All Chapters of Fake Identity: Chapter 21 - Chapter 30
78 Chapters
Bab 21. Cukup Sudah
Setelah hari yang melelahkan Pak Tony mengantarkan Daniel ke apartemennya dan langsung pulang menuju kediaman bosnya yaituEldrian."Langsung pulang kan Pak? tanya Tony."Ya Pak! Saya capek, pengen rebahan di kamar!" ujarnya.Eldrian yang diantar pulang oleh Pak Tony segera masuk ke rumah dan bersantai di kamarnya. Kamar adalah tempat paling nyaman baginya. Sembari melihat ke arah aquarium kecilnya Eldrian mengambil pakan ikan dari laci meja dan mulai menaburkan sedikit ke ikan-ikan cantiknya. "Halo Lupin! Halo Morphel! Hai Geko!" Eldrian menyapa ikan kecilnya satu persatu. Kadang pria 28 tahun ini punya jiwa kekanakan yang menyebabkan dia tampak imut di usianya yang tak lagi anak-anak. Sambil duduk di ranjangnya yang empuk Eldrian melepas kemejanya, celana panjangnya dan menaruhnya di samping ranjang. Sembari menghidupkan AC di kamarnya dia tiduran di ranjangnya berguling-guling menikmati kain sprei katun yang menyimpan suhu lebih
Read more
Bab 22. Biarkan Saja Mengalir
Makanan masih tampak banyak di meja, Eldrian yang tadi memesan banyak menu untuk mengerjai Venya merasa sedikit menyesal melihat makanan itu mubazir karena tidak ada yang makan. Eldrian memanggil pramusaji dan memintanya untuk membungkus makanan yang masih utuh dan belum tersentuh.Tiba-tiba dia teringat pada temannya seorang wanita  yang selalu makan lahap setiap kali mereka bertemu untuk makan diluar. Tapi seperti bukan dirinya jika memberikan Ilona makanan yang sudah dingin. Dia ragu, akhirnya dia.memutuskan untuk menelepon temannya itu, dan tidak sengaja dia melihat status di sosial media Ilona yang bertuliskan "LAPAR!". Eldrian tertawa, dia memanggil pramusaji dan meminta membuat beberapa makanan baru beserta kue lezat untuk dibungkus. Eldrian mengirim pesan pada Ilona."Laper ya? Kamu dimana?" bunyi pesannya."Iya nih, lagi dirumah, baru pulang dari kantor pusat eh lupa kalau tadi belum masak nasi! Hamsyong! jawab Ilona."Hahaha, i
Read more
Bab 23. Berkilau
Suara alarm di ponsel Ilona membangunkannya pagi itu. Ilona yang membuka matanya perlahan melihat  Wenny masih tertidur di sebelahnya. Mereka tidur sangat pulas setelah kenyang dengan makan malam yang sangat banyak. "Wen! Bangun, kita shift pagi hari ini!" ujar Ilona sembari menggoyangkan badan temannya. "Hemmm, iya" jawab Wenny dengan suaranya yang masih lemas. "Aku mandi duluan ya," ujar Ilona sembari mengambil handuk di hanger depan kamar mandi. "Iya!" jawab Wenny yang masih tampak ngantuk. Ilona segera mandi dan terdengar suara keran air dinyalakan. Wenny duduk di ranjang dengan tatapan mata kosong. Sepertinya Wenny masih mengumpulkan kesadaran dan sesekali masih menguap. Wenny berdiri mengangkat tangannya seperti sedang olahraga ringan, berlari-lari kecil dan berkeliling ruangan. Sepertinya kesadarannya sudah pulih benar sekarang. Wenny berjalan ke arah meja kerja Ilona matanya terta
Read more
Bab 24. Wanita yang Mempesona
