All Chapters of Kodrat (Menjadi Wanita) : Chapter 21 - Chapter 30
36 Chapters
Rasa Ingin Melindungi
Aisyah dan Zahra sedang duduk di sebuah cafe yang ada di mall. Ya, hari ini mereka menghabiskan waktunya bersama. Aisyah sangat senang karena bisa mempunyai waktu luang dan bisa bersama dengan Zahra. Setelah ini, mereka akan berangkat ke kampus sama-sama. Kali ini Aisyah tidak perlu meminta Naufal mengantarnya, sesekali Aisyah memang membutuhkan waktu bersama dengan temannya. Tidak melulu bersama dengan Naufal. "Syah, habis ini kita ke toko hijab ya. Soalnya bajuku banyak yang nggak ada hijabnya gitu," ajak Zahra di sela-sela mengunyahnya. Sedangkan Aisyah saat ini merasakan sesuatu yang sulit sekali dijelaskan. Padahal, harusnya dia bahagia karena punya kesempatan untuk bersama dengan sahabatnya tanpa ada gangguan dari Naufal. Tapi, Aisyah malah teringat pada Naufal yang sekarang malah ditinggal bersama dengan Rey berduaan di rumah. Pikiran Aisyah ke mana-mana, dia memiliki firasat tidak nyaman. Bagaimana jika Naufal dan Rey malah bermesraan di rumah saat ini? Pikiran Aisyah benar-
Read more
Orang Tua Aisyah Akan Datang?
"Kesel sama tukang parkirnya, masak cantik dan muda kayak aku gini dipanggil ibu," gerutu Cindy.Rey hanya bisa tersenyum mendengar cerita dari Cindy tersebut."Mana tadi malah marah saat aku bilang kalau aku nggak suka dipanggil ibu, kok ada orang kek gitu. Sombong banget padahal cuma tukang parkir doang," Cindy masih tetap mengomel menumpahkan segala ketidaksukaannya pada tukang parkir yang ada di taman ini. Setelah selesai membeli beberapa buku dan novel Cindy masih mengajak Rey untuk jalan-jalan sore, tadi Rey sudah menolaknya. Bukan Cindy namanya kalau tidak berhasil membuat Rey harus mengikuti permintaannya tersebut. Hanya saja, saat menuju taman ini Rey tidak mau naik motor Cindy. Padahal, Cindy sudah meminta Rey yang mengendarai motornya. Rey tetap tidak mau, dia berangkat lebih dulu menggunakan ojek online yang sudah dia pesan. Alasan kenapa dia tidak mau barengan dengan Cindy karena Rey sudah terlanjur memesan ojek online, dia tidak mau membatalkannya. Karena menurut Rey,
Read more
Bersama Cindy
"Masya Allah, Dim! Ini kamar apa kapal pecah?"Ibu Dimas sangat kaget saat masuk ke kamar anaknya dan melihat kekacaun yang ada di kamar tersebut. Entah apa yang merasuki anaknya hingga kamar yang biasanya rapi menjadi sangat berantakan. Bantal yang berserakan di mana-mana, baju-baju yang sepertinya keluar dari lemari persembunyiannya. Tidak salah lagi, ini benar-benar penampakan kapal pecah. Hanya orang sinting yang akan betah berada di kamar ini. "Bangun, Dimas! Ini kamar udah nggak ada bentukannya, kamu apain ini kamar?" Ibu Dimas berusaha menarik Dimas yang masih saja tertidur di atas ranjangnya itu dengan bertelanjang dada. Ini Dimasnya yang kelewat pulas tidurnya atau dia hanya pura-pura tertidur? Hanya Dimas yang tahu. "Ayo bangun, kalau kamu nggak bangun Ibu bawakan aer. Ayo bangun!"Tidak ada tanda-tanda Dimas akan bangun, niat ibunya semakin bulat. Dia akan menyiram Dimas dengan air. Dia menuju kamar mandi milik Dimas yang tak kalah berantakannya. Cucian basah yang tidak d
