All Chapters of The Second Season: Chapter 41 - Chapter 50
74 Chapters
Kedatangan
Bayu mengantar Tiara sampai di depan kamar kosnya. Ini hal langka, karena Bayu sendiri yang menawarkannya. Biasanya, Tiara harus merengek dan membuat drama lebay untuk merayu Bayu dengan modus mengantarnya pulang. “Bay, gue rasa lo berubah.” “Maksud lo?” “Nggak, yang penting gue makin suka sama lo yang sekarang.” “Maksud lo apa?” Baru dipuji, Tiara sudah mendengar nada tidak enak dari Bayu. “Nggak jadi! Lo pulang aja sono, hush hush!” Tiara mendorong tubuh Bayu untuk segera pergi sebelum jantungnya meledak. Walau Bayu kembali menjadi dingin, dipikiran Tiara hanyalah semua perhatian yang Bayu berikan belakangan ini. Bayu merasa risih dengan Tiara yang terus mendorongnya, padahal ia ingin memperingatkan sesuatu. Diambil tangan Tiara dan ia angkat hingga Tiara terpojok pada pintu kamarnya. Tiara meneguk salivanya susah payah melihat posisi mereka yang ... intim. Kedua tangan Tiara dicengkram kuat di atas kelapa. Tiara menyadari jika tatapan Bayu berubah menjadi begitu tajam. “Ini
Read more
Rule 1
“Jadi saat malam itu aku bisa melihatmu, karena tanpa sadar aku meyakini jika gangguan setan itu kamu, gitu?” Dengan serius Tiara mencondongkan tubuhnya, posisi nyaman ia duduk di tepi kasur memeluk bantalnya yang berbentuk bintang dengan erat. Sedangkan Astro yang menjelaskan semuanya, duduk di sofa mini yang hanya dapat diduduki 2 orang. Namun, visualnya masih menampakkan kegagahannya. “Mungkin saja. Nona begitu ketakutan bukan saat itu? Karena kepercayaan Nona mengenai setan adalah saya, jadi Nona bisa melihat saya malam itu.” Astro yang baru kembali datang langsung dibukakan sesi introgasi. Tiara merasa gatal dengan apa yang terjadi selama dirinya tidak mengingat Astro dan dunia imajinasi. “Aku masih tidak mengerti. Jadi selama aku hilang ingatan, aku pun tidak bisa melihatmu, begitu? Lalu apa yang mendasarkanku bisa melihatmu kali ini, kalau dibanding pertama kali aku bisa melihatmu karena ketakutan?” “Keyakinan. Bukankah seharusnya Nona yang lebih tahu? Saya hanya menerkanya
Read more
Rule 2
“Jadi ini naskah yang Nona tulis. Bagaimana Nona menulis semua ini dari sudut pandang saya?” Astro yang memegang print out apa yang Tiara tulis setelah lima bab pertama. “Ya, ide itu muncul begitu saja. Apa kamu memikirkan sesuatu?” “Naskah cerita yang sebelumnya saya baca bukan seperti ini.” “Yang ini maksudmu?” Tiara memperlihatkan budelan naskah yang sudah lecak. “Itu bukan aku yang menulis.” “Jadi maksud Nona ... Kapan Nona menulis naskah ini?” Astro bertanya pada naskah yang berada di tangannya. “Seminggu yang salalu. Setelah bab lima dipublish, aku tidak mengirim naskah apapun sekitar 3 minggu, karena tidak ada ide sama sekali untuk melanjutkan cerita itu. Apa lagi seperti perubahan genre, bab pertama sampai bab kelima hanya fokus dengan kedatanganku ke dunia Imajinasi, hingga bisa keluar dari sana. Itu bukan gaya cerita yang aku buat.” “Bagaimana dengan yang ini?” tanyanya lagi memastikan. Kelanjutan cerita dari bab kelima terasa mustahil untuk Astro. “Aku merasa inilah y
Read more
Pakaian Baru
