All Chapters of Gadis Simpanan Ayahku: Chapter 21 - Chapter 30
85 Chapters
21. Pupus
"Ta-Tama?!" gumam Dara menatap lelaki berwajah tampan yang berjalan menghampirinya dengan pandangan tidak percaya.Jantung Dara seketika berdetak dua kali lebih cepat karena lelaki berkemeja biru itu tiba-tiba menarik tubuhnya dalam dekapan. Aroma musk bercampur dengan keringat yang menguar dari tubuh lelaki itu tercium jelas di indra penciumannya.Dara sekarang yakin sekali kalau lelaki yang sedang mendekapnya dengan erat adalah Tama."I miss you ...," gumam Tama sambil menenggelamkan wajahnya di leher Dara dan menghirup aroma tubuh gadis itu dalam-dalam seolah-olah leher Dara adalah tempat yang menyediakan oksigen paling murni bagi paru-parunya.Perasaan hangat seketika menyeruak dalam diri Dara karena lelaki yang selama ini dia rindukan ada di hadapannya sekarang. Dia merasa sangat bahagia."I miss you too ...," ucap Dara sambil balas memeluk Tama. Kristal bening itu jatuh begitu saja membasahi pipinya karena dia merasa sangat bahagia bisa berte
Read more
22. Kecupan Manis
Keynan langsung menghampiri Dara lantas meletakkan kepala gadis itu di atas pangkuannya. Dia sangat terkejut karena telapak tangannya terasa panas ketika menyentuh pipi gadis itu. "Dara, hey! Buka matamu!" Keynan menepuk-nepuk kedua pipi Dara dengan pelan agar gadis itu kembali sadar. Namun, Dara tetap setia memejamkan kedua matanya. Merasa panik melihat Dara yang tidak kunjung sadarkan diri, Keynan pun membopong gadis itu ke kamar. Keynan kembali dibuat terkejut karena tempat tidur Dara terlihat sangat berantakan, tisu kotor pun berserakan di mana-mana. Keynan pun menarik selimut Dara ke bawah menggunakan kakinya, lalu membaringkan gadis itu di atas tempat tidurnya dengan hati-hati. Setelah itu Keyan mengambil handuk dan sebaskom air dingin di dapur untuk mengompres Dara secepat kilat. Keynan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Dara. Namun, dia yakin sekali kalau Dara pasti mengalami hal yang buruk hingga membuatnya sakit seperti sekarang.
Read more
23. Hanya Pelampiasan
Tubuh Dara menegang, rasa panas sontak menjalari wajah cantiknya, meninggalkan semburat merah di kedua pipinya. Meski hanya sekilas, kecupan itu berhasil membuat jantung Dara berdetak dua kali lebih cepat, seolah-olah ingin meledak. Seharusnya Dara marah, memaki, bahkan jika perlu menampar Keynan karena sudah lancang mencium bibirnya.  Tapi apa yang dia lakukan? Dia malah terdiam dengan mata mengerjap-ngerjap, pipi merona, dan jantung yang berdebar hebat karena terbuai dengan ciuman Keynan. Entah kenapa Dara malah teringat ciumannya dan Keynan ketika di perpustakaan beberapa minggu yang lalu. Dara masih bisa mengingat dengan jelas betapa lembut dan manisnya bibir cowok itu ketika mencium bibirnya. Dara tanpa sadar membasahi bibir bagian bawahnya karena bibir Keynan sejak tadi seolah-olah berteriak memanggil namanya. Memintanya agar mendekat dan membalas ciuman Keynan kemudian saling melumat dan bertukar saliva. Rasanya pasti sanga
Read more
24. Heart Break
