All Chapters of Life Must Go On: Chapter 21 - Chapter 30
132 Chapters
bab #20
“Aku yang enggak peka, atau kamu yang terlalu memaksa ?”~Life Must Go On~  Keesokan harinya, yaya berjalan ke kantor dengan perasaan yang kurang enak. Dia lupa jika kemarin pak ryan melihat dia dan yudha bersama. Dia pasti akan di interogasi hari ini oleh pak ryan. Oh semoga saja tidak. Bagaimana yaya bisa membersihkan namanya yang sejak awal tidak sudah buruk di mata pak ryan. Bukannya tambah bersih, malah tambah buruk ini. Saat memasuki ruangan, yaya terkejut karena disana ada si boss, pak ryan. Sedang apa boss besarnya itu sudah ada di ruangan se-pagi ini. "Selamat pagi pak" sapa yaya sopan, sembari sedikit menunduk. Dia tidak menjawab sapaan yaya. Tapi tatapan-nya terlihat marah. Apa benar dia marah karena kejadian kemarin ?. Harusnya yaya sudah bisa menebaknya. “Kenapa  berdir
Read more
bab #21
Beberapa jam kemudian "Kamu belum pulang ?" Tanya pak ryan yang tiba-tiba saja muncul di balik pintu ruangan yaya. Sebetulnya pekerjaan yaya sudah selesai sejak tadi, dia hanya mencoba berlama-lama saja disana. "Sebentar lagi pak" jawab yaya "Kamu harus segera pulang. Sebentar lagi gaun dan makanan-nya akan sampai di rumahmu" ucap pak ryan "Makanan ?" Tanya yaya bingung "Tentu saja. Saya ragu kamu bisa memasak" kata pak ryan meremehkan. “Bukan itu. Maksudnya untuk apa mengirimkan itu ke rumah saya ?” tanya yaya bingung “Jangan berlagak lupa. Saya sudah mengatakan nya tadi” jawab pak ryan “Jadi.. Itu bukan lelucon ?” tanya yaya lagi. Dia kira boss nya itu hanya main-main tadi “Tentu saja tidak. Saya tidak suka memainkan lelucon” jelas pak rya
Read more
bab #22
Siang ini, audrey berjalan terburu-buru ke ruangannya. “Oii!” teriak dika saat audrey baru akan berbelok ke ruangan “Lo manggil siapa ?” tanya audrey “Yah manggil elo lah. Siapa lagi ?” jawab dika “Lo mah ogeb banget sumpah !” kesal audrey sembari memukul dahi dika menggunakan map yang sedang dipegangnya. “Yah santai dong.” Kata dika “Bisa nggak sih, panggil nama gue itu yang bener. Gimana ada yang naksir kalau gini!” jelas audrey “Masa sih ?. Pantasan lo kalau nggak gue panggil, tetep aja nggak ada yang naksir.” Kata dika “Tuh kan. Emang kebiasaan lo!” balas Audrey Audrey langsung berjalan ke dalam ruangannya tanpa berkata apapun lagi. “Eh tunggu dulu. Gue belum selesai ngomo
Read more
bab #23
Saat ini, vano sedang berjalan keruangan Audrey. Dia ingin memastikan bahwa audrey sedang lembur di sana. Tok tok tok Entah mengapa, tapi vano lebih dulu mengetuk pintu itu sebelum dia masuk ke sana. “Apa dia tidak ada ?” tanya vano pada dirinya sendiri. Akhirnya, vano membuka pintu ruang kerja audrey karena dia tidak mendapat jawaban sejak tadi. “Kosong ?” ucap vano “Kemana perginya ?” kata vano lagi Dia sudah memeriksa seluruh ruangan, dan tidak ada audrey disana. Di lantai itu juga tidak ada satu orangpun yang sedang lembur. Vano langsung pergi darisana. Pria itu langsung menuju mobil dan akan segera pulang. Sebentar. Dia akan menelpon dika untuk bertanya. Vano mengutak-atik ponselnya, dan mulai menelopon dika.
