerikan di telinga Abian."Sejak kapan kamu menganggapku sebagai istri? Bukankah kamu sendiri yang bilang kalau aku cuma wanita pembawa sial di kehidupanmu!” Lelaki di depan Diana menarik napas panjang. “Terserah k
Baca selengkapnya
Miranda Ngambek Juga
“Tega kamu ya Bian! Cuma gara-gara pembantu kampung itu kamu berani bentak aku kayak gini?” Sambil mencebik wanita itu langsung melepas cekalan tangannya pada lengan Abian. Secepat kilat Miranda berbalik arah membentuk gerakan merajuk. Dia meninggalkan Abian begitu saja sama halnya Diana yang pergi meninggalkan Abian tadi."Dasar pembantu sialan," decak Miranda diikuti hentakan kaki. Kini kebenciannya pada gadis itu semakin jadi karena sikap Abian yang membela Diana seakan gadis itu layak untuk dibela.Sejatinya Miranda adalah gadis yang suka dimanja dan diprioritaskan oleh pasangan. Ia tidak suka jika Abian secara terang-terangan membela wanita lain entah itu pembantu atau siapa pun."Miranda! Mau ke mana?"Lelaki dengan postur tegap tinggi 184 itu mendesah. Dia kembali menciptakan adegan mencekal lengan tepat di depan lift dengan wanita yang berbeda dalam waktu singkat."Aku mau kerja! Tadi aku ke sini cuma mau ngambil carger hape aku yang ketinggalan di apartemen kamu! Eh, ternyata
Baca selengkapnya
Tebakan Raka
Raka sangat mengenal jelas bagaimana watak Abian, tapi selama mereka berteman baru kali ini ia melihat sikap Abian yang sangat aneh. Anak itu terlihat marah sekali. Padahal Raka pikir kesalahannya tidak begitu fatal. Raka hanya mendekati pembantunya, tapi sikap Abian terlihat posesif sekali seakan wanita yang didekati Raka adalah istri sah Abian.Merasa galau, pria itu sengaja mendatangi restoran Doni untuk membahas masalah ini. Dia menceritakan semuanya dengan detail dari pertama Abian memergoki mereka sampai mereka bertengkar cukup hebat karena Abian merasa terbohongi."Menurutmu wajar tidak kalau Abian marah sekali denganku hanya gara-gara aku deketin pembantunya," tanya Raka. "Dia juga marah padamu karena kamu dianggap ikut berbohong dan membelaku!""Agak aneh! Tapi beneran dia tidak memberi alasan?" Doni menyesap sebatang roko di tangannya. Kini dua pria itu sedang duduk saling berhadapan di luar ruang tepatnya di area smoking."Alasannya sih hanya karena dia merasa terbohongi. A
Baca selengkapnya
Terkejut
“Gadis penebus hutang? Ck!” Abian berdecak. Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepala Abian karena terdengar seperti sinetron ikan terbang. Bisa-bisanya nyawa manusia dijadikan penebus hutang? Abian rasa Diana tidak semenarik itu sampai sang Kakek merelakan uangnya yang banyak untuk ditukar dengan seonggok gadis model Diana!Andai Abian jadi kakek Bram! Mungkin dia lebih baik menghukum Firman di penjara atau membuat lelaki itu mati saja. Hal seperti itu jauh lebih memuaskan dibanding menerima gadis seperti Diana yang mudah didapatkan di mana saja.Dan sialnya, sekarang Abian kembali terjebak dengan kegilaan ini. Pria itu harus mencari keberadaan Diana karena nanti malam kakek meminta Abian dan Diana untuk menginap. Pagi-pagi sekali Abian memacu mobilnya menuju restoran Doni. Dia menunggu gadis itu cukup lama sampai akhirnya Abian melihat sosok Diana sedang menuruni angkot pukul 8 pagi.Buru-buru Abian mengejar Diana sebelum wanita itu masuk ke dalam.“Diana!” Dia mencekal lengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status