All Chapters of Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin: Chapter 51 - Chapter 56
56 Chapters
Insiden di Kamar Mandi
Hubungan Alisha dan sang senior menjadi dingin. Sejak bersitegang dengan perempuan itu di depan apartemennya, Arlan memilih menjaga jarak. Ia kecewa. Sudah pasti. Cemburu? Jangan ditanya! Lelaki itu cemburu pada Damian hingga rasanya ingin menonjok muka sang atasan. Padahal ia yang berusaha selalu ada untuk Alisha, tapi mengapa justru pria itu yang berhasil membawa si perempuan pulang larut malam? Arlan semakin kecewa, sebab Alisha lebih memilih membela Damian di saat lelaki itu berusaha membela dirinya. Bukankah seharusnya Alisha menurut kata Arlan? Ia bukan sekadar omong kosong, tapi mengingatkan kondisi Alisha sesuai anjuran yang disarankan oleh dokter. Apa ia salah? Toh, ia benar-benar peduli pada Alisha. Terlepas bagaimanapun kondisi Alisha sekarang. Perihal perempuan itu tak membalas perasaannya, Arlan tak menjadikannya soal. Asalkan, Alisha dan bayinya tetap sehat dan selamat hingga perempuan itu melahirkan. Tapi, sikap Alisha membuat Arlan semakin kecewa pada perempuan i
Read more
Maafkan Aku
Ketiga perempuan itu tampak menyedihkan ketika Arlan datang tergopoh disusul oleh Aceng dan yang lain. Mereka masih tak juga melepaskan cengkraman di rambut masing-masing dan melontarkan kalimat makian. Lebih tepatnya Arin dan Mazaya-lah yang menjabak rambut Alisha tanpa ampun. Bahkan kedua perempuan itu seakan tak peduli ketika keadaan di sekitarnya mendadak ramai. Erika berada di antara mereka bersama salah seorang anak buah Mariska yang berusaha melerai ketiga perempuan yang sedang berseteru itu. Namun, sepertinya usaha mereka sia-sia. Ujung bibir Erika berdarah. Mungkin akibat kena pukul saat berusaha memisahkan mereka. "Cukup!" seruan Arlan menggelegar memenuhi toilet di lantai gedung divisi departemen kreatif. Meski begitu, tetap saja mereka tak hendak menghentikan perbuatannya. Hanya Mazaya yang sesaat tampak tegang, tapi tak juga melepaskan tangannya dari rambut Alisha. Dengan geram, Arlan mencengkram tangan Mazaya dan menyentakkannya dengan kasar. Lantas menarik Alisha
Read more
Pengakuan Menggemparkan
Pengeroyokan yang dilakukan anggota tim lima di bawah kepemimpinan Arlan kepada salah satu anggota tim dua di bawah kepemimpinan Erika, dengan cepat sampai ke telinga Damian. Pria itu langsung dihubungi sang kepala HRD yang mana juga merupakan paman dari Devano. Itulah mengapa ia berada di ruangan ini sekarang. Menatap kedua anak buah Arlan yang sudah membuat keributan. Tatapan tak lepas dari Mazaya dan Arin yang hanya bisa menunduk malu. Menyembunyikan wajah mereka yang berantakan. "Di mana yang satu? Bukannya Pak Arwin bilang ada tiga orang?" tanya Damian sambil tak lepas menatap kedua orang perempuan tersebut. "Lukanya cukup parah, Pak. Salah satu ketua tim Anda membawanya ke klinik perusahaan."'Alisha?' gumam pria itu dalam benaknya.Pria itu mulai tak tenang dan ingin segera mengetahui kondisi si perempuan. Namun, ia masih harus tertahan di sini. Damian masih harus mengurus kedua anak buahnya itu sebelum fokus pada Alisha. Saat mendengar terjadi keributan yang melibatkan an
Read more
Tatapan Curiga
Ruangan yang sempat sunyi akibat sikap impulsif Damian, kini justru ramai akibat ucapan sang atasan. Mereka saling pandang sebelum akhirnya menggoda staf junior yang baru bergabung beberapa minggu terakhir. "Apa itu tadi? Jadi asisten Pak Damian?" Erika mengulang ucapan Damian begitu sang atasan kembali ke ruangannya. "Jadi, apa yang terjadi sampai hubungan kalian berkembang sepesat ini?" goda Rini yang lebih dulu mencium gelagat aneh sang atasan dan staf junior di divisi mereka. "Yakin, pasti ada yang terjadi kan di antara kalian? Kalau nggak, mana mungkin si Snowman itu tiba-tiba perhatian. "Lalu, apa katanya tadi? Asisten? Wah, ini sih awal kebucinan," ucap Mariska tak kalah antusias menggoda Alisha. "Mbak, bukan gitu. Yang ada, ini tuh perbudakan jenis baru tahu!" Alisha mengelak. Kebucinan apanya? Justru Damian secara terang-terangan bakal menjerat dirinya sebagai budak. Alisha menghela napas panjang. Sepertinya mulai hari ini, hari-harinya semakin berat saja. "Ck, aku si
Read more
Desakan
Semakin lama, Damian semakin curiga dengan sikap Alisha. Ini hari ketiga di mana perempuan itu telah resmi menjadi asistennya. Bahkan Alisha mendapatkan meja tersendiri di ruangan Damian dan terpisah dari karyawan yang lain. Melihat hal itu, sepertinya sang pemilik perusahaan sudah mengizinkan Damian mengambil langkah tersebut. Meski timbul perasaan pada Alisha mengingat orang-orang di ruang Departemen Kreatif menatapnya sejak menjadi asisten sang atasan. Kecuali para ketua tim yang sudah akrab dengan perempuan itu sejak pertama kali ini bergabung dengan perusahaan ini. Tatapan iri justru terlihat jelas dari para rekan kerja seumurannya. Tak terkecuali Mazaya dan Arin yang mendeklarasikan permusuhan di antara mereka. Setelah insiden yang membuat keduanya dihukum pun, mereka tak juga jera dan masih berusaha mencari masalah dengan Alisha. Bahkan kini secara terang-terangan menyindir perempuan itu setiap kali berpapasan. Alisha memilih tak ambil pusing. Kerjaannya semakin banyak dan
Read more
Kita Harus Bicara
Damian tersenyum getir begitu Alisha menghilang dari pandangannya. Perempuan itu mengancamnya? Yang benar saja! Padahal bukan seperti ini yang Damian harapkan. Hingga pintu ruangan kembali terbuka disusul wajah Devano yang mengerut. Tampak heran dengan ekspresi wajah Damian yang seakan ingin menelan orang hidup-hidup. "Urusanmu dengan pria tua itu masih belum selesai?" ucap Devano mengalihkan perhatian Damian. Pria itu hanya bungkam tanpa berniat menjawab ucapan sang atasan yang juga sahabat karibnya. "Oh, bukan masalah itu ya. Lalu, siapa? Apa mungkin asistenmu?" ucap Devano kemudian ketika tak mendapat respon dari Damian. Meski tak secara terang-terangan, kali ini Damian memberikan respon dengan mendengus kesal. Dengan rahang tetap mengeras sambil menatap tak fokus ke sudut ruangan. "Ternyata benar karena Alisha. Sekarang apalagi?" Devano terus berbicara meski tak juga mendapatkan respon dari sahabatnya itu. Sudah biasa. Jika lelah sendiri, Damian pasti akan men
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status