All Chapters of Anak Kembar Mr. Billionaire: Chapter 41 - Chapter 50
356 Chapters
Mereka Anak Kandungku!
Pagi ini Alana datang sedikit lebih siang dari biasanya ke kantor saat Alex sudah datang lebih dulu berada di sana. Gadis itu berjalan membuka pintu ruangan kerjanya dan juga ruangan kerja Alex. Tatapan mata dingin Alex sesaat tertuju padanya sebelum kembali menatap laptopnya dan seolah-olah berusaha tidak peduli pada Alana. "Duduk di tempatmu!" seru Alex saat Alana duduk di hadapannya. "Pak," lirih Alana kembali formal. "Saya... Saya ingin mengundurkan diri." Jemari Alex yang mengetik di atas keybord laptopnya pun terhenti, laki-laki itu mengangkat wajahnya menatap wajah Alana yang sembab. Barulah helaan napas berat terdengar oleh Alex, ia mengusap wajahnya disusul gebrakan tangannya di atas meja. "Aku tidak mengizinkanmu!" pekik laki-laki itu. "Kau tidak boleh pergi lagi dari kehidupanku, Alana!"Teriakan Alex membuat Alana mengangkat wajahnya dan menatap laki-laki itu. "Apa lagi yang perlu aku pertahankan? Kita sudah berakhir, aku tidak mau bersamamu, aku dan kau hanyalah k
Read more
Berikan Si Kembar dan Ambil Uangnya!
"Sekarang kau tidak perlu bekerja ke mana-mana, kau hanya perlu mengembangkan galeri dan toko ini saja, Sayang." Stella membuka pintu kaca sebuah toko bersama Alana dan juga si kembar. Kedua anaknya berlari masuk ke dalam sana dan melihat berbagai macam barang-barang yang berada di sana. Alana menatap sebuah canvas kosong di hadapannya, tumpukan buku dan beberapa aksesoris di dalam etalase dan juga rapi digantung. "Mama pasti mengeluarkan banyak uang untuk ini," ujar Alana menundukkan kepalanya sedih. "Alana selalu merepotkan Mama."Stella menggelengkan kepalanya. "Mama tidak pernah perhitungan dengan anak Mama, asal Alana bisa bahagia," jawab Stella. "Oma paling the best!" Kenzo menyahuti dan mengacungkan jempolnya pada Alana. Rasa haru memenuhi relung hati Alana, kedua matanya menelisik tiap-tiap sudut toko yang sudah berisi banyak barang di dalamnya. Tempat alat-alat tulis, lukis, dan buku, juga tempat itu dulunya menjadi toko galeri milik Stella saat mereka masih tinggal di B
Read more
Hangatkan Malamku
Seharian Alex menemani Alana merapikan galeri tempat gadis itu akan memulai usaha tanpa ikut campur perusahaan Alex lagi. Berulang kali Alana mengusir Alex dan meminta pada laki-laki itu untuk pergi dan jangan mendatanginya, namun Alex tidak mau."Sudah sore, ayo kita pulang," ajak Alex melambaikan tangannya pada si kembar yang tengah menata beberapa mainan. Anak itu saling tatap sebelum mereka mendekati Alex. "Daddy tidak pulang ke rumah kita, kan?" tanya Kenzi mendongakkan kepalanya menatap wajah sang Papa. "Tentu saja bersama kalian," jawab Alex tersenyum. "Heeumm... Padahal kita sudah tidak mau menerima Daddy lagi, karena Daddy berani marahin Mommy," cerca Kenzo seraya bibirnya cemberut.Mendengar kekecewaan putranya, Alex mendekati anak itu dan ia menekuk lututnya di hadapan Kenzo seketika.Alex tersenyum menggenggam telapak tangan putranya, ia menatap kedua manik mata Kenzo yang lucu. "Sayang dengar, waktu itu Daddy hanya refleks saja. Tidak ada niatan Daddy marah pada Mom
Read more
Bercinta Penuh Kelembutan
