All Chapters of Dendam dan cinta: Chapter 11 - Chapter 20
76 Chapters
Bab 11 kecelakaan Arumi
Bayangan Arumi terkapar ditengah jalan, dengan darah yang membasahi raut wajahnya. Terus membayangi setiap Andre terbangun dari tidurnya, sehingga Andre mengasingkan diri ke pulau Bali. Tapi begitu sampai disini, Andre bukan melupakan Arumi. Tetapi bayangan wajah Arumi yang memandang dirinya dengan perasaan yang kecewa terus berada didalam benaknya. Bayangan itu selalu mengikuti Andre sepanjang waktu, tidak hanya dalam mimpi. Diwaktu tersadar juga, bayang Arumi kecelakaan terus memenuhi isi otaknya. Sampai-sampai Andre mengkonsumsi obat itu, agar dia dapat merelaksasi pikirannya. Agar badan dan otaknya bisa beristirahat. "Arumi, semoga kau tidak apa-apa. Maafkan aku Arumi." Kalimat itu yang terus terucap dari bibirnya, jika bayangan Arumi bersimbah darah datang kembali. Andre terus duduk ditepi pantai memandangi laut lepas, sampai hari hampir senja. Baru Andre kembali ke Villa nya, begitu terus menerus dilakukan Andre selama tinggal di Bali. Orangtuanya juga
Read more
Bab 12 galau
"Rania, serem tu Dosen killer. Sesuai dengan julukannya." gurau Jesi, sembari menyikut lengan Rania. Rania yang fokus mendengar perkuliahan menegur Jesi. "Diam, apa kau ingin dapat nilai E mata kuliah ini. Aku tidak mau mengulang mata kuliah ini ?" ucap Rania seraya melirik kearah Jesi sekilas. "Sorry ." gumam Jesi dengan menundukkan kepalanya, karena dosen killer sepertinya selalu memandang kebagian belakang. Dimana Rania dan Jesi duduk. "Dosen itu, sepertinya punya mata empat. Kepalanya menunduk, tapi dia tahu. Ada mahasiswa yang berbicara" dalam benak Jesi, saat melihat dosen yang mendapatkan julukan killer terus memandang kearah mereka berdua. Mata keduanya mulai fokus kedepan, tapi siapa yang tahu. Apa yang ada didalam benak keduanya.   Rania dengan pikiran yang mengenai Bayu, sang kekasih. Sedangkan Jesi, pasti memikirkan tidak jauh dari makanan favoritnya.   Tak lama kemudian, terdengar suara bel. Yang
Read more
Bab 13 Bersama Arumi
Alex duduk dikursi yang ada di samping ranjang Arumi, sedangkan mamanya duduk disisi ranjang sembari mengelus-elus jemari Arumi yang berada dalam genggaman tangannya. "Arum, mas Alex datang. Adek nggak rindu dengan mas dan mama," ucap Alex sambil mengelus rambut pendek Arumi, dulu rambut Arumi panjang. Tetapi setelah kecelakaan rambut Arumi terpaksa di buat botak, karena Arumi mengalami dua kali operasi di bagian kepalanya. "Papa juga rindu dengan Arumi," ujar mamanya. "Maaf Dek, mas lupa tadi nyebut papa. Adek jangan marah ya, kalau adek marah. Ayo pukul mas Alex ya, mas rela adek pukul. Asalkan adek bangun, jangan tidur saja ," kata Alex. Alex mengelus pipi tirus Arumi dan wajah yang pucat, karena sudah lama tidak kena cahaya sinar matahari. "Dek, ayo bangun. Katanya adek mau jalan-jalan keliling Dunia, kalau adek terus tidur. Bagaimana bisa kekiling dunia" ucap mamanya. "Adek nakal ya maa, Dia malas kuliah. Malas bantu mama, makanya
Read more
Bab 14 kunjungan Bayu
