Semua Bab Dendam dan cinta: Bab 21 - Bab 30
76 Bab
Bab 21 Rania galau
Rania dan Jesi, masih disibukkan dengan tugas-tugas yang diberikan Dosen. Tapi hanya Jesi yang sibuk mencari bahan-bahan yang harus diketiknya, sedangkan Rania melamun jauh. Entah apa yang ada dalam benaknya, yang pasti hanya Rania yang tahu."Aduh ! banyak sekali tugas ini, sepertinya didalam kepala Pak Danil. Hanya ada tugas-tugas terus, dikiranya kita hanya mengambil mata kuliahnya saja ." Jesi ngedumel, sembari mengetik tugas yang besok sudah harus diserahkan kepada Dosen. Tangannya sesekali dipijat-pijatnya dan dikibas-kibaskannya.Sedangkan Rania, masih asik dengan lamunannya. Sehingga Dia tidak tahu apa yang dikatakan oleh Jesi."Hei Rania, kau dengar tidak. Apa yang kukatakan ?" Tanya Jesi, sembari menyikut lengan temannya tersebut. Membuat lamunan Rania buyar seketika."Apa ?" Rania kaget, dan melihat Jesi yang duduk disisinya."Kau tidak menyimak apa yang kukatakan, sudah sampai mana hayalanmu itu ?" Tanya Jesi."Sorry ," jawab Ran
Baca selengkapnya
Bab 22 mengejar Andre
Rania duduk termenung dikantin, tatapan matanya kosong. Dia tidak menyadari Jesi sudah duduk didepannya.'ini minum, jangan bengong saja. Mungkin Mas Bayu sedang sibuk, jangan pikirkan yang tidak-tidak ," kata Jesi sembari meletakkan minuman dan makanan yang dibawanya.'kenapa ponselnya juga tidak aktif?""Kau lupa, kau juga yang katakan. Jika Mas Bayu keluar kota tidak pernah menghubungimu ," ucap Jesi untuk menenangkan hati dan pikiran Rania."Mungkin signal sulit ya, ditempatkan ia berada .""Mungkin, sudahlah. Jangan berprasangka buruk dulu. Makan kita dulu, aku sudah lapar. Tadi pagi aku telat bangun, sehingga tidak ada waktu untuk sarapan." Jesi mulai menyantap makanannya."Aku tidak lapar," ucap Rania, mendorong makanan yang dipesankan Jesi untuk dirinya."Makanlah Ran, jangan nanti begitu Bayu melihat mu kaget. Karena kau kurus tinggal tulang dan kulit," kata Jesi dan mendorong roti tersebut kembali kehadapan Rania."Aku tidak
Baca selengkapnya
Bab 23 mengejar Andre
Setelah beristirahat sejenak di Hotel Horiz, salah satu hotel yang sahamnya di miliki oleh keluarga Samudra. Alex dan Leo berangkat bersama anak buah Leo yang selama ini mengamati keberadaan Andre di Bali. Alex/Bayu berjalan cepat keluar dari hotel, menuju mobil yang akan membawa mereka ketempat persembunyiannya Andre. "Bro, nyantai saja jalannya. Laki-laki itu tidak akan bisa pergi kemana pun juga, sudah ada yang mengawasinya," kata Leo kepada Alex, karena Alex melangkah dengan cepat.   "Aku tidak sabar lagi, ingin mematahkan tulang-tulangnya!" Seru Alex/Bayu dengan nada suara yang dingin dan datar. Sangat terlihat dari raut wajah Alexander Bayu Samudra, yang merah. Memendam rasa marahnya. Dalam perjalanan, Alex/Bayu duduk dengan diam. Matanya Nyalang menatap keluar mobil yang berjalan diatas kecepatan rata-rata.   "Kenapa lama sekali? Apa tidak bisa dipercepat jalan mobil ini?" tanya Alex yang kesal, sejak b
