All Chapters of C E O Dingin itu Mantan - Ku: Chapter 21 - Chapter 30
91 Chapters
BAB 21 : Bersama Meytha ke ruang Meeting
Sesampai di sebuah restoran yang jadi tempat favorit Widyawati dan Richard untuk makan siang, Reynaldi berjalan memasuki restoran seafood tersebut dengan langkah panjang. Reynaldi menghampiri meja yang berada di sudut restoran di samping akuarium besar berisi ikan. Dan ia pun mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan mencium kedua pipi Richard dan Widyawati. “Mami.., Papi habis kemana..? Tumben kita bisa makan bareng. Ini kok ada dua kursi lagi..?” tanya Reynaldy pada kedua orang tua angkatnya. Dan ia pun melambaikan tangannya pada seorang pramusaji untuk memesan makan siangnya sembari mendengarkan ucapan dari Widyawati. “Barusan Mami bertemu teman lama Mami sewaktu kami terapi kaki dan tangan. Dan tadi itu, teman Mami cerita, kalau dia punya anak gadis yang baru saja lulus Sarjana. Tadi dia kasih lihat photo nya cantik dan lulusan terbaik di Universitasnya.” “Rencananya, dia akan kemari mengajak putrinya untuk makan siang bersama kita. Jadi kamu bisa tunggu yaa..,” imbuh Widya
Read more
BAB 22 : Usai Meeting
Sekitar dua jam di dalam ruang meeting itu, akhirnya pembahasan yang menyangkut regulasi, kenaikan, dan penurunan ekspor beberapa komoditi yang sebagian besar telah dijawab oleh ketua dari PMI (Pengusaha Muda Indonesia) maka sesi Coffee Break pun dibuka selama satu jam dan meeting pun di tutup. Saat Coffee Break dibuka, Meytha langsung berjalan ke tempat duduk Reynaldi. Namun ketika dilihat Reynaldi dan kedua orang temannya sedang berbicara, maka Meytha pun berdiri sejauh satu meter dari tempat duduk Reynaldi. Reynaldi yang menyadari kehadiran Meytha berdiri sejajar dengan dua orang lelaki teman dari PMI tersenyum ke arah Meytha dan bertanya padanya. “Ya.., ada apa Mey..?” tanya Reynaldi lembut dan tersenyum pada Meytha. “Maaf Pak.., saya akan bawakan kopi hitam atau Cappucino?” tanya Meytha yang tak menyangka Reynaldi akan tersenyum. Dan senyumannya sama seperti dulu, yang membuat perasaannya sangat nyaman dan menyejukkan.“Kopi hitam saja. Apa kamu bisa mengambilkan kedua bapak y
Read more
BAB 23 : Emosi Meytha
Seperti biasa, Meytha selalu datang lebih awal ke kantor, hal itu disebabkan karena ia harus mengantar kedua anaknya untuk ke sekolah. Terlebih hari ini, kedua anaknya sedang menghadapi ulangan umum.Meytha telah sampai di kantor sekitar pukul tujuh lewat lima belas menit. Seperti biasa, ia membuka ruang kerja Reynaldi, menyalakan pendingin dan meminta OB untuk membersihkan ruangan tersebut. Usai dibersihkan oleh OB, Meytha kembali menutup pintu ruangan tersebut, dan duduk di ruang kerjanya, serta membuka buku pertemuan antara Reynaldi dengan beberapa koleganya.Saat dilihat akan ada acara minggu depan di hari Jumat, yaitu pertemuan dengan perhimpunan pengusaha batu bara, maka Meytha pun berkeinginan mengambil cuti, karena hari itu bertepatan dengan hari pengambilan rapor kedua anaknya.Sekitar pukul tujuh lebih tiga puluh menit, Reynaldi pun sampai di kantor. Meytha yang melihat kedatangannya, langsung ke ruangannya dan bertanya, “Bapak saya buatkan kopi sekarang?” “Ya...”Me
Read more
BAB 24 : Elmira Calon istri Rey..?
