All Chapters of Casabelle: Chapter 31 - Chapter 40
51 Chapters
Chapter 31
Ara menatap dua orang yang duduk berhadapan dengan hidangan makanan mewah itu. Ara meneguk ludahnya dengan susah payah.Menahan rasa sesak yang memenuhi relung hatinya saat ini. Berusaha membendung air mata yang sejak tadi ingin keluar.Ara tidak pernah merasakan rasa sesak yang lebih parah daripada yang dirasakan saat ini. Cih benar kata orang cinta pertama memang selalu menyakitkan.Tapi apakah cinta pertamanya akan gagal juga ?Demi tuhan Ara! Cintamu sudah kandas. Apa kau tidak melihat Axton tersenyum begitu lebar dengan perempuan itu.Delion. Bukankah kau penasaran dengan nama itu ? Tuhan sudah memberitahumu Ara! Kau sudah menemukan jawaban.Lalu apa yang kau tunggu saat ini ? Bukankah ini sudah cukup menjadi alasanmu untuk pergi.Kilasan tentang sosok perempuan yang duduk di pangkuan Axton kembali terlintas. Ara tidak buta dan Ara cukup yakin jika perempuan itu adalah perempuan yang sama duduk di pangkuan Axton.Ara betapa bodohnya kau.
Read more
Chapter 32
"Saya baru mendapatkan info jika Mrs. Ellard melakukan penerbangan ke Las Vegas" ucap salah satu tangan kanannya ketika Axton tengah bersiap untuk ikut mencari Ara.Beberapa orang suruhannya sudah mencari sampai ke sudut London. Tetapi tidak menemukan istrinya itu. Axton sudah menduga jika Ara tentu saja akan bersembunyi darinya.Dengan di bantu oleh sosok yang dilihatnya di dalam mobil itu. Sosok yang mencium Ara. Sialan! Mengingat hal itu Axton ingin sekali menghancurkan sahabat Ara itu. Ya ya kalian bisa menyalakan karena sikap brengseknya. Tetapi... Ah sudahlah. Tidak ada gunanya menyesal bukan. Saat ini yang terpenting adalah membawa Aranya kembali.Bagaimanapun Axton tidak ingin kehilangan Ara. Bukan karena Ara tengah mengandung anaknya. Tetapi karena Axton baru menyadari satu hal.Dirinya sudah tidak mencintai Delion. Perasaan yang dimilikinya untuk sahabatnya itu telah hilang. Entah dari kapan tetapi Axton tau pasti jika saat ini dir
Read more
Chapter 33
Axton menghela nafas menyandarkan tubuhnya di kursi di perusahannya yang berada di Las Vegas. Pikirannya berkecamuk kemana-mana.Tetapi fokus utamanya saat ini adalah Ara. Kepergian perempuan itu sukses membuat Axton seperti kehilangan arah tujuannya.Hal ini tak pernah dirasakannya. Bahkan ketika Delion memutuskan untuk pergi dari hidupnya Axton tidak pernah merasa segila ini.Damn! Ara sudah berhasil memporak-porandakan kehidupannya dan pikirannya.Ingin sekali Axton menghukum semua anak buahnya yang tidak becus. Bagaimana bisa kekuatan anak buahnya tidak bisa menemukan sosok Ara hingga kini.Sudah seminggu sejak kedatangan surat gugat cerai itu. Sialan perempuan itu! Bagaimana bisa Ara berpikiran untuk menceraikannya.Perempuan itu belum menerima semua penjelasannya. Belum mendengarkan segala hal yang bisa menyakinkan Ara untuk tidak salah pahamTetapi demi tuhan! Bagaimana Ara bisa berpikiran untuk menceraikannya. Bahkan kata itu tak pernah ter
Read more
Chapter 34
