Lahat ng Kabanata ng Terpikat Janda Tajir: Kabanata 41 - Kabanata 50
115 Kabanata
Yasmin 31. B
Benar saja, saat ini Yasmin sudah berada di sebuah toko furniture. Membeli dua buah ranjang berukuran single. Yasmin juga membeli lemari minimalis dan meja bufet. Setelah berbelanja barang besar, kini saatnya Yasmin berbelanja barang kecil untuk isi rumah yang akan ditempati oleh Jaja dan ibunya.Kompor berikut gasnya, blender, piring, mangkuk, penggorengan lengkap dengan sutilnya. Set teko air, keset kaki, sabun, sampo dan aneka kebutuhan harian Jaja.Cukup lama supir taksi online itu menunggu Yasmin selesai mampir sana sini. Tentu saja ia tidak merasa keberatan, karena Yasmin berjanji akan membayar ongkos taksi empat kali lipat jika sang supir mau menunggu.****Sementara itu di rumah sakit, tepatnya di dalam bilik Bu Ambar. Jaja sedang menuangkan air ke dalam gelas. Segala hal yang terjadi hari ini membuat ia tidak yakin seakan bermimpi mampu memeluk gunung. Dua gelas sudah air yang ia habiskan hanya dalam beberapa detik. Bu Ambar memperhatikan Jaja yang terlihat aneh."Ngapa lu?"
Magbasa pa
Yasmin 32
Bu Ambar dan Jaja terpesona dengan rumah mungil yang akan mereka tempati saat ini. Begitu rapi dan bersih, padahal sepengetahuan Jaja, rumah tidak terpakai ini sangat menyeramkan. Namun sekarang, rumah ini terlihat nyaman saat pijakan kaki pertama memasuki teras kecilnya."Ayo masuk, Bu," ajak Yasmin pada Bu Ambar. Yasmin sudah memutar kunci rumah kemudian membuka lebar pintu rumah mungil tersebut.Bu Ambar dan Jaja saling pandang. Sebenarnya sangat sungkan menerima kebaikan hati Yasmin. Namun mau bagaimana lagi, saat ini mereka benar-benar butuh tempat tinggal sementara."Ayo Nenek, Abang. Ayo masuk!" Reza menarik paksa tangan Jaja untuk masuk ke dalam rumah. Diikuti Bu Ambar dan Yasmin yang mengekori langkah Jaja dari belakang."Rumahnya kecil, Bu. Maaf ya, tapi kamarnya ada dua kok. Ibu yang di sebelah kanan dekat dapur. Jaja yang di sini dekat ruang tamu," terang Yasmin pada keduanya. Sambil menunjuk posisi kamar Bu Ambar dan Jaja."Ja, bawa dulu saja barang kamu ke kamar," titah
Magbasa pa
Yasmin 33. A
Hendroyas Miharja sedang berada di dalam mobil menuju rumah anaknya, Yasmin. Hatinya tidak tenang dengan foto yang baru saja dijadikan status oleh cucunya. Tidak mungkin itu foto hoax, karena lokasi foto tersebut sangat ia kenal. Yaitu dapur rumah anaknya. Pak Miharja meraba ponselnya yang bergetar. Saat ia melihat siapa penelepon, dadanya semakin berdebar. Keringat sebesar biji jagung menyembul memenuhi dahinya.Denias Aji Broto"Tidak diangkat, Tuan?" tanya sang sopir pada majikannya."Ah, nanti saja. Bukan hal penting." sahut Pak Miharja membiarkan ponselnya terus bergetar lama, hingga akhirnya berhenti dengan sendirinya.Keluarga Broto pasti menanyakan perihal foto yang beredar. Ia harus segera mendapatkan penjelasan dari Yasmin sebelum keluarga calon besannya merubah kesepakatan. Yah, Devano Aji Broto adalah anak dari Denias Aji Broto. Salah satu pemilik beberapa hotel bintang lima di Jakarta, Surabaya, Malang dan Malaysia.Devano adalah anak satu-satunya keluarga Broto. Tentu sa
Magbasa pa
Yasmin 33. B
