Semua Bab Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama: Bab 11 - Bab 20
116 Bab
Bab 11. Dibully
Part 11 "Mereka bilang keluargamu." "Hah, keluargaku? Itu tidak mungkin, Al!"Ya, Ramdan sangat yakin mana mungkin kakaknya, Dewangga dan sang ibu datang ke kota. Sangat kecil kemungkinannya. 'Jangan-jangan Alya hanya mengada-ada saja?' rutuk pria itu sendiri."Aku ngomong beneran, Mas. Tolong pulang, dulu sekarang, perasaanku kacau banget hari ini!" seru Alya sembari menangis."Ya, ya, baiklah, aku akan coba izin pulang dulu. Kau tenang ya."Belum sempat istirahat makan siang, gegas Ramdan turun ke bawah."Tunggu, Pak Ramdan!" panggil seseorang. Ramdan menoleh, rupanya Puspita, sekretaris Pak Reyhan yang memanggilnya. Di samping Reyhan, ada juga seorang pria paruh baya , dia adalah Pak Hadiwilaga, pemilik perusahaan ini.Ramdan berjalan menghampiri mereka. "Ya, Pak?""Begini, nanti setelah jam makan ada meeting dadakan dengan seluruh staff dan pimpinan, saya harap Anda tidak bolos maupun telat lagi ya," ujar pria muda itu."Baik, Pak."Terpaksa Ramdan mengurungkan langkahnya kelu
Baca selengkapnya
Bab 12 A
Part 12Awan memandangku dengan tatapan penuh tanya. "Sekarang Mbak Risna tinggal dimana?""Di hotel Matahari. Tapi nanti saya mau cari kontrakan aja supaya lebih hemat. Sepertinya saya akan lebih lama berada di sini.""Tunggu sebentar."Lelaki di hadapanku ini meraih tas kerjanya, lalu mengambil sebuah kunci."Ini kunci rumah saya, Mbak pulang dulu ke rumah saya, nanti sore setelah pulang kerja, kita bicarakan hal ini lagi. Sekaligus saya akan bantu Mbak Risna untuk mencari kontrakan baru.""Tapi--""Mau dibantu atau tidak?"Aku mengangguk meski agak ragu. Tapi mau minta bantuan siapa lagi, aku tak mengenal siapapun di sini."Benarkah? Apa tidak merepotkan? Takutnya nanti dikira--""Tidak merepotkan. Kamu bisa istirahat dulu di rumahku. Di rumah juga ada makanan, kalau mau makan tinggal ambil saja, tidak usah sungkan.""Terima kasih, Mas."Aku mengangguk lagi. Terpaksa aku menerima uluran bantuan lelaki itu, hanya dia sekarang yang kini berada di pihakku. Walau kutahu, pasti ada im
Baca selengkapnya
Bab 12 B
Part 12BRisna masih menyimak ucapan Awan."Oke, tunggu sebentar. Kukirimkan fotonya ke nomor wa kamu ya.""Ya ampun, Mas, kenapa gak bilang dari tadi pagi, aku kan gak perlu datang ke sini kalau memang bukti perselingkuhannya ada di hp. Kamu kan bisa langsung kirim lewat WA."Awan justru tertawa lagi. Ah dasar aneh lelaki ini! Aku merasa dikerjai olehnya. "Ini gak lucu, Mas. Kamu niat membantu apa mengerjaiku?""Sorry, sorry. Maaf ya Ris. Ehemm! Kita gak usah bicara formal ya, anggap aja kita sudah temenan."Aku mendengus kesal. "Maaf Ris, bukan bermaksud untuk mengerjaimu. Tapi, aku cuma ingin lihat sampai mana usahamu untuk menuntut keadilan. Haha."Aku masih cemberut. Apalagi Awan terus saja tertawa. "Nanti aku kirim ya, foto-foto suamimu bersama dengan wanita. Maaf sebelumnya, Risna, sebenarnya Alya bukan satu-satunya wanita yang dia pacari.""Apa maksudmu, Mas Awan?" tanyaku ingin tahu."Sebelum dia menikah diam-diam dengan Alya, suamimu, Ramdan pernah beberapakali dekat deng
Baca selengkapnya
Bab 13
