Share

Chapter 7

Setelah mengurus duo bocah yang kecapean sehabis makan dan main seru di Timezone itu tidur, Lily pun mulai merebahkan tubuh remuknya ke ranjang dengan rasa bahagia aman sentosa. 

Ohhhh indahnya dunia, ketemu ranjang lagi setelah jadi pengasuh anak seharian.

Lily baru mengerti, kalau mengurus anak itu tidak mudah. Untung saja tadi Tristan ikut bersama mereka, sehingga kehadirannya sedikit bisa berdaya guna di sana. Lily tidak menyangka kalau laki-laki metroseksual seperti Tristan, bisa begitu luwes dan sabar dalam menghadapi anak kecil. Satu poin plus untuk Tristan. Pasti kelak dia akan menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya, te-ta-pi untuk suami yang baik, Lily sih tidak yakin. Karena kelelahan seharian, Lily pun akhirnya ketiduran di ranjang duo krucil imut itu.

Lily terbangun saat merasa ada yang mencubit-cubit pipinya. Ahelah, perasaan baru aja tertidur, ini sudah dibangunin lagi aja.

"Tante bangunnnn! Udah pagi ini, kami berangkat ke sekolah dulu ya?" Lily yang masih mengumpulkan nyawa karena baru bangun tidur, seketika mengucek-ngucek matanya. Ia kaget saat melihat duo krucil sudah rapi dengan seragam sekolah mereka. Ini mimpi atau bagaimana sih? Kok tetiba itu bocah-bocah udah pada rapi semua?

"Gue yang udah ngurusin anak-anak, Ly. Tadi malem sekitar jam satu-an gue sama Chris nyusul ke sini, karena takut lo keteteran ngurus anak-anak. Eh rupanya lo jago juga ngurus bocah-bocah ya, Ly? Kami lihat kalian bertiga udah tidur berjejer kayak ikan sarden. Ya udah kami sekalian aja nginep di sini. Gue sama Chris balik dulu ya, mau nganter anak-anak sekolah. Lo mandi dulu sono. Gue udah bawain baju ganti buat lo. Kami jalan dulu ya, Ly. Thanks for everything".

Marilyn tiba-tiba muncul bersama suami dinginnya yang sudah rapi jali siap kekantor.

"Iya... halah lo kaya sama orang lain aja," tukas Lily seraya masuk ke kamar mandi. Sementara itu di mobil, Chris baru ingat kalau ponselnya ketinggalan di kamar. Dia pun segera kembali ke kamar dan meninggalkan Marilyn dan dua anaknya di mobil.

Lily yang baru saja membuka pakaiannya bersiap-siap mandi, saat mendengar bunyi bel yang ditekan berulang-ulang kali. 

Ini si Incess kenapa lagi? Baru pergi udah balik lagi.

Dengan hanya membalutkan handuk pada tubuh seksinya, Lily pun membuka pintu kamar. Alih-alih tersepona, eh terpesona, si Chris malah memandangi galak. Pakai acara mengomelinya lagi.

"Kadang saya heran melihat kamu. Urat malu kamu ini sudah putus atau bagaimana? Apa kamu tidak risih membuka pintu kamar hanya dengan memakai handuk begitu? Kalau tadi bukan saya yang datang, tetapi orang jahat yang mau memperkosa kamu bagaimana hah?!" Chris masuk ke dalam kamar sembari membentaknya keras. Telinga Lily membuat telinganya berdenging seketika.

"Manget-manget sarapan pagi makan lontong pakai telur dadar." Lily mengelus-elus dadanya karena kaget mendengar bentakan suami Marilyn.

Ahelahhh... nggak di rumah, nggak di hotel, nggak Axel kakaknya, bahkan ini suami sahabatnya pun ternyata suka sekali memarahinya. Nasebbb... nasebbbb....