"Dia tidak ingin bertemu denganmu" ucap Nial ketika pria itu memasuki mobil.Axton yang berada di kursi belakang langsung mendengus kesal. Bagaimana tidak. Axton sudah memikirkan semuanya dan memilih untuk datang ke rumah Frank.Tetapi pria itu menolaknya mentah-mentah. Begitu menyebalkan."Pria brengsek!" Gumam Axton dan terlihat Nial memutar matanya kesal."Kau sama brengseknya" ucap Nial santai sambil memacu mobilnya untuk meninggalkan rumah tersebut."Lalu apa yang harus kulakukan ? Apa lebih baik aku kembali ke Las Vegas. Mungkin ada perkembangan di sana" ucap Axton dan Nial menggelengkan kepalanya"Kau belum mencobanya. Tunjukkan niatmu" ucap Nial seperti seorang kakak padanyaBeginilah Nial dan Axton ketika mereka berada di luar jam kantor. Nial akan berubah menjadi sosok sahabatnya.Tetapi terkadang kebiasaan tak pernah bisa dirubah dengan cepat. Seperti posisi mereka saat ini. Karena sangking seringnya Nial menjadi supirnya ketika jam
Read more
Chapter 35
"Bagaimana bisa kau begitu tolol ?" Ucap Melly sambil memberikan obat di wajah Axton.Lebam-lebam mulai terlihat di wajah Axton. Tentu saja dengan bentuk wajah yang mengerikan. Melly sendiri saja sampai heran darimana Axton bisa mendapatkan luka-luka seperti itu"Aku ke sini meminta pengobatan. Bukan cacian" ucap Axton dingin dan Melly memutar matanya."Minta pengobatan itu baik-baik. Atau mau ditambah lebam-lebamnya" ucap Melly gemas dan menekan lebam yang ada di wajah Axton."Sakit!" Ucap Axton dan Melly hanya meleletkan lidahnya tetapi masih membantu mengobati luka-luka Axton.Setelah meninggalkan gedung perusahaan milik Frank. Axton memilih untuk langsung terbang ke Las Vegas. Mengabaikan luka-lukanya.Ketika sampai di Las Vegas. Axton memilih langsung menuju apartemen milik Austin. Ternyata hanya ada Melly di sana.Melly yang melihat Axton terluka seperti itu menawarkan untuk mengobati lukanya. Dengan di sertai segala cacian dan makian tentu s
Read more
Chapter 36
"Aku tidak mau" ucap Ara dengan cepat dan membuat sebuah senyuman muncul di sudut bibir Gaston."Bukankah kau yang pergi dari putraku ? Lalu kenapa kau tidak ingin menceraikannya ? Aku cukup tau apa yang dia lakukan padamu" ucap Gaston dan Ara menarik napasnya pelan.Kilas tentang Axton yang mencium perempuan lain kembali di pikirannya. Ara ingin sekali mencincang wajah Axton.Hanya untuk melampiaskan amarahnya saja. Tetapi jika untuk perceraian Ara tidak pernah memikirkan hal itu.Berpisah dengan Axton ? Ara berpikir sejenak dan menatap jendela kamar ini. Sepertinya langit mulai sore hari terlihat.Ara tidak ingin berpisah dari Axton. Katakan dirinya bodoh. Tetapi Ara sama sekali tidak ingin berpisah dengan Axton. Dirinya hanya ingin pergi menjernihkan pikirannya.Bukankah semua ini pilihannya ? Mencintai Axton. Resiko apapun harus dihadapinya. Termasuk Axton yang bisa saja bermain perempuan lain.Katakan dirinya bodoh. Terserah kalian tetapi Ara
Read more
Chapter 37
Ara memegang sprei dengan remasan yang kuat. Pikirannya begitu kusut saat ini. Perutnya terasa melilit. Ara menatap AC yang menyala tetapi terasa tidak menyala.Sepertinya dirinya akan melahirkan saat ini. Perutnya terasa begitu sakit dan tubuhnya serasa akan di belah menjadi dua.Sejak tadi sore perut Ara memang sudah merasa tidak enak. Tetapi Ara pikiran hanya kram biasa sejak sore. Tetapi Ara baru menyadari jika rasa sakit itu terus konstan menghampirinyaDengan tangannya yang bergetar Ara menggapai gagang telfon di atas nakas. Ara tidak tau tombol mana yang di tekannya. Saat ini yang menjadi fokusnya adalah meminta bantuan siapapun yang bisa membantunya.Ara tidak mau harus berakhir mengenaskan di sini. Melahirkan seorang diri dan mengorbankan keselamatan bayinyaSudah lama Ara menanti bayi ini. Anaknya yang sudah di tunggu begitu lama. Selalu membayangkan siapa yang akan dijiplak oleh anaknya ini.Ara ataupun Axton ? Sialan! Membayangkan Axton peru
