All Chapters of Rainy Season: Chapter 21 - Chapter 30
46 Chapters
21. De Javu
De Javu Bukan rahasia lagi. Penampilan selalu nomor satu untuk Seward. Apalah aku yang hanya bisa tampil seadanya. Berkebalikan dengan Seward yang selalu tampil sempurna. Rapih dan tidak suka kotor, walau pun sedikit saja. Torrance beranjak dari duduknya. Tangannya terulur kepadaku. Aku memandangnya sebentar, lalu menggenggam uluran tangannya. Kami berjalan kearah ombak. Genggaman tangan Torrance masih setia. Dinginnya angin laut mengalahkan dinginnya tangan Torrance. Kami berhenti di depan ombak yang menghampiri kami. tanpa sadar aku tersenyum memandang laut luas di depanku. “Kau senang?” tanyanya. Aku menghela napas sebentar, “Tentu saja, kau tahu? Aku dan Seward seperti orang gila tadi pagi.” “Aku mendengar semuanya,” ucapnya dengan geli. Untuk beberapa saat bayangan lain muncul di kepalaku. Dengan jelas bisa kulihat Torrance sedang duduk di pantai memandang langit sore. Senyumnya tidak per
Read more
22. Darren’s Coming
Dua hari ini aku merasa bebas. Bermain sepuasnya, menikmati waktu dengan sebaik yang aku bisa. Hari ini terakhir kami berada di pantai. Besok pagi kami harus kembali ke rumah. Mommy mengabari jika urusannya akan segera selasai dan segera menemuiku. Rencana mendaki gunung yang telah di siapkan kemarin batal begitu saja. Seward merasa kecewa. Sejak tadi dia tidak berselera melakukan apa pun. Torrance sendiri sudah bosan untuk mengajak Seward sekedar berjalan-jalan di pinggir pantai. Akhirnya kami hanya berdiam diri di vila. Aku dan Torrance keluar sebentar untuk mencari makanan, sekalian aku membeli beberapa souvenir untuk Hary dan Kasloff. Walaupun bukan barang mahal, semoga saja dia menyukainya. Perhatianku teralihkan  ketika mendengar suara gemerincing dari cangkang kerang. Hiasan untuk di tempatkan di jendela, seperti tirai. Aku membelinya dua. Lalu aku melihat buku untuk menulis diary. Torrance yang melihatku terus menatap diary itu. langsung mengambi
Read more
23. Something About me
Di luar aku bisa melihat air hujan yang mulai menyentuh pasir. Suaranya cukup membuatku terhibur. Aku bisa mengingat bagaimana saat aku baru sekolah di sini, lalu menatap hujan pertama tahun ini bersama dengan teman-temanku. Aku merindukan teman-temanku. Apa lagi Hary, aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin mengatakan tentang semua yang ada di pikiranku. Tapi, apakah aku terlalu berlebihan menanggapi semuanya? Padahal aku pikir Darren teman yang baik, walau pun sikapnya menyebalkan. Dia selalu bersamaku setiap hari. Apakah ku tidak benar-benar tidak peka dengan ke adaan sekitarku. “Kau belum tidur?” Torrance datang menghampiriku, dia duduk di sampingku. “Kau lihat sendiri,” jawabku. Dia tersenyum, terlalu lembut untuk orang seperti Torrance. Aku tertegun beberapa saat melihat senyumnya. Torrance yang melihatku tidak berkedip, langsung berdeham. Aku memalingkan wajahku ke arah lain. ke arah air hujan yang terus membentuk irama demi irama.
