Semua Bab Terpikat Janda Tajir: Bab 31 - Bab 40
115 Bab
Yasmin 25. A
"Bu, permisi," tegur Jaja saat berdiri tepat di depan kamar Yasmin yang masih terbuka pintunya. Yasmin yang sedang duduk fokus pada ponselnya ikut menoleh."Ada apa?" tanya Yasmin datar. Melihat Jaja sekilas, lalu matanya kembali pada layar ponsel."Reza sudah tidur, saya permisi pulang ya, Bu. Besok saya balik lagi dengan membawa tukang urut.""Oh, oke. Hati-hati," sahut Yasmin sambil tersenyum tipis."Mas Jaja!!" suara Bik Narsih menggema dari dalam kamar mandi Yasmin. Kepalanya menyembul keluar. Hingga Jaja dan Yasmin menoleh pada Narsih."Mau pulang ya? Saya antar ya?" ujar Bik Narsih sambil menyeringai."Emang kamar mandinya sudah bersih?""Sedikit lagi, Bu. Saya antar Mas Jaja dulu ke bawah. Nanti saya lanjutkan lagi sikat kamar mandinya." Bik Narsih sudah berdiri di dekat Yasmin. Matanya tidak lepas menatap Jaja."Tidak bisa! lanjutkan lagi pekerjaanmu!" tolak Yasmin tegas."Sekalian saya kunci pagar, Bu," sela Narsih beralasan. Tetapi ada benarnya juga, pintu pagar memang haru
Baca selengkapnya
Yasmin 25. B
Jaja sudah sampai di depan gang rumahnya diantar oleh Dokter Vera."Terima kasih sudah mengantar saya, Dok.""Panggil Mbak Vera saja.""Eh iya, Mbak, terima kasih." Jaja menganggukkan kepalanya sambil tersenyum."Besok biar saya bicara pada Yasmin. Kalau Yasmin setuju, mulai lusa, kamu sudah bisa bekerja di rumah sakit.""Alhamdulillah, terimakasih banyak, Mbak Vera." Jaja tersenyum senang. Turun dari mobil sedan mewah Vera dengan hati riang. Vera melambaikan tangan pada Jaja sambil membunyikan klakson.Semoga Bu Yasmin mengizinkanku bekerja pada Dokter Vera, besok. Jaja bermonolog. Senandung riang ia nyanyikan mengisi ruang hati yang tadi sempat gundah karena perkataan pedas Yasmin sekaligus bertemu dengan lelaki yang mengaku calon suami Yasmin. Tawaran pekerjaan teknisi listrik yang dilayangkan Vera membuat ia kembali bersemangat."Assalamua'laykum," seru Jaja sambil membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Tumben sepi, pikirnya. Bu Ambar tidak menyahut, lampu ruang tengah yang d
Baca selengkapnya
Yasmin 26. A
"Apa?!" Yasmin kaget, bahkan wajahnya pias."Iya, aku bayarin hutang Jaja ke kamu, ini aku lebihkan dua juta sebagai kompensasi. Rumah sakit lagi butuh teknisi listrik.""Tidak bisa!" tolak Yasmin sambil meletakkan kembali amplop coklat ke tangan Vera."Kenapa tidak bisa?bukannya Jaja kerja jadi supir karena mempunyai hutang dengan kamu lima juta. Ini aku ganti uangnya, Sayaang. Jaja biar kerja di rumah sakit saja." Vera berkata lemah lembut sambil kembali menyodorkan amplop yang ia pegang."Aku harus bicara dulu pada Jaja," tukas Yasmin dengan raut wajah sebal."Oke, baiklah. Semoga Jaja juga setuju." Vera mengerling sambil tersenyum licik. Lalu dengan gemulai keluar dari kamar Yasmin, namun baru memegang engsel pintu, Vera berbalik."Bolehkan kalau aku naksir Jaja?" tanya Vera sambil menyeringai."Ya terserah kamu, bukan urusan aku juga," sahut Yasmin dengan memutar bola mata malasnya."Hehehehe...aku baru tahu lho, muka janda yang lagi cemburu itu kayak gini ternyata," ledek Vera s
Baca selengkapnya
Yasmin 26. B
