Semua Bab Anak Kembar Mr. Billionaire: Bab 51 - Bab 60
356 Bab
Misi Rahasia Si Kembar
"Paman Benigno tidak boleh gangguin Kak Tery terus, kak Tery ini tugasnya jagain kita!" Kenzi mendorong-dorong Benigno untuk tidak dekat-dekat dengan Tery yang sedang menemani si kembar. Kenzo yang berada di sana juga tentu saja membantu memaki Benigno. "Mending Paman Benigno cari pacar sana, pergi. Masak kalah sama Daddy-ku sih!" "Kalian ini meremehkanku, heh?!" seru Benigno. "Tidak remeh kok, kan fakta. Jomblo ngenes, gantengnya tidak berguna." Kenzi si mulut petir mengatakannya dengan sangat lihai. Tery yang mendengar ejekan Kenzi pada Benigno pun langsung tersenyum. "Kenapa kau senyum-senyum, hah?!" sentak Benigno langsung membungkam gadis itu. "Paman! Kalau sama cewek itu tidak boleh galak-galak, mau laku gimana kalau Paman orangnya kayak gini!" Kenzo memukul lengan Benigno. "Sudah Pangeran kecil," bujuk Tery pada kedua anak itu. Kenzi dan Kenzo meninggalkan mainannya dan mendekati Tery dan duduk menjaganya dari Benigno. Setelah satu minggu Benigno tidak bertemu dengan
Baca selengkapnya
Sahabat dari Masa Lalu yang Terlupakan
Untuk kali pertama Alana datang ke sebuah pesta megah yang tergelar di sebuah hotel bintang lima. Lebih lagi kedatangannya kali ini menjadi sorotan publik karena ia datang bersama seorang Alexsander Verolov, Presdir kaya yang paling disegani. Alana memeluk lengan Alex dengan erat. "Kenapa mereka menatapku seperti itu? Apa riasan wajahku ada yang salah?" cicit Alana berbisik pada kekasihnya. "Mereka terpukau denganmu, Sayang. Kau sangat cantik," balas Alex tersenyum dan mengecup singkat pipi Alana. Mereka berdua berjalan mendekati Rivaldo, pemilik pesta malam ini. Tatapan pertama Rivaldo terpana pada Alana yang sangat-sangat cantik malam ini. "Selamat malam Alana, wow... Kau sangat luar biasa malam ini," sanjung Rivaldo sangat manis. "Ekhem... Hati-hati, mulutmu harimaumu. Hentikan bualanmu atau pestamu akan hancur," sindir Alex tanpa menatapnya. "Ck! Kau ini. Apa kau iri karena aku tidak menyapamu? Aku cukup muak menyapamu, kawan!" Rivaldo tertawa pelan dan Alex membalasnya de
Baca selengkapnya
Akankah Alana Kembali Ingat?
"Dok, bagaimana keadaan istri saya?!" Alex berjalan mendekati dokter yang baru saja keluar dari dalam ruangan di mana Alana diperiksa. Laki-laki berjubah putih itu melirik ke arah Glad yang juga menatapnya sebelum ia menepuk pundak Alex. "Mari ikut saya, Tuan," ajak dokter itu pada Alex. Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan, di sana Alex langsung duduk dan menunggu dokter. Helaan napas berat terdengar dari bibir dokter tersebut. "Tuan, kondisi Nyonya Alana sepertinya cukup buruk untuk terus dipaksakan. Mohon untuk tidak memaksakan sesuatu padanya supaya Nona Alana tidak mengingat-ingat banyak hal, dia bisa mengalami sakit kepala yang hebat, dan sangat menyakitinya," ujar dokter tersebut. Alex mengembuskan napasnya pelan. "Tadi ada teman lamanya yang muncul, dia begitu syok dan menangis saat Alana tidak mengenalinya dan berusaha keras mengingatnya, karena itu Alana merasa sakit kepala dan pusing, dok," jelas Alex. "Tapi Tuan, Nyonya Alana bisa saja kembali ingatannya karena seb
Baca selengkapnya
Si Kembar Semakin Bar-bar