Read more
24. Maria
(1695, Rumania) Malam itu, sebuah keluarga sedang makan malam. Hanya terdiri dari empat orang, yang ada di meja makan. Sedangkan sisanya hanya berdiri menunggu perintah majikannya. Orang-orang sekitar lebih mengenalnya dengan keluarga Maria. Ya, anak perempuan mereka sangat terkenal di lingkungan bahkan keluarga bangsawan lainnya. Karakternya yang menyenangkan membuat orang sekitar sangat menyanjungnya. Apalagi kepintaran serta ke cantikannya membuat semua orang terpikat olehnya. Dia tidak pernah membuat masalah atau pun skandal seperti anak bangsawan lainnya. Yang dia dapat pujian, pujian dan pujian. Mr. Anthony sebagai kepala keluarga dan juga kepala pemerintahan di wilayah itu mempunyai karakter yang ambisius. Sedangkan Mrs. Carol adalah Ibu dari Maria mempunyai karakter yang sangat penyayang. Kakak angkatnya Albert mempunyai karakter yang sangat kejam. Semua anggota keluarga sangat menyayanginya. Bahkan mereka sangat protective menjaga Mar
Read more
25. Party at Home
Terlihat di sekelilingnya sudah banyak tamu. Maria mencoba untuk berbaur dan menyapa beberapa kerabat jauhnya. Mereka tentu saja senang bisa bertemu dan melihat langsung sosok Maria. Hari ini Maria memakai gaun sederhana, wajahnya sedikit  di poles oleh kosmetik. Rambutnya di biarkan tergerai dengan indah. Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya, apa lagi laki-laki. Albert yang baru saja tersadar langsung menghampiri Maria. Diam di samping Maria dengan wajah marahnya. “Ada apa?” tanya Maria. “Aku hanya ingin menjagamu,” jawab Albert dingin. Dia merangkul pinggang Maria. Namun tidak ada perubahan sama sekali dengan orang-orang yang terus menatap Maria. Membuat Albert kesal dan ingin melempar mereka semua ke tepi jurang. “Biarkan saja, aku sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu.” Maria terkekeh geli melihat Albert yang tambah kesal. “Kau menikmatinya?” tanya Albert heran. “Tidak terlalu,” jawab Maria. “Aku mala
Read more
26. Maria's First Love
“Bagaimana jika pisahkan virus yang itu?” ucap Maria kepada Albert.Saat ini mereka sedang berada di ruang penelitian. Maria melanjutkan penelitian baru, dia ingin membuat penelitian yang mustahil di ciptakan oleh orang lain.Mr. Anthony tidak bisa menemani mereka untuk melakukan penelitian. Setelah acara pesta kemarin, dia di panggil oleh keluarga kerajaan.Albert yang sejak tadi hanya menatap Maria dengan lekat, dia tidak memperhatikan sama sekali tentang ucapan Maria. di lihatnya wajah yang sedari kecil terus m
Read more
27. Pregnant
Albert menghampiri Maria. Dia memeluknya dari belakang, menghirup aroma dari tubuh Maria yang selama ini terus terbayang di pikirannya.“Aku takut,” ucap Maria pelan.Maria mulai merasa akan ada bahaya yang akan menunggunya. Perasaannya campur aduk, apa lagi hubungan dirinya dan Albert sudah terlalu jauh.“Apa yang kau takutkan?” tanya Albert masih menghirup aroma rambut Maria.“Darren, aku takut dia membuat keributan.”“Biarkan saja, jika dia berbuat ulah. Kita bisa pergi dari sini. Atau kau mau aku membunuhya?”Maria langsung berbalik menatap Albert. Tawaran yang Albert berikan sangat menggiurkan. Semua masalah akan selesai jika Darren mati. Maria lalu tersenyum, dia menarik wajah Albert untuk dia cium.Suara ketukan pintu kamarnya , membuat Maria harus melepaskan ciuman Albert. Dia membenarkan bajunya. Lalu berjalan ke arah pintu kamarnya. Albert dengan santainya mengikuti Maria dari
Read more
28. Live with Albert
Berbulan-bulan mereka pergi. Tidak ada satu pun yang mencari mereka. Hidup mereka seakan terasa indah. Dosa yang mereka lakukan selama ini, seolah tidak berarti apa-apa.Mereka pergi ke wilayah yang sangat terpencil. Hanya Albert yang tahu tempat itu, karena Albert sudah sering pergi ke banyak wilayah selama ikut berperang.Perut Maria semakin membesar. Albert semakin protective menjaga Maria dan juga calon anaknya. Penelitian yang menjadi tujuan dalam hidup Maria, masih di kerjakannya bersama Albert. Dan penelitian itu sudah hampir selasai, hanya tinggal uji coba saja.
Read more
29. New House
“Aku tidak ingin kau pergi, Maria.” Albert tidak berdaya melihat Maria yang menangis seperti itu.“Nyawa kalian lebih berharga. Tolong jaga Stevani dengan baik,” ucap Maria.“Kau sudah memberinya nama tanpa seijinku, Maria,” Albert tertawa kecil. Egonya runtuh begitu saja.Dia saja belum memikirkan untuk memeberi nama anaknya. Tapi Maria dengan spontan langsung memberi nama. Maria ikut tertawa. Semua itu tidak luput dari perhatian Darren.“Mari kita pergi sekarang! Ucapan selamat tinggalnya sudah cukup!”Darren menatap keduanya dengan dingin. Dia langsung menarik tangan Maria untuk mengikutinya. Albert mengikuti dari belakang. Tatapannya tetap tertuju ke arah Maria.Maria berjalan terseok-seok. Dia masih merasakan ngilu akibat melahirkan anaknya. Namun dia menahannya. Sesekali dia meringis kecil. Darren yang menyadarinya dengan cepat mengendong Maria. Dan Maria yang kaget langsung mengalungkan
Read more
30. Darren’s Plan
Tergambar dengan jelas di mata Maria. Anak kecil yang ada di dekapan seorang wanita setengah baya, membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Senyumnya terukir jelas. Darren menyaksikan hal itu tanpa terusik sedikitpun. Dengan ke hadiran Stevani, Darren berharap bisa mendapatkan Maria seutuhnya. Bayi itu bergerak tidak tenang, dia mulai menangis dengan sangat kencang. Maria yang ingin menenangkannya dan menggendongnya, langsung di halangi oleh Darran.“Kau tidak perlu mengurusnya. Ada pelayan yang akan melakukan itu un
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status