All Chapters of ISTRIKU DITIKUNG POLISI: Chapter 11 - Chapter 20
100 Chapters
11. Alvandra Terluka
Alvandra tak putus asa demi sang bunda tercinta. Lelaki itu mencari pengacara untuk membantu dirinya membela Almira dari semua jeratan hukum. Bagi Alvandra kebebasan sang bunda adalah hal utama yang harus ia upayakan. Bahkan ia pun terpaksa menjual rumah demi membayar pengacara tersebut.Di lain sisi, proses cerai dengan Hanum pada akhirnya berjalan sesuai rencana. Kini wanita itu bisa menerima dengan senang hati setelah melihat lelaki yang sudah berhasil ia tipu semakin jatuh tak berdaya.Setelah rumah terjual, Alvandra memutuskan pindah dari komplek itu. Ia juga kini sudah tinggal di kontrakan kecil saja sembari mencari pekerjaan lain yang sesuai kemampuannya. Tak perduli sekalipun menjadi kuli bangunan, baginya yang penting halal."Aku harus ketemu Bunda. Ada pengacara yang siap membantu meringankan tuntutan hakim atas keputusan hukuman untuk Bunda," gumam Alvandra yang sudah bersiap untuk keluar rumah kontrakannya.Pemuda itu kini melangkah penuh percaya diri. Dengan menaiki angko
Read more
12. Semangatnya Alvandra
Alvandra memaksa untuk pulang hari itu juga dari rumah sakit. Ia mengkhawatirkan ibunya karena belum mengirim makanan juga pakaian ganti, tanpa mempedulikan keadaannya sendiri. Suster menyerahkan paper bag yang dititipkan Aluna kepadanya."Semua administrasi sudah dibayarkan oleh Nona yang mengantar Bapak kemari," kata suster saat membuka infusan di tangan Alvandra."Siapa namanya? Di mana dia sekarang?" Penasaran Alvandra bertanya."Saya kurang tahu, Pak. Hanya Nona tersebut berpesan agar merawat Bapak sampai sembuh. Beliau langsung pergi setelah berbicara dengan dokter," papar suster.Alvandra tidak bertanya lagi. Pikirannya tetap berfokus kepada Almira. Setelah suster memberitahukan cara membersihkan luka dan memberikan obat, Alvandra meninggalkan rumah sakit dengan tergesa.Dengan langkah tertatih sambil meringis memegangi perut yang terluka, Alvandra berjalan menyusuri jalan menuju halte terdekat. Awalnya ia berniat mengunjungi ibunya, tetapi melihat keadaannya yang sekarang, Alv
Read more
13. Cari Kerjaan Baru
Alvandra kembali menjalani hari sebagai supir angkot. Walaupun penghasilan yang didapat terbilang minim, namun ia tetap bersyukur. Daripada ia berpangku tangan, lama-lama tabungannya bisa habis karena terus dipakai untuk kebutuhan sehari-hari juga membayar kontrakan.Toni, yang merupakan sahabat Alvandra, bahkan sering membiarkan Alvandra menarik angkot seharian tanpa harus bergantian. Ia beralasan sudah ada tarikan semalam dari para pedagang sayur. Walaupun begitu, Alvandra kerap memberikan sebagian penghasilannya kepada Toni.Untuk kasus Almira, masih harus melalui beberapa tahap untuk sampai ke persidangan. Tak jarang Alvandra berpapasan dengan Robby saat mengunjungi ibunya di sel tahanan."Dasar anak pembunuh! Lo liat aja, gue bakalan balas dendam sama kalian!" hardik Robby dengan mata melotot."Silahkan! Dan omongan lo ini bakal jadi bukti kalo sampe ada apa-apa sama gue atau nyokap gue."Alvandra tersenyum miring sambil menunjukkan rekaman video percakapannya barusan dengan Robb
Read more
14. Dua Pilihan Yang Sulit
