All Chapters of Rahasia sang Pewaris Kembar: Chapter 51 - Chapter 60
122 Chapters
Ya, Aku Hamil!
Setelah melihat senyuman wanita itu sekilas, dilangkahkannya kaki memasuki kondo. Kala menuju meja resepsionis untuk mengambil kartu suite –yang selalu dititipkannya belakangan ini, ia mendengar sebuah teguran oleh suara yang cukup familiar di ruang dengarnya. "Ternyata begitu, ya ...." sergah suara tersebut terdengar bergetar menahan luapan emosi. Serta merta ia menoleh dan terhenyak kuat menemukan sosok yang berdiri tak jauh di belakangnya itu. Dan bagai maling yang tengah tertangkap basah, entah mengapa ia tergagap saat menyapa sosok tersebut. "A ...anne?"Sekalipun telah berusaha keras menyamarkan keterkejutannya atas kunjungan yang tak terduga itu, sunggingan senyum terbaiknya tampak canggung."Bagaimana dengan pernikahan Carla?" ujarnya setenang mungkin demi usaha mengalihkan keadaan. Dibentangkannya kedua tangan hendak merangkul Joanne. Namun, wanita itu segera menepisnya. Dan seketika ia terkesiap.Sepasang bola mata berwarna cokelat gelap itu menatapnya keruh ditenggarai
Read more
Aku Bukan Wilbert ....
Diremasnya kartu kunci suite yang baru saja diambilnya dari resepsionis tersebut. Diliriknya pantulan diri pada dinding lift. Penampilannya saat ini tak kalah kacau seperti pikirannya. Belum lagi rasa letih yang amat sangat semakin memberatkan langkah gontainya. Ia bahkan sudah tidak menghitung berapa kali telah menghela nafas sedari tadi. Sungguh hari yang sangat panjang untuk dijalani, desah sang batin. Sekonyong-konyong mendengar seseorang berbincang, ia sontak tertegun. Langkahnya terhenti seketika. Ditolehkannya pandangan menelusuri depan lalu belakang pada selasar lorong menuju suite. Namun, ia tak menemukan sumber suara yang memenuhi ruang dengarnya itu.Seiring telinganya yang berdenging dan kepala yang terasa nyeri, suara tersebut terdengar semakin intens. Dan lagi-lagi ia mengedarkan pandangan memeriksa ke segala arah. Hanya ada diriku di sini. Tiada siapapun selain aku sendiri, yakinnya pada diri. Ia mengernyit gusar. Ditekankannya tangan erat-erat menutupi kedua telin
Read more
Timbunan Ingatan yang Kembali
Sembari mengusap-usap gusar rambut cokelatnya, ia mengerang lirih. Setelah menemukan fakta dari timbunan ingatan yang kembali, kini muncul ribuan pertanyaan di benaknya. Meski dengan pandangan yang amat redup, ia kembali membuka pelupuk mata. Rasa rindu yang mendesak di dada memaksa benaknya tetap tersadar. Ann. Aku sangat merindukannya. Dimana ia sekarang? Aku tidak yakin Ann telah tiada.Aku bahkan tidak percaya ia dinyatakan meninggal sesaat setelah dilarikan ke rumah sakit .... Jangan-jangan Ann masih dirawat di rumah sakit? Ke rumah sakit mana aku mencarinya? Di NY atau Nashville? Apakah jika kutanyakan pada perawat Adams, wanita itu akan memberitahukannya? Apakah aku bisa mempercayai informasi yang diberikannya? Aku berharap apa yang dikatakan perawat Adams itu semua juga adalah kebohongan .... Ia kembali menutup pelupuk mata, membiarkan sisa bulir air mata menuruni tepi wajahnya diam-diam. Kini, bukan hanya dalam tidurnya saja tetapi juga dalam keadaan sadar, ingatan akan
