All Chapters of Falling for Dangerous Man : Chapter 41 - Chapter 50
69 Chapters
Bab 41
"Mahira."Memanggil nama perempuan itu di sini, di ruang rawat rumah sakit, di samping ranjang yang istrinya baringi. Riga terkenang pada hal pertama yang membuatnya sangat penasaran pada seorang gadis asing yang tak sengaja ia lihat saat bertandang ke negara asal ibunya.Mahira namanya gadis dengan mata coklat itu. Selain karena tatapannya yang tak tampak gentar saat bertemu pandang dengan Riga, nama Mahira juga amat mencuri atensi si lelaki.Alih-alih mencari arti nama itu di internet atau buku, Riga malah mengikuti si gadis sore itu. Mahira baru pulang bekerja. Namun, perempuan itu tak langsung menuju rumah.Mahira berhenti di salah satu pertigaan jalan besar. Gadis itu berjongkok di trotoar beberapa saat, hingga mentari sepenuhnya padam.Lalu, dua orang anak kecil dengan pakaian lusuh menghampiri Mahira. Dari dalam mobilnya yang terparkir agak jauh, pemandangan saat Mahira tersenyum lebar pada anak-anak itu bisa Riga saksikan dengan jelas. Menambahi rasa penasaran.Secara penampil
Read more
Bab 42
"Riga!"Suara teriakan yang samar itu membuat Riga berhenti menggosok tangan di bawah air keran wastafel. Lelaki itu langsung keluar dari toilet dengan berlari. Dan betapa ia terkejut saat melihat ada dua orang berada di samping ranjang yang Mahira huni.Dua lelaki itu menoleh pada Riga, tetapi tak menghentikan kegiatan mereka. Satu dari mereka memegangi kedua tangan Mahira, satunya lagi membekap wajah si gadis dengan sebuah bantal.Tak buang waktu, Riga menarik senjatanya dari pinggang. Melepas satu peluru pada si pemegang bantal, seraya kakinya bergerak cepat menerjang yang satu lagi.Riga menyeret kepala pria yang tadi memegangi tangan Mahira, hingga menjauh dari ranjang. Penjahat itu berusaha memberi perlawanan, tetapi Riga lebih dulu menendang perutnya hingga tersungkur di lantai.Melihat lawannya terbaring di lantai, Riga berjalan cepat ke sana, lalu menendang dan menginjak-nginjak tubuh penjahat itu dengan seluruh tenaga yang dipunya. Semua bagian yang bisa kakinya jangkau, Rig
Read more
Bab 43
"Apa ini akan selesai jika kau membunuh pamanmu?"Di ruang tamu kediamannya, Renzo tengah menatap sang putra dengan kernyitan susah di dahi.Beberapa jam lalu, Riga yang dipenuhi amarah mendatangi rumah Erick. Nyaris anaknya melakukan pembantaian kalau saja Alex tak memberitahu, hingga Renzo bisa tiba tepat waktu untuk mencegah.Membawa paksa anaknya dari sana, kali ini Renzo berusaha membuat Riga paham. Menghabisi Erick hanya akan menambah pelik masalah.Erick memang dalang dari insiden hampir celakanya Mahira di rumah sakit tempo hari. Itu memang perlu diberi ganjaran, tetapi bukan dengan saling menghabisi.Renzo sudah yakin. Jika Riga benar-benar melenyapkan Erick, maka keluarga mereka akan benar-benar habis. Para kerabat sudah terpecah. Ada yang berpihak pada Erick dan siap membantu upaya balas dendam atas kematian Damian. Sementara yang lain siap mendukung Renzo dan Riga."Selain hotel, kakekmu juga mewariskan keluarga ini, Riga. Apa kau mau kita benar-benar saling menghabisi sat
Read more
Bab 44