Read more
Rumah
Parkiran mahasiswa kali ini sudah mulai penuh, dan Rey cukup kesulitan mengeluarkan motor Cindy dari sana, sedangkan satpam jaga sedang tidak ada di tempatnya. Padahal kalau ada, Rey bakal meminta bantuannya untuk mengeluarkan motor Cindy tersebut.Dengan hati-hati Rey mengeluarkan motor Cindy dari barisan motor-motor mahasiswa yang lain. Cindy sendiri sudah menunggunya di gerbang kampus. Enak banget jadi dia, siapa yang ngajak jalan, siapa yang harus repot-repot dengan motornya. "Rey?"Sebuah suara yang terasa asing bagi Rey terdengar di telinganya. Motor yang kini sudah dapat keluar dengan baik dari barisan parkir masih dalam kendalinya. Rey melihat ke sumber suara, seorang gadis dengan busana muslimah yang sangat rapi dan lebar. Kalau tidak salah mengenali, gadis ini adalah Zahra teman Aisyah. Beberapa kali mereka pernah bertemu, karena Aisyah pernah memperkenalkan gadis tersebut. "Zahra, ya?" tanya Rey memastikan. Gadis berhijab itu tersenyum ramah sambil mengangguk tanda tebak
Read more
Jaga Sikap
Matanya masih saja tidak bisa terpejam, padahal ini sudah jam dua pagi. Rasanya dia tidak mengantuk sama sekali. Diliriknya Aisyah yang tertidur dengan tenang. Naufal tidak berniat untuk mengganggu Aisyah, dia hanya tidak bisa tidur karena terus kepikiran Rey. Naufal tidak tahu di mana saat ini Rey berada. Dia tidak mungkin kembali ke kosannya. Dia tidak akan punya cukup uang untuk kembali kesana. Dari saking kepikirannya Naufal sampai berniat untuk menelpon Rey. Dia ingin memastikan jika Rey saat ini baik-baik saja atau tidak. Tapi, dia urungkan karena tidak mau mengganggu Rey. Pasti saat ini Rey sudah tertidur. "Mungkin dengan cari angin keluar pikiran gua bisa sedikit tenang," gumam Naufal. Setelahnya, Naufal bangun dengan sangat hati-hati karena tidak ingin menganggu Aisyah. Naufal akan keluar rumah. Angin malam mungkin tidak sehat bagi kesehatan, tapi bisa saja angin malam mampu membuat pikiran Naufal lebih jernih. Ya, Naufal akan keluar. Namun, saat dia akan keluar. Dengan ta
Read more
Mual
Sebulan sudah pernikahan itu berjalan. Masih dengan rencana awal yang harus terlaksana. Rey harus bisa mengandung anak dari Naufal untuk nantinya akan dikatakan anak dari Aisyah. Semua itu harus berjalan dengan mulus, tidak boleh ada yang tahu perihal rencana tersebut. Sampai saat ini, Rey sendiri masih berada di panti asuhan. Sudah empat hari dia berada di sana dan sepertinya hari esok Rey sudah bisa kembali ke rumah Naufal dan Aisyah. Hari ini katanya kedua orang tua Aisyah sudah pulang dan Rey berjanji pada Naufal untuk kembali besok. Karena dia tidak bisa langsung pergi begitu saja tanpa pamit kepada Ibu Aminah. "Kak Tasya bisa gambar?" tanya Intan sambil menghampiri Rey yang masih duduk di halaman panti. Sejak tadi Rey memang sedang menyelesaikan tugas artikelnya yang harus dia setor besok. Dia sengaja mengerjakan di halaman karena dia ingin sambil melihat anak-anak bermain. Rey menghentikan aktivitasnya tersebut, dia melihat Intan sudah dengan buku gambar dan pensil warnanya.