Baca selengkapnya
Bab 24 Kekejaman Alex
Leo berdiri disamping Alex yang masih berlutut diatas pasir, sekujur tubuh Alex sudah Basah diterpa hempasan ombak yang datang bergulung-gulung ketepi pantai.   Tubuh Alex goyang terkena hempasan ombak yang datang, tetapi dia tidak bergeming. Dia masih betah berlutut di pasir putih. "Lex, ayo kita ke villa. Badanmu sudah basah semua, nanti kau sakit Lex," kata Leo kepada Alex.   "kenapa kau mencegahku Leo ? Aku ingin menghabisi bocah sialan tersebut, dengan tanganku sendiri!" Alex meninju-ninjukan tangannya kepasir, sehingga buku-buku tangannya luka terkena kerikil. Dan terlihat luka sobekan tersebut mengeluarkan darah.   "kalau aku tidak mencegah mu Alex !, kau akan menjadi pembunuh ! Apa kau ingin membuat kedua orangtuamu menjadi terguncang. Sedangkan Arumi masih dalam keadaan koma, dan kau berakhir didalam penjara."    "Aku tidak akan membunuhnya, aku hanya ingin membuatnya menjadi se
Baca selengkapnya
Bab 25 Akhirnya
Setelah meninggalkan Andre dalam kondisi yang babak belur, dan tidak mengizinkan Andre untuk menemui Arumi lagi. Alex/Bayu kembali ke Jakarta dalam keadaan senang, karena telah berhasil membalaskan dendamnya kepada Andre. Mantan kekasih Arumi yang telah mengkhianatinya, walaupun Andre mengaku khilaf pada saat itu. Tetapi Alex tidak ingin melihat bayangan Andre disekitar kehidupan Arumi. Sepeninggal Alex dan Leo, Andre menangis sesenggukan. Dia merenungi nasibnya yang harus kehilangan kekasihnya, akibat kebodohannya. "Aku membencimu Mia, akibat perbuatan jalangmu. Aku kehilangan Arumi, aku tidak akan pernah memaafkan dirimu !" Teriak Andre dengan suara yang keras dan mengandung emosi. Andre mengamuk dan mencampakkan dan menendang apa yang ada didekatnya, Andre berhenti mengamuk setelah tenaganya sudah terkuras. Dan ruang tamunya dalam keadaan berantakan, seperti baru terkena gempa. **** 
Baca selengkapnya
Bab 26 Rindu
Mobil yang dikemudikan Bayu menuju gedung bertingkat.   "Mas, kita mau kemana? Tanya Rania.   "Mas mau menculikmu." gurau Bayu, tangan Bayu menarik hidung Rania yang bangir dengan gemasnya. "Hih..! Mas, sakit nih hidung Rania."  Rania mengusap hidungnya. "Maaf, mas gemas!" Ujar Bayu, tangan mengusap pipi Rania.   "Fokus mas, jangan nanti kita kecelakaan" ingatkan Rania, karena tangan Bayu terus mengusiknya.   "Baiklah Nyonya" gurau Bayu.   Mobil Bayu memasuki area basement dan berhenti.   "Kita..." Ucapan Rania terhenti, matanya mengitari area sekitar. Dimana saat ini mereka berada.   "Tenang ! Kita mau kesuatu tempat." Bayu turun dan kemudian membuka pintu bagian penumpang.   Dengan ragu-ragu Rania menyambut uluran tangan Bayu, dengan bergandengan tangan Bayu menuntun Rania memasuki lift.
