All Chapters of RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU): Chapter 11 - Chapter 20
125 Chapters
RIVAL 11
Part 11Ambar hanya diam saja. Ia seperti sedang menjaga image tidak berbicara yang macam-macam di hadapan teman-teman sekantor. Namun, aku tahu dari rahangnya yang mengeras, ia sedang marah besar terhadapku. Wajah ayu itu terlihat garang.“Duduk dulu!” Bu Sari, kepala sekolah menarik tanganku dan mendudukkanku pada sebuah kursi. “Kalau ada apa-apa, bicarakan saja dengan baik-baik. Jangan berteriak-teriak seperti ini, tidak baik didengar siswa, tidak baik juga didengar warga yang tinggal di belakang sekolah. Kalau kamu bicara keras, maka akan terdengar dari luar sana,” kata beliau lagi.“Jika Bu Sari ingin memberikan nasehat, maka nasehatilah anak buah Bu Sari yang sudah sangat keterlaluan terhadap Meida. Dia boleh membenciku, dia boleh menghinaku, tapi jangan anak kecil yang tidak tahu apa-apa yang menjadi korban. Aku berbicara seperti ini karena sudah habis kesabaranku. Tadinya, kukira Meida yang menangis dan murung karena diejek teman-temannya. Tetapi aku salah. Yang merundung Meid
Read more
RIVAL 12
Part 12 POV Ambar Aku cantik, badanku proporsional. Sungguh anugerah yang luar biasa yang Allah berikan pada diri ini. Terlahir dari keluarga yang hanya pas-pasan tentu saja hanya kecantikan dan kemolekan wajah ini saja yang menjadi kelebihan. Ibu hanya seorang penjual nasi uduk di pagi hari. Sementara Bapak, beliau hanyalah tukang becak yang penghasilannya tidak menentu. Tamat SMA, aku memiliki keinginan untuk melanjutkan kuliah, tetapi orang tuaku tidak bisa mengabulkan itu karena keterbatasan biaya yang mereka miliki. Akhirnya, aku nekat mencari sebuah sekolah untuk mengabdi dan setahun kemudian mendaftar di Universitas Terbuka yang biayanya relatif murah. “Ibu gak punya uang buat biayain kamu lho, Mbar. Nanti kalau kamu mau bayar kuliah bagaimana?” tanya Ibu yang saat itu sedang membungkus nasi. “Jangan khawatir, Bu. Aku mau jualan baju di alun-alun kalau sore. Mau cari lapak di sana, terus kalau sudah dapat, Ibu sekalian jualan nasi kucing sambil nemani aku,” jawabku pada Ibu
Read more
RIVAL 13
Part 13Aku selalu bingung menjawab. Seorang wanita sukses dan cantik sepertiku hanya memiliki suami pengangguran?“Kenapa sih tanya-tanya?” Senjataku selalu balik melempar pertanyaan sambil berkedip nakal.Aku tahu, teman-teman lelaki selalu memujiku cantik saat di belakang. Itu sebabnya, percaya diriku sangat bertambah. Ditambah, anggota bendahara perempuan hanya lima orang saja, yang lainnya kaum Adam. Dan diantara kelima guru perempuan itu hanya aku yang sering mereka goda.“Gak papa, Bu, kali aja Bu Ambar janda, ‘kan bisa mendaftar,” canda seorang guru lelaki yang diiringi godaan guru lain.Akibat seringnya dijadikan bahan candaan, aku menjadi sering ikut bercanda. Kebiasaan yang akhirnya membuatku sedikit berubah kata teman-teman satu kantor.“Eh, Bu Feni cieee, pakai lipstik warna menyala. Mbok yang agak mahalan dikit to, belinya,” candaku sambil menyentuh dagu Feni, guru honorer di sekolah yang usianya setahun di atasku.Feni menampakkan wajah yang sedikit tersinggung dengan c
Read more
RIVAL 14