Ilona bergegas datang ke ruang kerja Pak Jason managernya, sembari mengetuk pintu terdengar suara manager tampan itu mempersilahkan. Pak Jason Thomas seorang duda tampan blasteran yang mempesona. Dia cukup populer di kantor, tapi karena sikapnya yang ramah pada siapa saja tak ada staf wanita yang serius mendekatinya. Mereka hanya akan merasa sungkan jika sampai ketahuan menyukai atasan favorit semua orang itu.“Selamat pagi Pak!” ujar Ilona memberi salam.“Pagi Ilona, baru saja saya ke mejamu cari kamu! Gimana proposalnya sudah jadi?” tanya Pak Jason.“Iya ini Pak, sekalian saya bawa!” jawab Ilona.“Oh iya, biar saya periksa dulu!” kata Pak Jason sembari menerima map dari Ilona.Sesudah memberikan proposalnya, Ilona berpamitan untuk kembali ke mejanya yang segera ditahan oleh Bosnya itu.“Eh jangan balik dulu! Silahkan duduk sebentar, saya cuma mau baca konsepnya sebentar, sekalian saya m
Read more
Bab 25. Perencanaan
Siang hari di kantor pusat tampak sibuk seperti biasanya. Eldrian dengan setumpuk dokumen yang butuh dibaca dan ditanda tangani. Daniel membantunya untuk memilah mana saja yang urgent dan mana yang tidak. CEO Eldrian memeriksa satu persatu dan menandatangani dokumen yang sudah fix.Daniel sekretaris sekaligus sahabatnya itu juga berprofesi sebagai penasihat saat Eldrian butuh masukan dalam banyak keputusan penting masalah management ataupun operational.Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu, salah satu co manager yang berurusan dengan kantor cabang tampak masuk dan memberi salam. Dia menanyakan apakah boleh melibatkan pihak luar untuk acara event sosial bulan depan. Co manager itu menceritakan bahwa seorang menager dari devisi pemasaran memiliki ide outbond dan beberapa hiburan dalam acara itu. Beliau membutuhkan pembentukan staf khusus, apakah diperbolehkan untuk memanggil tim trainer outbond atau musisi dari luar ataukah menggunakan staf yang suda
Read more
Bab 26. Hari Kerja Terakhir
Hari Jumat tepat Tanggal 31 Agustus, hari ini adalah hari terakhir dalam bulan ini untuk mereka bekerja. Hari Sabtu dan Minggu tim pemasaran akan mengadakan gathering staf beserta keluarganya di Bandung dan akan menyewa sejumlah komplek Vila di dekat wisata alam dan pemandian air panas. "Ilona! Kamu sudah siapkan baju buat besok?" tanya Wenny siang hari itu. "Sudah siap semua! Nanti pulang kerja kita beli bahan ya Wen, kita barbequean. Sudah disediakan sih tapi takutnya kurang, soalnya staf lain banyak yang bawa keluarganya. Kaya kita gini mending nyiapin aja sendiri buat kita sendiri kalau stock dari kantor habis!" ajak Ilona pada Wenny."Tadi aku juga mikir gitu, orang-orang itu ajak anak istrinya, ada yang anaknya tiga ada yang empat. Busyet dah! Bisa-bisa kita ga makan apa-apa entar!" jawab Wenny si pencinta makan. "Sip! Ntar pulang kantor kita langsung cuss ya ke Swalayan Superindah di sana komplit! Ajak Ilona lagi. Wen
Read more
Bab 27. Penasaran
Tanggal 31 Agustus hari yang cukup sibuk untuk Eldrian, akhir bulan bukan hanya staf yang dituntut sibuk tapi sebagai CEO dia juga tidak kalah sibuk untuk memastikan semua program yang diajukan oleh bawahannya untuk bulan depan sudah beres dan siap untuk dikerjakan di awal bulan depan. Tentu saja dia juga punya beberapa klien yang harus ditemui. Daniel si sekretaris sekaligus sahabatnya itu tampak diam di pojok ruangan kantor Eldrian sembari memeriksa beberapa laporan keuangan. Dia merasa ada yang janggal dengan dana pengeluaran dari kantor cabang Kalimantan. Nilainya sedikit tidak rasional. Dia menyadari di luar jawa memang biaya operational lebih mahal tapi tidak sampai membengkak 6 kali lipat. Eldrian yang melihat wajah serius sekretarisnya itu mulai penasaran. "Ada apa Niel, ada masalah?" tanya Eldrian."Ini Ian, ada email masuk dari kantor Kalimantan, profit kita hanya sedikit, kerena biaya operational disana naik drastis. Tapi angkanya tidak ma