Read more
Ingatan, Luka, dan Pertanyaan
Aku benar-benar terlihat kacau, ujar batinnya menilai saat melintas di depan cermin. Demikian juga dengan isi benakku. Bagai ruangan yang baru saja terobrak-abrik oleh hempasan angin ribut, semua ingatan dan pikiran bergelimpangan simpang siur memenuhi setiap sudut benak. Dihelanya nafas gusar sepanjang mungkin. Aku harus segera membenahi pikiran dan menata hati. Jika terus menerus kacau seperti ini, tidak satu rencanapun yang mampu kususun malah bisa-bisa aku salah langkah dan mengacaukan situasi lagi! Digelontorkannya air hangat dari pancuran serta membiarkannya mengguyuri tubuh penatnya. Sekalipun keinginan untuk kembali ke kehidupanku sebagai William dan berhenti berpura-pura menjadi Wilbert sungguh menggebu di dalam batin, aku harus menahan diri. Aku harus mencari situasi yang memungkinkan untuk hengkang dan menghilang dengan hati-hati kali ini. Dan aku juga harus mencari informasi keberadaan Ann! Dengan memanfaatkan identitas Wilbert seharusnya itu akan lebih mudah ....Dara
Read more
Boneka Pengganti
“Pak? Apakah Anda butuh bantuan? Apakah jahitan di tangan Anda masih sakit?” tegur sosok yang mendadak muncul di sampingnya itu. Sempat tertegun, ditolehkannya pandangan sekilas pada Eddy. Pria tersebut tampak menyodorkan tangan untuk memberinya tuntunan menyelesaikan sisa langkah. Dan ia hanya menurut dengan membiarkan sekretaris itu membantunya. “Iya, masih. Tapi aku baik-baik saja,” sahutnya kemudian sembari diam-diam mengatur ritme nafas. Sejujurnya, melintasi jembatan tersebut hanya membutuhkan beberapa langkah, namun ia merasa bagai telah berjalan setengah hari tanpa henti dengan menahan gentar. “Saya membawakan beberapa dokumen yang perlu ditandatangani,” terdengar Eddy berbicara di dekatnya seolah memastikan ia untuk tetap terjaga. Serta merta pandangannya terarah pada beberapa map yang sedari tadi berada di tangan pria itu. Kemudian ia menggerakkan tangan pada Eddy yang mengisyaratkan agar meletakkan tumpukan map tersebut ke atas meja kerjanya.Eddy kembali lagi ke s
Read more
Momok Masa Lalu
Sekonyong-konyong tak mampu memanggul rasa letihnya lebih lama lagi, dihempaskannya tubuh ke atas sofa. Kemudian melucuti kancing teratas kemeja yang terasa mencekat jalan nafasnya sepanjang hari itu dengan tanpa mengangkat tubuh. Dilemparnya pandangan ke arah temaram lampu balkon lewat pintu kaca yang dipenuhi titik air hujan. Helaan nafasnya terdengar bergetar getir. Walau sayup-sayup ia dapat mendengar hiruk pikuk gempita dunia luar, kesendirian menjepitnya dengan pedih. Gulana menyergapnya tiada ampun, menariknya ke lembah resah yang seakan tak berujung. Ia mengerang pilu mengatasi rasa yang menyesakkan itu.Ann, dimana kamu sekarang? Aku sungguh berharap kamu dan anak kita selamat dan hidup baik di suatu tempat. Ruang dengarnya menangkap suara deruan hujan yang turun kian intens di luar. Dengan kedua pelupuk mata yang memejam, ia menengadahkan wajah dan kemudian menimpali dahinya dengan punggung tangan.Saat kita bertemu nanti, aku memiliki beberapa pertanyaan untuk kamu jawab.
