All Chapters of C E O Dingin itu Mantan - Ku: Chapter 31 - Chapter 40
91 Chapters
BAB 31 : Dusta Seorang Mama
Mendengar tutur kata kedua anak Meytha membuat Reynaldi memutuskan untuk bertanya pada si kembar tentang keberadaan Papa mereka. Dan Reynaldi pun akhirnya bertanya pada keduanya.“Kenapa Papa harus bisa lihat Bulan dari sinarnya dan Bintang dari kilauannya?” tanya Reynaldi sembari mengemudikan kendaraannya.“Soalnya Papa itu.., nggak sayang sama kita. Jadi kata Mama, nanti juga Papa sayang. Karena kan Bulan ada sinarnya dan Bintang ada kerlipnya,” ucap Bulan dari kursi belakang.“Ooh.., gitu..,” ucap Reynaldi menganggukkan kepalanya.Dalam hati Reynaldi ada perasaan lega, setidaknya ia tidak bertindak kejam pada seorang janda seperti Meytha dengan berkata, ‘Syukurlah kalau masih ada Papanya. Kasihan anak-anak ini masih kecil. Aku pikir Papanya udah wafat.’Entah mengapa hati Reynaldi tergelitik kembali, untuk bisa mengetahui tipe lelaki yang telah menikahi Meytha dan Papa dari sikembar dengan memancing beberapa pertanyaan, dalam keseharian mereka.“Siapa yang paling disayang Mam
Read more
BAB 32 : Jumpa Teman Lama
Di hari Sabtu pagi pada sebuah rumah berlantai dua berwarna putih, jendela-jendela besar terbuka lebar dengan model rumah bergaya Eropa menikmati sinar kehidupan yang masuk ke dalam setiap ruang pada rumah besar itu. Aksen kayu lebih bayak berada dalam kemegahan rumah itu dibandingkan kaca yang hanya berupa kaca blok untuk mempermanis rumah tersebut.Jendela besar dari kayu tanpa kaca itu terbuka lebar pada setiap pagi hari dan akan ditutup kembali pada saat jam sebelas siang. Karena bagi Richard yang terbiasa tinggal di Eropa dengan suhu dingin sangat menikmati iklim tropis yang kini ia rasakan.Richard sangat bersyukur atas terpaan mentari yang bisa dinikmatinya sepanjang waktu di negara ini. Karena itu, bagi Richard suatu anugerah tertinggi jika suatu negara bisa menikmat dan diberikan anugerah atas sinar mentari dari sang pencipta.Seperti biasa di pagi hari usai Reynaldi berolah raga keliling kompleks perumahan, ia selalu menyiram tanaman dan membersihkan akuarium air laut mili
Read more
BAB 33 : Bulan Mirip kamu, Rey..!
Suasana tempat tinggal Richard Gerald tampak ramai oleh kehadiran ketiga teman lama Reynaldi dari Bali. Usai makan siang mereka mengobrol di kamar Reynaldi yang luas berisi permainan PS 4 serta ada pula di sebelah kamar Reynaldi satu meja bilyar diletakkan di sana. Biasanya Reynaldi dan Richard bermain bilyar bersama mengisi waktu luang.“Rey.., mantap sekali hidupmu di sini, yaa,” ucap Arta memandang Rey yang sedang bermain PS 4 bersama Oki. Dan mereka saling menunggu giliran untuk digantikan.“Ya disyukuri aja.., Arta. Namanya hidup bisa turun bisa naik,” ujar Reynaldi yang mendengar kabar kalau Oki orang tuanya kena tipu lumayan besar.“Itulah.., kayak bapakku sekarang stress... marah-marah terus di rumah. Buat aku malas tinggal di rumah,” keluh Oki yang dulu sangat tajir, seolah uang bapaknya tidak akan habis, ternyata kini amblas. Walau pun tersisa beberapa kontrakan toko di pinggir jalan.“Sabar aja.., Oki. Namanya orang tua.. jangan kesel seperti itu. Besok atau lusa kalau
Read more
BAB 34 : Tato Pembuka Kisah