Read more
Bab 28. Gathering
Bis wisata sudah siap di depan kantor cabang. Tampak staf mulai datang dan mengajak keluarganya masing-masing. Ilona dan Wenny tampak sudah datang dan menata barang-barangnya. Mereka membawa container box kecil untuk menyimpan makanan mereka agar aman dan awet. Tampak Jeremy datang dan langsung ikut menata barang di dekat mereka berdua. Ilona dan Wenny masuk ke dalam bis dan mencari tempat yang kosong untuk mereka berdua duduk."Wen kalau aku duduk di sebelah Ilona boleh ga?" tanya Jeremy tanpa basa-basi. Pria ini sepertinya sudah tidak menutupi ketertarikannya pada Ilona. Wenny yang serba salah tampak tidak bisa menolak permintaan Jeremy saat itu. Wajah Ilona tampak tidak enak, sepertinya dia lebih nyaman duduk dengan Wenny saat perjalanan jauh dibandingkan duduk dengan Jeremy. Hanya saja karena kencan yang tertunda dengan tragedi kaburnya Ilona di bioskop membuat Ilona juga tak sampai hati menolaknya."Wen sini duduk sama aku!" suara Mira ya
Read more
Bab 29. Pernyataaan Cinta
Kurang lebih 3 jam perjalanan mengantarkan para staf menuju kota Bandung. Tampak jalan-jalan di Bandung agak sedikit macet. Bis yang membawa rombongan perlahan menerobos kemacetan dan menuju arah komplek vila tempat mereka akan menginap.Bis berhenti dan semua peserta gathering turun. Jeremy yang tadi tertidur ternyata benar-benar tidak bangun di sepanjang perjalanan. Dia tampak kaget saat Ilona membangunkannya karena mereka sudah sampai di Vila tempat mereka akan menginap. Untung saja Jason managernya membuat kebijakan agar Vila para peserta yang belum berkeluarga dipisahkan antara wanita dan pria. Ilona yang senang bisa bersama Wenny langsung menggandeng tangan temannya itu. Hanya sebentar mereka berpisah tapi sudah tampak saling merindukan."Wen ayo kita pilih kamar!"ajak Ilona yang tampak segera masuk ke dalam vila dan mencari ruangan yang paling nyaman.Nyaman menurut Ilona adalah yang terang cahayanya dan tampak tidak seram. Memang wanita pena
Read more
Bab 30. Aku Juga Ikut
Hari Sabtu pagi, seusai Eldrian menerima pesan balasan dari Ilona dia merasa kacau. Ilona yang berfoto duduk di sebelah teman prianya mengganggu suasana hatinya. "Kan cuma duduk bareng aja!" gumamnya. "Tapi harusnya dia ga duduk disana lah! Duh dasar cowok! Kenapa dia harus duduk sama ilona!" ujarnya lagi. Eldrian mulai meracau dan berbicara sendiri, seolah dia tidak ingin ada pria yang mendekati Ilona. "Aku kan bisa ke Bandung! Iya kan deket tinggal naik mobil aja! Tapi aneh juga kalau tiba-tiba ada disana!" masih saja galau. Pria itu berganti baju membawa beberapa barang di ranselnya dan mengambil kunci mobil. Eldrian mengendarai mobilnya cukup cepat. Entah apa yang dipikirkannya, sebelum menuju Bandung dia mampir untuk mengajak temannya Daniel. Mobilnya berhenti di parkiran apartement yang ditinggali Daniel. Eldrian berlari naik lift dan membunyikan bel di depan pintu masuk ruangan Daniel berkali-kali."Apa Ian? Berisik banget pagi-pagi!" ujar Daniel yang protes saat membukaka
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status