Read more
Nelangsa
Ia tersentak dengan kedua pelupuk mata yang turut membuka seketika. Ditemukannya diri masih merebah di atas sofa ruang tengah. Deru hujan di depan pintu balkon terdengar mereda, menyisakan titik-titik hujan yang turun satu-satu. Oleh udara dingin yang ditinggalkan sang hujan dan menyelinap masuk ke dalam ruangan, ia bergidik. Dikulumnya nafas mengatasi rasa sesak yang mencekat di tenggorokan lalu mendesah. Mimpi buruk yang sama lagi, keluh batinnya. Kembalinya sang ingatan ternyata membawa serta mimpi buruk itu bersamanya, mengusiknya tiada henti. Kenangan masa lalu yang terus menghantui di setiap lelapnya, sebuah torehan luka yang membekas di batin mungkin untuk sepanjang hidupnya. Ditolehkannya tatapan nelangsa ke segala arah sekonyong-konyong tengah mencari. Sekalipun tahu tidak akan menemukan sosok yang dicarinya itu, ia tetap melayangkan pandangan ke sekitar. Ia telah terbiasa dihibur kala terjaga dari setiap mimpi buruknya oleh wanita itu. Bagai obat pelipur lara, suara dan
Read more
Ketidaknyamanan yang Membuncah
Diseruputnya kopi hitam yang baru saja tiba ke atas mejanya itu dengan benak yang masih menimbang. Kurasa sebaiknya aku membawakan sesuatu yang dapat membesarkan hati gadis itu, putusnya.Gadis yang duduk di depan deretan mejanya tersebut tampak bangkit berdiri menyusuli langkah wanita paruh baya tadi. Tanpa tercegah, tatapannya lekat begitu saja kepada kedua sosok tersebut sekalipun mereka telah beranjak meninggalkan kafe dan menyeberangi jalan. Kedua sosok –yang diduganya adalah ibu dan anak itu tampak memasuki sebuah agen perjalanan di deretan pertokoan seberang jalan. Ia terperanjat. Segera terbersit di benaknya untuk turut mengunjungi tempat tersebut, membeli tiket kembali ke Nashville. Namun dalam beberapa hitungan detik ke depan, ia langsung mengurungkan niatnya itu. Ia sadar harus bersabar sementara waktu dan membendung hasratnya untuk kembali pada kehidupannya sebagai ‘William yang bebas’. Bahkan merahasiakan perihal ingatannya yang telah kembali dari siapapun. Karena, seka
Read more
Betapa Aku Merindukanmu
Menjelang pagi ia kembali terbangun dari mimpi buruk. Dengan jantung yang berdegup kencang seakan tengah berpacu dengan deru angin yang bermain di depan jendela, ia beranjak bangkit dari pembaringan. Berharap dapat memberikannya istirahat yang lebih lelap, direbahkannya diri ke atas sofa ruang tengah. Ia bersidekap. Sembari berusaha mengatasi nafas yang masih tidak beraturan, diusapnya bulir-bulir peluh resah di sudut pelipisnya. Kemudian mengerjap dalam kernyitan menantang keremangan. Ah, Ann...Betapa aku merindukan dekapanmu, rintih batinnya seketika. Sosok Ann seakan melekat erat pada pelupuk matanya. Tanpa tercegah olehnya, sosok wanita yang amat dikasihinya itu terus membayang. Namun alih-alih membesarkan hati, kenangan akan sosok yang selama ini berjuang bersamanya mengatasi aral rintangan kehidupan itu kini justru menggerus lubang di hatinya menjadi kian dalam. Saat ini, betapa ia berjuang sekuat tenaga untuk menahan diri agar tidak berlari menerjang kembali ke Nashville –se
Read more
Konspirasi
Ia tersadar. Bagai baru saja terombang-ambing di atas lautan, kepalanya terasa berputar hebat bahkan sebelum menggemingkan pelupuk mata. Rasa mual sontak menyergap kala ia membuka kedua matanya dan beranjak bangkit dari pembaringan. Buru-buru direbahkannya diri kembali sembari mencoba mengingat. Ah, benar. Tanpa mengetahui tujuannya, mereka mengatakan aku harus menjalani proses endoskopi. Oleh karena itu mereka menginjeksiku dan seketika membuatku kehilangan kesadaran. Perlahan ia mengangkat pandangan memeriksa sekeliling, mempersiapkan diri untuk kembali bangkit turun dari pembaringan. Dengan terhuyung-huyung, ia melaju keluar ruangan. Langkahnya masih terasa limbung. “Tuan, Anda sebaiknya berbaring sampai efek obatnya hilang ....” Seorang perawat yang berpapasan dengannya di depan pintu tampak mengulurkan tangan hendak mencegah langkahnya. Segera ditepisnya uluran tersebut dan mengabaikan suara terkesiap sang perawat. Rasa mual yang mengaduk-aduk di uluhati membuatnya menghambu
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status