All Chapters of His Dangerous Secret: Chapter 11 - Chapter 20
104 Chapters
11. Nasi Padang.
Zura merasakan jantungnya berdenyut lebih kencang mendengar bisikan Edric yang begitu persis di telinganya. Dia menegakkan kembali punggungnya dengan tempo yang wajar, karena Calvin masih menunggu jawaban atas pertanyaannya : 'Dia (Edric) bilang apa?'"Dia hanya mengigau dan dia sudah tertidur," jawab Zura. Berusaha membuat Calvin tidak khawatir. Kenyataannya memang Edric terlihat kembali tenang setelah bisikan terakhirnya.Sial. Dia tidur tenang, aku yang berdebar. Zura mengumpat dalam dirinya sendiri. Dibuangnya pandang ke arah jendela mobil. Debar-debar di dalam dadanya sekarang ini persis seperti debaran saat pertama kali Edric sering menggodanya di kantor dulu. Saat sang bos mulai menunjukkan perhatian lebih yang tidak pernah dia duga.Hufffff. Semakin sesak dadanya mengingat hal tersebut. Karena pikiran Zura sudah langsung melompat ke satu tahun setelahnya. Saat Edric tiba-tiba membuangnya karena sebuah perjodohan.Kedua mata Zura tidak dapat berboh
Read more
12. Kenapa bisa?
Meja berisi empat orang itu sejenak hening kala Edric baru saja membeberkan satu menu nasi padang secara rinci dengan sekali tarikan napas. Itu adalah menu kesukaan Zura yang baru saja ingin disebutkan Radesh juga. Alhasil Edric langsung sadar bahwa dia sudah melakukan sebuah kesalahan. Lagi. "Wah, bagaimana Pak Edric bisa tau? Benar loh, Ibu Zura sangat suka dengan menu yang Pak Edric barusan jabarkan." Kedua mata Radesh membesar bersamaan dengan senyum yang merekah di wajahnya. Menutupi kecurigaan yang sebenarnya semakin besar melihat terlalu banyak kejanggalan di sini. Apakah Zura dan Edric memang mempunyai masa lalu? Kalau iya, bukankah itu sangat kebetulan ketika mereka kembali bertemu di Dubai sebagai partner bisnis? Sebuah kebetulan yang hanya akan terjadi satu di antara seribu kisah cinta. "Ah ...." Edric menggaruk lehernya yang tidak gatal. Mampus lah. Sekarang harus bilang apa coba? Apalagi gadis di hadapannya itu kini melihatnya dengan tatapan data
Read more
13. Childish!
Zura menatap pantulan dirinya di sebuah cermin besar yang ada di kamar mandi apartemen miliknya. Tubuhnya polos tanpa mengenakan sehelai benang pun. Wanita itu mematut lekuk tubuhnya yang begitu indah. Jangankan lawan jenis, dia sendiri saja sangat mengagumi kesempurnaan yang dia miliki. Bukan kah dulu pun Edric betah padanya gara-gara ini? Dada yang bulat dan penuh berisi, perut yang rata, lekuk pinggang yang seksi, serta bokong yang proporsional. Masih sangat jelas dalam ingatannya bagaimana Edric selalu memekik penuh nafsu ketika bokongnya bergerak-gerak di atas benda tumpul yang berada di tengah-tengah paha pria itu. Zura menelan ludahnya tanpa ekspresi. Dia adalah makhluk paling menyedihkan di dunia. See? Sekuat apapun dia mencoba untuk mengenyahkan Edric dari dalam pikirannya, dia tidak bisa. Sejak mereka bertemu kemarin pagi, hingga hari ini, terlalu banyak hal yang membuat jantung Zura bagai diremas tangan tak kasat mata. Sebenarnya dia begitu rapuh di dalam,
