All Chapters of Menantu Sultan: Chapter 41 - Chapter 50
83 Chapters
Kecurigaan Lola
 Citra Setelah pergi ke klinik ibu dan anak, aku merasa lebih tenang karena sudah memeriksakan kondisi kehamilanku. Dokter bilang kandunganku kuat, dan sehat. Si kecil dalam rahimku juga bertumbuh dengan baik, sejauh ini tak ada keluhan berarti dan aku juga merasa tak ada masalah apapun.Sedikit kelalahan dan selalu lapar, wajar. Bahkan aku yang selalu lapar katanya lebih baik, karena bisa makan enak tanpa dihantui mual, yang sering jadi momok bagi ibu hamil muda lainnya. Aku sempat merasa bangga, karena kehamilanku ini sepertinya tidak akan rewel dengan morning sickness, ngidam dan sebagainya.Aku bisa santai menjalani kehamilanku ini tanpa masalah.Tapi cepat atau lambat aku harus memberi tahu Dadan dan teman-teman kerjaku bahwa aku sudah menikah, dan sudah mengandung. Jika salah satu dari mereka yang tahu lebih dahulu sebelum kukabari, bisa-bisa mereka menilai aku mengada-ada. Apalagi insiden alat kontrasepsi itu, bisa-bisa a
Read more
Adu Mulut
 Raka Setelah pertengkaranku dengan ayah kemarin, Maureen tak keluar kamar sama sekali. Aku mengetuk pintu kamarnya dan bertanya apakah ia lapar atau tidak. Sudah semalaman dia tidak keluar sama sekali, bagaimana jika ia lapar?Tetapi yang paling aku khawatirkan adalah Maureen melakukan hal-hal yang bisa mencelakakan dirinya sendiri. Seperti tempo hari.“Maureen?”Belum ada sahutan dari dalam. Kugedor pintunya agak kencang, mencoba membuka pintu tetapi terkunci dari dalam. Rasa panik mulai muncul karena bayangan buruk beberapa waktu silam kembali lagi, mungkin ia merasa ketakutan dan tertekan melihat ayahku kemarin.Ia memang baru melihat sifat ayah yang sesungguhnya setelah tinggal di sini. Saat kami masih berteman dan hubungan kami baik-baik saja sebelum kehadiran Citra, Ayah selalu bersikap baik dan lembut. Bahkan teman-temanku yang pernah datang ke rumah menganggap ayah adalah orang yang paling baik. Seper
Read more
Romantic Incident
 Citra Tidak seperti biasanya, hari ini cafe Aloha sangat sepi. Sejak pagi baru datang kurang dari 10 pelanggan, mereka juga hanya makan dan minum sebentar lalu pergi. Mungkin karena cuaca sedang mendung, melihat laut jadi kurang nyaman karena awan hitam yang menggantung di ujung sana.“Sepi banget ya hari ini...”Amel melonjak kaget saat kusapa, ia sepertinya sedang banyak pikiran karena sejak pagi juga dia cuma bolak balik mengecek HP. Pekerjaannya di meja kasir jadi kacau dan Dadan sampai beberapa kali menegurnya karena tidak fokus.Beruntung hari ini sepi, jadi kesalahannya bisa terdeteksi dan bisa diperbaiki dengan cepat. Bayangkan jika keteledoran Amel terjadi saat cafe sedang ramai-ramainya, bisa-bisa malah membuat cafe jadi rugi besar.“Kamu lagi ada pikiran, Mel?”“Hah? Kenapa?”“Kamu lagi ada pikiran? Dari tadi kayaknya gelisah terus.” Tanyaku sambil
Read more
Melampaui Batas
Raka Setelah kejadian tadi pagi dengan Maureen, ditambah dengan telepon dari mama, akhirnya aku tak bisa berkonsentrasi di tempat kerja. Beberapa dokumen yang harusnya aku cek dan kutandatangani menumpuk di atas meja, belum lagi laporan-laporan yang ada dalam laptopku yang dikirimkan oleh sekretaris sejak kemarin.Semuanya belum kusentuh sama sekali.Pikiranku masih bercabang kemana-mana.“Pak Raka?”Widya—sekretarisku, mengetuk pintu yang setengahnya terbuka untuk meminta izin masuk.Kuanggukkan kepala untuk mengizinkn perempuan 40 tahunan itu untuk masuk ke dalam ruangan, ia membawa ponsel dan memasang wajah ragu.“Ada masalah apa lagi?” tanyaku cepat, aku sudah yakin ada hal yang tak beres.“Uhm, pak Bayu dari Cemara Group membatalkan meeting..”“Apa?! Mana bisa begitu?! Susah-susah atur jadwal malah dibatalkan, tinggal berapa hari lagi padahal!”