"Mommy mana sih, kok belum pulang-pulang? Jangan-jangan Mommy dibuang sama Daddy."Ocehan itu terdengar dari bibir Kenzo, ia sudah jengah mendengar adik kembarannya yang menangis menunggu sang Mama. Bersama Tery dan Benigno, Kenzi duduk di teras menunggu Alex dan Alana. Tidak biasanya mereka pergi hingga nyaris tengah malam belum pulang-pulang. "Mommy...." Kenzi memeluk Tery dan sesenggukan. "Sudah, jangan nangis lagi. Kan ada Kak Tery di sini, ada Paman Benigno juga," bujuk Tery mengusap lembut punggung Kenzi. "Tidak suka Paman Benigno, Paman payah! Nakal," cicit bocah itu. Dari belakang mereka nampak Kenzo yang berjalan mendekat membawa boneka beruang yang ditenteng kepalanya. "Paman, Kenzi kok nangis terus sih?" tanya Kenzo dengan polosnya. Benigno merotasikan kedua matanya, setengah jengah juga dengan Kenzo yang tidak merasa bersalah sama sekali. "Adikmu tidak akan menangis kalau kau tidak menjitaknya!" pekik Benigno dengan kesal. "Hah? Masak iya? Kayaknya tadi pelan, cum
Baca selengkapnya
Mengajak Alana Kembali ke Madrid
'Mama ingin mengajak Alana dan anak-anakmu makan malam bersama Papa juga, pulanglah ke Madrid!'Embusan napas berat terdengar dari bibir Alex kala ia mengingat kata-kata Mamanya yang pagi tadi menghubunginya. "Tuan Alex baik-baik saja?" "Tidak," jawab Alex tanpa menatap Benigno. Benigno beranjak bangun dari duduknya dan meletakkan beberapa dokumen di atas meja.Keresahan dan semua rasa yang Alex rasakan saat ini mampu Benigno lihat hanya dengan ekspresi dan mood-nya. "Apa aku harus benar-benar mengajak Alana bertemu Mama dan Papaku? Mereka meminta aku pulang ke Madrid," ujar Alex meminta pendapat pada Benigno.Kursi di hadapan meja Alex pun ditarik dan diduduki oleh Benigno. Laki-laki seusia Alex itu langsung mengangguk. "Feeling saya mengatakan kalau Tuan dan Nyonya besar akan memberikan kabar bahagia pada Tuan." Benigno tersenyum lembut."Cih, aku tahu selicik apa Mamaku. Mungkin saat ini dia punya rencana besar." Alex kembali menerka-nerka. "Aku bersumpah tidak akan memberikan
Baca selengkapnya
Restu dari Kedua Orang Tua Alex
"Aku takut bertemu Papa kalau harus kembali ke Madrid. Lebih baik kau ke sana sendiri tanpa aku." Alana menundukkan kepalanya dan menggeleng menolak ajakan Alex yang setia sejak tadi membujuknya. Bahkan kini Glad juga bersama dengan mereka berdua. Gadis itu memperhatikan Alex yang berlutut di hadapan Alana memegang kedua lututnya dan membujuk penuh kesabaran. Hal mustahil yang tidak pernah Glad bayangkan sebelumnya. "Ayolah, Sayang...." Alex menundukkan kepalanya di atas punggung tangan Alana. Glad merasa kasihan, bagai sia-sia Alex sejak tadi membujuknya kalau Alana sampai kini pun masih diam menggeleng-gelengkan kepalanya. "Alana, ayolah... Apa kau tidak kasihan pada Pak Alex? Sejak tadi dia membujukmu, sekali ini saja. Bukannya Pak Alex laki-laki yang baik dan selalu menuruti apa yang kau inginkan?" tanya Glad ikut membujuk Alana. Wajah Alana terangkat menatap wajah Alex yang cemas dan penuh harap. "Mau ya, Sayang," bujuk Alex menggenggam erat tangan Alana. Alana yang diam,
Baca selengkapnya
Kita Akan Menikah, Sayang
Alana dan Alex kembali ke Barcelona secepatnya. Mereka berempat pulang ke rumah Alex yang megah, di mana anak-anak sangat senang tinggal di sana. Kenzo dan Kenzi sudah tidur sejak perjalanan pulang. Hingga Alana kini duduk sendirian di depan dinding kaca lantai dua di rumah Alex, ia sibuk berperang dengan pikirannya yang tidak bisa tenang memikirkan orang tua Alex. 'Nyonya Renata memberikan aku dan Alex restu, kami akan menikah dan bahagia. Bukannya itu yang aku nanti-nantikan selama ini?' batin Alana menundukkan kepalanya dan gadis itu kembali tersenyum. Suara derap langkah kaki membuat Alana menoleh ke belakang di mana Alex yang kini berjalan menaiki anak tangga dan laki-laki itu menatapnya penuh senyuman. "Sayang, aku pikir kau sudah tidur," ujarnya melangkah mendekat dan duduk di samping Alana seraya memeluk pinggang Alana "Kenapa belum tidur, hem? Ini sudah malam, apa lagi yang kau pikirkan, Sayang?" tanya Alex memperhatikan wajah cantik Alana dari samping. "Aku memikirkan M
