All Chapters of Pesona Liar Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20
96 Chapters
Ciuman Pertama
"Diam! Aku sedang menyelamatkanmu!” geram Leon pelan sambil terus berharap sekumpulan pria tadi melepaskan mereka. Bukan karena Leon takut, tapi ia sedang tidak ingin berkelahi dan membuat wajah tampannya terluka."Menolongku apa? Dasar buaya! Kamu telah merenggut paksa ciuman pertamaku tadi! Aku tidak akan menerimanya! Turunkan aku sekarang juga!" raung Aletta berontak."Kalau kamu tidak mau menerimanya, kamu bisa kembalikan lagi ciuman itu padaku!" balas Leon dengan santai."Dalam mimpi! Turunkan aku, berengsek!”Setelah masuk ke gang lainnya, Leon baru menurunkan Aletta, dan kembali menghindar saat wanita itu melayangkan pukulannya,"Kamu tidak bisa melawanku, kurcaci!" ledek Leon, setelah membekuk Aletta kembali, ia melirik ke belakangnya dan mulai bisa bernapas lega, karena para pria tadi tidak mengikuti mereka.Tapi rasa lega berubah menjadi marah, saat teringat nyawa wanita di depannya ini tadi nyaris saja melayang sia-sia, seandainya saja Leon tidak datang tepat waktu.Perutny
Read more
Jembatan Desah
"Untung maps itu mengarahkanmu ke jalan yang tercepat, Aletta. Karena Jalan-jalan kecil menuju Rialto Bridge ini seperti labirin dengan berbagai cabang, yang jika salah arah kamu bisa saja sampai ke lorong yang makin mengecil yang ternyata mengarah ke jalan buntu," ujar Guzmán, calon suami pilihan orang tua Leia.Mereka tengah melalui jalan sempit yang dipadati dengan pertokoan, baik yang menjual barang-barang branded internasional, maupun produk kerajinan dan oleh-oleh khas Venesia, untuk mencapai ke tengah Rialto Bridge itu."Guzmán benar, Letta. Sebenarnya tanpa maps pun banyak petunjuk jalan yang menunjukkan arah ke Jembatan Rialto. Tapi, kita tidak pernah tahu apakah arah tersebut adalah jalan yang tercepat atau justru membuat kita memutari labirin ‘toko’ ini," lanjut Leia.'Bukan maps yang mengarahkanku ke jalur tercepat itu, tapi Leoan. Dan di mana pria itu sekarang?' ralat Aletta dalam hatinya.Apakah ia telah bersikap terlalu kasar pada Leon? Bagaimanapun juga, pria itu adal
Read more
Memendam Amarah
"Sia-sia kita datang ke kota ini!" Langkah Leia saat memasuki kamar terlihat kesal. Ia segera mengganti baju kerjanya dengan cropped top dan hot pants. Bukan tanpa sebab Leia merajuk seperti itu, saat Aletta dan Leia telah siap untuk berangkat ke lokasi proyek, Leuis memutuskan di detik-detik terakhir kalau para pria saja yang akan mengunjungi lokasi itu, mengingat letaknya di salah satu pulau yang belum terlalu ramai. Awalnya Leuis takut baik Leia maupun Aletta akan suntuk di pulau itu, karena masih terlihat kosong. Itu makanya mereka memulai proyek ini untuk menarik wisatawan ke pulau itu dan meramaikannya. Namun pada akhirnya Leuis mengakui, kalau pria itu khawatir meninggalkan Aurora seorang diri di hotel kalau mereka semua pergi. Itulah yang menjadi masalah utamanya. Leuis tidak mau meninggalkan Aurora sendirian.