Part 14 POV IndahMas sela akhir-akhir ini sungguh aneh. Dia kerap membawakanku sepatu, tas, juga baju dengan kualitas bawah. Aku selalu memprotes dia.“Untuk apa semua barang ini, Mas?” tanyaku pada Mas Sela.“Ya buat kamu. Aku ingin membelikan barang-barang itu buat kamu. Aku lihat postingan teman dan aku rasa itu cocok untuk kamu,” jawab Mas Sela sambil berlalu.Aku memandang barang-barang yang menurut kacamataku memiliki kualitas buruk itu. Apa-apaan suamiku itu? Bukankah dia sudah tahu selera fashionku seperti apa?Namaku Indah Mariana. Aku seorang pegawai bank ternama di kota kecil ini. Pekerjaan menuntutku untuk selalu tampil menarik di hadapan customer. Semua itu mempengaruhi gaya berpakaian dan juga seleraku pada sebuah barang.Aku sudah terbiasa membeli dan memakai barang bermerek. Mas Sela tahu itu. Akan tetapi, akhir-akhir ini dia sangat aneh. Membelikanku barang-barang yang bukan seleraku. Ah, bahkan melirik barang-barang itu jika lewat di beranda media sosial pun aku tid
Read more
RIVAL 15
Part 15 POV DiahSetelah berbalas pesan dengan Sela, akhirnya aku tahu darimana akar permasalahan Ambar berbuat hal yang sejahat itu pada Meida. Otak ini lalu merangkai kejadian yang telah berlalu beberapa bulan silam.Indah, istri Sela berkirim pesan dan menanyakan hubungan mereka. Namun, aku tidak memberitahu yang terjadi sebenarnya. Bahkan melakukan kebohongan dengan menutupi semuanya karena tidak mau terlibat dalam urusan mereka. Hingga saat ini, Indah masih mengirim pesan terhadapku. Bertanya tentang hubungan Ambar dan suaminya.Ternyata wanita itu mengadukan chatting kami pada sang suami. Dengan bahasa singkat, menjelaskan pada Sela bahwa aku tidak pernah memberitahu istrinya. Namun, Sela tetap bersikukuh bahwa aku telah membongkar semuanya.Sela: Kenapa kamu menyuruh istriku untuk datang ke sekolah Ambar? Aku bisa mengatasi masalah rumah tanggaku tanpa campur tangan dari kamu. Jadi, jangan pernah lagi ikut campur tentang kehidupanku!Hati diliputi rasa yang, ah tidak bisa diungk
Read more
RIVAL 16
Part 16Wajahku sudah menunjukkan kalau saat ini sedang marah sama Indah. Wanita yang terlihat cantik dengan riasan minimalis dan rambut gaya french twist itu berkali-kali menggigit bibirnya.“Kenapa Bu Indah mencari tahu tentang apa yang terjadi, tetapi malah melaporkan aku sama Pak Sela?” Aku mengulang pertanyaan.“Aku, aku tidak sengaja, Bu Diah. Suamiku memeriksa ponselku dan menemukan chat kita. Aku sedang berusaha mempertahankan keluargaku agar utuh. Aku tidak mau kalau sampai kami berpisah karena masalah ini. Bagaimanapun, aku akan mempertahankan suamiku agar tetap hidup bersama anak-anakku,” kata Indah salah tingkah. Wajahnya terlihat sedih setelah berkata demikian.“Aku tidak peduli bagaimana keadaan rumah tangga Bu Indah. Bu Indah mau mempertahankan atau apa, itu hak Bu Indah. Tapi seharusnya jangan libatkan aku dalam hal ini. Jangan mengkambing hitamkan aku. Karena dengan Pak Sela tahu kita saling berhubungan, anakku sudah menjadi korban kezaliman Ambar di dalam kelas. Buka
Read more
RIVAL 17
Part 17Status Ambar membuat perasaan ini sakit sekali. Apakah memang sudah sedekat itu ia dengan Pak Sela? Sehingga setiap detik mereka harus melaporkan kejadian yang dialami masing-masing.Aku duduk di kursi sambil memandang puluhan siswa yang sibuk mengerjakan soal. Mereka yang setiap hari menungguku untuk diberi ilmu, mereka yang menganggapku tinggi tanpa tahu kerendahan apa yang kurasa. Di hadapan mereka aku terhormat, tetapi di hadapan orang yang punya kuasa, diri ini begitu rendah.Kalau boleh memutar waktu, aku tidak ingin dan tidak mau tahu perselingkuhan mereka.Ponsel berkali-kali berkedip menampilkan panggilan dari Indah. Kesal, langsung saja ku pencet tombol menolak.Aku membenci diri sendiri yang tidak bisa melawan gejolak dan rasa ingin tahu terhadap status Ambar. Padahal, apa yang dia unggah nyatanya banyak menyakiti hati. Namun, tetap saja penasaran.Berhari-hari setelah kejadian itu, Sela belum juga memberikan uang yang seharusnya ku dapat.“Belum dapat juga?” tanya