Read more
Istri Pertama Ayah
Raka *** Sudah hampir satu jam aku duduk di sini, berkali-kali mengusir pelayan yang menawarkan buku menu untukku. Saat ini sama sekali tidak tertarik untuk makan apapun, aku hanya berkonsentrasi pada bilik VIP di mana orang-orang yang kukenal ternyata diam-diam mengadakan pertemuan.Sejak kapan mereka menjadi sangat akrab?“Sial. Mereka ngapain sih di sini? apa mendingan aku samperin aja?”Ketika aku mengangkat bokongku untuk menghampiri ruangan kecil yang tak jauh dari tempatku itu, dengan sudut mataku kutangkap sosok pelayan menghampiri lagi. Sekarang wajahnya tak sama ramah dengan awal kami bertemu,“Mohon maaf sebelumnya pak, apabila bapak tidak akan memesan silahkan keluar. Karena masih banyak antrian pelanggan yang mau masuk.”“Okee oke! Aku akan memesan! Berikan buku menunya!”Pelayan itu menyodorkan buku menu dan aku sembarangan menunjuk menu-menu yang kul
Read more
Surat Amel
 CitraPagi ini moodku kembali buruk, saat sedang menyiapkan cafe untuk buka Lola menghampiriku dan kembali mengungkit soal kehamilan yang ‘kusembunyikan’.“Citra, mengaku saja. Kamu itu sebenarnya hamil di luar nikah, kan? terus semua yang kamu omongin itu cuma alasan supaya kamu enggak dinilai murahan. Iya kan?” tudingnya sengit.Aku meremas lap yang sedang kugunakan untuk membersihkan meja dari sisa embun semalam, rahangku terasa mengeras dan ingin sekali rasanya melemparkan kursi di dekat kakiku ini ke arah Lola. Dia benar-benar mencari masalah, memangnya apa salahku padanya sampai sebegini benci?Amel yang sedang menyiapkan meja kasir terlihat mencuri-curi pandang, ia pasti penasaran dengan yang sedang kami bicarakan saat ini. Terlebih mengingat tempo hari ia dengan tegas membelaku soal tuduhan mesum di ruang rekreasi itu.“Kamu cuma sok polos di depan Jalu, iya kan?”“Apa masalahmu
Read more
Mencari Jejak Masa Lalu
 Raka Beban pikiranku bertambah, setelah projectku yang terpaksa diundur karena penyandang dana yang membatalkan kerjasama, sekarang bertambah pula dengan rasa penasaranku dengan pertemuan ayah dan Jonas, juga Maureen.Aku jadi yakin betul, jika Jonas ada hubungannya dengan ayah. Denganku.Pantas saja sejak kami pertama kali bertemu, rasanya aku seolah sudah mengenal dia dari lama. Ada rasa kesal yang tak bisa kuungkapkan setiap kali bertemu dengan Jonas. Mungkin itu rasa sebal yang biasa dirasakan saudara kandung.Usianya tidak jauh denganku, sepertinya ayah menduakan mama dengan ibunya Jonas dalam waktu berdekatan. Karena usia kami juga mungkin hanya berbeda beberapa bulan saja.Lalu Maureen, sejak kutanyakan soal dia yang berani-berani memundurkan jadwal penting tempo hari. Dia belum pulang ke rumah, tak tahu dia pergi kemana. Paling ke rumah Jonas. Kembali mengulang masa-masa penuh mimpi, yang saat sudah terbangun dar
Read more
Petunjuk Cemara Group