"Kalo ada orang jahat yang mau memperkosa gue sih, gampang aja, Chris. Gue mah tinggal lihat aja. Maksudnya lihat yang mau merkosa dulu. Kalo orangnya jelek, gue tinggal kasih beberapa jeb kanan kiri, upper cut sama beberapa tendangan di titik-titik mematikan. Tapiii... kalo orangnya ganteng menggoda jiwa dan merasuk sukma, itu sih lain lagi ceritanya," cengir Lily kalem

"Kamu memang sudah gila!Ngidam apalah ibu kamu dulu, sampai dia bisa punya anak sedeng kayak kamu begini?"

"Ngidam makan buah semangka berdaun sirih. Lo mau ngapain balik ke sini Chris? Ada yang ketinggalan?"

"Iya. Ini." Chris pun dengan segera mengantongi ponselnya di saku. Tepat saat Chris membuka pintu kamar, tiba-tiba kilatan lampu blitz bertubi-tubi menyambar wajah mereka berdua. Puluhan wartawan tampak berdiri berdesakan di depan pintu kamar mereka. 

Mam to the pus! Pasti headline surat kabar besok akan penuh dengan spekulasi soal berita perselingkuhan Boss property papan atas dengan adik mafia berdasi. Matilah dia kali ini ditangan kakaknya!

"Jadi benar desas desus selama ini yang mengatakan bahwa Anda berselingkuh dengan teman baik istri Anda sendiri ya, Pak Chris?"

"Pak Chris, Anda luar biasa ya? Berani berselingkuh dengan sahabat istri Anda sendiri, bahkan di hotel milik keluarga Anda sendiri juga. You're the real Badasss!"

Hah hotel keluarganya sendiri? Lily langsung menepuk keningnya sendiri. Saolohhhh... Gue bayar mahal-mahal buat reservasi ini kamar, rupanya duitnya jatuh jatuhnya ke tangan dia juga. Rugi bandar ini, coeg!

"Bu Lily, benar Pak Chris ini selingkuhan ibu? Ibu tega 'main hati' dengan suami sahabat ibu sendiri? Di mana perasaan ibu sebagai sesama wanita?"

"Jangan panggil gue ibu, karena gue nggak pernah kawin sama bapak lo! Gue nggak pernah main hati karena emang gue orangnya nggak punya hati. Emang lo punya? Orang-orang kayak lo yang senengnya mengobrak-abrik aib orang lain pake ngomong masalah hati segala. Ngaca sana!"

Lily si biang onar segala bangsa tampak santai menghadapi berondongan pertanyaan para pewarta berita gossip. Sedangkan Chris yang terjebak ditengah-tengah kekacauan ini tampak jengah karena menjadi pusat perhatian. Belum lagi kilatan lampu blitz yang terus-terusan memotret mereka. Ia seperti memerankan adegan film terjebak dilokalisasi. Chris tiba-tiba melepaskan jasnya dan memakaikannya asal pada tubuh Lily yang cuma dibalut oleh handuk sepaha. Lily juga melihat Chris merogoh saku dan menelepon seseorang. Tidak lama kemudian, petugas keamanan hotel segera mengusir gerombolan para pewarta yang tampak beringas dalam mengejar berita. Kenapa nggak dari tadi aja sih?

"Pak Chris, apakah Anda yakin Ibu Marilyn bersedia dimadu?"

Etdah, walaupun sudah terdesak sedemikian rupa, mereka masih saja usaha mendapatkan berita.

"Ya, dia akan bersedia dimadu, jika hanya saya juga bersedia diracun. Sekarang enyah kalian semua dari sini!" Chris sudah sedari tadi menahan emosi, meledak juga akhirnya. Teriakkannya menggelegar sampai ke meja resepsionis depan yang membuat penghuninya berlarian menuju lokasi bentakan.

"Huahahahaha... lo emang ajaib ya, Chris? Ngomongnya irit banget. Tapi sekalinya buka mulut nyelekit gila ahahaha."

"Kamu juga jadi manusia tidak ada malunya. Umur sudah dua puluh dua kelakuan kayak anak umur dua tahun. Cepat pakai pakaian kamu sana!"

