All Chapters of SUSAN: Chapter 31 - Chapter 40
97 Chapters
BAB 31 MAKAN MALAM
Aku benar-benar ikut Sidney untuk makan malam di tempat tinggalnya. Walau aku tahu jika Sidney tinggal di gedung yang tak jauh dari kantornya tapi aku memang belum pernah datang ke tempat tinggalnya dan ini benar-benar kali pertama aku bisa begitu nekat membiarkan pria seperti Sidney Parker membawaku pulang.Sidney masih menggenggam tanganku sampai kami masuk ke dalam Lift khusus yang sepertinya memang hanya diperuntukkan untuk dirinya." Terima kasih, Susan," katanya saat pintu Lift sudah kembali tertutup dan aku sama sekali tidak siap ketika Sidney tiba-tiba sudah mendorongku ke dinding dan menciumku.Tidak kasar, tapi lembut dan menyenangkan walaupun dia tetap bersikeras menahan tangan dan tubuhku untuk tetap diam untuknya. Tentu kami sudah sama -sama dewasa dan ini juga bukan perta
Read more
BAB 32 JUJUR
Aku sama sekali tidak menyangka jika Eric akan begitu murka, bahkan dia sama sekali tidak mengajakku bicara atau memberiku peringatan sama sekali jika dia akan menghukumku. Tiba-tiba saja kudapati tanganku bergerak sendiri tanpa bisa kukendalikan. Bahkan Eric benar-benar tega merobek gaun mahal yang sedang kukenakan. Sialnya aku sama sekali tidak bisa protes ketika Eric mulai melucuti pakaianku dan aku memang tidak berdaya untuk menghentikannya. Aku tidak memiliki kuasa mengendalikan diriku sendiri, Eric terlalu kuat dan mustahil aku bisa melawannya, meski yang dia lakukan kali ini benar-benar kurang ajar."Kau tidak bisa berbuat seperti ini!" teriakku dari dalam kepalaku."Diamlah!""Sungguh apa maumu, Eric?" aku mulai panik dan coba memohon jika dia masih mau mendengarkanku. Aku mema
Read more
BAB 33 SUSAN LELAH
Kudengar bel pintu berbunyi dan rasanya agak aneh untuk didengar oleh telingaku sendiri. Mungkin sangking lamanya sudah tidak ada yang peduli mengunjungiku lagi dan ini juga masih terlalu pagi. Bahkan aku belum selesai merapikan kemeja dan menggelung rambutku saat berlari buru-buru menuju pintu. Aku terkejut ketika menemukan Sidney Parker yang sudah sangat begitu rapi dan tampan berdiri di depan pintu apartemenku. "Aku menjemputmu, Susan, " katanya saat tersenyum dan kenapa mahluk satu ini tidak buruk rupa saja agar aku tidak perlu repot-repot menjaga akal warasku hanya karena melihat senyumnya pagi-pagi begini. "Apa aku datang terlalu pagi? " "Bukan begitu, cuma agak aneh, " jawabku terlalu jujur. Sebenarnya memang aneh, karena tempat tinggal Sidney lebih dekat dari kantor dan dia malah pergi jauh-jauh kemari untuk menjemputku. "Sungguh Sidney kau tidak perlu melakukanya. "
Read more
BAB 34 BERPIKIR
Setelah yang kami lakukan tadi pagi kupikir Sidney masih akan sangat menggangguku. Tapi ternyata tidak, dia terlihat cukup tenang di tempat duduknya dan hanya sesekali memperhatikanku. Aku jadi punya lebih banyak waktu untuk memikirkan hubungan kami dengan lebih waras. Setelah kuselesaikan semua jadwal yang harus kulaporkan pada Sidney, aku pun segera sibuk dengan pikiranku sendiri meskipun masih sambil mengetik laporan rapat dewan direksi yang kurangkum kemarin.Diam-diam kuperhatikan Sidney yang sepertinya juga sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya. Dia memang terlalu sempurna untuk diinginkan, tapi kembali lagi pada pertanyaan paling mendasar bagiku.'Apa aku benar-benar menginginkannya?'Jika mengingat ciuman kami tadi pagi sepertinya aku memang menginginkannya, tapi hanya sebatas itu tidak lebih. Tidak ada ikatan emosi kecuali hanya reaksi fisik yang alami. Lagi pula siapa yang tidak akan bereaksi j
Read more
BAB 35 MENERIMA
"Eric, apa kau ingin menghukumku lagi karena mencium Sidney Parker? " tantangku lebih berani ketika kami tinggal sendiri. "Apa kau mulai berharap aku akan marah? " sepertinya Eric balik bertanya setengah untuk mengejekku, seolah aku saja yang sudah sangat merindukan kemurkaannya. "Ya, " kataku kemudian.Aku sendiri juga terkejut dengan kejujuranku, apalagi Eric. "Aku sudah mengakuinya, Eric."____ "Jadi sebaiknya kau juga jujur," tambahku masih dengan sangat percaya diri. "Apa yang kau inginkan, Susan? "Sepertinya Eric sudah lebih waspada untuk tidak mempercayai kejujuranku begitu saja. "Kenapa kau selalu cemburu terhadap Sidney Parker?"Eric kembali diam sejenak sebelum akhirnya bicara, "Karena dia memiliki tubuh yang sempurna untuk menyentuhmu.""Hanya itu? " Aku masih tidak terlalu percaya ketika menggeleng pelan dan menatap ke cermin samb
Read more
BAB 36 GONE
Aku bangun seperti biasanya dan tidak pernah merasa ada yang aneh, hanya agak malas di atas tempat tidur, karena ini adalah hari minggu dan aku tidak memiliki rencana untuk kemanapun. Aku masih diam cukup lama memandangi langit-langit plafon kamarku seperti biasa sampai aku sadar kenapa Eric sama sekali tidak mengomel, karena biasanya dia paling tidak suka jika aku bermalas-malasan seperti ini. "Eric," panggilku pelan tapi dia tidak menjawab. "Eric, " panggilku lagi, " Eric apa kau sakit?" Wajar jika aku khawatir karena semalam dia sempat mengeluh sakit kepala sebelum menyuruhku tidur dan tidak biasanya juga dia hanya diam saja seperti ini saat aku memanggilnya beberapa kali. Kutunggu beberapa saat tapi dia masih saja diam, " Eric!" tegasku yang mulai kesal diabaikan.