Reza seharian uring-uringan. Sudah jam sepuluh siang, tapi Reza belum mau makan apa-apa dari pagi. Anak lelaki itu kesal sekaligus sedih karena Jaja tidak datang ke rumahnya hari ini. Bik Narsih sudah membujuknya agar mau makan, tetapi Reza masih mengunci rapat mulutnya."Makan, Bang. Nanti sakit perut," ujar Yasmin parau karena kakinya sedang dipijat oleh tukang urut langganan keluarga Vera."Iya nanti. Abang tidak lapar. Abang cuma sepi saja," sahut Reza sendu sambil melamun memperhatikan lego di depannya."Besok juga Bang Jaja ke sini. Ibunyakan lagi sakit, Bang."Reza tidak menyahut, ia malah keluar dari kamar Yasmin lalu turun ke bawah untuk menghampiri Narsih yang sedang membuat puding di dapur.Yasmin memandang layar ponselnya. Ada nama papanya tertera di sana. Yasmin enggan mengangkat tapi bunyi itu terus saja berdering.Hallo, Assalamualaykum, Pa.Lagi diurut, Pa. Kaki Yasmin keseleo, tapi sudah tidak apa-apa kok.Aduh, jangan besok deh, Pa. Yasmin aja ga tau kapan baru bener
Baca selengkapnya
Yasmin 27. A
Lo siento hermana, no he podido encontrar a Riani.(Maafkan aku, Kak. Aku belum bisa menemukan Riani).Ttuuutt...ttuuutt....Sambungan itu terputus. Lelaki berwajah bule mencoba kembali menghubungi seseorang.HalloApa sudah ada kabar?Lama sekali saya tunggu.Saya tidak pakai kamu lagi, jika dua hari nanti tidak ada kabar.****Sementara itu di kamar Yasmin udara mendadak panas, padahal Yasmin baru saja selesai mandi dibantu oleh Bik Narsih. Ia juga mengenakan piyama terusan pendek tanpa lengan, balkon kamar juga sudah dibuka agar udara dan matahari pagi masuk ke kamarnya. Namun tetap saja hawa kamar terasa panas. Semua ini dikarenakan foto yang baru lima menit lalu ia lihat. Rasa penasaran membuat Yasmin akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi Jaja.Di lain tempat yaitu lebih tepatnya di sebuah rumah sakit. Seorang wanita paruh baya masih tertidur pulas karena baru saja selesai sarapan. Namun tidurnya terganggu karena suara ponsel anaknya yang sedari tadi berdering.Masih denga
Baca selengkapnya
Yasmin 27. B
Yasmin mengganti pakaiannya dengan kesal. Bagaimana bisa Jaja tidak menyimpan nomor ponselnya. Dengan perlahan Yasmin memakai rok plisket model dengan panjang di bawah lutut sambil sesekali menahan sakit kakinya. Ia juga mengenakan baju kaos berkerah wanita yang sangat pas di tubuhnya.Tak lupa ia menguncir tinggi rambut hitam ikal miliknya lalu mengoleskan lipstik tipis di bibirnya."Amih mau ke mana? Kaki amih bukannya sakit?" tanya Reza saat masuk ke dalam kamar amihnya yang terlihat sedang berdandan rapi."Amih mau menjenguk Nenek Ambar," sahut Yasmin dengan berjalan sedikit pincang meraih tas selempang mini miliknya."Ibunya abang Jaja?" tanya Reza dengan wajah berbinar."Betul, Sayang." Yasmin mengangguk sambil tersenyum."Abang boleh ikut tidak?" tanya Reza ragu-ragu."Tidak boleh bawa anak kecil ke rumah sakit, Bang," jawab Yasmin kini sudah duduk di sebelah Reza, mengusap lembut rambut ikal anak lelakinya itu."Tapi waktu opa sakit, abang boleh jenguk," sanggah Reza sambil me
Baca selengkapnya
Yasmin 28
"Yasmin, ada apa ini?" teguran seseorang dengan suara bariton membuat keduanya tersadar lalu melepaskan dekapan.Yasmin kaget dengan lelaki yang kini memandangnya dengan penuh tanda tanya. Begitu juga Jaja yang sudah sangat salah tingkah, seperti pasangan yang ketahuan pacaran di semak-semak oleh warga. Antara kaget dan malu."Kamu bukannya sakit? Kenapa bisa ada disini?" tanya Dimas sambil berjalan mendekati Yasmin sambil mengulurkan tangan untuk membimbingnya berjalan. Jaja memandang keduanya dengan mata sayu."Aku bertemu dengan dokter sekaligus menjenguk ibunya Jaja." sahut Yasmin yang menoleh ke arah Jaja."Oh ya sudah, ayo kita pulang! Kamu tidak bawa mobilkan?" ajak Dimas tersenyum hangat."Tadiannya aku mau naik taksi online tapi karena ada kamu, ya sudah dengan kamu saja.""Kami pamit ya, Ja," ujar Dimas mewakili Yasmin. Lelaki itu entah kenapa tidak begitu suka dengan Jaja.Jaja mengangguk sambil tersenyum ramah."Hati-hati, Bu. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga lekas
