All Chapters of Dosen Kampret itu, Suamiku!!: Chapter 41 - Chapter 50
328 Chapters
[41] Auto A
“Pak, saya minta tolong untuk bukakan pintu mobil.” Pinta Kamarudin saat mobil keluarganya sampai pada pelataran rumah mereka.“Baik, Den.”Kamarudin lalu memperbaiki posisi Anya. Mengangkat sang istri sehingga berada di atas pahanya. Ia telah bersiap untuk menggendong Anya masuk ke dalam rumah.Melihat betapa lelapnya Anya tertidur, Kamarudin tidak tega jika harus membangunkan sang istri. Maka dari itu, Kamarudin memilih menggendong wanita itu ala bridal.“Terima kasih Pak Maman. Bapak bisa beristirahat sekarang.” Ucap Kamarudin sebelum melangkah.Kedatangan pasangan baru itu disambut oleh seluruh penghuni rumah. Mereka yang memperkirakan kapan sampainya Anya dan Kamarudin bersiap memenuhi ruang tamu. Ketika pintu pintu terdorong masuk mereka berteriak, “selamat dat..”“Ssssttt..” Desis Kamarudin, meminta mereka menelan kembali suara yang hampir terlontar sempurna. “Tidur,” timpalnya, pelan.“Waduh! Mantunya Ibu kecapekan ini pasti, abis dibolak-balik si Kamaru..”Blush…Pipi Kamarud
Read more
[42] Poor Udin!
Trang!!Alat makan ditangan Anya dan Kamarudin merosot jatuh ke piring. Keduanya pun memekik secara bersamaan, “bulan madu?”“Iya, Kamaru, Anya.. Honeymoon. Orang abis menikah itu tuh pasti bulan madu. Ibu sama Bapak juga begitu kok. Iya kan, Pak?”Miranti mencari dukungan suara. Bersama para besannya, mereka sudah mempersiapkan liburan untuk keduanya.“Bener apa yang Ibu kalian bilang. Biar makin akrab!”Kamarudin menghembuskan napas. Perutnya belum sepenuhnya terisi, tapi lagi-lagi ibunya bertingkah. “Bu,” panggil Kamarudin, lembut.“Tujuan bulan madu itu kan untuk segera memiliki momongan..”“Ya terus?” potong Miranti, tahu kemana arah kalimat anaknya. “Memangnya kalau sudah hamil nggak boleh bulan madu gitu? Pikiran cupet dari mana itu, Kamaru?”Sejak kemarin selalu kehamilan Anya yang dipermasalahkan. Miranti jelas tidak terima. Tak ada yang salah dari menantunya yang sudah hamil duluan.“Kamaru ngajar, Bu.”“Yo cuti! Ngono ae kok repot! [Begitu saja kok repot!].” balas Miranti t
Read more
[43] Anya Suka! Anya Suka!
Anya beranjak dari ranjang ketika pintu kamar yang dirinya tempati terbuka. “Udin Haseyo,” panggilnya membuat mata si pemilik nama terbelalak.“U-Udin, apa?”“Haseyo..” Ulang Anya sembari menyembunyikan keinginannya untuk tertawa, karena melihat tampang shock Kamarudin.“Kita kan mau ke Korea, jadi belajar aja dulu bahasanya.”Kamarudin tidak akan mengerti kan, kalau apa yang dirinya ucapkan, sebenarnya kata sambung dari sebuah sapaan— Annyeong Haseyo. Ia yakin Kamarudin tidak mengetahuinya. Pria kaku seperti dosennya itu mana pernah menonton drama Korea yang sedang booming di negara mereka. Hidupnya pasti dihabiskan dengan tumpukan jurnal dan buku-buku bacaan seputar aksi mengajarnya.“Jangan menjahili saya, Anya! Saya tidak bodoh. Kamu pikir ditempat saya berkuliah dulu tidak ada orang Koreanya?!” “Oh, paham ternyata!” gumam Anya kecil, yang masih dapat terdengar oleh telinga Kamarudin.“Kamu benar-benar, ya!” Desis Kamarudin. “Kenapa kamu manggil saya? Bukannya Ibu meminta kamu b
Read more
[44] Gagalnya Bulan Madu
Bukan Korea, bukan pula negara-negara lainnya. Dua tiket yang memuat nama mereka menunjukkan sebuah pulau, yang masih menjadi daerah teritorial Indonesia. Pulau yang kerap dianggap oleh Warga Asing sebagai negara yang berdiri sendiri dan pulau tersebut adalah Pulau Dewata— Bali.“Kenapa nggak ke luar negeri, Din? Kita honeymoon, bukannya wisata akhir pekan.”“Tidak semua orang menghabiskan weekend mereka ke Bali, Anya.” Ujar Kamarudin menanggapi protesan Anya. Ucapan istrinya itu terdengar berlebihan dilubang telinganya.“But I did! Sebelum Negara Api menyerang!”Kalingga terkekeh. Anya memang pasangan yang pas untuk adiknya. Perempuan itu bisa dengan mudah mengubah ekspresi tenang di wajah Kamarudin. Keduanya merupakan satu-kesatuan yang akan saling melengkapi dan menguntungkan.Anya yang cerewet akan meramaikan flatnya kehidupan Kamarudin, lalu pada sisi Anya, perempuan itu akan mendapatkan lawan untuk meluapkan perasaannya. Sebuah simbiosis mutualisme yang cukup baik.Kembali pada
Read more
[45] Syukurin! Emang Enak!