Hari Sabtu, perkuliahan libur. Rania sibuk membersihkan taman bunganya, yang sudah tidak terawat lagi. Bunga-bunga sudah banyak yang layu dan ditumbuhi dengan rumput-rumput liar. Mengurus taman bunganya, dilakukan Rania setiap dia libur kuliah. Sejak Dia sibuk dengan ujian semester dan ibunya sibuk dengan usaha dengan jahitan dan membuat roti, bunga-bunganya menjadi tidak terawat. "Maaf bunga-bungaku, karena aku sibuk. Aku melupakan kalian," ucap Rania sembari menyirami tanaman bunganya, yang sedikit tidak terawat. Setiap berada ditaman bunganya, Rania suka berbicara dengan bunga-bunganya. Apalagi saat seperti ini, pikirannya sedang kacau. Karena Bayu yang tidak ada kabar. Saat sedang berbincang-bincang dengan tanaman bunganya, ibunya datang menghampiri dirinya. "Ran, ada nak Bayu ,' ucap ibunya. Mendengar nama Bayu disebutkan ibunya, terlihat raut wajah Rania gembira. Karena orang yang sudah hampir seminggu tanpa kabar berita,
Read more
Bab 15 Bertemu
Rania keluar dari dalam kamar, dia melihat taman yang terlihat dari jendela kamar. "Taman yang bagus, tapi sayang. Bunga-bunganya terlihat layu," ucap Rania. Rania melihat ada selang untuk menyiram tanaman, Rania mengambil selang dan menghidupkan air. Kemudian mulai menyiram tanaman yang sudah kelihatan layu, karena tidak mendapatkan air. "Ayo minum ya bunga-bunga, agar kalian tidak layu." gumam Rania. Rania juga mencabuti rumput yang ada disekitar bunga, dan memotong bunga yang sudah layu dengan gunting bunga yang tergantung didekat selang air. "Akhirnya, kalian sudah segar kembali," ucap Rania senang, karena bunga-bunga yang layu. Kini segar kembali. Setelah berada di taman selama lima belas menit, Rania kembali masuk kedalam rumah. Dan Rania masuk kedalam kamar, dilihatnya Bayu masih dalam keadaan tidur pulas telentang. Rania duduk disisi ranjang, dan menatap wajah Bayu yang tampan, jemari Rania menyentuh rahang kokoh Bayu.
Read more
Bab 16 Masak bersama.
Bayu melihat isi lemari pendinginnya, setelah selesai melepaskan rasa dahaganya. "Masak spaghetti saja." Bayu mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak spaghetti. "Mas masak apa ?" Rania selesai mandi, mencari keberadaan Bayu dan melihatnya sedang berkutat didapur. "Masak spaghetti " jawab Bayu sembari melirik Rania yang sudah wangi shampoo, dan terlihat rambutnya yang basah. "Sini mas, biar Rania saja yang masak. Mas mandi saja dulu" ujar Rania, dan mengambil alih spaghetti yang akan dimasak Bayu. "Rania nakal ya, kenapa pintu kamar mandi dikunci. Mas tadi ingin mandi bersama" kata Bayu dan menarik Rania kedalam pelukannya. "Kalau kita mandi bersama, dua jam juga tidak selesai mas mandinya" kata Rania, dan melepaskan pelukan tangan Bayu yang berada diperutnya. "Sana mandi mas, biar masalah dapur Rania yang tangani." Rania mendorong tubuh Bayu untuk keluar dari dalam dapur. "Oke..oke Nyonya ." Bayu meninggalkan Rania yang
Read more
Bab 17 Mencari jejak Andre
Setelah mobil yang dikemudikan Bayu hilang dari pandangan mata Rania, baru Rania masuk kedalam rumahnya. "Cepat pulang Ran, tidak jadi nontonnya ?" tanya ibunya, yang sedang mengerjakan pesanan roti yang dipesan oleh para tetangganya. "Mas Bayu, harus kembali kekantor Bu, ada pekerjaan mendadak yang harus ditangani oleh mas Bayu dengan segera," kata Rania. "Oh..ibu kira kalian bertengkar." Ibunya kembali melanjutkan pekerjaannya kembali, Yaitu menyelesaikan pesanan roti dari tetangganya. Rania masuk kedalam kamar, dan kembali keluar sudah berganti baju rumah. "Apa ada yang bisa Rania bantu Bu ?" Tanya Rania dan duduk disamping ibunya. "Tidak ada, semua sudah selesai," ucap ibunya. "Enak Bu ." Rania mencomot roti yang dibuat oleh ibunya, dan memasukkan kedalam mulutnya. "Sudah tentu enak, kalau tidak enak. Tetangga tidak mau pesan dengan ibu dan toko roti kita tidak berjalan sampai sekarang ," ujar ibunya. "Hihh