 Raka Selama 15 menit aku berdiri di depan rumah om Samuel, tidak menyangka jika ternyata satu-satunya orang yang bisa membantuku sudah meninggal. Sekarang aku hanya bisa melamun, memikirkan langkah berikutnya yang bisa aku lakukan.Perempuan tua yang begitu kurus itu juga tidak masuk ke dalam rumah, ia hanya berdiri di ambang pintu yang setengah terbuka. Tubuhnya sudah renta, jelas terlihat kekurangan gizi dan rumahnya sangat kotor seperti rumah kosong. Aku bisa melihat sepasang tungkai perempuan itu gemetar, mungkin menahan beban tubuhnya yang kurus kerontang, atau bisa juga karena lapar.Ah iya! Kenapa aku sampai tidak terpikir untuk memberikan bantuan untuk jandanya om Samuel ini?!Dia terlihat sangat sengsara, bahkan mungkin dia sedang menahan lapar di perutnya.“Tante, maaf kalau saya enggak sopan. Tante sudah makan?” tanyaku ragu, wanita itu langsung menggeleng dengan mata yang mulai berair. Menangis.
Read more
Lola Ratu Drama
 Citra Tidak terasa hari ini sudah jadwalku kontrol rutin ke dokter kandungan, aku membuat jadwal kontrol kandunganku sebulan sekali saja. Itu sudah cukup, karena aku harus menghemat dana sehingga tidak bisa tiap minggu mengecek kondisi si kecil ke klinik.Aku juga sudah bertanya-tanya berapa biaya melahirkan di sana, setelah kuhitung-hitung ternyata uang yang kumiliki masih cukup sehingga tak terlalu membebani pikiranku. Untuk biaya kehidupan kami berdua di masa yang akan datang, dengan gajiku di cafe ini sudah cukup.Aku akan mengajak anakku hidup sederhana, lebih baik dari hidupku dahulu tetapi tidak perlu memaksakan diri bermewah-mewah karena memang aku belum mampu untuk seperti itu.Andai saja Raka tidak egois, mungkin anak kami akan merasakan fasilitas yang premium saat lahir nanti.Tapi sudahlah, aku tidak akan menyesali keputusanku pergi dan menyepi di tempat ini. Sebab jika aku di sana pun belum tentu anakku ini
Read more
Tante Berambut Keriting
Citra Aku berangkat ke klinik sekitar 15 menit kemudian, setelah menyapu bersih dan membuang pecahan piring dari lantai dapur. Tak lupa kufoto dulu keadaannya sebelum bebenah, mungkin foto itu bisa membantuku suatu saat nanti, kalau-kalau Lola menuduhku yang tak becus mencuci piring sampai menyebabkan hal itu terjadi.Pintu dapur dan pintu mess sudah kukunci, dan anak kunci kubawa di dalam tas. Sudah kuberitahu Dadan dan Jalu bahwa kunci aku yang bawa, sehingga nanti mereka bisa bilang padaku jika sudah pulang.Menurut hematku, waktu pengobatan Lola dengan jadwal kontrolku lebih lama. Sehingga ada kemungkinan aku yang akan lebih dulu kembali ke cafe, dan bisa membukakan pintu untuk mereka.Seperti biasa, klinik kehamilan yang kukunjungi tidak terlalu ramai. Ada beberapa ibu hamil yang duduk di ruang tunggu, ada juga yang menggendong anaknya bolak-balik keluar masuk karena anaknya rewel.“Silahkan dipegang nomor urutnya ya bu, na
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status