Read more
RIVAL 18
Part 18Aku tersenyum senang tatkala melihat status Ambar. Akhirnya, guru honor yang selalu dihina ini bisa membuat yang mulia dan yang terhormat Ambar meradang.Rezeki malam ini ditutup dengan pesan dari Bu Yuli yang mengatakan ingin ikut menjual baju-baju.“Kamu masih marah?” tanya Mas Rizal.“Tidak, Mas. Aku hanya merasa minder dan rendah diri. Aku malu, sebagai istri tidak bisa dibanggakan. Bisanya hanya bikin aib saja,” jawabku sambil menutup tubuh dengan selimut.***Sela masih saja diam kala melihatku. Dia belum menunjukkan tanda-tanda akan memberikan hak yang masih ditahannya. Apalagi sekarang Ambar pasti sudah memberitahu tentang bisnis yang disaingi.“Belum dikasih juga?” tanya Mbak Asih saat kami berdua di kantor.“Belum.”“Kamu tunjukkan saja rekaman yang waktu ketemu sama istrinya. Biar tidak salah paham terus,” saran Mbak Asih.“Biarkan saja, Mbak. Aku akan menunggu sampai dia berniat memberikan hakku. Kalau aku menunjukkan rekaman itu sekarang, aku tidak mau dikira mend
Read more
RIVAL 19
Part 19 POV AUTHOR "Jadi bendahara sekarang kok berat sekali ya? Banyak laporan ini itu yang harus dikerjakan," gerutu Ambar sambil meletakkan bolpoin dengan kasar di atas meja. Ia sedang menulis nota untuk pembuatan laporan. "Ya memang berat. Kalau gak sanggup, kamu main HP saja. Biar aku yang kerjakan semua," jawab Sela sambil tersenyum. "Mas, kamu jujur dengan guru-guru masalah keuangan sekolah?" tanya Ambar. "Iya. Aku selalu membuat laporan keuangan yang kotor buat mereka." "Kalau ada uang sisa atau kembalian apa gitu, gimana?" "Ya aku kasih ke Asih. Dia yang pegang uang tabungan." "Semua dikasih? Terus kamu dapat apa?" "Dapat honor bendahara tiap bulan, kan ada. Terus dapat cashback dari belanja barang-barang yang besar. Biasanya itu aku gunakan buat transport sama ganti pulsa." "Alah, kamu kok mau sih, Mas, diperbudak gitu? Enakan mereka dong, dapat uang, dapat THR seenaknya," sahut Ambar. "Aku sudah dapat bayaran." "Bayarannya tidak setimpal dengan pusingnya, Mas. Ke
Read more
Part 20
Part 20Ambar berjualan aneka kerupuk pedas. Diah akan memproduksi lebih dulu. Itu yang dia pikirkan. Sudah terlanjur basah, maka harus mandi sekalian. Tekad Diah dalam hati.“Kakak, kamu ajak Nazmi ke rumah Mbah Putri ya?” kata Diah setelah puas menyindir Ambar lewat status.“Ibu mau kemana?” tanya Meida.“Ibu mau belanja. Ada bisnis baru biar Ibu cepat jadi orang kaya,” jawab Diah sambil tersenyum.Meida bergeming. Alih-alih menuruti perintah ibunya, Meida malah memperhatikan Diah yang lalu lalang memakai jilbab, mengambil tas dan memasukkan dompet ke dalamnya.“Kenapa, Kak? Kok belum ajak Nazmi? Oh baiklah, nanti Ibu antar sekalian pergi,” tanya Diah yang dijawab oleh dirinya sendiri.“Ibu, apa Ibu mau berdagang biar cepat kaya biar tidak dihina Bu Ambar terus?” tanya Meida.Diah berhenti dan mendekati Meida. “Tidak. Ibu berdagang supaya Kakak bisa jajan banyak,” jawab Diah. Tangannya mengusap kepala Meida.Ia sangat sedih karena hinaan terhadap dirinya ternyata membekas pula di ha
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status