Bayu terbangun. Tubuhnya terasa sakit semua, terutama di bagian belakang kepala. Saat ia memegangnya ada benjolan yang cukup besar. “Apa yang terjadi?” Ingatannya melayang saat ia mengantar Tiara hingga depan kamar gadis itu. Lalu karena muak dengan kepercayaan diri Tiara mengenai Bayu yang mulai menyukainya, berakhir ia membentak Tiara untuk tidak lagi mengganggu. Kejadian begitu cepat, ada seseorang yang memukul kepalanya dari belakang hingga jatuh pingsan. Melihat ke sekitar, Bayu mengernyitkan keningnya bingung. Sekarang ia berada di kamarnya. Menoleh pada nakas untuk mencari ponsel, ia juga menemukan kunci mobil dan ponselnya terletak persis seperti yang biasa ia taruh. “Apa Tiara yang bawa gue pulang?” Bayu memastikan semua keadaan, tidak ada kehilangan atau sesuatu yang aneh, kecuali rasa sakit. “Gue tanya Tiara lain kali aja. Sekarang kompres kepala dulu.” *** Tidak banyak yang Tiara lakukan saat tidak ada ide yang muncul. Karena dari pengalaman di season kedua ini ia ba
Read more
Mengekor Terus
Tiara bisa melihat Ilham dari kejahuan, ia sudah membulatkan tekatnya untuk meminta maaf. Sudah beberapa hari perang dingin dengan manajer sekaligus bank berjalannya itu menyulitkan. Apa lagi setelah ada Astro, Tiara butuh uang lebih banyak. “Kenapa harus bersembunyi seperti ini?” Astro seharian ini mengikuti Tiara dari dekat. Tidak seperti sebelumnya. Astro hanya berdiam menunggu di kamar kost saat Tiara lupa ingatan, pergerakannya terbatas. Saat Tiara mengingat dan melihat wujudnya, Astro bisa keluar dari kamar kost. Ya, yang membuat angin saat Tiara mencari Sisca, lalu bertemu Bayu di kawasan gedung falkutas kedokteran, tidak lain adalah Astro. Saat itu Astro reflek tidak bisa mengendalikan kekuatannya saat melihat Bayu sedang mencekal tangan Tiara. Dan untuk fakta ini Astro simpan sendiri. “Diam! Aku harus konsentrasi.” Di balik tiang-tiang gedung yang besar. Tiara mengawasi Ilham yang sedang berbincang dengan rombongan teman laki-lakinya. Tiara sudah meminta bantuan salah satu
Read more
Mimpi?
Selesai kelas Sisca berencana ke ruang kemahasiswaan untuk konsultasi semesternya yang diperpanjang. Namun sebelum itu, ia pergi ke toilet untuk merapikan penampilan dan polesan di wajahnya yang sedikit memudar. Tap! Lampu di toilet seketika mati. Meraba ingin mengambil ponsel di tasnya, ia malah menyenggol hingga tas terjatuh. Terdengar sepertinya isi tas yang keluar dengan berantakan, Sisca berdecak kesal. “Aish, ada orang? Please senternya.” Hening .... Karena tidak ingin ambil pusing Sisca terpaksa berjongkok dan mencoba mencari ponselnya. Tiba-tiba terdengar suara jentikan jari. Sisca berdiri dan memastika apa yang didengarnya. Lalu, muncul satu persatu, titik pertitik cahaya kuning yang bergerak bebas. Kunang-kunang? Fokus dengan cahaya-cahaya itu, seketika udara dingin merambat di kulitnya seperti angin malam. Betapa terkejutnya Sisca hanya dengan kedipan mata, dirinya sudah berada di tengah-tengah hutan yang penuh dengan kunang-kunang. “Gue mimpi ya?” tanyanya pada diri s
Read more
Makan Bakso
“Nona, bisakah kita makan di kamar saja?” Tiara melirik sekilas. “Kamu sudah menganggap kamarku seperti kamar sendiri ya? Kamarku jadi bau makanan. Malas, ah.” Kursi di depan Tiara kosong, mengambil kesempatan itu Astro berpindah tempat. Memperhatikan Tiara yang makan dengan lahap membuatnya penasaran. “Apa itu sangat enak, Nona?” “Berhenti ajak bicara, bisa dikira gila aku.” Tiara berbicara seperti kumur-kumur, itu saja masih dilihat orang. “Bicara saja di dalam pikiran, saya bisa membacanya.” Mata Tiara membulat menatap Astro. Tapi karena langsung sadar Tiara kembali normal, kalau Astro tidak terlihat artinya di depannya tidak ada siapapun. Akan sangat aneh kalau Tiara menatap seperti itu. “Selama ini kamu bisa membaca pikiranku?” Akhirnya Tiara mengikuti perkataan Astro, bicara dalam pikirannya. “Iya, tapi tidak semua. Saya juga tidak tahu seperti apa peraturannya, tapi lebih banyak saya tidak bisa membaca pikiran Nona.” “Kamu begitu yakin kali ini bisa membaca pikiranku, ba