Read more
bab #24
Beberapa jam kemudian.… Tok tok tok.. Terdengar suara ketukan di pintu rumah keluarga sanjaya.. Mami yang sejak tadi sudah menunggu, berjalan untuk membukanya tanpa berlama-lama. "Selamat datang..” ucap mami “Silahkan masuk.." ajak nyonya rumah ini, siapa lagi kalau bukan mami nya yaya "Wah, ternyata pilihan ryan enggak salah. Kita kan jadi bisa reuni kalau gini" kata reni, dia mama nya yudha dan ryan "Iya. Padahal lama loh dicari, tahunya bentar lagi jadi besan" kata mami riri, mami nya yaya Ternyata, mami nya yaya dan mama nya pak ryan adalah teman semasa SMA. Kenapa jodoh tidak jauh-jauh dari teman sewaktu sekolah ? “Oh iya. Kenalin ini anak saya ryan. Dan ini adiknya yudha” jelas mama reni sembari mengenalkan kedua putranya. "Selamat malam om, t
Read more
bab #25
“Kadang orang memang berubah tanpa kamu ketahui penyebab nya” Keesokan harinya di kantor "Eh yay. Selamat yah" ucap beberapa rekan kerja yaya saat dia baru saja memasuki kantor Ada apa dengan mereka ?. Tumben memberi selamat saat yaya baru saja datang ke kantor. Aneh. Dia merasa tidak melakukan apapun. "Selamat buat apa yah ?" Tanya yaya bingung. "Yah buat tunangan lo sama pak boss. Kok enggak bilang sih lo pacarnya" desak mereka Oh, apa berita pertunangan itu tersebar secepat itu ?. Yaya melihat cincin berlian yang melingkar di jari manisnya. Dia bahkan lupa bahwa dia sudah bertunangan semalam. "Kenapa juga enggak bilang lo anak konglomerat. Lo ramah banget sih" ucap mereka lagi Mereka mulai berbicara tanpa henti. Apa status nya juga harus dia jelaskan saat bertemu mereka ? 
Read more
bab #26
Di lain tempat, audrey baru saja datang dan baru akan bekerja. Tak lama, sebuah panggilan terdengar di telepon kantor diatas meja kerja audrey. “Halo, selamat pagi!” Sapa Audrey dengan sopan “Woi. Lo disuruh ke ruangan boss nih.” Kata dika di seberang sana “Buat apa sih ? Gue baru juga mulai kerja.” Ujar audrey “Buruan. Gue nggak mau kena omel pagi-pagi gini.” Kata dika “Iya. Nanti kalau gue udah mood.” Balas audrey yang langsung menutup panggilan itu. “Halo ?!” “Audrey..” Dika berteriak namun percuma. Audrey sudah memutus panggilan mereka. “Ini anak kok batu banget sih ?.” ucap dika Dia mencoba menelpon audrey kembali, namun panggilannya tidak diangkat.
Read more
bab #27
“Orang memang terbiasa penasaran dengan kehidupan orang lain,tanpa berniat membantu” Yaya baru saja ingin turun ke kafeteria dan membuat kopi pagi ini. Sudah beberapa hari dia tidak membuat kopi disana. Jadilah dia akan membuatnya hari ini. “Yay” panggil nina saat yaya akan berbelok ke kafeteria “Iyaa ?” tanya yaya menghentikan langkah nya Nina terlihat memegang sebuah dokumen di tangan nya. Pasti dia baru saja menyelesaikan sebuah urusan. “Mau ke mana ?” tanya nina “Mau buat kopi nih. Mau ikut ?” tanya yaya setelah menjawab pertanyaan nina “Kuy lah. Gue juga mau beli minuman” jawab nina Mereka berdua berjalan bersama kesana. Ternyata urusan nina sudah selesai dan dia tidak sibuk hari ini. Kebetulan sekali. Yaya juga begi
Read more
bab #28
Saat sedang sibuk dengan berbagai laporan didepannya, seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu ruangan yaya "Iya masuk" kata yaya mengizinkan Saat pintu itu terbuka, disana ada yudha dengan setelan jasnya. "Ada apa ?" Tanya yaya saat melihat yudha "Udah masuk jam makan siang, ke resto depan yuk" ajak yudha "Emang iya ?" Tanya yaya sembari mengecek arloji di tangannya. Oh astaga, kenapa waktu berputar cepat sekali ? "Oke. Bentar yah" ucap yaya. Dia membereskan tasnya dan segera keluar. "Mau ajak pak ryan sekalian ?" Tanya yaya "Kayaknya enggak usah deh. Kan perginya cuman sama gue" jawab yudha Justru karena sama lo. Makanya harus di kasih duluan. Bisa ngamuk nanti boss nya. "Okelah" jawab yaya. Dia baru ingat bahwa pak ryan agak kurang sehat tadi. Mungkin saja dia masih kurang s
Read more
bab #29
Sekarang yaya sedang berjalan keruangannya, karena yudha yang sudah kembali ke kantornya. Tumben dia tidak mampir lebih dulu ke ruangan kakak nya. "Mba yaya" panggil kang dadang, cleaning service perusahaan saat yaya akan menaiki lift "Iya kang ?" Tanya yaya "Dipanggil pak boss mba. Disuruh keruangan-nya" ucap kang dadang Yaya mengangguk. Pasti boss nya itu akan mengomeli dirinya lagi. "Makasih kang" kata yaya "Sip mba, sama-sama" jawab kang dadang Yaya yang awalnya ingin pergi ke ruangan nya, malah menuju ruangan pak ryan tanpa menaruh barang-barangnya lebih dulu. "Pak Leon!" panggil yaya pada sekretaris pak ryan saat dia sudah sampai di sana. "Iya bu. Mau ketemu pak ryan ?" Tanya pak leon "Kok panggilnya bu ?" Tanya yaya penasaran "Kan calon isterinya pa
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status