Kedua mata Alex terbuka perlahan saat ia merasa berat dan kebas di lengan kirinya. Laki-laki itu sedikit meringis sebelum ia menoleh dan melihat wajah damai Alana yang tertidur di sampingnya. Telapak tangan Alex terangkat mengusap pipi putih dan lembut gadis itu. Ia mengecup kening Alana dengan sangat romantis dan mendekapnya. 'Aku mencintaimu, Alana. Aku sangat mencintaimu. Aku tahu kau pasti trauma dengan kejadian tahun-tahun lalu, lambat laun aku akan membuatmu melupakan hal itu,' batin Alex meletakkan pipinya di pelipis Alana. Mengingat semalam, Alex yakin kalau ia dan Alana sama-sama berkabut keinginan untuk bercinta, namun di tengah kemesraan yang terjadi, Alana begitu ketakutan dan tubuhnya gemetar hebat sampai Alex menyudahi semuanya.Jemari Alex yang mengusap-usap pipi putih Alana membuat gadis itu terusik dan membuka kedua matanya. Senyuman manis yang pertama kali Alex berikan padanya. "Morning, Sayang," bisik Alex mengecup singkat bibir Alana. Gadis itu melingkarkan ke
Read more
Sangat Menginginkan Alex
"Ke mana Alana? Kenapa kursinya kosong? Dia sakit?" Rivaldo menatap Alex dengan salah satu alisnya yang terangkat. Laki-laki itu menghambuskan napasnya pelan dan hanya menggeleng saja. "Alana sudah tidak bekerja di sini lagi," jawab Alex dengan santai. "What?! Kau putus dengannya?!" Rivaldo memasang wajah serius. Seketika Alex menaikkan salah satu alisnya. "Sepertinya kau sangat senang kalau aku putus dengan Alana, huh?!" sinis Alex menatap kesal wajah sahabatnya tersebut. Rivaldo berdecih mendengar kata-kata yang meluncur dari bibir Alex barusan. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya pelan. "Apa kau pikir aku gila, hah?!" sinis Rivaldo menatapnya kesal. "Ya siapa tahu saja kau ingin menikung Alana dariku!" sinis Alex dengan dirinya yang kini mendengkus pelan. Gelengan kepala Rivaldo berikan pada sahabatnya, ia tidak mau heran dengan sahabatnya yang menyebalkan ini. Rivaldo menutup laptopnya, laki-laki itu menatap Alex dengan tatapan yang tidak biasa hingga Alex langsung mena
Read more
Si Kembar Meminta Punya Adik!
"Di sekolah baru, kalian jangan nakal! Jangan berantem lagi, jangan ribut lagi, dan jangan buat masalah! Paham!" Alana memberikan banyak nasihat untuk kedua anaknya saat mereka berdua berada di depan pintu kelas sekolah barunya. Kenzo dan Kenzi kini kembali bersekolah setelah Alex mencarikan sekolahan yang tepat untuk merek berdua. "Iya Mommy, jangan khawatir. Kita ini anaknya pendiem, hanya saja... Temen-temen kita kadang kayak anak setan!" jawab Kenzo. "Heem, kita kan anak baik." Kenzi mengimbuhi. Alana mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala kedua putranya, terlebih lagi kini saat Alex muncul bersama seorang wanita, kepala sekolah baru si kembar. "Kenzo, Kenzi, ini Madam Melin, dia adalah kepala sekolah kalian. Ayo beri hormat," bisik Alex pada kedua anak tersebut. Si kembar tersenyum manis dan membungkukkan badannya. "Salah kenal, Madam Melin. Namaku Kenzo, dan ini adikku, Kenzi." Wanita itu tersenyum berbinar. "Salam kenal juga sayang, oh manisnya...." Alana terseny
Read more
Jangan Mengambil Anakku!
"Pokoknya kita mau punya adik, dua! Yang imut, yang cantik, pipinya besar, dan nangisnya yang keras!" Kenzo dan Kenzi merengek-rengek memeluk lengan Alana seraya berjalan masuk ke dalam rumah. Sedikit saja Alana tidak mau mendengarkan permintaan mereka yang aneh-aneh. "Mom... Mommy! Mommy dengarin kita, tidak?" Kenzi menarik lengan Alana. "Tidak! Permintaan kalian aneh-aneh, Mommy tidak suka!" seru Alana nenatap keduanya. "Huh! Mommy nakal!" teriak Kenzo menghentak-hentakkan kakinya di lantai dan membanting tas biru yang ia pakai. Seperti biasa, jurus andalan mereka saat meminta sesuatu saat Alana tidak mengabulkannya. Mereka berdua menangis keras-keras berteriak meminta apa yang diinginkannya. Alana menatap kesal dengan anaknya, selalu saja mereka nakal. Apa lagi saat ada Alex, keduanya yakin kalau Alex akan berada di pihak mereka. "Mom...." Kenzo mengerjar Alana yang berjalan ke dapur. "Jangan ikuti Mommy! Nakal, berapa kali Mommy bilang, jangan gampang iri dengan apa yang t
Read more
Alana Tetaplah Wanitaku!