Kamarudin membantu Anya berjalan menyusuri lorong-lorong bangsal rumah sakit. Terima kasih kepada Mr. Handoyo, selaku opa istrinya. Sakitnya pria itu membuat mereka dapat menggagalkan bulan madu yang tidak terarah ini. Dibandingkan liburan, Anya membutuhkan banyak istirahat. Perut dan beberapa bagian tubuhnya membesar. Berjalan jauh sedikit saja, Anya ngos-ngosan. Bagaimana nanti jika jiwa gila belanjanya memaksa tubuhnya tetap fit demi kantong-kantong brand ternama. Kamarudin tidak bisa membayangkannya. Mereka telah melewati malam-malam panjang yang melelahkan sebelumnya. Tidak ada hal yang paling dibutuhkan keduanya kecuali istirahat.“Pelan-Pelan saja, Anya.. Opa kamu nggak akan kemana-mana.”“Capek Udin. Pengen cepet sampe biar bisa duduk!”Oh, Kamarudin salah terka. Ia pikir Anya ingin segera melihat keadaan kakeknya. Rupanya ada tujuan lain, demi kenyamanan dirinya sendiri.“Disini kan ruangannya?”Kamarudin mengangguk. Ia cukup menyayangkan kegilaan kakek sang istri. Hanya kar
Read more
[46] Anya Keturunan Peramal
“Kenapa?”Kamarudin baru saja keluar dari kamar mandi ketika melihat istrinya tengah memegang ponsel miliknya. Merasa Anya menatapnya dengan tajam, ia memberanikan diri untuk bertanya. “Ada yang menghubungi saya?” “Michelin— itu nama mantan kamu kan?”“Ya.. Dia menelepon saya?” tanya Kamarudin. Tidak mungkin Anya menanyakan Michelin jika perempuan itu tidak melihat nama kontak yang muncul pada layar ponselnya.“Kirim chat.. Sorry aku kepo, makanya aku buka.” Aku Anya, berterus terang. Mantan kekasih suaminya tadi sempat menelepon memang. Karena ia terlalu lama berpikir, perempuan itu akhirnya memutus sambungannya, lalu mengirim pesan singkat.“It’s okay. Kamu istri saya. Saya tidak berniat membentangkan jarak dengan membatasi hak dan ruang gerak kamu.”Anya berhak membuka ponselnya. Kamarudin tidak akan melarang. Bersama Anya, dirinya tak membutuhkan privasi. Sekarang status mereka merupakan suami dan istri. Apa pun yang Anya ingin ketahui, wanita itu bisa mendapatkannya langsung. Ia
Read more
[47] Tunggu Pembalasan Saya!