Proses persidangan Almira akan dilaksanakan satu Minggu lagi. Sebelum itu terjadi, pengacara yang bernama Rudi itu sibuk mengumpulkan bukti yang bisa dipakai untuk membebaskan Almira. Jikapun tidak bisa bebas, minimal ada keringanan hukuman.Sementara Robby, di mana ia adalah pihak penggugat, sudah menyiapkan rencana agar saat persidangan nanti Almira dijatuhi hukuman mati atau mungkin penjara seumur hidup. Ia tak mau melepas begitu saja orang yang sudah melenyapkan nyawa ayahnya walaupun tahu jika Sugandilah pihak yang bersalah. Sudah kadung benci, maka akal sehat pun disingkirkan.Almira duduk melipat kaki di lantai beralaskan tikar. Kedua matanya terpejam namun tidak tidur. Ia sedang berdzikir, mengusir kegelisahan yang selalu saja datang menghantui. Selain itu, ia juga berdo'a untuk keselamatan anaknya di luar sana yang sedang berjuang untuk kebebasannya.Semenjak kedatangan Robby hari kemarin, perasaan Almira diliputi kegundahan karena dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama s
Read more
15. Kebohongan Almira
Hari ini persidangan Almira di gelar. Alvandra sudah meminta izin cuti kepada manajernya untuk menghadiri persidangan ibunya dengan alasan yang lain. Tidak mungkin juga ia bercerita ke semua orang tentang kehidupan pribadinya.Sedari pagi Alvandra sudah menunggu di pengadilan walaupun jadwal sidang masih beberapa waktu lagi di mulai. Almira yang notabene sebagai tersangka pun belumlah datang. Meskipun ini sidang yang pertama, namun Alvandra merasa optimis jika ibunya akan bebas di saat sidang vonis nanti.Dari kejauhan Alvandra sudah melihat Robby datang dengan beberapa orang di belakangnya. Mantan istrinya pun ada di antara orang-orang tersebut. Dengan gaya angkuh, Robby menyapa Alvandra yang sedang duduk seorang diri."Hai, Van! Sudah siap menerima kekalahan hari ini?""Jangan terlalu yakin! Ini baru sidang pertama," balas Alvandra santai.Robby tertawa terbahak-bahak dan diikuti oleh orang-orang yang Alvandra yakini adalah antek-anteknya."Alvandra, Alvandra!" Robby menggelengkan k
Read more
16. Masalah Baru
"Apa maskud Bunda?" tanya Alvandra tak paham maksud ucapan ibunya. Tetapi karana petugas langsung membawa Almira. Wanita itu tak lagi dapat melanjutkan ucapannya. Tinggalah Alvandra yang menyisakan sejuta tanya.Alvandra masih memendam kekecewaan terhadap Almira. Sampai mereka berpisah di depan pengadilan pun, mulut ibunya masih terkunci rapat. Bahkan di saat Alvandra menjenguk di tiga hari berikutnya, Almira masih tidak mau mengatakan alasannya.Satu minggu setelah sidang pertama, sidang vonis pun di gelar. Hakim mengabulkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum bahwasanya Almira harus menjalani hukuman penjara seumur hidup. Suara ketuk palu menjadi penanda dimulainya masa hukuman Almira, dikurangi dengan masa kurungan selama di kantor polisi. Untuk selanjutnya, Almira dipindahkan ke rumah tahanan khusus wanita.Sejak jatuhnya vonis hakim, maka kerjasama antara Rudi dengan Alvandra pun berakhir. Karena sudah tidak ada lagi yang mereka perjuangkan, Almira telah mengaku bersalah."Bagaimana, Va
Read more
17. Bertemu Aluna
Alvandra duduk di ruang tunggu sebuah klinik 24 jam. Ia sedang menunggu wanita yang ditolongnya siuman. Beruntung tidak ada luka serius, jadi Alvandra cukup membawanya ke klinik terdekat.Dengan dibantu dua orang polisi, Alvandra mengamankan barang-barang berharga milik wanita tersebut. Mobil yang sudah ringsek di bagian depannya pun kini telah dibawa ke kantor polisi menggunakan mobil derek, untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.Alvandra tidak tahu siapa yang harus dihubungi untuk mengabarkan kejadian ini karena ponsel wanita tersebut mati. Akhirnya polisi memeriksa tas wanita tersebut dan menemukan kartu identitasnya. Berbekal kartu itu, polisi akan mendatangi rumahnya untuk memberi kabar kepada pihak keluarga. Kini Alvandra tahu nama wanita itu adalah Aluna Khanza."Maaf, Pak. Pasien sudah sadar." Teguran dari seorang pria berbalutkan snelli mengejutkan Alvandra dari kebisuannya."Hah? Oh iya, sebentar saya ke sana, Dok,"sambut Alvandra sedikit tergagap.Alvandra mengambil tas dan