"Dara ada apa? Kenapa kamu menangis?" tanya Tama terdengar panik karena tangisan Dara terdengar sangat memilukan. "Ibu ...." Ada jeda sejenak kerena Dara sedang menarik napas panjang untuk mengurangi sesak yang menyelip di dalam dadanya. "Ibumu kenapa, Dara?" desah Tama terdengar panik karena Dara tidak kunjung menjawab pertanyaannya. "Aku dapat kabar dari kampung kalau ibu jatuh di kamar mandi. Aku takut terjadi sesuatu sama ibu, Tama. Aku ingin pulang ...." "Kamu tenang dulu, ya." Tama bisa membayangkan betapa takut dan paniknya Dara sekarang karena gadis itu amat sangat menyayangi sang ibu. "Bagaimana mungkin aku bisa tenang di saat seperti ini, Tama? Aku benar-benar takut terjadi sesuatu sama ibu ...."  Tama cepat-cepat membuka pintu mobilnya lantas mendudukkan diri di kursi samping kemudi. "Kamu di mana sekarang?" "Masih di apartemen." "Jangan pergi sendirian. Aku akan mengantarmu pulang." Tama menutus sambung
Read more
25. Terluka
"Asyik liburan—aduh!" Brian meringis karena Shasa memukul kepalanya lumayan keras."Shasa, sakit!" sengit Brian menatap gadis yang berdiri di sebelahnya dengan tajam."Kita pergi ke Pulau Seribu buat ngerjain tugas, bukan liburan.""Iya, aku tahu. Tapi nggak pakai pukul kepalaku juga, kan?" ringis Brian sambil mengusap kepalanya yang sakit."Sudah jangan berantem." Keynan mencoba menengahi kedua temannya. Entah kenapa sejak tadi ada saja yang Brian dan Shasa ributkan.Sementara itu Dara hanya diam sambil memandangi sepatu kets-nya seolah-olah benda itu terlihat sangat menarik di matanya. Sejak kemarin Dara jarang sekali bicara. Wajah gadis itu pun terlihat sedikit muram tapi Brian dan Shasa tidak menyadarinya, kecuali Keynan.Cowok itu sangat peka hingga bisa menyadari perubahan kecil yang terjadi pada Dara."Kamu yang bawa mobil ya, Bie." Keynan melempar kunci mobilnya pada Brian. Dia sengaja membawa mobil karena mereka akan me
Read more
26. Butuh Pelampiasan
'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi'Dara menyugar rambut hitamnya ke belakang sambil menatap layar ponselnya dengan resah karena Tama tidak bisa dihubungi. Nomor Tama tidak aktif padahal dia ingin sekali mendengar suara lelaki itu.Apa Tama tidak merindukannya?Dara mencoba kembali menelepon Tama, akan tetapi sejak tadi hanya suara mbak-mbak operator yang menjawab panggilannya.Dara menghela napas panjang karena sesak yang menyelip di dalam dadanya. Dara merasa menjadi gadis paling bodoh yang pernah Tuhan ciptakan karena masih mengharapkan Tama padahal lelaki itu jelas-jelas sudah mencampakkannya.Dara melihat-lihat foto yang ada di galery ponselnya. Tanpa sadar dia tersenyum ketika melihat foto dirinya dan Tama ketika pergi ke taman bermain.Awalnya Tama menolak ketika Dara
Read more
27. Malam yang Panas
Bukannya takut setelah mendengar peringatan Keynan, Dara malah kembali mendekat lantas menyatukan bibir mereka karena dia sedang butuh pelampiasan.Jika Tama bisa bersenang-senang dengan Hana, maka dia juga bisa bersenang-senang dengan Keynan.Adil, kan?"Erngh ...." Keynan mengerang tertahan karena Dara meremas pahanya."Andara, aku mohon hentikan!" Keynan melepaskan pagutan bibirnya dengan paksa. Sepasang mata abu-abu miliknya menatap Dara dengan tajam agar gadis itu berhenti memancing gairahnya."Dara, dengarkan aku baik-baik. Pikiranmu sekarang sedang kacau. Lebih baik kita kembali ke penginapan sekarang dan beristirahat." Keynan mengecup puncak kepala Dara dengan penuh sayang lantas mengajak gadis itu meninggalkan dermaga.Dara malah melipat kedua tangannya di depan dan mengerucutkan bibir kesal seperti anak kecil. Tingkah gadis itu benar-benar kekanakan."Nggak mau. Aku ingin kamu," ucapnya terdengar lucu sambil mengalungkan ked
