Share

Chapter 6

"Tante, Tian laper."

"Merlyn juga laper, Tan!"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, perut kedua abang beradik itu pun kompak berbunyi.

"Oh...Tian sama Merlyn  perutnya udah bunyi-bunyi ya? Cacingnya udah pada demo minta makan berarti. Hahahaha..Ayo sekarang kita makan enak. Let's goooo!!!" 

Dan dua bocah  menggemaskan itu pun mulai melonjak-lonjak kegirangan saat tahu bahwa Lily akan membawa mereka makan di mall, yang artinya bisa sekalian main di Time Zone.

"Tante? Merlyn capek. Gendong." Dan bocah montok berusia empat tahun itupun mengulurkan kedua tangannya pada Lily. Lily dengan rok mini sepaha dan highheels 12 centi nya pun mulai menggendong tubuh sibocah

Etdah ini bocah montok berat juga lama-lama. Mana highheels nya seruncing pensil lagi. Tapi kasihan juga, setelah kekenyangan dan puas bermain sepertinya mereka berdua mulai kelelahan dan mengantuk.

"Hallo Incess Oneng, ini anak lo berdua udah pada teler kecapean. SiMerlyn malah udah ketiduran ini nemplok di gendongan gue. Gempor nih betis gue gendongin anak lo dari tadi. Gue tidurin aja diatas ya?kan udah gue bayar tuh hotelnya. Nggak sanggup nih gue kalo gendong si Merlyn sampe diparkiran. Ntar begitu lo sama siChris dateng, baru deh gue bawa pulang anak-anak. Oke Incess?" 

Setelah si Incess Oneng setuju, Lily pun langsung masuk ke dalam lift dan menekan angka 11, yaitu letak hotelnya.

Untung saja mall ini satu gedung dengan hotel yang direservasinya, kalau tidak, alamat encok dia karena menggendong bocah montok ini sampai keparkiran.

Sesampainya di room 606, Lily pun segera memandikan duo imut itu serta memakaikan Tian dan Merlyn dengan baju rumahan yang memang selalu Marilyn siapkan dalam tas sekolah anaknya masing-masing. Itulah hebatnya Marilyn, dia selalu menyiapkan kebutuhan anaknya sampai sedetail mungkin. Udahlah cantik, baik, pinter merawat keluarga (tolong abaikan sikap oneng nya ya?) gimana si dingin Chris nggak jatuh cinta coba?walaupun dia dan Lyn sama cantiknya, tapi para calon mertua pasti langsung melihat tulisan berbahaya didahinya apabila berjalan berdua dengan Lyn.

Lyn itu pake baju sopan banget sampe sering dikira mau ke tempat ibadah saking tertutupnya, ya 11 12 sama gamis lah. Sedangkan dia? Lily mah bukan baju yang nutupin badan dia, tetapi badan dia yang kayaknya lebih nutupin baju, saking minimnya. Bagaimana para calon mertua tidak ngeri seketika saat memandangnya??!!

"Duh sekarang Tian dan Merlyn udah seger dan harum deh habis mandi. Ayo sekarang waktunya kita tidur siang, oke?"

"Oke Tanteeee..." 

Koor duo imut itu serempak. Tian segera mengambil posisi dibagian kanan ranjang dan mulai mencari posisi yang nyaman untuk tidur siang. Baru saja Lily ingin menidurkan Merlyn di sisi kiri, si bocah gembul menggeleng.

"Elyn, tidurnya harus di gendong dulu tante pake jarik, kalo nggak digendong nanti Elyn nggak tidur-tidur."

Saolooohhhh, gendong lagi, gendong lagi. Lily baru ingat pesan Marilyn yang mengatakan kalau putri bungsunya itu harus digendong pakai jarik, baru setelah pulas dipindahkan ke ranjang. Masalahnya disini mana ada jarik? Otak encer Lily pun mulai bergerilya mencari ide. 

Aha!!! TING ada bola lampu yang menyala diotak kecilnya.

"Halo room service, bisa minta di bawakan sprey putih polos ke room 606?oke terima kasih."

Dan dengan ide spektakulernya yang menggunakan sprey polos sebagai kain gendong itupun sukses mengantar si gadis cilik menuju alam mimpi.

Etdah punggung gue besok bakalan linu bin encok ini seharian ngegembol nih bocah gembul.

"Tante, sekarang kan adek udah tidur. Gantian sekarang tante ngedongengin Tian ya?

Kalau Tian belum di dongengin, Tian nggak bisa tidur Tan?"

Mam to the pus. Dia mana tau cerita soal dongeng mendongeng. Lha masa kecilnya waktu tidur cuman dengerin Bang Gultom curhat soal berebut lahan parkir lah, pungli, perkelahian sesama anggota pemuda setempat sampai cerita masalah perempuan lokalisasi.