Baca selengkapnya
Lain di Mulut, Lain di Hati
"Val, aku titip Tery dan anak-anakku padamu tidak papa kan?" Alex menatap Rivaldo yang kini duduk memangku Kenzi di kursi teras depan rumah Alana. Tentu saja Rivaldo menganggukkan kepalanya. "Tidak masalah, aku akan mengajak mereka jalan-jalan," jawab Rivaldo santai. "Kalian berdua, jangan nakal!" Alana menatap penuh peringatan pada dua anaknya. Bocah itu mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis pada Alana. "Siap Boss!" Alana dan Alex pun melambaikan tangannya pada mereka berempat sebelum keduanya pergi untuk mengurus beberapa hal penting pernikahan mereka. Dan tinggallah Tery bersama dengan Rivaldo dan si kembar. Kedua anak itu asik sendiri dengan mainan baru mobil-mobilan yang Rivaldo bawakan. Diam-diam seorang Rivaldo memperhatikan Tery yang kini tengah mengupas apel untuk si kembar. Ia baru bertemu dengan Tery beberapa hari saat si kembar merekomendasikan gadis itu untuknya. Memang si kembar memiliki selera yang bagus, gadis bernama Tery sangat cantik, baik, dan menggem
Baca selengkapnya
Cinta itu Buta dan Serba Salah
Hari sudah malam, Alex tidak bisa tidur malam ini. Ia meninggalkan kamarnya di mana Alana tidur di dalam bersama Kenzi, sedangkan Kenzo yang tidur bersama Tery. Alex membawa kotak rokoknya keluar dari dalam rumah, ia melihat Benigno duduk di bangku taman sendirian bersama sebotol wine di sampingnya. "Kau sedang tidak bisa tidur atau sedang frustrasi?!" Suara Alex membuat Benigno menoleh dan laki-laki itu langsung berdecak pelan menggeser duduknya. Alex pun duduk santai di samping Benigno. Rupanya Benigno masih diam dan mengubur dirinya dalam kelamnya perasaan yang dia rasakan. "Apa apa?" tanya Alex, ia mengepulkan asap rokok dari bibirnya ke atas. "Tery marah padaku," jawab Benigno dengan nada dingin. Jawaban Benigno sukses membuat Alex tertawa pelan, terdengar mengejek, memang. Alex menyilangkan kakinya dan bersandar sebelum ia menatap Benigno. Kadang sosok laki-laki yang dingin seperti Benigno memang lucu saat ditinggal marah oleh gadis yang disukainya. "Kenapa lagi? Kau sa
Baca selengkapnya
Kesedihan Seorang Alana Tentang Identitas Si Kembar
Alana hari ini pulang ke Madrid sembunyi-sembunyi dari Alex dan dua anaknya yang sibuk bersekolah. Alana tidak enak hati meminta bantuan Alex karena laki-laki itu sangat sibuk di kantornya. Hingga kini Alana sudah sampai dan ia berada di rumah Mamanya. Alana kembali setelah sekian lama pergi dan sangat merindukan rumahnya, tapi tidak dengan Papanya."Ma, Papa tidak ada kan?" tanya Alana. "Tidak ada, Sayang. Hanya ada Mama saja di rumah. Kenapa Alana pulang sendirian? Kenapa tidak meminta Mama saja yang ke sana, nak?" Stella sangat cemas melihat Alana yang nekat pulang. Gadis itu menggeleng pelan dan langsung memeluk Stella yang berdiri di ujung bawah anak tangga. Alana memeluknya dengan erat penuh kerinduan, Alana rindu rumahnya juga Mamanya yang selalu memberikan banyak sekali perhatian untuknya. Stella mengusap punggung Alana, menepuknya pelan. Tidak tahu apa yang Alana alami saat ini, Stella hanya bisa merasakan kesedihan putri semata wayangnya ini. "Ada apa, nak?" tanya Stell
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
36
DMCA.com Protection Status