Telapak tangan Bu Ambar memeriksa kening Narsih, kemudian mencocokkannya dengan panta*nya. "Angetnya sama. Pantesan aneh."Dengan cuek Bu Ambar meninggalkan Narsih dan lelaki paruh baya tampan di sana. Kakinya melangkah cepat menuju rumah mungil yang letaknya tepat di belakang kolam renang.Pak Miharja hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Bu Ambar. Kakinya juga melangkah masuk ke dalam rumah Yasmin. Ia juga meminta Narsih untuk memanggil Yasmin di atas."Papa, kapan sampai?" Yasmin turun dari lantai dua menuju ruang tengah tempat papanya sedang menikmati secangkir kopi."Baru saja," sahut Pak Miharja lalu memberikan punggung tangannya pada Yasmin."Ada apa papa sore-sore ke sini? tumben!" Yasmin duduk di sofa tepat di samping papanya.Pak Miharja langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana panjangnya. Membuka galeri dan memperlihatkannya pada Yasmin."Ini apa maksudnya, Yas?" tanya Pak Miharja dengan suara lantang.Kening Yasmin berkerut. Wajahnya berubah merona, anta
Magbasa pa
Yasmin 34
Merdu suara adzan shubuh membuat Yasmin membuka matanya perlahan. Dengan gerakan malas kepalanya menoleh ke kiri. Sepi, tiada siapapun yang menemani. Hanya figura foto suaminya yang tergeletak manis persis di sampingnya.Bbrreeeng...Suara pintu pagar bergeser. Dada Yasmin bergemuruh, ia takut ada orang jahat yang masuk ke dalam rumahnya. Sengaja Yasmin tidak menyalakan lampu, kakinya turun dari ranjang lalu berjalan ke arah jendela kamarnya kemudian menyibak gorden. Matanya menyipit tatkala sosok Jaja yang baru saja keluar dari rumahnya dengan pakaian sholatnya. Sarung, baju koko, dan peci. Tidak lupa sajadah yang ia taruh di pundak. Rupanya Jaja akan melaksanakan sholat shubuh di masjid. Yang membuat Yasmin semakin tersentuh adalah Reza kini juga tengah ikut bersama Jaja ke masjid.Anak lelaki kecilnya itu memakai celana panjang, baju koko dan juga peci. Reza tampak memegang jemari Jaja diantara gelapnya shubuh. Baru kali ini ia melihat Reza begitu antusias untuk pergi ke masjid.Ya
Magbasa pa
Yasmin 35. A
Yasmin memandang laptop di depannya dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang entah ke mana, sejak Reza memberikan pertanyaan pada Jaja, namun hanya dijawab senyuman oleh Jaja.Apakah aku menyukai lelaki muda itu?tapi bukankah sepertinya terlalu dipaksakan. Kami terlalu berbeda dari usia, status dan kehidupan ekonomi. Tapi..Tok...tok...Lamunannya terhenti."Masuk."Malik membuka pintu ruangan Yasmin dengan lebar. Lelaki dewasa itu tersenyum hangat pada Yasmin yang kini tengah memandangnya."Ada apa Pak Malik? ayo silahkan duduk." Yasmin mempersilakan Malik untuk duduk di sofa tamu.Malik duduk dengan cukup kikuk. Berkali-kali ia meremas tangannya. Kening Yasmin berkerut memperhatikan sikap Malik yang tiba-tiba canggung."Ada apa? Pak Malik sakit?" tanya Yasmin sambil ikut duduk persis di depan Malik."Bukan, saya sehat kok. Mmmm...ini..."Yasmin menanti dengan raut tak sabar, ada apa sebenarnya dengan Malik? aneh sekali.Malik mengengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya, lelaki itu
Magbasa pa
Yasmin 35. B
"Eh, namanya mirip saya ya, Bu. Bisa kebetulan gitu," sahut Jaja sambil menyeringai. Beruntung sekali Jaja yang dimaksud oleh Yasmin."Karena emang kamu," ucap Yasmin dengan tegas."Apa?!""Maksudnya... ii... iibu... menyukai saya?"Yasmin mengangguk sambil tersenyum. Lalu bangkit dari duduknya. "Aku permisi ya, Ja." Yasmin meninggalkan Jaja yang masih melongo di kebun belakang. Dengan mengulum senyum dan hati yang berbunga-bunga, Yasmin melangkahkan kaki kembali masuk ke dalam pabrik.Plaak! Plak!Jaja menampar kedua pipinya. Mimpikah ia?"Bu Yasmin menyukaiku?"Pandangan Jaja berkunang-kunang, kemudian gelap. Ia pingsan di kebun belakang tanpa siapa pun yang tahu termasuk Yasmin.****Jaja sudah menunggu Yasmin di dalam mobil. Dadanya berdegub kencang, wajahnya bersemu merah. Ia bahkan ingin berteriak sekencangnya saat ini, karena terlalu bahagia.Untung saja Pak Dayat menemukannya di kebun belakang tadi, kalau tidak, sampai sore begini ia masih pingsan di sana. Bahkan menurut penga
