All Chapters of Lily of the Valley : Chapter 31 - Chapter 40
105 Chapters
Flower 31
Di saat gadis lain fokus untuk mengalahkan sang nyonya rumah, Quinn memutar otak memikirkan cara merebut batu dari wanita yang lebih tua. Tujuan utama adalah mengambil Black Hole, bukan mengalahkan seseorang seperti nyonya Knox yang hampir tidak tertandingi di masa lalu. Ia bukan orang bodoh yang akan membiarkan dirinya dipukul habis-habisan.Perasaan asing namun familiar itu sekali lagi ia rasakan. Sebuah perasaan yang sama dengan perasaan yang ia rasakan ketika berdansa bersama jenderal Xavier kemarin malam. Sebuah perasaan nostalgia yang ia rindukan.Bergerak bebas di arena, menerjang ke arah lawan tanpa ampun dan mendapatkan kemenangan dengan hati puas.Bersamaan dengan nafasnya yang terengah dan memburu, Quinn menatap batu hitam gelap ditangannya, tidak habis pikir jika dirinya masih bisa melakukan hal yang sama seperti masa lalu. Seluruh anggota tubuhnya, otot-ototnya masih mengingat itu semua dengan jelas, ia bahkan tidak perlu banyak berpikir, membiarkan angin membawanya berge
Read more
Flower 32
Tiga orang di dalam ruangan yang sama, hanya dua dari mereka yang mengerti pembicaraan yang sedang dilakukan. Seperti yang Quinn tebak, nyonya Knox bahkan tidak terkejut, hanya kening sang nenek yang berkerut kebingungan. "Apa yang kau bicarakan? Bunga abu-abu apanya?" tanya sang nenek. Sebagai wanita tua yang hanya ingin melihat anak beserta cucunya bahagia, menyaksikan wanita seperti Quinn yang terpilih sudah melebihi harapannya. Namun nona Flos malah menolak keberhasilannya dan menyebutkan tentang bunga abu-abu. "The Flower yang dimiliki oleh nona Flos berwarna abu-abu." jawab sang menantu. Sang nenek yang tahu istri putranya tidak akan bercanda dalam waktu seperti ini terkejut tidak percaya. "Apa itu benar, Quinn?" tanyanya kepada Quinn. Quinn yang ingin menyelesaikan masalah yang ia perbuat mengangkat tangannya untuk menyibak poni yang selalu menutupi Flower miliknya. Dan benar saja, sang nenek sampai tidak bisa berkata-kata. "Aku ingin minta maaf atas apa—" "Kau sudah menge
Read more
Flower 33
Quinn terbangun dari mimpi yang sama. Mimpi yang dipenuhi oleh kegelapan dan kolam merah di kakinya. hampir seluruh wajahnya dipenuhi oleh darah termasuk tangannya yang bergetar hebat. Beberapa langkah dari dirinya, Tubuh kedua orangtuanya sudah tergeletak tidak bernyawa. Ia ingin mendekat pada tubuh yang sudah dingin, akan tetapi sesuatu menghalangi langkahnya. Di saat ia melirik ke arah bawah, ia menemukan kakinya tengah menginjak leher seseorang hingga remuk. Seluruh wajahnya basah oleh keringat. Ketakutan yang menghantuinya selama bertahun-tahun bertambah setiap hari. Nafasnya tersengal dan pendek, ia mengambil air yang diberikan kepadanya, meneguknya hingga habis. Ia kemudian menerapkan pengarahan yang telah diajarkan oleh dokter, tarik nafas pelan dan hembuskan secara perlahan sampai ia merasa tenang. Beberapa menit kemudian, nafas memburu Quinn mulai membaik, "apa anda sudah lebih baik, nona?" suara kaku sebuah robot terdengar. "Hmm.." jawab Quinn pelan, secara perlahan memb
Read more
Flower 34