Reynaldi dan ketiga temannya yang berasal dari Bali turun ke bawah dan langsung menuju tempat acara bakar-bakaran. Terlihat Elmira datang ke acara bakar-bakaran itu dengan menggunakan celana hotpans dipadu dengan tanktop berwarna hitam yang membalut tubuh seksinya.“Wah.., Kak Rey kedatangan tamu jauh yaa.., Hello..., Kenalkan.., aku Elmira. Kapan sampai di Jakarta?” tanya Elmira saat melihat Reynaldi dengan ketiga temannya ke halaman belakang.Reynaldi pun tersenyum saat ketiga temannya saling berebutan menyalami Elmira yang memang wajahnya cantik dan bentuk tubuhnya sangat memikat semua pria yang melihatnya. Lalu Reynaldi meninggalkan ketiga temannya yang sedang berbicara dengan Elmira menuju tempat bakar-bakaran.Terlihat sopir dan tukang kebun serta kedua pembantunya ikut sibuk menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk bakar-bakaran. Richard dan Widyawati pun tampak sibuk menyiapkan bahan saos yang sedang di masak oleh mereka berdua dengan menggunakan peralatan listrik.“Papi
Read more
BAB 35 : Meytha VS Elmira
Di hari Senin pagi ini, Reynaldi mengajak ketiga temannya untuk sarapan terlebih dahulu sebelum ikut ke kantor. Rencananya, hari ini Reynaldi hanya menandatangani beberapa dokumen penting, lalu mengajak ketiga temannya yang belum pernah ke Jakarta untuk jalan-jalan ke Monas dan Seaworld. Sebelum itu, Reynaldi menghubungi Imam supaya tidak menjemput dirinya. Karena hari ini, Reynaldi berencana untuk membawa mobilnya. “Bik.., ini kopinya lebih satu.., saya nggak ngopi..,” ujar Reynaldi meminta pembantunya mengambil satu kopi yang diletakan di meja makan. “Kemarin Tuan muda minum kopi..,” jawab Ina pembantu rumah tangga di kediaman Richard. “Kemarin libur Bik.., kalau libur aja minum kopi. Kalau hari kerja minumnya di kantor. Udah nih ambil, buat Bik Ina aja,” tutur Reynaldi pada pembantunya tersenyum lebar. Widyawati yang mendengar ucapan Reynaldi pun mendehem. Dan Reynaldi yang melihat ke arah Widyawati yang tampak telah rapi berpakaian tertawa kecil saat jemari telunjuknya menudin
Read more
BAB 36 : Kisah Meytha
“Meytha..., Kita jalan ke Mal yukk.., mumpung pak Rey nggak ada,” ajak Cindy saat berada di depan pintu ruang Dinda dan melihat Meytha mengunci pintu ruangan Reynaldi. “Boleh juga tuh.., kita patungan naik taxi nya yaa..,” ujar Dinda antusias tersenyum lebar. “Maaf.., aku nggak bisa ikut. Kasihan kedua anakku. Kapan-kapan yaa.., Byee.. and makasih udah bantu usir kutu busuk yang tadi,” pamit Meytha melangkah lebar ke arah lift. Rutinitas yang dilakukan oleh Meytha untuk memastikan anaknya sudah makan, tidur siang membuat dirinya tidak memedulikan cuaca panas. Karena baginya makan bersama anak-anaknya adalah suatu bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Sesampai di tempat parkir, Meytha langsung tancap gas memacu motornya menuju ke rumah. Perlu waktu lima belas menit untuk sampai rumahnya. Hampir setiap hari kedua anak Meytha, selalu menunggu di depan pintu pagar untuk menyambutnya pulang, kecuali pada saat mereka dijemput di sekolahnya. Dan saat terdengar suara motor berada d
Read more
BAB 37 : Hukuman Untuk Meytha
Meytha sampai di kantor saat jam telah menunjukkan pukul satu lewat lima belas menit. Peluh membasahi wajahnya karena hari ini cuaca begitu panasnya. Sesampai di kantor, tanpa tergesa-gesa Meytha keluar dari dalam lift dan berjalan santai menuju ruang kerja Dinda. “Hey..! Kok baru datang.., tumben. Cepat..! Pak Rey bolak balik nanya.., emangnya ponselmu mati yaa?” tanya Dinda kala Meytha berdiri di sisi pintu ruang kerjanya. “Jadi.., Pak Rey udah datang..?” tanya Meytha dengan wajah pucat karena terlambat masuk kantor. “Udah.., aku tadi dihubungi sama dia. Batal dah aku Shopping.. karena balik lagi ke kantor,” keluh Dinda pada Meytha yang masih menanyakan situasi terkini tentang sang CEO. “Kenapa harus batal.., bilang aja lagi makan,” tutur Meytha sembari mengambil ponselnya dan dilihat mati karena baterainya habis. “Batal lah.., kan kunci ruangan si Bos ada di aku. Lagian kamu dihubungi sama Pak Rey nggak aktif,” sungut Dinda. “Udah sana masuk.., dari pada tambah panjang taringny