Part 13Pria itu menoleh ke belakang, hingga terlihat jelas wajahnya. "Kamu?!"Aku mengusap dahi pelan dan tersenyum salah tingkah. Aduh, mana kata Awan dia bos galak! Bisa-bisanya aku nyasar kesini."Maaf Pak, saya tidak tahu kalau ini ternyata mobil bapak," ucapku gugup. Bisa-bisanya aku bertingkah konyol seperti ini. "Saya turun di sini saja. Taksi pesanan saya ternyata ada di belakang, hehe."Aku hendak membuka pintu mobil tapi sayangnya masih terkunci. "Tidak usah turun. Saya antar kamu.""Tapi taksi saya--""Cancle saja."Ucapannya padat dan jelas tapi serupa perintah. Bertepatan dengan itu, sang sopir taksi online kembali menelepon. Terpaksa aku membatalkan pesanan taksi itu walau disahuti kata-kata yang tidak mengenakan hati dari sang sopir. Ah, sudahlah ..Seketika wajahku berubah. Menurutku, ini hari yang cukup sial. Aku menggeleng pelan, tidak, Allah sudah menakdirkan hari ini seperti ini, jadi tidak boleh mengeluh terus Risna!"Kamu mau kemana?" tanya pria itu setelah h
Baca selengkapnya
Bab 14
Part 14Tiba-tiba seseorang memukul Awan tanpa kompromi lagi."Maass!"Aku berteriak histeris melihat Awan dipukuli. Awan terhuyung ke belakang dan meringis kesakitan seraya memegangi pipinya. Aku shock, terlebih yang memukul adalah suamiku sendiri, Mas Ramdan. Entah dia datang dari mana, aku tidak tahu."Oh jadi kayak gini kelakuanmu? Pergi sama laki-laki lain padahal kau masih sah istriku!" Matanya menatapku tajam, dadanya kembang kempis, wajahnya sudah memerah. Mas Ramdan begitu emosi menatapku."Kau bahkan lari saat melihatku kemarin tapi sekarang justru berkeliaran dengan seorang laki-laki? Apa ini sifat kamu yang sebenarnya, Risna?!" Mas Ramdan membentakku. Aku balas menatapnya tajam, tapi mulut ini serasa terkunci, antara shock sekaligus bingung."Bukannya pulang kampung, kamu malah kabur bersama laki-laki! Gila kamu ya!""Yang gila itu kamu, Mas! Bukan aku!" balasku dengan nada berteriak."Cukup omong kosongmu itu, Risna! Ibu mengkhawatirkanmu, tapi kamu malah senang-senang
Baca selengkapnya
Bab 15. Kesal
Part 15Brakk! Rasanya begitu kesal melihat Risna lari. Entah bersama dengan siapa."Ayah kenapa marah?" tanya Hendra dengan polosnya. Aku menoleh ke arah anak itu. Ia tampak ketakutan melihatku marah. Es krim di tangannya ia jatuhkan begitu saja."Mas, kamu kenapa? Hendra ketakutan nih!" sentak Alya. Aku membuang nafas gusar lalu mengacak rambut dengan frustasi.Bukan hal sepele itu yang kupikirkan tapi mengenai Risna, baru sebentar di Jakarta dia sudah kenal banyak orang."Hendra masuk ke kamar dulu ya, Ayah gak marah sama Hendra. Tapi ayah lagi pusing masalah pekerjaan.""Baik, Mama."Bocah laki-laki itu menuruti perintah ibunya. Sedangkan Alya langsung berdiri di sampingku. Menenangkanku dengan caranya."Kamu kenapa pulang-pulang marah? Bukannya tadi baik-baik saja?""Aku ketemu Risna tapi dia malah kabur.""Hah? Risna? Jadi bener kan dia yang buat ulah?! Ini tidak bisa dibiarkan, Mas! Aku benci dia!""Diam dulu, Al. Aku tak ingin mendengar keluhanmu, aku sendiri kesal sekali deng
Baca selengkapnya
Bab 16
Part 16"Kau tidak apa-apa?" Risna mengangguk pelan, lalu mengembalikan jas pada Reyhan. "Terima kasih Pak, sudah menolong saya."Reyhan menatapnya sendu. Merasa kasihan pada wanita yang ada di hadapannya. Entah masalah apa yang terjadi sampai dia disakiti oleh suaminya sendiri."Bapak tahu Mas Awan ada di Rumah Sakit?" tanya Risna penasaran."Iya, tadi anak buah saya yang membawanya ke sana.""Dia kenapa, Pak?""Dikeroyok preman.""Apa itu preman suruhan suamiku?" tanyanya lagi. Ia tak habis pikir kalau sang suami begitu tega.Tak ada jawaban apapun dari Reyhan. Risna benar-benar tak percaya apa yang sudah ia lakukan menyakiti rekan kerjanya sendiri."Saya mau ke Rumah Sakit, kamu mau ikut?" tanya Reyhan membuyarkan lamunannya. Wanita itupun mengangguk ragu. Sejujurnya ia takut kalau sang suami akan datang lagi. Kali ini Risna berani menatap dua manik mata lelaki itu. Entah kenapa hatinya merasa tak asing. Ia merasa berterima kasih karena Reyhan datang di waktu yang tepat.Satu jam