Turun dari lantai atas, di lantai dasar rumah keluarga Knox, sudah ramai dengan para tamu undangan. Dibandingkan dengan keluarga bangsawan lainnya, Knox bisa disebut sebagai keluarga yang paling jarang mengadakan pesta. Hanya beberapa kali dalam setahun, itupun terkadang hanya sebuah pesta privat dengan tamu tertentu. Hanya setelah sang jenderal kebanggaan seluruh kerajaan kembali, barulah keluarga bangsawan Knox mengadakan pemilihan— hingga sering mengadakan pesta seperti hari ini. Quinn sudah berganti pakaian, ia pikir tidak baik untuk menolak undangan dari sang nyonya rumah yang sudah ia kecewakan, anggap saja ini untuk menebus rasa bersalahnya kepada keluarga Knox. Ditambah, akan sangat tidak enak dilihat ia keluar pergi membawa barang dihadapan tamu lain. Itu sama saja dengan menjelekkan nama baik. Wanita berambut hitam gelap itu berdiri jauh dari keramaian, ia tidak ingin berinteraksi dengan siapapun yang ia kenal, termasuk Irish maupun Seeli. Pesan antar dirinya dan Irish mas
Read more
Flower 35
Ledakan besar tercipta setelah peluru yang ditembakan ke arah mereka bertabrakan dengan selubung yang mengelilingi kediaman keluarga Knox. Suara jeritan bergema dimana-mana, orang-orang menjadi sangat panik dan takut setelah menyaksikan sendiri bagaimana mengerikannya sebuah peluru raksasa ditembakkan ke arah mereka."Semuanya tenang!" Youna Scarlett meminta tamu yang berhamburan untuk tenang, namun tidak ada yang mendengarkannya."Semuanya tenang!" teriakan menggema dari dalam aula, tuan besar Knox berdiri, kembali berteriak hingga semua orang terdiam di tempat. "Tidak ada yang berlari panik. Semuanya diharapkan untuk tenang!" ujarnya. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri jenderal yang dulu melindungi Soul Planet bersuara. Wibawanya tidak pernah hilang."Tidak akan ada yang terluka selama kalian tetap berada di dalam selubung! Tetap berada di dalam selubung, jangan panik dan mengakibatkan orang lain terluka. Banyak anak-anak di sini!" setelah yakin semua tamu mendengarkannya, sang
Read more
Flower 36
"Bisakah kau lebih cepat?" "Tuan, jika anda tidak membuat kekacauan di awal, kita sudah di tempat aman sekarang." suara-suara yang terdengar aneh itu semakin dekat ke arah mereka, semua orang menahan nafas, Quinn yang berada di depan berusaha untuk membuat semua orang menjadi tenang. Ketika matanya menatap tajam kepada bangsawan pembuat masalah, tangan kanannya memegangi seorang anak, menahan anak itu agar tidak berteriak. Dari ujung lorong yang dipenuhi dengan warna merah dan hitam bergantian, seekor monster melata mendekat. Seluruh tubuh makhluk itu dipenuhi oleh sisik, ia berjalan dengan empat kaki, lidaknya terjulur, air liurnya menetes di lantai. Mereka seperti bisa mendengar tetesan air liur dari mulut yang terbuka. Seorang anak di tangannya sudah menangis, Quinn memperingatkan semua orang agar tidak berisik. Kling Suara pintu lift yang terbuka mengalahkan detak jantung panik semua orang. Quinn memerintahkan mereka semua untuk segera masuk ke dalam lift. "Tetap tenang." para
Read more
Flower 37
Tidak ada satupun kata yang bisa menggambarkan perasaannya saat ini selain rasa pusing dan sakit di pundaknya. Tersedot masuk ke dalam lubang hitam adalah pengalaman pertama bagi Quinn, pengalaman pertama yang tidak ingin ia rasakan lagi."Euggghh..." Quinn ingat bahwa dirinya tidak terseret ke dalam lubang itu sendirian, ia bersama jenderal Xavier. Lebih tepatnya dia berusaha menyelamatkan sang jenderal, namun malah ikut tersedot ke dalamnya.Quinn membuka matanya setelah rasa pusing di kepalanya membaik, dengan tangan yang menggenggam erat pada pakaian sang jenderal, ia baru sadar bahwa dirinya berada di atas tubuh jenderal Xavier.Quinn tidak tahu apa yang harus ia lakukan, apalagi setelah melihat luka di pelipis Xavier. Apa dia baik-baik saja?"Apa kau baik-baik saja?" bukan dirinya yang berbicara, melainkan Xavier Knox yang membuka matanya, kedua manik gelap seperti jurang dalam tanpa batas miliknya bertemu dengan manik terang Quinn."Aku baik, bagaimana denganmu?" saat itu Quin