Read more
18. Terpesona
Keesokan harinya Alvandra terbangun dengan penuh semangat, sangat berbanding terbalik dengan hari kemarin. Pagi ini senyum tipis selalu mewarnai raut wajah tampannya. Andai ada bidadari yang lewat, sudah pasti terpeleset karena terpana akan pesona ketampanannya.Alvandra sudah menyiapkan semua persyaratan untuk keperluan melamar pekerjaan. Bahkan surat keterangan pengalaman kerja saat di Malaysia pun ia sertakan, berharap itu akan menjadi bahan pertimbangan HRD untuk menerimanya.Bisa dibilang Alvandra sudah mendapat kartu sakti untuk langsung bekerja di perusahaan Abrisam yang bergerak di bidang konstruksi. Namun ia tak mau memanfaatkan kesempatan itu, ia ingin melalui jalur yang semestinya seperti layaknya pelamar kerja lain.Berbekal alamat yang diberikan Aluna tadi malam, Alvandra segera menaiki angkutan yang searah dengan tujuannya. Tidak butuh waktu lama, ia pun sampai di tempat tujuan. Sebuah gedung pencakar langit dengan jumlah lantai dua puluh."Mas Alvandra!" tegur sebuah su
Read more
19. Almira Masuk Rumah Sakit
Merasa apa yang diceritakan Aluna sangat mirip dengan apa yang ia alami, Alvandra pun bertanya tentang satu hal yang lebih spesifik. Sebab ia ingin lebih memastikan lagi akan dugaannya."Apa orang yang nolong Nona itu kena luka benda tajam di perut?""Iya. Kok tahu?" Aluna menatap heran Alvandra."Karena saya dukun. Hehehe ...," canda Alvandra, tetapi ia segera meralat ucapannya."Maaf, bukan kok. Karena saya juga mengalami kejadian seperti yang tadi Nona ceritakan. Bahkan luka bekas operasinya pun masih ada."Aluna membolakan mata. "Benarkah? Di rumah sakit mana dulu Mas Alvan di rawat?"Aluna menjadi penasaran. Jika benar Alvandra orang yang ia cari, maka sudah pasti dia merasa lega. Sebab Aluna sempat khawatir terjadi sesuatu dengan penolongnya, dan jika itu sampai terjadi, kemungkinan ia akan terus dihantui rasa bersalah.Karena tiga hari setelah kejadian itu, Aluna kembali lagi ke rumah sakit karena dokter mengatakan jika pasien yang ia cari harus kontrol ulang untuk memastikan l
Read more
20. Penawaran Dari Abrisam
Alvandra duduk gelisah di meja kerjanya sambil sesekali melirik jam tangan. Ponsel yang tadi digunakan untuk menerima panggilan kini ia putar-putar di atas meja. Kabar yang baru saja ia terima membuat hatinya menjadi tak karuan. Pihak Lembaga Pemasyarakatan mengabarkan kalau Almira mengalami kejang-kejang akibat demam tinggi. "Bunda sakit apa?" gumam Alvandra dengan netra sudah mengembun.Lelaki tampan itu sangat mengkhawatirkan kondisi Almira yang saat ini sudah dibawa pihak Lapas ke rumah sakit. Sudah terbayang di benaknya, bagaimana sang bunda terbaring sendirian di rumah sakit tanpa ada yang menemani. Ingin meminta izin pulang lebih dulu namun ia hanyalah pegawai baru, di mana hari ini adalah hari pertama bekerja bagi Alvandra. Kurang ajar sekali kalau ia sampai melakukan itu, pikirnya.Ceklek!Suara pintu yang terbuka dari luar membuyarkan lamunan Alvandra. Ia menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka dan menampakkan sesosok cantik sudah berdiri di sana dengan senyuman tersunggi
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status