Baca selengkapnya
Bab 17 A
Part 17'Po-polisi? Mau apa mereka?'"Selamat pagi, Pak," sapa pria berseragam itu dengan ramah."Iya, pagi. Cari siapa ya, Pak?" tanya Ramdan dengan nada gugup. "Apa benar ini kediaman Pak Ramdan Adiwinata dan Bu Alya Nadira?" tanya salah seorang petugas."Iya benar, saya sendiri dan Alya istri saya. Mohon maaf ada apa ya, Pak?" Ramdan kembali bertanya. "Ini surat panggilan untuk bapak, mari silakan datang ke kantor polisi, untuk proses penyidikan."Mata Ramdan membulat, apalagi saat membaca surat panggilan itu, wajahnya pias. Ia dipanggil ke kantor polisi atas kasus perselingkuhan dan perzinahan? Tidak, ini tidak mungkin!'Kurang ajar, Risna, jadi dia benar-benar melaporkan kami.'"Siapa yang datang, Mas?" tanya Alya. Ia terpaku di tempatnya berdiri saat melihat dua pria berseragam polisi itu. "Pak Polisi?" lirihnya."Al, kita dipanggil ke kantor polisi untuk proses penyidikan," ujar Ramdan "Hah, memangnya kita salah apa, Mas?" Kening Alya berkerut tak mengerti.Ramdan menyerah
Baca selengkapnya
Bab 17 B
"Kenapa? Memangnya aku biang masalah?" pekik Alya tapi terima.Ramdan membuang nafas kasar. "Bukan begitu. Seperti yang sudah-sudah, kalau kalian ketemu pasti tidak akan akur! Kalian bertengkar terus, aku pusing kalau lihat kalian berantem!"Alya mendengus lagi. "Itu karena dia yang mulai duluan, Mas, bukan aku! Kalau dia datang secara baik-baik, tentu saja aku menyambutnya dengan baik-baik pula!" Alya masih membela diri bahwa dia paling benar dan Risna yang salah."Sudah, pokoknya kamu di rumah saja, jaga Hendra. Masalah ini biar aku yang urus. Aku akan membuat Risna mencabut laporannya. Dan setelah laporan itu dicabut, aku akan menceraikannya, agar tak ada masalah seperti ini lagi. Kita bisa hidup bahagia dengan anak-anak kita. Apa kau puas?"Kali ini Alya mengangguk. Ia tersenyum lega karena sang suami memilihnya. Jelas lah, ada si jabang bayi di perut yang menjadi pengikat mereka. "Tapi aku ingin ikut, Mas, aku ingin tahu gimana ekspresinya itu setelah ditalak oleh kamu! Hahah di
Baca selengkapnya
Bab 18
Part 18Risna tersenyum miring. "Kamu mau menyuapku dengan ini, Mas? Hhh, Tidak akan!"Risna menerima buket bunga dan cake itu lalu membuangnya ke tanah. Mata Alya membulat melihat tindakan Risna. Ia hendak mendorong wanita itu, tapi Ramdan segera menahan tangannya. "Aku tidak akan luluh pada kalian!" ujar Risna. Seperti kue itu yang dibanting jadi luluh lantak. Seperti itu juga hatiku, hati yang terluka tak bisa kembali utuh seperti sedia kala. Sakit itu masih terasa bekasnya."Aku tahu Ris, ini memang tak bisa menutup kesalahanku. Tapi, bisakah kau memberiku kesempatan sekali saja? Maafin kesalahan kami, Ris."Risna hanya menggeleng. Ia merasa malas sekali kenapa suaminya datang kembali. Bahkan ia databg bersama madunya. Tetiba Ramdan bersimpuh di hadapannya. Lalu menggemggam kedua tangan wanita itu dengan erat.Risna menarik tangannya secepatnya."Pergilah, Mas. Aku tak ingin berdebat denganmu. Sudah cukup semalam kau memperlakukanku dengan buruk""Tunggu, Ris! Tolong maafin aku.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status