#Kontrakan_200_Ribu_35"Kenapa kau mengawetkannya?" tanya Doma sambil meletakkan jenazah itu ke dalam peti. Pak Rudi tertunduk malu sekaligus sedih."Begini ... sebenarnya ... Emhh ... aku takut mayatnya diautopsi polisi. Aku merasa bersalah sekaligus takut jika kematian Kalina menimbulkan masalah untukku nantinya.Ini sebagai ungkapan terakhirku untuk melindunginya." Pak Rudi langsung menangis di samping peti."Tapi arwahnya tak tenang jika tak dikebumikan. Untuk apa? Toh dia tak akan hidup lagi. Bantu aku menghancurkan kerajaan jin yang dibangun oleh suami Bu Lastri dan Bi Sumi. Maka, Kalina pun akan terbebas."Setelah mengatakan itu, arwah Kalina datang dan menatap Doma. Ia menangis bercucuran air mata dengan wajah yang datar.Walau akhirnya Doma tak akan bisa melihat Kalina la
"Do. Jangan, Do. JANGAN!!"Aldo melemparkan tubuhnya dari ketinggian yang bisa meremukkan tubuhnya jika menyentuh tanah.Refleks Pelita menjerit dan menutup mata. Secara tak sadar ia telah menggunakan kekuatannya untuk menahan gaya gravitasi sehingga tubuh Aldo tak serta merta mencium tanah.Perlahan Pelita membuka matanya. Sedikit demi sedikit. Ia takut saat matanya terbuka, sebuah pemandangan mengenaskan terpampang nyata di hadapannya. Tak ada pemandangan Aldo jatuh, yang ada ia malah menatap tajam pada Pelita seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsanya. Aldo tiba-tiba melesat ke Arah Pelita dan berusaha mencakar dengan tangannya. Tapi tiba-tiba Doma hadir menghalau serangan itu hingga Aldo terpental.Karena merasa kalah, Aldo lalu berlari entah ke mana."Thanks, ya." Pelita ucapkan pada
Pertarungan makin sengit. Doma dihadang habis-habisan oleh mahluk berwujud wanita berambut panjang hingga menutupi sebagian wajahnya yang berjalan merangkak seperti laba-laba. Di lantai bawah Ustad Junaidi mendapat serangan berupa angin yang sangat kencang hingga hampir melemparkan tubuhnya.Angin yang membuat siapapun yang berada di pusarannya menjadi kesulitan bernapas.Walau entah bertarung dengan siapa, seperti terlihat bertarung melawan angin padahal sesungguhnya penghuni kontrakan Kenanga tengah melakukan perlawanan dengan kekuatan tak kasat mata yang sangat dahsyat.Teman Ustad Junaidi yang lain berjumlah lima orang juga mengalami serangan yang sama. Mereka tetap bertahan melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk melawannya. Para santri pun diminta membacakan surah Yasin sekencang-kencangnya. Nahas beberapa orang santri seperti kehilangan pita suaranya. Bacaan-nya tak
"Sebenarnya, kita mau kemana sih, Nek?""Ke kontrakan Kenanga."Bu Lastri terkejut saat si Nenek memperlihatkan wajah aslinya yang rusak. "Astagfirullah haladzim" ucap Bu Lastri yang kemudian tak sadarkan diri.Pertarungan antara Ustad Junaidi dan kawan-kawan beserta Doma masih berlangsung sengit. Para santri yang membantu membaca shalawat satu per satu berguguran.Doma melihat Pak Rudi juga ada di pihak mereka yang ikut menyerang. Doma mengeluarkan kertas pengunci roh jahat lalu menempelkannya di dahi Pak Rudi. Ia lalu tergeletak lemah. Setidaknya, ia bisa mengamankan dulu Pak Rudi dari pertempuran ini.Ustad Junaidi masih mendapat perlawanan dari Bi Sumi. Ustad mengalungkan tasbihnya pada leher Bi Sumi. "Aduh! Aduh, panass!" teriak Bi Sumi. Lehernya seperti terbakar dan kepulan asap