Read more
Uang Bulanan
Astro tidak habis pikir dengan keseharian Tiara. Semuanya tidak ada yang berguna, kecuali saat gadis itu kuliah. Astro mengamati peradaban Manusia yang unik. Berjalan cepat dan singkat. Mungkin itulah kenapa teknologi dipergunakan untuk mempermudah pekerjaan, bukan lagi sebagai pelengkap. Dengan waktu hidup manusia yang sangat pendek itu menjadi sangat jelas. “Ih! Kamu malah diam saja. Memang nggak kelihatan sih, tapi bantu sedikit dong. Pinjamkan aku sihirmu.” Satu alis Astro terangkat setengah. Tiara kalau tidak mengoceh dengan segala pemikirannya yang rumit, ia akan merengek seperti anak kecil. “Oy! Kok diam aja sih?” “Apa yang harus saya lakukan, Nona?” “Apa kek, tarik itu orang ke sini juga nggak papa.” “Baikla-“ “Tunggu!” Tiara berteriak menghalangi Astro yang akan menjentikkan jarinya. “Nggak, nggak usah. Aku sendiri yang akan ke sana. Huh!” Dengan kaki menghentak Tiara mendatangi Ilham. Entah ulah apa lagi yang akan Tiara lakukan. “Selamat pagi para lelaki tampan.” Ti
Read more
Apa Yang Ditulis
“Astro, kamu tahu Ammon menyayangimu, kan?” tanya Tiara. “Kenapa menanyakan hal itu?” Tiara memutar tubuhnya dengan kursi kerja kebanggannya. “Aku sedang menganalisa sesuatu. Akan lebih akurat kalau aku menanyakannya langsung padamu.” “Ya, kami cukup akur,” jawab Astro sesingkat itu. Bagi Tiara saat Astro bersikap dingin seperti karakter yang ia tulis, membuatnya bangga. Seperti merasa benar-benar bicara dengan Astro. “Tapi saat kamu izin ke dunia manusia ... tidak, selain itu kalian bertengkar bukan pura-pura, kan?” “Jangan mengimajinasikan hal yang aneh-aneh Nona. Itu membahayakan alur ceritanya.” Astro menurunkan buku yang ada di depan wajahnya dan menatap langsung pada Tiara. “Nona tahu konflik yang terjadi, kan? Banyak faktor, dan salah satunya idealis kami berbeda. Tapi bukan berarti kami membenci, walau terlihat tidak saling menyukai.” “Hubungan yang unik, aku tidak memikirkannya sama sekali. Saat aku menulis, aku begitu iri dengan Ammon dan-“ “Itu juga tidak salah.” Astr
Read more
Pertanyaan Terduga
Sisca meneguk salivanya melihat porsi makan Tiara. Kalau ada Bayu pasti sudah dimarahi, sedangkan Ilham pasti tidak mau ambil pusing, jadi tidak ada yang menegurnya. Sisca pun tidak bertanya langsung dan hanya mengira-ngira selapar apa gadis itu setelah menulis 6 lembar polio seorang diri. Selain itu ... sampai saat ini Sisca seperti dihantui dengan pikirannya sendiri mengenai mimpi? Entah, rasanya begitu nyata untuk Sisca anggap hanya sebuah mimpi. Mengenai suara hutan yang mengungkit seseorang dan mengaitkannya dengan Tiara. Semakin Sisca berusaha melupakan ingatan itu, semakin membuatnya penasaran. Setidaknya jika itu benar-benar mimpi, tidak mungkin Sisca mengingatnya dengan detail tanpa melupakan satu hal pun. Bahkan skenario saat dirinya di dalam toilet, jelas-jelas ia sudah selesai kelas dan ingin konsultasi. Tapi saat terbangun ia masih di dalam kelas itu. Setelah Sisca bertanya pada temannya materi yang dipelajari hari itu, sama dengan ingatannya di dalam mimpinya. Dan yang
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status