Read more
14. Sama saja.
Baik Edric maupun Zura, mereka berdua sama-sama tersentak dari sofanya masing-masing. Edric shock lantaran pesan yang dia kirim dalam sekejap mendapat tanda centang biru dan di belahan lain kota ini, Zura pun kaget karena tangannya begitu latah langsung membuka satu buah pesan yang baru masuk dari nomor baru. Apesnya lagi, setelah dia baca, sepertinya itu dari Edric.  'Sorry for tonight. Just want to show that i miss you that bad.' Zura membaca pesan itu berulang-ulang. Perasaannya kembali campur aduk. Antara senang sekaligus tidak nyaman. Di satu sisi dia tersanjung Edric mempunyai kontaknya yang sekarang. Dia juga menyukai sikap gentle pria itu yang meminta maaf akibat ulahnya tadi. Edric banget memang. Namun di sisi lain, ini menakutkan. Ini sama sekali tidak sejalan dengan prinsip dan misinya. Mencegah terjadi sesuatu yang lebih jauh, Zura menonaktifkan ponselnya lalu naik ke atas kasur, walau pikirannya dipenuhi oleh Edric. Aroma parfum laki-laki it
Read more
15. Zac & Zoey.
Selama Edric tidak berada di Jakarta, Zac, adik kandungnya akan menjadi PJ alias penanggung jawab yang ditunjuk oleh Edric di perusahaan. Bila ada sesuatu hal yang harus diurus, Zac akan turun tangan menggantikan sang kakak. Namun jika harus mengambil keputusan, Zac tetap harus melibatkan  Edric. Seperti pagi ini, Zac sedang melakukan video call dengan Edric yang masih sedang molor karena di Dubai masih pukul lima pagi."Jadi menurutmu aku approve saja atau tidak, Brother?" Zac sedang meminta saran Edric tentang cabang Semarang yang meminta armada pengiriman yang baru. Katanya mobil angkutan barang mereka banyak yang sudah tidak fit. Keseringan jajan di bengkel padahal urusannya itu lagi, itu lagi. Kalau bukan rem, atau shock braker, ya olinya bocor. Itu terus. "Urgent banget kah? Kalau belum jangan dulu, Zac.""Tapi kalau dihitung-hitung, biaya servis mereka selama setahun sudah bisa jadi DP mobil baru.""Makanya jangan dihitung.
Read more
16. Percakapan malam hari.
Hari ini adalah hari ke ke lima Edric dan Calvin berada di kantor Eco Paper. Urusan kedua anak muda itu masih tersisa sedikit sebelum lusa kembali ke Indonesia. Biasanya, sebelum pulang, mereka akan mengadakan sebuah gathering bersama karyawan, sebagai apresiasi atas kerja keras mereka selama enam bulan terakhir. Gathering-nya lebih ke acara makan-makan yang akan dihadiri oleh semua orang, tanpa terkecuali.  Seperti biasa, Hans sudah memesan sebuah tempat yang bisa menampung ratusan anggotanya. Sebagaimana permintaan para karyawan yang mayoritas laki-laki, hari ini mereka makan di restoran khas Korea. Mereka ingin memanggang daging sambil minum-minum bir. Kebetulan, di sana ada satu restoran besar yang cukup menampung banyak pengunjung. Edric dan Calvin biasanya selalu sepakat saja dengan pilihan anak buah mereka. Sekitar pukul lima sore, setelah jam kerja usai, mereka berdua berangkat menuju restoran yang dimaksud. Yang lain pun sudah berangkat dengan kendaraan
Read more
17. Mengukur kedalaman.
(Zona 18+. Anak kecil, ahli agama, skip!) Zura merasakan bibirnya dibungkam dengan cepat oleh Edric. Entah kapan laki-laki itu menarik lehernya untuk mempermudah ciuman mereka. Kali ini tidak ada ciuman kasar dan memaksa. Edric menyesap bibirnya dengan lembut dan penuh perasaan. Zura masih sempat ingin melepaskan diri, namun sepertinya Edric telah berhasil meruntuhkan pertahanannya. Air matanya semakin berjatuhan kala Zura menyadari dia sudah kalah. Ego yang selama ini dia bangun sekokoh mungkin, akhirnya runtuh hanya karena sebuah ciuman manis yang ditawarkan oleh Edric. Apalagi saat dia sama sekali tidak menolak, Edric tanpa permisi mengangkat tubuhnya ke atas kedua paha laki-laki itu. Pesona Edric sepertinya sudah semakin kuat menguasai diri seorang Zura Taniskha Wijaya. Kini wanita itu pun sudah ikut ambil andil dalam ciuman mereka yang semakin panas. Semuanya terjadi begitu saja, mengikuti naluri masing-masing. Edric sama sekali tidak bangga kare