Tepat pukul sepuluh pagi, seorang gadis cantik kira- kira berusia dua puluh tiga tahun diantar oleh seorang sekuriti menghadap Dinda, sekretaris pertama Reynaldi. Tok.. Tok.. Seorang sekuriti mengetuk pintu yang setengah terbuka lalu berucap pada Dinda, “Selamat pagi, Bu Dinda.., ada tamu si Bos.” “Ya..,” jawab Dinda singkat seraya menganggukkan kepalanya. “Silakan Mbak..,” ucap sekuriti pada gadis cantik tersebut. “Permisi.., Buu..,” sapa gadis cantik nan muda belia saat dilihat Dinda masih berkutat dengan komputer di depannya. “Ya.., duduk..,” toleh Dinda melirik pada gadis cantik yang masih berdiri walau sudah dimintanya duduk. Dipandanginya gadis cantik dengan minidress sebatas dengkul berwarna biru tosca berbahan chiffon dengan potongan kerah V serta ikat pinggang berwarna hitam memperlihatkan kelangsingan tubuhnya. “Duduk dulu yaa.., Mbak..,” pinta Dinda dengan judes menatap tajam gadis cantik itu. “Maaf Buu.., aku itu janji ke kantor ini, jam sepuluh sama Kak Rey. Seka
Read more
BAB 25 : Widyawati Ke Kantor
“Mamii..?!” pekik Reynaldi pada wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.Karena seumur-umur Widyawati tidak pernah sekali pun mau ke kantor dan itu dibuktikan saat Richard Gerald sang suami memimpin perusahaan itu hingga diserahkan pada putra angkatnya.“Hehehehehe..., Mami sengaja mau sidak kamu ke kantor..., sekalian mau ajak kamu sama Elmira, makan siang,” ujar Reynaldi.Widyawati yang melihat Meytha berdiri sejajar dengan Reynaldi dan tampak ada dua orang wanita di belakangnya yang menunggu lift terbuka, membuat Widyawati yang merasa menghalangi jalan mereka, memberikan jalan pada ketiga wanita tersebut. “Silakan, Sorry...,” ujar Widyawati yang melangkah maju.Kesempatan itu pun dipakai oleh Meytha untuk menganggukkan kepala pada Reynaldi dan berucap, “Saya duluan Pak.., permisi Buu...”Reynaldi hanya mengangguk kecil dan membiarkan Meytha berlalu dari hadapannya dengan sedikit rasa kecewa.Padahal telah terpikir olehnya supaya bisa berkenalan dengan kedua anak Mey
Read more
BAB 26 : Kecurigaan Widya
Meytha sampai lebih dulu di kantor dibandingkan Reynaldi yang terjebak macet pada saat jam makan siang. Dengan wajah bahagia, Meytha berjalan menuju pintu ruang kerja Reynaldi. Dibukanya pintu kerja sang CEO, dicarinya OB untuk kembali membersihkan ruangan tersebut sebelum si empunya ruangan datang, pikir Meytha saat itu.Setelah itu, Ia bergabung mengobrol bersama kedua rekan kerjanya. Terlebih Cindy ikut duduk di depan ruang kerja Dinda."Wajahmu sekarang ceria.., ada berita bagus?" tanya Dinda saat Meytha duduk di depan ruangannya."Biasa.., si kembar tadi cerita soal ulangannya bisa di jawab semua. Dan semua yang mereka pelajari semuanya keluar. Jelaslah aku senang," ungkap Meytha atas perasaannya.“Mey.., tadi katanya mau cerita, kenapa muka, voltase ketegangannya tinggi waktu jalan bareng si Bos ke lift,” ujar Dinda melirik ke arah Cindy dan tersenyum penuh arti.“Kaget aja waktu dibilang dia mau ikut jemput kedua anakku. Apa kata kedua anak kembarku coba? Itu yang buat seket
Read more
BAB 27 : Cuti Meytha ditolak..?