Baca selengkapnya
Yasmin 29
Ada apa sih, Pa? dari tadi mondar-mandir terus." tanya Yasmin dengan raut bingung."Bener yang namanya Jaja mau jadi suami kamu?""Apa?!" Yasmin dan Dimas sama-sama memekik kaget."Bukan Jaja, Om. Tapi saya yang akan menjadi suami Yasmin sekaligus papa baru Reza." ucap Dimas dengan nada tegas."Apa?!" Kali ini Pak Miharja dan Yasmin memekik serentak.Keduanya memandang Dimas dengan tatapan penuh tanya. Lelaki itu dengan wajah tegang, berusaha tersenyum lebar pada Yasmi dan juga omnya. Bukannya membalas senyum Dimas, Yasmin malah memutar kedua bola mata malasnya."Maksudnya apa ini? Kenapa Om terlewat berita seperti ini? Yasmin tidak pernah cerita apapun," ujar Pak Miharja masih dengan pandangan lurus pada Dimas."Tidak perlu cerita apapun, Pa. Saya dan Dimas tidak ada hubungan apa-apa, kecuali sepupu jauh," tegas Yasmin sambil melirik Dimas dengan sengit."Tapi, Yas, Saya benar-benar memiliki perasaan spesial pada kamu. Saya serius dengan ucapan saya," ujar Dimas dengan nada lemah lem
Baca selengkapnya
Yasmin 30
Yasmin membuka pesan whatsaap. Membaca beberapa pesan dari Maria, Renita dan juga Alex. Sekilas ia menemukan keanehan pada pembaharuan status Vera.Alhamdulillah, akhirnya calon mertua mau tinggal di dekat aku. Makasih Mama Ambar."Apa sih ini maksudnya?" Kening Yasmin berkerut. Bahkan dadanya sedikit sakit membaca status Vera. Bukankah Bu Ambar ibunya Jaja."Apa Jaja dan Bu Ambar berniat tinggal di rumah Vera? Oh...tidak bisa!"Yasmin bangun dari ranjangnya. Berjalan terseok menuju lemari untuk mengambil tas selempang mini miliknya. Tangannya sibuk di layar ponsel sedang memesan taksi online.Wajahnya gusar dan hatinya tidak tenang begitu membaca status WA milik Vera. Keluar dari kamar lalu dengan sangat hati-hati turun dari lantai dua. Ia harus tetap fokus pada langkahnya agar tidak tergelincir. Bik Narsih yang sedang menyapu ruang tengah memperhatikan majikannya yang berjalan melewatinya."Ibu, mau ke mana? ini sudah mau magrib." tanya Bik Narsih sambil berjalan mengekori Yasmin."
Baca selengkapnya
Yasmin 31. A
Yasmin, Vera, dan Jaja kini sudah berada di lobi rumah sakit. Mereka duduk di kursi tunggu dengan posisi berderetan. Vera, Yasmin kemudian paling ujung adalah Jaja. Wajah Vera terlihat tidak senang, sedangkan Yasmin berusaha terlihat cuek. Padahal sebenarnya ia juga malu dan deg-degan karena sudah ketahuan disuapi makan oleh Jaja."Ada apa ini sebenarnya? jawab jujur. Kamu ada hubungan apa dengan Jaja?" tanya Vera tegas sambil memperhatikan Yasmin dan Jaja bergantian."Aku ada hubungan apa juga bukan urusan kamu. Tugas kamu bukannya hanya sebagai dokter dan teman. Tidak perlu menanyakan hal yang tidak penting," sahut Yasmin cuek. Ekor matanya melirik Vera masih dengan wajah tak suka."Tapi menurut aku ga pantas sih, seorang supir menyuapi majikannya tanpa keduanya memiliki hubungan spesial," ketus Vera lagi.Yasmin dan Jaja semakin berdebar. Yasmin tidak siap jika harus mengakui perasaannya,karena memang ia sendiri tidak paham kenapa bisa bertingkah aneh seperti ini."Saya dan Bu Yasm
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status