Read more
Chapter 38
"Axton dan Austin adalah putraku. Tetapi aku seakan tak pernah melihat mereka tumbuh" ucap Gaston dengan duduk di sofa yang menjadi tempat duduk pria itu pertama kali ketika sampai di kamar Ara.Ara duduk dengan menyandarkan tubuhnya di sisi ranjang. Bayi mungilnya terlihat nyaman sekali di pelukan kakeknya.Ya kakeknya bukan ?"Jadi kau lebih banyak bekerja daripada mengurus anak ?" Tanya Ara dan Gaston terlihat tersenyum."Pekerjaanku bukan pekerjaan biasa Ara. Dulu bagiku terlalu memanjakan anak itu tidak boleh, mereka harus siap di latih dan paling parah di bunuh"Ara meneguk ludahnya susah payah. Ara cukup mengerti siapa sosok di depannya saat ini. Ara bukan orang bodoh yang bahkan tak menyadari pekerjaan orang-orang yang dekat dengannya.Axton tidak pernah mengatakan apapun tetapi Ara cukup paham jika pekerjaan mereka bukanlah pegawai kantoran yang ke sana kemari menggunakan jas mahal mereka."Axton adalah incaran paling empuk. Anak pertama s
Read more
Chapter 39
"Ara" gumam Axton dengan menatap Ara yang berdiri di lantai dua.Rasa rindu memenuhi dadanya saat ini. Entah bagaimana bisa Ara terlihat semakin cantik. Jika bis Axton ingin berlari kearah Ara dan memeluk perempuan itu.Tak mengijinkan Ara untuk pergi lagi darinya. Sialan tentu saja Axton tidak akan mengijinkan Ara untuk pergi. Cukup sekali Axton ditinggalkan dan cukup sekali juga Axton membuat Ara sakit hati."Untuk apa kau kemari ?" Ucap Ara yang sukses membuat wajah Axton terlihat kecewa."Tentu saja membawamu pulang" ucap Axton dan Ara mendengus dengan menggelengkan kepalanya."Aku tidak ingin pulang" ucap Ara dengan mengetukkan tangannya di pagar tepi lantai dua."Kau berlindung di orang yang salah, sayang. Dengar kita bisa membicarakan segalanya""Apa kau orang yang tepat untukku berlindung ? Setelah kau melakukan semua itu padaku ?" ucap Ara dan Axton terlihat terkesiap kaget mendengarnya."Aku minta maaf akan semuanya. Aku benar-benar
Read more
Chapter 40
"Untuk pertama kalinya aku melihatmu seperti mayat ?" Celetuk Austin ketika mereka berdua berada di bar mansion ini.Austin memutuskan untuk tidak pulang. Bahkan Austin juga berencana untuk membawa Melly serta kemari karena memang pernikahan mereka hanya kurang tiga bulan lagi.Masih banyak yang harus dipersiapkan Austin dan Axton sudah mengatakan pada kembarannya ini agar fokus saja dengan pernikahannya.Pernikahan Austin tentu saja berbeda dengan Axton. Pernikahan Austin di selenggarakan beberapa kali. Termasuk bersama kawanan mafianya.Jadi tentu saja masih banyak hal yang harus disiapkan oleh Austin. Tetapi Austin sama sekali tidak mau pulang dia mengatakan jika tidak masalah dirinya memantau dari mansion ini.Sudah seminggu Axton berada di sini. Gaston tidak mengusiknya sama sekali. Pria itu hanya beberapa kali menatapnya dan Axton juga tidak berniatan untuk berbicara dengan Gaston untuk saat ini."Kau sungguh terlihat putus asa" ucap Austin lagi d
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status