Magbasa pa
Yasmin 36. A
Jaja membawa Yasmin ke parkiran mobil. Ia berjalan lebih dahulu karena merasa malu jika berjalan beriringan dengan Yasmin. Matanya memperhatikan area parkir mobil, keningnya berkerut ketika tidak ada mobil Yasmin di sana. Eh, apa di lantai bawah ya?gumam Jaja merasa bingung sendiri."Mobilnya parkir di mana, Ja?" tanya Yasmin yang ikut memperhatikan area parkir."Kayaknya di sini, Bu. Tapi kok tidak ada ya?" Jaja menggaruk rambutnya yang tidak gatal."Coba tekan tombol kunci mobil!" titah Yasmin pada Jaja.Lelaki itu mengeluarkan kunci dari saku celananya."Astaghfirulloh, Bu. Saya tadi tidak bawa mobil ke sini.""Lha, terus kamu naik apa?" tanya Yasmin dengan kening berkerut."Naik motor.""Motor siapa?""Motor Valentino Rosid, Bu. Hehehehe... ya pake motor di rumah ibu." terang Jaja sambil menyeringai."Bukannya motor itu rusak?" Yasmin baru sadar, jika di rumahnya ada sebuah motor matic yang sudah lama tidak terpakai."Sudah saya benerin, Bu. Ayo, kita ke parkiran motor." Jaja meng
Magbasa pa
Yasmin 36. B
Mereka kembali naik motor, membelah jalan raya yang masih padat saja, padahal sudah pukul sembilan lebih sepuluh menit. Hawa dingin mengisi pori-pori kulit Jaja dan Yasmin, walaupun keduanya sudah memakai jaket. Angin malam juga berhembus cukup kencang pertanda sebentar lagi akan turun hujan."Saya ngebut sedikit ya, Bu. Ini mau hujan. Ibu pegang saya," ujar Jaja setengah berteriak di balik helemnya. Yasmin yang memang juga kedinginan, memutuskan untuk memeluk pinggang Jaja dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang belakang motor."Alhamdulillaaaaah...," teriak Jaja senang saat Yasmin memeluk pinggangnya dengan erat.Yasmin terkekeh. Ia semakin mengeratkan pengangan pada pinggang Jaja. Bahkan kini kepalanya ikut bersandar di punggung Jaja. Dihirupnya rakus udara malam, menikmati hembusan angin yang turut serta menyejukkan hatinya. Jika memang Jaja menjadi jodohnya, Yasmin berharap Allah membuka jalan bagi mereka.Begitu sampai di depan rumah. Bik Narsih membukakan gerb
Magbasa pa
Yasmin 37
Jaja menatap langit-langit kamarnya. Masih seperti malam sebelumnya, Jaja merasa kamar yang ia tempati saat ini terlalu nyaman. Mimpi apa ia hingga bisa tidur di dalam kamar seperti ini. Biasanya tidur hanya beralaskan kasur lipat tipis.Senyumnya terbit tatkala mengingat semua yang terjadi hari ini, untung saja ia tidak terlambat menyelamatkan Yasmin. Kalau tidak, entah nasib buruk apa yang menimpa Yasmin malam ini. Tangannya turun meraba pinggang yang beberapa jam lalu dipeluk oleh Yasmin. Ah, seandainya bisa setiap hari dipeluk seperti itu. Nyawa pun akan rela aku tukarkan. Jaja bermonolog."Bengong mulu!" tegur Bu Ambar yang begitu masuk ke dalam kamar Jaja, melihat anak bujang ting-tingnya sedang melamun."Keingetan yang tadi, Mak." jawab Jaja dengan wajah bersemu merah."Mamah, Ja. Salah mulu lu, manggil gua." protes Bu Ambar sembar menatap Jaja sewot. Wanita paruh baya itu memilih untuk duduk di atas ranjang single milik Jaja.Jaja hanya menggaruk rambutnya yang tidak gatal sam
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status