"Kenapa Chris, gue napsuin ya?" Lily menoel-noel lengan kekar Christian sambil mengedip-ngedipkan matanya dan mendesah-desah mesum.

"Iya, napsuin pengen ditabok!" 

Dan si bapak pemarah itupun pergi setelah benar-benar menoyor kepala Lily. 

Etdah gue udah dibikin kayak anaknya aja!

***

"Kemari kamu!"

Hasemele, amang tahe masak gule. Begini amat ya nasibnya? Semaleman ngebabu merangkap baby sitter. Pagi-pagi diomelin laki orang. Eh ini pulang ke rumah, roman-romannya bakal disiksa kakaknya juga ini elahhhhh...

"Semaleman kamu nggak pulang, rupanya kamu sibuk main kuda-kudaan sama suami orang ya? Begitu?" 

Ctarrr!!!

Axel akan menggunakan ikat pinggang untuk menghukumnya, bila dia merasa kesalahannya sudah diluar batas toleransinya. Bila masih bisa dimaafkan paling dia hanya menyuruh Lily untuk sekedar push up, squat jump atau sit up saja.

"Adudududuhhh! Nggak bener itu semua, Kak. Lily emang tidur di hotel itu tapi di--"

"Dan siChris Chris itu juga tidur sama kamu di kamar itu kan?"

"Iya. Chris emang tidur disana juga, tapi Mar-"

Ctarrr!!!

"Aduhhhh!!"

Lily mulai tidak tahan untuk tidak mendesis kesakitan. Tapi kalau menangis, nanti dulu. Gengsi coeg! Apalagi dia kan memang tidak bersalah.

"Masih belum mau mengaku salah kamu hah?!"

Ctarrr!!!

Dan Lily pun tetap bungkam. Sebenarnya tadi Lily berniat menjelaskan semuanya. Tetapi sepertinya kakaknya lebih percaya dengan berita online itu daripada adiknya sendiri. Jadi buat apa Lily buang-buang napas untuk sesuatu yang sia-sia bukan?

Selalu begitu. Dari dulu semua orang selalu menilainya negatif. Apapun yang dibuatnya selalu salah di mata mereka. Dia ini cuma seorang anak yang kesepian. Membuat onar dan nakal adalah satu-satunya cara agar dia mendapatkan sedikit perhatian. Jangan bicara soal sopan santun dan tatakrama kepadanya. Dia tidak akan faham. Karena tidak seorang pun yang pernah mengajarkan kepadanya.

Bang Gultom hanya mengajarinya balas memukul kalau orang lain duluan memukul. Bahkan si abang mengajarkannya teknik tipu muslihat dan seribu satu cara untuk kabur bila musuh ternyata tidak berimbang.

Kak Axel menyuruhnya diam dan jangan lasak kalau kakaknya sedang belajar. Kakak sibuk Ly, jangan ganggu kakak dulu. Kalau kakak tidak sibuk belajar dan bekerja, nanti kita semua mau makan apa? Sana main sama Bang Gultom dan Mang Endang. 

Dan permainan apalah yang bisa diajarkan oleh dua orang tangan kanan almarhum ayahnya, yang bahkan tersenyum saja jarang!

Dan Lily pun tetap diam dan mengunci mulutnya rapat-rapat saat kakaknya memberi beberapa kali lagi sabetan ikat pinggangnya. Axel pun memaki kasar sambil berlalu begitu saja saat melihat adiknya tetap tidak mau menjawab, dan hanya diam seribu bahasa sambil menatap balik matanya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cinthia Sari
laah...masa Lily baru umur 22th? kan dia seumuran Marilyn, secara Incess oneng dah punya 2buntut juga! waktu punya Tian umur 23th, pisah dr Chris 5th, trs balikan lagi punya Marlyn yg skr dah umur 3th, klu di total harusnya dah umur 31th donk ya? masa masih 22th? salah hitung ya Thor atau begimana?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status