Baca selengkapnya
Bab 27 Menghilang
Hari pernikahan Rania tinggal menghitung hari, Dirinya dan Bayu untuk sementara tidak bisa bertemu. Menurut ibunya pamali.Rania tidak tahu kenapa dilarang untuk bertemu, hal itu sudah menjadi tradisi turun temurun.Rania hanya dapat menurut apa yang dikatakan oleh ibunya.Hanya melalui sambungan telepon, Rania dapat berbicara dengan Bayu. Walaupun secara bersembunyi.Pernikahan Rania hanya dilakukan secara sederhana, hanya melakukan pemberkatan di gereja dan makan-makan secara sederhana dilakukan di rumah Rania.Ini semua dilakukan, karena Rania dan Bayu tidak ingin bermewah-mewah.Karena Rania baru kehilangan bapaknya setahun yang lalu, sehingga Rania tidak ingin melakukan pesta yang mewah."Bu, Rania ingat bapak ," ujar Rania, saat malam terakhir ia tinggal bersama dengan ibunya.Karena setelah menikah nanti, Rania akan diboyong Bayu untuk tinggal bersama dengan Bayu dirumahnya."Bapak di surga pasti senang, melihat R
Baca selengkapnya
Bab 28 Berantakan
Pernikahan yang ditunggu-tunggu harinya oleh Rania, akhirnya tiba. Tapi bukan kebahagiaan yang didapatkannya, secarik kertas yang diberikan oleh Bayu membuat ibu yang dicintainya. Pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Wanita yang telah melahirkan, merenggang nyawa. Akibat tidak sanggup melihat putrinya tersakiti, oleh pria yang sangat di cintai oleh putrinya sendiri.   Rania meraung-raung, berkali-kali Rania pingsan. Dia tidak percaya apa dilihatnya, jenazah ibunya terbujur kaku dikamar jenazah rumah sakit.   "Ibu..!! Jeritan suara Rania memenuhi kamar jenazah, baju pengantin yang tadi dikenakan terlihat cantik dibadannya. Kini terlihat seperti pakaian gembel, karena warna putihnya sudah berganti dengan warna debu yang melekat.   Rambutnya yang tadinya tertata rapi, kini sudah berantakan. Mahkota yang menghiasi rambutnya, kini sudah hilang. Tidak tahu berada di mana.   "Ran, please
Baca selengkapnya
Bab 29 Duka
Setelah dari dalam kamar Arumi, Alex dan Leo menuju ruang kerja Alex. Alex duduk di sofa, Leo mengikuti Alex duduk di sofa. "Aku perhatikan, kenapa wajahmu seperti ada yang kau pikirkan  Lex?" Tanya Leo, yang sejak tadi memperhatikan wajah Alex tidak secerah biasanya. Terlihat ada beban berat terlihat dari raut wajahnya.   "Hari ini, aku seharusnya menikah," kata Alex kepada Leo. Leo terperanjat, mendengar perkataan Alex. "Apa? Kau betul-betul melakukannya ?" Kaget Leo, karena Leo berpikir bahwa Alex membatalkan niatnya untuk membalaskan dendam kepada anak yang telah menabrak Arumi. Yaitu Rania. "Aku harus membalas atas apa yang dialami Arumi !" Seru Alex dengan raut wajah yang emosional.   "Tapi gadis itu tidak tahu apa-apa Alex,  yang bersalah adalah ayahnya. Itu juga kalau benar ," kata Leo.   "Maksudmu, Arumi yang bersalah?" Tanya Alex kepada Leo.  
Baca selengkapnya
Bab 30 Aku terima
Rania merasakan tubuhnya lemas, untuk menggerakkan kakinya untuk turun dari ranjang saja. Dirinya tidak mampu."Ada apa dengan tubuhku ini, apa aku mengidap penyakit parah? Kalau penyakit yang mematikan menggerogoti tubuh ini. Aku mohon Tuhan, panggil aku sekarang juga. Aku sudah tidak sanggup menanggung beban pikiran ini ." Rania mengeluarkan keluhannya.Tirai kamar terbuka, dengan kedatangan bude Maria yang membawa teh manis hangat."Minum Ran, biar hangat perutmu. Setelah ini makan bubur ya, bude ada masak bubur didapur. Tapi belum masak ," kata bude Maria kepada Rania.Rania terasa ingin muntah, dan buru-buru dirinya untuk turun dari ranjang. Tapi sepertinya, tubuhnya tidak bersahabat dengan Rania. Karena Rania tidak mampu hanya untuk mengerakkan kakinya untuk menjejakkannya kelantai. "Kenapa ?" Tanya bude Maria, saat melihat kaki dan tangan Rania gemetar. "Mau muntah bude, tapi kaki dan tangan Rania seperti t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status