Read more
28. Membuatmu Takluk
"Sungguh?" Keynan menatap Dara dengan pandangan tidak percaya. Dia tidak pernah menyangka jika Dara berani menjalin hubungan dengan seorang pria yang sudah memiliki istri."Apa ekspresi wajahku terlihat seperti orang yang sedang berbohong?" Dara malah balik bertanya.Keynan menggeleng pelan karena ekspresi Dara terlihat sangat serius sekarang. "Tidak, tapi kenapa kamu mau menjalin hubungan dengan pria beristri, Dara?""Karena aku mencintainya, Keynan." Setitik air mata kembali jatuh membasahi pipi Dara."Tapi yang kamu lakukan ini salah," desah Keynan berusaha menyadarkan Dara."Aku tahu, tapi aku sangat mencintainya, Keynan." Air mata itu jatuh berderai-derai membasahi pipi Dara. Gadis itu benar-benar tulus mencintai Tama. Namun, lelaki itu malah meninggalkannya begitu saja dan memilih kembali bersama istrinya.Keynan menghela napas panjang lantas menghapus air mata yang membasahi pipi Dara dengan lembut. "Sudah, jangan menangi
Read more
29. Pilihan Sulit
Tama begitu terkejut melihat kedatangan kakak perempuannya. Dia pikir Elma masih tinggal di luar negeri, tapi wanita yang berusia tiga tahun lebih tua darinya itu ada di hadapannya sekarang.Tama pun memeluk Elma sekilas lantas mempersilakan wanita itu untuk duduk di sofa pojok yang ada di ruangannya."Maya, tolong siapkan minum untuk kami.""Baik, Pak." Maya pun segera undur diri dari hadapan Tama dan Elma karena ingin menyiapkan minuman untuk mereka."Lama tidak bertemu, Kak. Bagaimana kabarmu?""Seperti yang kamu lihat, kakak sangat sehat," jawab Elma sekenanya dan entah kenapa Tama merasa kakak perempuannya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya."Lalu bagaimana denganmu? Kabarmu baik, kan?""Lumayan. Apa Kakak baru datang dari Sidney?"Elma menggeleng pelan membuat kening Tama berkerut dalam. "Kakak sudah tinggal di Indonesia sejak tiga bulan yang lalu."Kedua mata Tama sontak membulat. "A-apa? Tiga bulan?"
Read more
30. Bukan Perempuan Murahan
"Keynan benar-benar keren. Iya kan, Ra? Jarang banget aku ketemu cowok yang perhatian kayak dia."Dara tergagap mendengar ucapan Shasa barusan lantas menatap Keynan yang sedang duduk di pinggir pantai bersama Brian dengan kening berkerut dalam.Kalau dipikir-pikir Keynan memang perhatian pada dirinya. Apa lagi cowok itu pernah merawatnya saat dia sedang tidak enak badan semalaman. Namun, di balik perhatiannya yang begitu menis Keynan ternyata mempunyai maksud tersembunyi.Cowok itu ingin membuatnya jatuh cinta hingga akhirnya melupakan Tama. Namun, Keyan tidak mungkin bisa meluluhkan hatinya karena dia memiliki pendirian yang sangat kuat. Dia akan membentengi hatinya dengan sangat kuat agar tidak jatuh ke dalam pesona Keynan dengan mudah."Kayaknya Keynan beneran suka deh, sama kamu, Ra." Shasa mencoba memancing pembicaraan karena dia ingin tahu bagaimana perasaan Dara pada Keynan yang sebenarnya. Mustahil jika cowok setampan dan sebaik Keynan, tidak bisa
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status