Read more
Bab 18 Kunjungan Leo
    Alex pulang kerumahnya, diikuti oleh Leo. Yang ingin menjenguk Arumi. Alex turun dari dalam mobilnya, dan Leo juga turun dari dalam mobilnya. "Ayo, apa yang kau lihat? Rumah ini masih sama seperti yang dulu, hanya satu yang berubah. Yaitu tidak terdengar suara Arumi yang berteriak, begitu dia pulang dari bepergian," kata Alex dengan ekspresi wajah yang terlihat sedih. Mata Leo mengitari sekitar rumah Alex, sudah hampir lima bulan Dia tidak datang kerumah Alex. Sejak Arumi kecelakaan dan Alex sibuk dengan mengurus Arumi, Leo yang selalu ditugaskan Alex untuk tugas keluar kota. Untuk memantau proyek pembangunan yang ditangani oleh perusahaan Alex. "Kenapa?" tanya Alex/Bayu, saat dilihatnya. Leo melihat kesekitar rumah saat mau masuk kedalam rumah. "Aku sudah lama tidak datang kesini," kata Leo. "Ya, kau berhenti datang. Saat tahu Arumi sudah punya pacar. Kau patah hati ." ledek Alex kepada Leo, dan sedikit m
Read more
Bab 19 mengunjungi Arumi
Alex dan Leo berbicara dengan Arumi, seakan-akan Arumi mengerti apa yang mereka katakan. "Arumi, ayo bangun. Katanya Arumi ingin pergi melihat komodo, mas akan menemani Arumi kesana" kata Leo kepada Arumi, seolah-olah Arumi dapat mendengar apa yang dikatakannya. "Apa! Kau ingin menemani Arumi kesana," kata Alex kepada Leo. "Ya, aku akan menemaninya kesana. Kau waktu itu menolak untuk menemani Arumi," kata Leo. "Ya, aku tidak mengizinkannya pergi kesana. Bagaimana jika nanti komodo menyerang Arumi, Arumi adekku satu-satunya. Adekku ini tidak tergantikan," kata Alex seraya mengusap pipi Arumi yang tirus. "Lex, kau kira pengamanan disana tidak ketat. Ada jarak dari tempat kita melihat hewan itu, bukan asal masuk saja," kata Leo. "Bagaimana, kalau kau saja yang duluan kesana. Jika kau tidak pulang lagi, mungkin saja kau sudah menjadi santapan makan siang atau makan malam binatang purba itu," kata Alex kepada Leo sembari tertawa kecil.
Read more
Bab 20 kemarahan Alex
"Aku akan berangkat ke Bali ," ucap Alex tiba-tiba. "Untuk apa,?" tanya Leo. "Aku akan buat perhitungan dengan laki-laki itu, kenapa Dia menghilang. Dia tidak menjenguk Arumi sekalipun ke rumah sakit ," ucap Alex dengan emosi.   Tangan Alex terkepal, rahangnya mengeras. Jika orang yang dicarinya ada didepannya saat ini, kemungkinan besar. Orang itu akan kehilangan nyawanya. "Biar aku yang kesana Lex, kalau kau yang menemuinya. Aku takut nanti, anak itu akan kehilangan nyawanya ditanganmu. Dan kau menjadi penghuni penjara," kata Leo. "Tidak bisa, aku harus berhadapan sendiri dengan bocah itu!" Alex meremas kedua tangannya dengan perasaan yang geram. "Tapi besok ada client yang ingin bertemu dengan dirimu," ujar Leo. "Kau wakilkan aku" kata Alex yang tetap Keukeh ingin menghadapi Andre secara langsung. "What..! Orang itu ingin bertemu dengan dirimu langsung. Kau itu pimpinan perusahaan, bukan aku!" Kata Leo.
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status