"Huhuhu ... gue sungguh menyesal. Seandainya gue gak mendorong Altha, dia pasti gak akan seperti sekarang." Olivia menutup wajahnya dengan ke dua tangannya, dari sela-sela jarinya menetes air mata. Olivia terus menangis dari sejak Altha pingsan di kantin sekolah sampai di rumah sakit, terus merasa bersalah sebab telah membuat Altha terluka, padahal kejadian itu tidaklah dia sengaja."Kamu gak salah, kamu kan gak sengaja, tenang aja. Dokter juga udah bilang dia baik-baik saja, dia pingsan karena fobia sama darah." Seorang pemuda menyetuh pundak Olivia, spontan Olivia menatap ke arahnya."Makasih, Kak. Kalo gak ada Kakak, aku gak tahu harus berbuat apa." Olivia menatap lemah pemuda itu yang tidak lain adalah Kakaknya, Gabriel Alexandre. Gabriel tersenyum tipis sambil membelai rambut sang Adik, berusaha menenangkan kesedihan Adiknya. Baru kali ini dia melihat Adiknya menangis selama ini.Sebenarnya dia juga sempat kaget melihat Altha pingsan di kantin deng
Read more