Read more
Hanya Sandiwara
Aletta menyipitkan kedua matanya pada Leon, "Kamu tidak khawatir pada Leia? Dia adikmu, Leon!""Tentu saja aku khawatir. Tapi di antara aku, Leuis dan Guzmân, hanya Leuis saja yang bisa menangkan Leia. Adikku itu hanya mendengarkan ucapan Leuis, selama ini selalu begitu!" jelas Leon."Peduli setan! Aku akan tetap mencari Leia!" Aletta menghentak lepas tangan Leon sebelum meninggalkan pria itu. Tidak butuh waktu lama untuk Leon dan Guzmân menyusulnya. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk turut serta mencari Leia, begitu juga dengan Aurora yang tertinggal jauh di belakang mereka.Aletta memekik pelan saat dengan kasar Leon menarik tangannya,"Kenapa kamu tidak menolak ajakan Leia untuk pergi berdua saja dengannya?" tanyanya."Kenapa? Leia butuh hiburan!" jawab Aletta sambil menghentak lepas tangannya."Kita ke sini untuk bekerja, bukannya untuk hiburan!""Kalau tujuan kita ke sini untuk bekerja, lalu kenapa kalian para pria meninggalkan kami di hotel dan bekerja tanpa kami? Kalian kir
Read more
Harus Menikah
Dengan kasar dan tidak sabar, Leon mengetuk pintu hotel tua itu. Ia baru berhenti setelah mendengar anak kunci yang memutar, disusul dengan pintu terbuka yang menampakka Leia. Adiknya itu terlihat luar biasa panik saat melihat Leon dan Guzmán berdiri di depannya,"Ke ... Kenapa kalian ke sini?" tanyanya tergagap.Alih-alih menjawab, Leon malah menyusuri matanya ke seluruh tubuh Leia, hingga berfokus pada kemeja putih yang kebesaran itu, kemeja milik Leuis. Sambil mengumpat kasar, Leon membuka jasnya dan menutupi tubuh Leia dengan cepat,"Di mana Leuis sialan itu?" geramnya sambil mencengkram kedua pundak Leia.Leia baru akan menjawab ketika pintu kamar mandi terbuka, dan Leuis melangkah keluar dengan cropped top dan bra Leia di tangannya, yang semakin menguatkan dugaan Leon pada pria itu.Umpatan kasar keluar dari mulut Leon saat pria itu menerjang Leuis, "Bangsat kau! Dia adikmu! Apa tidak ada wanita lain lagi?" raungnya sebelum melayangkan tinjunya ke wajah Leuis."Apa-apaan ini?"
Read more
Truth or Dare
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Aletta, Leon, Leia dan para sepupunya, memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam, di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal. Mereka memilih duduk di bagian outdoor ,sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya Guzmân."Umm, bagaimana kalau Truth or Dare?" Leon memberikan ide permainan pada mereka."Aku tidak mau, itu terlalu ekstrim!" sungut Le
Read more
Kamu Yang Merayuku
"Leon? Ya Tuhan! Apa kamu yang sudah merawanin aku?" Dari tiga orang pria yang bersamanya semalam, kenapa harus Leon? Pria yang sangat Aletta benci!'Ah! Masih tersegel rupanya,' gumam Leon dalam hati. Ia tergoda untuk membuat wanita itu semakin ketakutan, sebagai balasan karena wanita itu telah menyemburkan isi perutnya ke pakaian Leon."Tenang saja! Aku janji, aku akan bertanggung jawab!" jawab Leon sambil mengibas tangannya dengan santai.Seketika Aletta menjadi panik karenanya,"Aaarggghhhh!" Teriak Aletta sekencangnya sambil meremas erat selimut di depan dadanya, hingga Leon bergegas menghampirinya dan menutup mulutnya,"Sstt diamlah! Kamu mau seisi hotel ini terbangun?"Aletta menggigit telapak tangan Leon hingga pria itu meringis dan melepaskan bekapannnya, Aletta memanfaatkan itu untuk mendorong Leon hingga pria itu terjatuh dari tempat tidur lagi,"Kamu jahat! Apa kamu pikir aku sama murahannya dengan wanita-wanitamu? Kamu jahat!" teriak Aletta sebelum menarik selimutnya yan
Read more
Jahat Sekali!
'Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa aku bisa mabuk sih? Dan akhirnya buaya darat itu mengambil keuntungan dariku! Ya Tuhan! Kalau sampai Suster Mary tahu, habislah aku!' umpat Aletta yang tengah berdiri di bawah pancuran shower. Ia menggosok tubuhnya dengan sabun untuk menghilangkan jejak Leon dari kulitnya.Gerakannya terdiam saat Aletta teringat ciuman terakhirnya dengan pria itu. Ia menyentuh bibirnya yang masih merasakan lembutnya bibir Leon saat melumat bibirnya tadi, lalu bulu kuduknya kembali meremang seiring dengan kembalinya akal sehatnya,'Aku bahkan membiarkannya menciumku lagi! Astaga, aku pasti sudah gila karena membiarkan pria yang sangat aku benci itu menciumku!' Aletta berhenti menggosok tubuhnya saat sebersit pikiran yang melintas membuat jantungnya berdebar dengan kencang,"Bagaimana kalau aku hamil? Huaa! Aku masih muda, aku belum mau hamil!" tangisnya seketika pecah, "Apalagi mengandung anak buaya darat itu, aku tidak mau!" lanjutnya masih terus terisak."Aletta, kamu k
Read more
Tidak Ada Cinta
"Kenapa kamu terus menghindariku? Kamu masih marah padaku?" tanya Leon. Dua hari sudah malam paling buruk di hidup Aletta itu berlalu. Dan Aletta memang sengaja menghindari Leon. Tiap kali ia melihat pria itu, ia selalu teringat pada dosa besar yang telah ia lakukan, meski di luar keinginannya.Sekarang, mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Paris. Dan sialnya, Aletta kembali duduk berdekatan lagi dengan Leon, dengan kursi yang terpisah dari yang lainnya. Tidak ada yang mau bertukar tempat dengannya.Jadi, nyaris setengah perjalan sudah mereka lalui, dan Aletta sama sekali tidak bicara dengan Leon. Fokusnya hanya ke luar jendela jet pribadi itu saja."Seharusnya aku yang marah padamu, karena kamu telah merayuku hingga aku berhasil tidur denganmu. Aku yang telah kamu manfaatkan untuk mewujudkan mimpi-mimpimu itu," lanjut Leon, ia berpura-pura kecewa, dan berhasil menarik perhatian Aletta padanya, meski dengan wajah dongkolnya."Terus saja menyalahkan aku! Siapa yang tidak mabuk ma
Read more
Kamu Cemburu?
Leia mendekati meja Aletta yang sejak kepulangannya dari Venice, lebih sering termenung tanpa sebab itu, "Melamun lagi? Apa sih yang selalu kamu lamunkan itu?" tanyanya."Oh, tidak ada apa-apa. Hanya memikirkan panti saja, kamu sudah mau ke kampus?""Ya, Leuis sudah menungguku di parkiran, aku berangkat sekarang ya. Kalau Leon mencariku, bilang aku sudah ke kampus bersama Leuis!"Aletta mengangguk, "Kamu kembali jam berapa?" "Hanya satu kelas saja, karena sebenarnya mata kuliahku telah selesai, hanya mengulang satu pelajaran ini saja sambil mengerjakan skripsi, kenapa?""Umm, sebenarnya aku mau pulang, tapi karena kamu sedang keluar jadi aku menunggumu kembali saja," jawab Aletta."Kamu sakit?" Leia menempelkan punggung tangannya ke kening Aletta, suhu badannya terasa normal."Tidak, aku hanya ingin pulang cepat saja.""Leuis sudah berada di bawah jadi kamu tidak bisa izin dengannya. Tapi kamu bisa mendatangi ruangan Jean atau Leon, kamu bisa izin dengan salah satu dari mereka. Ata
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status