"Duduk dengan benar, Mahira." Riga membuka kotak obat, saat istrinya naik ke atas pangkuan dan membelitkan lengan ke leher."Aku ingin begini saja," tolak Mahira."Bagaimana bisa aku mengganti perbanmu kalau kau menempel seperti koala begini?" Riga berusaha melepas jepitan kedua paha Mahira, tetapi perempuan itu bersikeras tak mau pindah."Aku ingin bercerita soal apa yang terjadi di rumah Agnes. Jadi, biarkan aku di sini."Ucapan itu membuat Riga berhenti protes. Pria itu pasrah dan mulai melepas perban kecil di punggung Mahira."Jangan banyak bergerak. Tahu diri sedikit, kau sama sekali tak mengenakan pakaian."Mahira mengangguk. Ia mulai bercerita. "Kami menemukan buku harian itu di kamar Agnes. Aku menyuruh Damian membacanya.""Rumah itu masih tak berpenghuni?""Iya. Sehabis dia membacanya, Damian hanya diam. Kurasa, setengah jam dia hanya duduk di lantai dengan tatapan kosong.""Dan kau dengan bodohnya malah menunggui dia dan bukannya kabur?" Riga bersuara dengan nada penuh cemo
Read more
Bab 45
"Jangan beritahu Riga kalau kita bertemu Alex tadi."Pada Mahira, Albert mengangguk. Pria itu menutup pintu rumah, kemudian ikut duduk bersama Mahira di ruang tamu.Beberapa hari ini Riga sedang ada pekerjaan. Dan untuk memastikan Mahira tetap aman selama di rumah, lelaki itu membiarkan ajudannya tetap tinggal. Kalau saja ada Alex, Riga pasti meminta tolong pada sang sepupu.Seharian ini, Mahira ditemani Albert. Mereka sempat keluar untuk mencari makanan, baru saja kembali dan kini duduk santai di ruang tamu."Albert," panggil Mahira sehabis menilik jam di dinding.Ini baru pukul dua siang. Dan ia bosan. Jalan-jalan tadi hanya sebentar. Karena ditelepon Riga, mereka harus segera pulang."Kau tidak bosan?"Albert menggeleng. "Kau butuh sesuatu, Nona?"Menyipitkan mata pada Albert, Mahira bertanya, "Ceritakan padaku tentang dirimu."Diberi kalimat demikian, Albert terlihat menaikkan alis. "Ceritakan soal apa?"Mahira mengusapi dagu. "Seingatku, aku tak tahu apa-apa soal dirimu. Aku tahu
Read more
Bab 46
"Bos, Alex ada di depan."Pemberitahuan dari salah satu anak buahnya membuat Riga beranjak dari kursi di samping tempat tidur. Pria itu akhirnya keluar dari kamar, setelah berjam-jam di sana demi menunggui Mahira yang beristirahat.Seperti yang Riga perintahkan. Tak ada satu pun anak buahnya yang membiarkan Alex masuk ke rumah. Riga memilih untuk tak menemui sepupunya itu dalam waktu dekat. Selain karena masih ingin menjaga Mahira yang ia putuskan untuk rawat di rumah. Juga, ia merasa belum siap mengambil keputusan.Tidak diragukan, Riga yakin kalau Alexlah yang memberi racun itu pada Mahira. Tertuduh Albert agak menyangsingkan sebab ajudannya itu saja ikut-ikutan tumbang dan sampai sekarang masih dirawat di rumah sakit."Pergi dari sini," usir Riga dengan nada dingin dan menusuk saat membuka pintu dan mendapati sepupunya ada di sana.Alex tak gentar membalas tatapan penuh kecewa dan amarah yang Riga berikan."Aku ingin menjenguk Mahira."Riga tersenyun sinis. "Untuk apa? Untuk memast
Read more
Bab 47
"Mahira men--"Pada Alex yang barusan datang, Riga melirik penuh isyarat. "Jangan bicarakan apa pun tentangnya," katanya memperingatkan.Hubungan Alex dan Riga membaik. Albert yang saat ini masih dalam sekapan Riga sudah mengakui bahwa memang bukan Alex yang memberi biji buah jarak itu pada Mahira.Nyaris saja Riga melenyapkan kerabatnya sendiri karena sebuah kesalahpaham. Dan ... cemburu."Siapa di rumah sakit?" tanya Riga tanpa menatap sepupunya. Pria itu sibuk menikmati sigaret."Ayahmu. Kau tentu tak akan membiarkanku di sini, kalau aku tak meminta bantuan seseorang yang andal."Riga tak bersuara. Pria itu tampak melamun. Ia sedang memikirkan sang istri.Semenjak kejadian penembakan oleh Albert, setelah mengantar Mahira ke rumah sakit, Riga tak lagi pernah menemui istrinya itu. Riga sudah memutuskan. Ia dan Mahira memang tidak cocok.Sebagai ganti, Riga meminta Alex menggantikan tugasnya. Sepupunya itu harus siap siaga di rumah sakit 24 jam setiap hari. Mengurusi semua hal soal M