Read more
18. Si bajingan.
(Zona 18+. Anak kecil, ahli agama, skip!) Zura tidak berbohong. Memangnya hanya Edric yang bisa membuat dia tak berdaya? Zura juga bisa! Jangan lupakan apa yang Ed katakan tadi. Dia berhenti bermain perempuan karena servis Zura sudah cukup, tidak kurang tidak lebih untuknya. Zura memang masih muda. Namun Edric mengajarinya dengan baik, sehingga perempuan itu cukup lihai dalam urusan ranjang. "Argh Zura, oh yes! Ah stop it! Ah yes!"  Edric blingsatan ketika Zura sudah melakukan aksinya. Wanita itu menari di atas tubuh Ed yang atletis. Alat pengukur kedalamannya tadi sudah dua kali mengeluarkan cairan cintanya dan Zura masih bergairah untuk membantunya keluar untuk yang ketiga kalinya. Zura sendiri sudah klimaks beberapa kali. Setiap kali Edric memasukinya, dia akan dengan cepat mencapai puncak. "Oh Tuhan!" pekik Edric saat akhirnya dia menembakkan cairan itu untuk yang ketiga kalinya di dalam tubuh Zura. Setelah itu, dia menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh
Read more
19. Menghindar?
Kisah satu malam yang begitu manis bersama Zura membuat Edric tidak berhenti tersenyum sepanjang hari ini. Calvin tidak perlu bertanya karena dirinya pun sudah mengetahui apa yang sudah terjadi antara sang sepupu dengan wanita yang sudah dia cari selama empat tahun lamanya. Namun ada satu hal yang sempat membuat Calvin murka, yaitu kala mengetahui Edric bermalam dan melakukan hubungan intim tanpa memakai pengaman. “Kalau nanti hamil bagaimana? Kalian belum menikah. Kau juga belum menceritakan tentang dia kepada om dan tante. Kenapa kau ceroboh sekali?!” “Mana sempat aku memikirkan kondom. Kedatanganku ke sana juga tadinya bukan untuk itu. Aku hanya ingin memperjelas masa lalu kami. Sama sekali tidak terpikir akan sampai ke sana.” Edric beralasan sambil membaca dokumen penting di hadapannya. “Cuih! Orang sepertimu mana mungkin bisa tidak memikirkan ranjang?” Sebuah tawa renyah Edric membuat Calvin mau tak mau jadi ikut tertawa. Ya iya sih … Edric meman
Read more
20. Heart beat.
Jakarta, tiga hari kemudian. Edric, Zac, Zoey bersama Dominic dan Chalondra, kini sedang duduk bersantai di ruang keluarga rumah besar Louis. Biasanya, setiap Edric pulang dari Dubai, mereka sekeluarga akan mengadakan quality time baik di rumah saja, maupun keluar. Hanya bersantai sekalian mendengarkan perkembangan Eco Paper.  Cha dan Zoey seperti biasa duduk di satu sofa, Edric dan Dominic juga sama. Sedangkan Zac, dia duduk menyendiri di satu sofa yang lain. Setelah ditampar kenyataan, bahwa Zoey bukanlah saudara kembarnya, Zac menjadi sedikit pendiam. Dia pun tanpa sadar membuat sedikit jarak dengan perempuan itu. Tidak hanya di rumah, tapi di kantor juga.  Ada perasaan aneh yang tidak bisa dia bendung untuk tidak menguasai hatinya. Seperti rasa tidak ikhlas dan rasa kecewa yang sulit digambarkan lewat kata-kata. Zac masih berusaha menata hatinya agar tidak tenggelam terlalu lama. Bagaimanapun, di mata Zoey, mereka ada twins sejati. Cepat atau la
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status