"Kau bisa tinggalkan Alex, Alana. Kalau terus seperti ini, kau akan selamanya terluka."Alana menunduk diam meremas jari-jarinya membiarkan Rivaldo mengompres pipi memar Alana dengan handuk dan air dingin. Sejak tadi laki-laki itu setia memberikan banyak nasihat pada Alana. Hanya Rivaldo yang kini paham betapa hancurnya seorang Alana atas apa yang dirasakannya kini. Alana menunduk dan menggeleng pelan. "Aku tidak bisa jauh dari Alex. Anak-anakku sangat menyayanginya, mereka benar-benar menganggap kalau Alex adalah Papa mereka. Aku sudah meminta pada Alex untuk meninggalkan aku, Pak Rivaldo. Munafik kalau aku merasa tidak nyaman saat bersamanya," ungkap Alana mengusap air matanya. Ibu jari Rivaldo mengusap air mata di pipi Alana. Laki-laki itu merangkulnya duduk di sofa dan membiarkan Alana untuk menangis melegakan rasa marahnya. Usapan pelan terus ia berikan di punggung Alana dengan rasa perhatian. "Suatu saat kau akan mengerti, Alana," bisik Rivaldo. "Mengerti?" lirih Alana men
Read more
Alana Berhak Bahagia Bersama Alex!
"Biarkan Alex menikahi Alana karena tanggung jawabnya. Anak Nyonya dan Tuan pantas melakukan hal itu." Seruan tegas itu terlontar dari Stella yang kini menemui kedua orang tua Alex. Geram dan tidak tahan atas semua tindakan Renata yang setiap hari Alana adukan padanya, Stella kehilangan kesabaran. "Kenzo dan Kenzi adalah darah daging putra kalian. Ini bukan permainan, dan saya tidak sedang drama di sini!" imbuh Stella menatap lekat Renata dan Hans. Hans pun menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum pada Stella. "Saya tahu, Nyonya Stella," ucap Hans menyandarkan punggungnya di sofa. "Saya selalu mendukung apapun yang putra saya putuskan." "Tapi tidak denganku, Pa! Aku menolaknya, keras!" tegas Renata menggelengkan kepalanya. Stella tersenyum kecut, ia sangat membenci Renata yang sangat keji. "Nyonya Renata harus mengajari Alex untuk punya sifat tanggung jawab. Setelah kejadian di mana putra kalian merusak putriku, aku sengaja menyembunyikan Alana dari kalian semua, ingatan Ala
Read more
Aku Papa Kandung Kalian!
"Maaf Tuan, Nona ini memecahkan piring keramik mahal. Dia tidak mau ganti rugi dan malah menangis di sini! Kalau memang tidak punya uang, lebih baik jangan bertingkah di sini!" Mendengar penjelasan karyawan toko itu membuat emosi Alex kian meledak. Dalam pelukannya, Alana menangis ketakutan karena gunjingan dan makian yang membuatnya trauma. Alex menunduk menatap wajah Alana, ia mengusap pipinya dengan lembut. "Ssshhhtt... Tenanglah, Sayang. Tidak akan ada yang berani menyakitimu di sini," bisik Alex. Alex merangkul pundak Alana dan berjalan mendekati beberapa piring yang berjajar di depannya. Piring keramik warna-warni cantik tertata rapi. Semua orang dan karyawan toko di sana menatap Alex yang meraih piring keramik itu. Ekor matanya sinis melirik dua pelayan toko dengan senyum devil di bibirnya. "Siapa kau berani membuat istriku takut, huh?!" Alex menatap dua wanita berseragam biru tersebut.Alex menatap piring di tangannya dan dengan sengaja ia membanting piring tersebut ke l
Read more
PREV
1
...
34567
...
36
DMCA.com Protection Status