Read more
Bab 48
"Kau ingin menonton?" tanya Alex pada Mahira yang baru saja selesai makan malam.Perempuan itu menggeleng tak bersemangat. Sejak tadi, matanya terus memaku tatapan ke arah pintu. Berharap seseorang datang."Ingin kubacakan buku?" Alex menawari lagi.Mahira menolak, masih dengan gelengan kepala. "Kau tidak pulang? Seminggu menemaniku, kau tidak lelah?"Alex pura-pura tersenyum. "Terdengar seperti seseorang sedang mengusirku."Mahira menarik segaris senyum. Ia menyerah. "Ini tidak masuk akal, 'kan? Aku istrinya, aku sakit dan dia sama sekali tak datang untuk menjenguk?"Alex duduk di tepian ranjang Mahira. "Dia banyak pikiran. Mungkin, patah hati karena Albert." Ia berusaha membuat alasan yang terdengar masuk akal."Apa kau tahu kenapa Albert melakukan itu?" Sampai saat ini, Mahira juga belum bisa mengerti mengapa Albert sampai mengkhianati bos sendiri.Padahal, selama ini, Mahira menganggap Albert sangat baik. Laki-laki itu bahkan yang pertama menjadi temannya, menolongnya sewaktu masi
Read more
Bab 49
"Dia tidur sejak tadi. Mungkin bosan."Sudah setengah terjaga, Mahira mendengar suara Alex. Penasaran dengan siapa lelaki itu bicara, ia mengangkat kelopak mata. Senyum perempuan itu langsung merekah saat menemukan seorang pria memunggunginya.Mahira hapal benar bentuk punggung itu. Pun kaus abu-abu yang dikenakan orang itu. Matanya berbinar."Riga?" panggil Mahira bersemangat.Riga berbalik. Hanya menatap Mahira sebentar, kemudian berpura mengamati kantung infus."Kau datang?" Mahira menarik ujung kaus suaminya. Membawa pria itu lebih dekat. "Kau datang untuk melihatku? Akhirnya, bajingan?" Senyumnya lesap, Mahira memukul perut Riga kesal.Alex tertawa, Riga bergeming dan memandangi wajah Mahira.Hanya dipandangi, Mahira menyatukan alis. Rasa dongkolnya bertambah."Kau mau diam saja?" Mahira mengulurkan lengan, menarik bagian depan kaus Riga. Ia buat pria itu setengah membungkuk di samping ranjang rawatnya. .Mahira menyipitkan mata. Membuat Riga paham kalau ia sedang marah dan butuh
Read more
Bab 50
Pembicaraan mereka yang sampai dini hari hanya membuahkan ini. Mahira gagal membujuk Riga. Pria itu bersikeras kalau mereka harus berpisah. Bercerai.Bukan Mahira namanya kalau menyerah dengan mudah. Perempuan itu menurut, terpaksa setuju, dengan beberapa syarat. Pertama, Riga harus memberikan satu hari, sebelum perpisahan, untuk Mahira melakukan apa saja yang ia inginkan bersama sang suami. Yang kedua, perempuan itu tak mau melepas statusnya sebagai istri Riga.Mahira sudah ditipu habis-habisan untuk gelar itu. Ia nyaris meregang nyawa beberapa kali karena menjadi istri Riga. Belum mendapat kompensasi setimpal, mana Mahira sudi dicerai begitu saja.Mahira setuju dikirim pulang. Berpisah dari Riga yang katanya akan menetap di negara ini. Namun, tanpa ada perceraian. Nanti, kalau dirinya sudah merasa ingin melepas gelar istri, barulah Mahira sendiri akan menyudahi pernikahan mereka secara hukum, meski sebenarnya pernikahan itu tak begitu resmi.Demi memuluskan niatnya, Riga terpaksa me
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status