Pagi ini seperti biasa usai membuka pintu ruang kerja Reynaldi, Meytha meminta bagian OB untuk membersihkan ruangan tersebut dan mengganti bunga anggrek yang setiap satu minggu diganti oleh stand bunga, langganan perusahaan itu. Usai dilihat OB tersebut telah membersihkan ruangan sang Bos, Meytha pun menyalakan pendingin ruangan, menyalakan komputernya lalu keluar menunggu kehadiran Dinda di ruangan kerjanya. “Woi..! Pagi amat sih.., padahal ini baru jam tujuh lewat tiga puluh menit. Aku pikir.., diriku yang terlalu pagi,” tegur Dinda saat dilihat Meytha duduk di depan ruang kerja Dinda yang masih terkunci. “Aku mah biasa.., jam tujuh lewat sepuluh udah di kantor, beda dikit sama sekuriti.., hehehehe. Maklum jadi tukang ojek untuk antar anak ke sekolah. Justru kamu yang tumben udah di kantor. Biasanya jam delapan kurang satu menit baru nongol,” singgung Meytha seraya tertawa kecil. Sembari membuka pintu kerjanya, Dinda pun menceritakan Ikhwal dia lebih pagi sampai di kantornya. “T
Read more
BAB 28 : Resign membuat Emosi
Meytha kembali masuk ke ruang kerjanya dengan membawa beberapa berkas dan surat masuk yang dititipkan Dinda untuknya. Tanpa bicara Reynaldi pun fokus pada pekerjaannya, membuka beberapa dokumen Eksport batu bara yang harus diteliti legalitasnya.Terdengar beberapa kali dia menghubungi bagian terkait. Dan sementara, Reynaldi menyingkirkan semua syarat yang akan ia ajukan kepada Meytha atas cutinya hingga tuntas pekerjaannya.Meytha sendiri telah berpikir panjang lebar atas keputusan yang akan diambil usai Reynaldi tidak memberikan hak cuti pada dirinya. Ia telah menghitung tabungan yang dimilikinya, jika harus berhenti pada perusahaan itu.Keputusan itu diambil karena Jumat besok kedua anaknya mendapat rangking satu dan dua. Maka ia tidak ingin momen bahagia sebagai seorang ibu atas prestasi kedua anaknya terlewatkan.‘Baiklah.., mungkin aku memang harus berhenti dari pekerjaan ini, cari rejeki dengan usaha dagang kecil-kecilan. Aku pikir tabunganku akan cukup untuk makan kami bert
Read more
BAB 29 : Pertengkaran dengan Elmira
Pagi sekali Reynaldi telah sampai kantor. Saat itu jam baru menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit. Karena kedua sekretarisnya tidak juga memperlihatkan batang hidungnya, maka Reynaldi pun duduk di depan ruang kerja Dinda karena kedua kunci di pegang oleh kedua sekretarisnya.Meytha yang sudah terbiasa datang jam tujuh lewat sepuluh menit dan terkadang jam tujuh lewat lima belas menit, diberitahu oleh seorang sekuriti saat ia keluar dari lift.“Pagi Buu Meytha..,” sapa seorang Sekuriti bernama Sapto.“Pagi Pak Sapto.., sehat-sehat yaa..,” sambut Meytha balas menyapa.“Buu, Pak Rey sudah lima menit lalu datang,” tutur Sapto dan membuat Meytha melangkah lebar dan tersenyum pada Sapto serta mengucapkan terima kasih.“Selamat Pagi, Pak.., tunggu sebentar Pak, biar ruangnya si bersihkan dulu,” sapa Meytha yang terlebih dahulu menyapa Reynaldi dan berjalan menuju ruang kerja Bos tampan itu.“Pagi.., hemm..,” sahut Reynaldi memandang ponselnya dan terlihat tersenyum manis.Dalam hat
Read more
BAB 30 : Si Kembar Bertemu Reynaldi
Di hari Jumat ini ada pengumuman yang di kirim lewat email dari koordinator penyelenggara pertemuan bersama pengusaha batu bara, kalau pertemuan diadakan pada pukul tiga sore sampai selesai, mengingat beberapa teman dari daerah terakhir akan tiba di Jakarta pukul dua belas siang. “Dinda.., nanti ke pertemuannya jam tiga sore. Tolong kamu ingatkan lagi yaa,” pinta Reynaldi saat telah ada di kantornya sekitar jam delapan pagi. Karena seharusnya pertemuan itu dilakukan pukul sembilan pagi. “Baik Pak,” jawab Dinda dalam sambungan telepon. “Permisi Pak.., apa Bapak ingin saya buatkan kopi?” tanya Dinda saat masuk ke ruang kerja Reynaldi. “Nggak usah saya sudah minum kopi di rumah. Aku minta bawa saja air mineral saja,” pinta Reynaldi. “Baik Pak..,” ucap Dinda berlalu dari hadapannya menuju lemari pendingin yang ada di pantry. Tak lama kemudian, Dinda pun telah memberikan minuman mineral pada Reynaldi. Usai Dinda keluar dari ruangannya, Reynaldi yang sebenarnya ingin melihat dari dekat
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status