Read more
Balik
"Selamat ya, Pak, istri anda hamil."Rasanya tidak percaya ketika dokter mengatakan hal itu pada Naufal. Bukan hanya Naufal, Aisyah juga tidak percaya dengan hal itu. Aisyah yang terbaring di ranjang rumah sakit segera bangun dan berniat turun. "Dokter tidak becanda kan?" tanya Aisyah mengulagi. Dia hanya takut jika itu semua hanya kesalahan saja. "Tidak, Bu. Ibu hamil, usia kandungan Ibu sudah menginjak 5 minggu," ucap dokternya dengan seulas senyum.Naufal masih belum bisa berkata-kata. Ini yang diharapkannya selama ini, ini jawaban dari doa-doanya selama ini. "Alhamdulillah... Engkau sungguh maha baik," syukur Naufal. Naufal mendekat pada Aisyah yang sudah membekap mulutnya sendiri. Isak tangis bahagia itu meluncur begitu saja saat pelukan hangat milik Naufal melengkapi rasa bahagianya. "Ini yang kita tunggu, Fal-" Aisyah masih dengan isak tangis dalam pelukan Naufal. "Dalam perut ini ada anak kita, Fal.""Tiga tahun, Fal. Tiga tahun kita menunggu kabar ini," seru Aisyah masih d
Read more
Tentang Kehamilan Aisyah
Ini masih sangat pagi, yang lainpun sepertinya belum ada yang bangun. Sedangkan Rey sudah berada di kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Dia harus terbangun sepagi ini karena mual yang tiba-tiba datang itu. Rey sudah berada di kamar mandi sejak lima belas menit yang lalu, badannya terasa lemas setelah semua isi perutnya dia tumpahkan. Rey yang masih lemas hanya duduk tak berdaya sambil merasakan ubin kamar mandi yang dingin. Untungnya mual itu sudah hilang, Rey harus segera kembali ke kamarnya untuk berganti dengan pakaian yang lebih bersih. Setelah itu dia akan mengambil wudhu untuk shalat. Ya, dia hanya akan mengambil wudhu, dia tidak akan mandi. Setelah dirasa lebih baik, Rey melanjutkan niatnya tadi untuk kembali ke kamarnya. Diliriknya kamar sebelah yang masih tertutup rapat. Sepertinya penghuni sebelah belum bangun, semalam Rey tidak tahu mereka tidur jam berapa. Karena sehabis isya' Rey langsung tidur karena kelelahan. "Apa aku bangunin mereka, ya?" gumam Rey ragu. Seb
Read more
Semakin Dekat
Rey memasuki kamarnya setelah selesai masak dibantu oleh Naufal, lebih tepatnya Naufal yang dibantu oleh Rey. Karena ternyata Naufal lebih jago ketimbang Rey masaknya. Hasilnya juga tak kalah enak dengan buatan Aisyah. Rey berniat untuk istirahat sebentar, karena hari ini tidak ada jadwal. Rey bisa istirahat. Beberapa hari ini kepalanya jadi sering pusing, dia juga jadi sering merasa lemas dan mual. Rey masih berpikir jika itu semua terjadi karena dirinya yang kekurangan jam istirahat.Belum lima menit Rey menidurkan tubuhnya di kasur yang tak seberapa itu. Ponsel di sakunya tiba-tiba berdering. Tanda ada orang yang tengah menelponnya. Meski dalam keadaan sangat malas untuk mengangkat telpon, Rey tak sampai hati untuk mengabaikannya. Siapa tahu itu Ibu Aminah, Rey tak ingin membuat Ibu Aminah kecewa terhadap dirinya."Ya," sapa Rey saat telponnya itu tersambung. Dia juga tak melihat siapa yang tertera di layar ponselnya. Terlalu malas untuk melakukan itu. "Aku punya motor baru!" ter
Read more
Perhatian Naufal
"Jangan lama-lama," pesan Aisyah."Iya, Syah. Kita juga cuma mau main sebentar," jelas Naufal. Sebeanenya kasihan juga melihat wajah pucat Aisyah. Tapi, dia juga butuh refreshing dengan teman-temannya. Seharian menjaga Aisyah di rumah membuatnya merasa sedikit bosan."Awas! Jangan deket-deket sama Rey. Inget, kita sudah tidak butuh dia lagi. Aku juga sudah hamil," kata Aisyah dengan ketus. Dia tak ingin jika suaminya itu nanti malah kepincut dengan Rey. Meskipin dia yakin jika Naufal tak akan kepincut dengan Rey, rasanya Aisyah memamg perlu mengingatkan tentang itu.Aisyah mau tak mau mengizinkan Naufal pergi berdua dengan Rey karena selama ini juga Naufal tidak pernah mengekang Aisyah ketika dia juga mau keluar dengan teman-temannya yang lain. Sayang saja Aisyah lagi kurang enak badan, kalau dia sehat sudah pasti dia nggak akan ngebiarin Naufal berduaan saja pergi bersama dengan Rey. Aisyah sudah pasti akan ikut."Iya," jawab Naufal singkat.Belum tahu saja Aisyah jika tadi sore Nauf
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status