Read more
Flower 38
"Kenapa anda lebih suka menggunakan pedang sebagai senjata?" "Nona Flos sangat tidak bisa ditebak, beberapa menit yang lalu kau berbicara informal denganku, sekarang kau kembali berbicara formal." Quinn juga bingung, terkadang ia pikir Xavier adalah jenderal, jadi dia harus sopan. Hanya saja terkadang ia berbicara dengan Xavier sebagai seorang pria biasa, bukan seorang jenderal. "Jika anda merasa terganggu, aku akan berbicara formal." "Tidak perlu, aku sudah menerima itu semua dari semua orang. Apalagi kondisi kita saat ini adalah rekan." Sang jenderal membuka kotak penyimpanannya, "aku punya semua senjata, tetapi yang ini adalah favoritku," ia mengeluarkan sebuah pedang berwarna hitam dari kotak penyimpan. "Pedang ini sangat fleksibel, bisa menjadi panjang atau pendek, atau menjadi dua pisau yang berbeda." Xavier mengeluarkan beberapa pistol dan menyimpannya di balik bajunya. Pria dengan mata segelap malam itu melirik Quinn sekilas dan berjalan ke arahnya, "apa kau bisa menggunakan
Read more
Flower 39
Dua tubuh itu terhempas sangat keras di lantai yang keras. Xavier menarik tangan Quinn untuk menghindar dari serangan yang tanpa henti berdatangan dari segala arah. Gerakan Xavier begitu cepat hingga ketika ia berada dalam posisi melindungi Quinn, sang jenderal masih bisa menghindar dan menangkis serangan yang berdatangan dari segala arah. Itu setelah Xavier Knox melempar peledak kecil ke sudut ruangan hingga serangan itu berhenti. Xavier bernafas lega, Quinn yang berada di dalam pelukannya bangun. Wanita yang menjadi salah satu Seed dari keluarga Knox itu masih terlihat cantik walaupun dengan keadaan yang cukup berantakan. "Itu mengagetkanku." Dari pihak Quinn, ia tidak ingat apa yang telah terjadi kepada mereka, yang ia ingat hanyalah Xavier yang berlari ke arahnya, lengan yang melindungi dirinya dan selebihnya adalah rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya setelah terhempas. Baru beberapa jam lalu ia dikejar dan hampir di telan hidup-hidup oleh Lizard, sekarang ratusan serangan me
Read more
Flower 40
Selain bisa menahan kekuatan besar, seperti namanya, batu Black Hole juga bisa digunakan untuk menyerap energi maupun hal-hal buruk. Seperti pedang bermata dua, sebuah pedang bisa digunakan untuk membunuh atau untuk menyelamatkan seseorang.Ia bisa menggunakan batu Black Hole yang ada pada dirinya untuk menyerap racun yang sudah menyebar di seluruh tubuh Xavier. Namun untuk melakukan itu, ia juga butuh kekuatan besar untuk mengaktifkan batu hitam itu. Dirinya hanyalah seorang wanita dengan bunga abu-abu. Sangat mustahil baginya bisa mengaktifkan Black Hole, selain itu, orang yang akan ia selamatkan adalah jenderal Xavier yang merupakan seseorang dengan level di kelas S. Bahkan dengan batu Black Hole bersamanya, ia masih tidak akan bisa menyelamatkan pria itu.Jenderal Xavier terbatuk lagi, "aku harus mematikan sistem pesawat ini sebelum meledak." Pria itu mencoba bangkit dengan kondisinya yang sangat buruk. Quinn menatap punggung yang bergerak lunglai ke arah kontrol, ia sendiripun m
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status