Read more
BAB 37 SIDNEY PARKER
"Apa kau bai-baik saja, Susan?"Aku menggeleng, karena memang tidak ada gunanya berbohong dengan wujudku yang mengerikan seperti ini.Sidney mengambil jarak untuk memperhatikanku lebih teliti, ada kesedihan yang juga bisa ikut kulihat di matanya. Aku bisa merasaka tatapan Sidney yang begitu berat sebelum kemudian kembali memelukku erat, sangat erat dan aku membiarkannya.Aku sendiri tidak tahu apa yang sedang kubutuhkan tapi sebuah pelukan ternyata memang membuatku sedikit lebih baik dan ternyata aku mulai kembali menangis. Aku membiarkan Sidney melihatku menangis tanpa rasa risi ataupun malu. Aku lega karena dia tidak bertanya apa-apa dan hanya membiarkanku menangis begitu saja di pelukannya."Maafkan aku, Sidney," bisikku di sela isak rendah yang coba kutahan sebisa mungkin tapi selalu gagal."Tidak apa-apa," katanya dan kurasakan Sidney mengecup puncak kepalaku dengan nafasnya yang
Read more
BAB 38 MASA SULIT
Setelah Sidney pergi aku pun kembali sendiri dan menikmati penderitaanku yang luar biasa ini seorang diri. Rasanya memang mustahil untuk ditanggung tapi berulang kali kenyataan tetap harus kuhadapi dan kujalani.Samar-samar aku masih ingat seperti apa rasanya ketika dia masih berada di dalam tubuhku...dan apakah sekarang aku merindukan nya..???Kugulung lengan bajuku dan segera mendapati jejak memar yang di tinggalkan Eric di tubuhku. Bahkan jejak itu pun sama sekali belum memudar dan aku tidak percaya ternyata dia sudah pergi begitu saja. Sekarang aku juga tidak tahu bagaiman harus mencarinya.Aku masih belum bisa membayangkan akan seperti apa dunia ini tanpa Eric Northman.Walaupun kadang dia jahil
Read more
BAB 39 SIDNEY MARAH
Aku lega saat akhirnya bisa kabur dari Sidney Parker. Aku tidak membencinya, hanya saja aku masih belum siap untuk terlibat dengan siapapun saat ini. Walaupun sebenarnya Sidney juga sudah sangat berbaik hati dengan memberiku ijin beberapa hari ini dan melaksanakan janjinya untuk tidak menggangguku. Setiap hari Sidney juga selalu memastikan jika aku baik-baik saja. Bayangkan saja dalam sehari dia bisa menelfonku tiga sampai lima kali hanya untuk menanyakan aku sudah makan apa belum dan apakah aku hanya di rumah saja seharian. Sidney memang sangat manis akhir-akhir ini, tapi sekali lagi kukatakan, 'aku hanya sedang tidak ingin terlibat dengan pria manapun sekarang ini'. Walaupun itu seorang Sidney Parker, bos ku yang tampan dan bisa sangat luar biasa mengganggu.Besok mungkin aku memang harus sudah mulai bekerja lagi jika tidak ingin Sidney berlebihan mencemaskanku seperti bayi. Lagi pula
Read more
BAB 40 SEPERTI GILA
Aku bangun pagi karena harus bekerja hari ini. Berjalan malas ke kamar mandi kemudian berdiri di depan cermin untuk melepas pakaianku. Aku berbalik untuk memperhatikan jejak memar di punggungku yang sudah mulai memudar bahkan sudah tidak sakit lagi saat kusentuh, tapi ternyata rasa sakit itu berpindah ke hatiku.Oh, Tuhan ... jangan buat aku mengingatnya lagi jika akhirnya cuma hanya akan tetap menyakitiku seperti ini.Bukannya mandi aku malah kembali duduk di atas toilet sembari mengingat hari pertama Eric muncul di kepalaku dan kami bertengkar seharian itu. Tiba-tiba kupeluk diriku sendiri saat coba memejamkan mata dan meresapinya lagi. Kadang aku masih sering berharap tiba-tiba dia kembali bersuara di sana, tapi ternyata kepalaku masih sunyi, hanya detak jantung dan tarikan nafasku sendiri yang kudengar. Aku benar-benar tida
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status