Sebuah koran teronggok di bangku halte busway. Tulisan tentang iklan kontrakan menarik minat seorang pemuda untuk mengambilnya. Setelah mengamati sekeliling, memastikan koran itu tak bertuan barulah pemuda itu mengambilnya, lalu duduk dan membacanya. Dialah Aldo. Pemuda yang sedang mencari kontrakan untuk ia tinggali sementara. Sebagai lulusan teknik komputer, Aldo kini sedang merintis sebagai konten kreator di berbagai media sosial. Mulai dari You*ub, T*ktok dan IG. Sudah mengantongi ratusan ribu Subscriber membuat Aldo ingin fokus dengan pekerjaan barunya sebagai Youtuber atau konten kreator. Maka dari itu, ia membutuhkan sebuah ruangan atau kamar khusus, agar bisa lebih fokus bekerja.Setelah beberapa kali mencari di lembar iklan koran itu. Pandangan Aldo tertuju pada sebuah iklan yang tertulis angka dua ratus ribu rupiah per bulan. Harga yang sangat murah untuk kontrakan di ibu kota metropolitan. Letaknya juga sangat strategis di daerah pusat Jakarta. Aldo p
Part 2Setelah melihat hasil rekamannya yang memang sedikit misterius. Aldo tak ingin ambil pusing. Tubuhnya ingin segera istirahat karena kelelahan. Ia berbaring di kasur, matanya mulai ingin menutup, namun saat hampir terjaga, samar-samar terlihat bayangan hitam melayangl ke arah dapur. Mata Aldo pun refleks terbuka, karena bayangan hitam itu sangat besar dan tinggi.Setelah itu ada suara seperti orang yang sedang mandi menyiukan air dengan gayung sangat keras.Gjeburr...!Gejebur...!Gejebur!Aldo makin terkejut. Jantungnya berpacu jadi cepat. Ia melirik ke jam di handphonenya, terlihat pukul dua belas pas. "Siapa yang mandi jam segini?" ucap Aldo. Ia menepuk-nepuk pipinya, mungkin saja yang dilihat dan didengarnya hanya halusinasi dia saja. Tapi suara air dan gayung beradu seperti sedang mandi seseorang, masih terdengar. Aldo menarik nafas panjang. Ngantuknya sudah menguap, berganti dengan rasa tegang dan takut. Kepalang horor, dia menyalakan HP unt
Part 3"Do, bangun do!"Aldo akhirnya membuka mata setelah mendengar suara yang memanggil dan menyentuh-nyentuh pipinya."Lo, kenapa tidur di sini sih?""Hah?! Dimana?" Aldo memandang ke sekeliling. Ternyata ia tertidur di bak mandi. Semua bajunya basah, logikanya kalau baju basah atau kedinginan kan susah untuk terlelap tidur dan Aldo yakin diingatan terakhirnya saat mati lampu, dia ada di depan pintu. Kenapa bisa jadi di kamar mandi? Benar-benar aneh."Tolong! Tolongin gue gais. Bawa gue pergi," kata Aldo ketakutan."Lo kenapa, Do? Makanya gue dan Roni ke sini. Lihat postingan Lo semalam. Kita ngehawatirin lo." Dipapahnya Aldo oleh teman-temannya ke ruang tengah."Muke lu pucet banget, Do. Lu belum makan kan? Tuh gue bawa nasi Padang. Makan gih,""Wah, makasih. Friend. Emang bener gue kelaparan dari kemarin." Aldo menyantapnya dengan lahap setelah mengeringkan badan."Wah! Do! Follower dan subsqribe lu namb
Aldo yang sampai di depan gerbang, terkejut melihat pintu kontrakannya terbuka. Ia ingat betul, kalau pintunya sudah dikunci sebelum pergi tadi. Lalu ia merogoh saku, ujung tangannya menyentuh kunci yang masih ada di sana."Ron, kontrakan gue pintunya kebuka. Ron! Cepetan!" Aldo berlari menaiki tangga menuju kamar kontrakannya yang berada di pojok lantai dua. Aldo takut, barang-barang berharganya seperti laptop, kamera dan lain-lain hilang di curi. Barang itu yang pertama Aldo cari keberadaannya. Tapi semua rapi. Masih ada di tempatnya. Tapi bau kemenyan bakar sangat menusuk hidung saat masuk ke sana."Do, kok ada sesajen di sini?" ucap RoniAldo dan Roni kaget melihat ada sesajen dengan kemenyan yang masih mengepul berada di atas tempat tidur."Hah, sesajen?!" kata Ronim"Jangan-jangan??" Aldo dan Roni saling pandang. Aldo kebingungan, maksudnya apa ini? Tapi ia lebih kesal karena ada orang yang sembarangan masuk ke kamarnya.