Read more
BAB 38 : Celoteh Si Kembar
Pagi ini sekitar jam setengah enam, Reynaldi telah bangun dan mandi serta berpakaian rapi. Walaupun hanya menggunakan kaos dan celana denim. Richard tampak telah bangun dan keluar dari kamarnya, bertemu Reynaldi yang sedang meminta pembantu dirumah itu untuk menyiapkan cake keju pada sebuah wadah plastik berbentuk kotak.“Tuan muda.., apa cake keju ini dimasukkan semua ke dalam kotak?” tanya Marni pembantu tersebut sembari memotong cake keju tersebut.“Yaa.., dipenuhi aja Bik.., Makasih..,” tutur Reynaldi usai Marni, pembantunya memberikan wadah plastik berisi cake yang diletakkan pada tas kanvas.Richard yang melihat putranya tersenyum bahagia sambil membawa tas kanvas berisi satu kotak cake keju menepuk punggung putranya dengan bahagia.“Papi lihat wajahmu terlihat bahagia sekali.., apa kamu mendapatkan lotre?” Richard menggoda Reynaldi dengan mengacungkan telunjuknya pada Reynaldi yang memainkan alisnya.Reynaldi yang merasa kalau Richard mengetahui hatinya tengah berbunga-bun
Read more
BAB 39 : Rey JJ & Widya, Elmira ke kantor
Reynaldi mengajak si kembar memasuki rumah mewah itu dan berjalan melewati beberapa ruangan. Langkah kaki Bintang terhenti saat ia terkagum memandang akuarium yang tampak memanjang pada sebuah dinding dan dibuat sedemikian rupa, sebagai pemisah dengan ruang tamu. Sepanjang dinding berukuran sepuluh meter tersebut, dipajang akuarium sebanyak 3 buah. Dan, masing-masing akuarium berukuran tiga meter itu di isi dengan jenis ikan yang berbeda. “Bagus sekali rumah Om Rey.., ada tempat ikannya..,” tangan Bintang menyentuh kaca akuarium itu dengan mata yang mengamati tiap gerakan ikan dalam akuarium dengan gelembung udara yang menambah keindahan akuarium tersebut. “Kak Bintang..! Jangan pegang akuariumnya kayak gitu.., nanti ikannya loncat!” lugas Bulan memperingati Bintang. Dan, anak lelaki dengan mata indah mirip Meytha itu menarik tangannya dari kaca akuarium. “Maaf yaa, Om... Bintang baru liat ikan bagus seperti ini,” ucap Bintang memandang ke arah Reynaldi yang tersenyum dan menganggu
Read more
BAB 40 : Pemecatan Meytha
Widyawati pun duduk di sofa panjang dan Elmira duduk di sofa tunggal sebelah kanan, lalu Meytha menawarkan minuman untuk keduanya.“Maaf Ibu dan Bu Elmira, mau saya buatkan kopi atau teh?” tanya Meytha berdiri dan memandang pada kedua wanita yang telah duduk memandang dirinya dari atas ke bawah.“Tidak perlu..! Aku bersama calon mertuaku ke kantor ini supaya kamu itu tau diri.. dan nyadar.., kalau kamu itu hanya sekretaris. Dan kerjaan kamu itu cuman di atasnya OB dan lagi kam...”Ucapan Elmira yang penuh emosi dihentikan oleh Widyawati dengan mengangkat tangannya beberapa kali ke arah Elmira, agar gadis muda itu berhenti bicara.“Maaf Mii.., soalnya Mira kesel sekali sama ini perempuan, main tampar aja waktu cerita kalau kak Rey tunangan Mira,” ucapnya mengadu kembali pada Widyawati.“Mira tolong kamu diam.., Ok!” pinta Widyawati dengan nada sedikit meninggi, karena telinganya tidak terbiasa mendengar sumpah serapah.“Meytha.., tolong kamu hubungi HRD untuk ke ruangan ini,” pi
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status