Kamarudin terjaga pada dini hari tadi. Ia sempat menuju kamarnya yang berada dilantai dua, berniat hendak kembali tidur bersama Anya. Namun keinginannya itu tak dapat terwujud sebab pintu kamar yang terkunci dari dalam. Perempuan muda yang masih berstatuskan mahasiswinya itu benar-benar mengesalkan. Teganya dia mengusir suami yang baru dinikahinya hanya karena sebuah kesimpulan sepihak. Seharusnya dia mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu, bukannya justru mendepak orang sembarangan. Jika saja Anya tidak melayangkan ancaman, ia tidak akan mau mengalah. Menyiksa diri di kamar lain. “Ya Ampun.. Astaga, Kamaru!! Penampilan kamu ngerusak mata Ibu!” Miranti berteriak. Wanita paruh baya itu shock melihat penampilan putranya. “Mana baju kamu?! Kalau ada mbak yang liat gimana, Kam?!” Omel ibu tiga anak itu sambil memelototi putra ke-2-nya. Bagaimana kalau tiba-tiba Anya turun ke bawah, lalu menyaksikan aksi tidak senonoh putranya ini?! Bisa-Bisa menantu kesayangannya itu salah paha
Read more
[48] Ketika Anya Marah
Kamarudin mengerutkan kening saat memasuki kediaman orang tuanya. Anya tampak sedang menerima tamu penting, dilihat dari penampilan para tamunya.‘Siapa mereka?’ batin Kamarudin, bertanya-tanya.Ketiganya menyadari kedatangan Kamarudin. Dua tamu Anya berdiri lalu menyapa pria itu.“Pak Kamarudin. Sebelumnya selamat atas pernikahan Bapak dengan Mbak Anya. Kebetulan saat pernikahan kami sedang ditugaskan Pak Tanu, sehingga tidak dapat hadir.” Salah satu dari mereka mengulurkan tangan, menyalami Kamarudin.Kamarudin pun menyambutnya dengan sopan. “Ah, ya. Terima kasih atas ucapannya.” Orang-orang ini rupanya merupakan anak buah papa mertuanya. Tapi untuk apa mereka datang ke rumahnya? Tanu Handoyo sudah kembali lagi ke Singapura.“Kalau boleh saya tahu, Bapak-Bapak sekalian memiliki kepentingan apa bersama istri saya?!”“Kami datang untuk memberikan laporan terkait penarikan unit properti Pak Kamarudin yang saat ini sedang ditinggali oleh Ibu Michelin.”“Penarikan unit apartemen Michel?!
Read more
[49] Anya Minggat
“Susu buat istri saya, Mbak?” tanya Kamarudin saat melihat salah satu asistennya membawa nampak berisikan segelas susu putih.“Iya, Mas Kamaru. Mbak Anya tadi telepon ke dapur, katanya lagi males ke bawah. Soalnya ada Mas Kamaru.”Kamarudin menghela napasnya. Anya benar-benar mengibarkan bendera kemarahan kepadanya. Setelah memintanya bercosplay untuk menjadi orang bisu, wanita itu sekarang melakukan gerakan menghindar.“Ya sudah. Mbak antar saja.” Kamarudin lantas menitipkan pesan— meminta Anya agar menghubungi orang-orang dibawah ketika wanita itu hendak turun. Ia akan dengan senang hati menyingkir terlebih dahulu supaya mereka tidak berpapasan.Suara bel rumah membuat asisten rumah tangga yang lain keluar dari bilik dapur. Beliau merupakan asisten paling lama yang bekerja untuk ibunya. Seperti pengasuh Anya, perempuan itu sudah tua. Melebihi usia sang ibu.“Biar Kamaru saja, Mbok. Mbok Ngatmi lanjutkan saja memasak makan siangnya.”“Baik, Mas.”Kamaru sempat tersentak ketika tamu y
Read more
[50] Missing Wife
Saya minggat!!Nggak perlu dicari kemana-mana.Saya nggak pulang ke rumah Opa.Bye, Din!From: Istri yang teraniaya oleh mantan terindahmu!“Jadi istri saya pergi dan kalian nggak ada yang mencegah kepergian dia?” Air mata palsu hasil obat tetes yang Miranti gunakan mendadak tak mampu lagi untuk merangsang cairan. Perempuan itu diam ketika putranya mengarahkan kemarahannya kepada sang ART.“Sa-Saya..”“Ibu..”Miranti memejamkan matanya. Ia tidak menduga dirinya akan terseret ke dalam pusaran amarah Kamarudin.“Hiks.. Ibu di dalem kamar, Kamaru. Ibu nggak tau sama sekali waktu Anya keluar.”“Fine..” Ucap Kamarudin lalu mendudukan diri di sofa.“Pertama, ada banyak orang di rumah ini. Kenapa tidak ada satu pun yang curiga dengan kepergian Anya. Terlebih kamu!” Kamarudin menunjuk ART yang Anya titipi surat.“Bukankah aneh kalau Anya pergi, tapi meninggalkan sepucuk surat? Seharusnya dengan keanehan itu, kamu tahan dia, atau mencari Ibu saya secepat yang kamu bisa.”Sepertinya Miranti ha
Read more
PREV
1
...
34567
...
33
DMCA.com Protection Status