Ini sekarang disuruh mendongeng? Mau bercerita apa lah awak ni sekarang? TING !!! bola lampu kuning menyala lagi, Lily sungguh mengucap syukur bahwa Larry Page dan Sergey Brin yang telah menciptakan Mbah G****e, sang maha tau segala. Berbekal hengpon jadul ala lambe turah, Lily pun mulai beraksi mendongeng tentang bawang putih dan bawang merah yang selama ini dia ketahui hanyalah sebagai pelengkap bumbu masakan belaka. Saat cerita yang bacanya habis, Lily dan Tian pun akhirnya sama-sama terlelap kealam mimpi.

===================

Rasanya baru lima menit saja Lily memejamkan matanya, saat telinganya samar-samar mendengar suara orang yang memanggil-manggilnya dan mengguncang-guncang tubuhnya. Astaganaga!!! dia ketiduran dan saat ini duo imut itu menatapnya dengan pandangan merayu.

"Tante bangun dong, Tian dan Elyn laperrrr!!!" 

Hastagah apakah wajahnya sudah berubah menyerupai pizza, sehingga setiap mereka menatap wajahnya langsung saja merasa lapar?makan lagi? Tunggu-tunggu rasanya ada yang salah ini. Matanya seketika membelalak melihat jam telah menunjukkan pukul 06.50 wib. Dia ketiduran dua jam pemirsaaaa. Pasti itu karena efek pegal linu kecapean gendongin si bocah.

Lily merogoh-rogoh tasnya mencari ponsel. Dia tidak tahu ini bocah mau diantar pulang kerumah atau bagaimana. Si Incess ini seperti lupa saja kalau dia menitipkan dua anaknya padanya.

"Hoi Incess Oneng, lo dimana? Ini anak-anak udah pada kelaperan. Habis makan gue anterin mereka pulang atau bagaimana? Kan bentar lagi lo mau maen kuda-kudaan sama si Chris."

Hiks..hikss..hikss..

Ly, bokap gue jatuh dikamar mandi. Kayaknya dia kena serangan jantung. Ini gue sama Maddy dan Reen lagi dirumah sakit. Gue minta tolong lo jagain tu anak berdua sebentar lagi ya? Habis makan lo tolong beliin baju ganti buat mereka diatas dan lo tungguin aja gue dihotel. Kalo semua masalah disini udah selesai, gue secepetnya deh nyusul kesono. Tolong ya Ly?

"Iya iya aman itu. Lo urus aja si Om baik-baik. Semoga si Om baik-baik aja ya?"

Dan Lily pun mematikan panggilannya.

"Ayo anak -anak kita makan. Let's gooooo!!!"

"Horeeee ayam goreng....ayam goreng..."Dan duo imut itu pun mulai melompat-lompat gembira.

"Tanteeee, Merlyn capek. Gendong!!" Merlyn pun mengulurkan kedua lengannya pada Lily.

Inhale exhale sabarrr...ini cobaan.

"Kalau Om aja yang gendong adik kecil ini mau?Om bisa gendongnya tinggi-tinggi lo?!!" 

Sebuah suara maskulin memotong pembicaraan mereka.

"Eh hallo mantan pacar. Lo mau ketemuan sama client ya dimari?" Lily menyapa Tristan, sang mantan pacar yang sudah berhianat dengan santai. Lily ini orang nya easy going sekali. Tidak ada kamus sakit hati dalam kamus hidupnya. Putus kan bukan berarti musuh-musuhan, kayak anak SD aja. Menurutnya jodoh itu tidak kemana, karena babang tamvan bertebaran dimana-mana.

Aseeeekkkk.....

hahaahaha....

" Nggak koq, cuma pengen hang out aja disini aja. Kamu lagi ngapain disini?"

"Lagi main congklak sambil kayang!! Ya lagi momong anak lah Tan. Lo ini nggak pinter banget nyari topik pembicaraan. Basi tau!!!"

Lily memutar bola matanya melihat cara berkomunikasi Tristan yang begitu standard. Ketebak banget ujung-ujungnya, kayak sinetron FTV di SCT*

"Itu mulut masih pedes aja kalo ngomong. Tapi gue tetep aja suka."

Tristan mengelus sayang puncak kepala Lily.

"Tapi gue gak suka!!" Cibir Lily dengan bibir mengerucut menggemaskan. Tristan langsung merasa cenat-cenut diselangkangannya. 

Itu bibir napsuin banget pengen diemut.

"Om..Om jadi nggak mau gendong Elyn?!" Merlyn menarik-narik lengan Tristan yang tadi berjanji mau menggendong nya.

"Ohhh, jadi dong, Princess. Ayo sini, Om gendong tinggi-tinggi ya? Pegangan yang kuat. Hap!!! hahaha..."

Tristan kemudian meletakkan Merlyn dibahunya kekarnya, yang seketika membuat gadis kecil itu tertawa-tawa gembira."

"Ly, sebenernya nih bocah berdua anak siapa sih? Koq bisa lengket begini sama lo?'

"Oh, mereka ini anak calon gebetan Gue." Sahut Lily ngasal. Dia sengaja mengatakan hal itu agar Tristan merasa ilfeel dan akhirnya mulai berhenti mengejar-ngejarnya. Dalam hati Lily berfikir, gila aja kalo dia mau merebut Christian dari siIncess Oneng Marilyn. Lily emang player dan miskin moral, tapi dia ini paling pantang kalau merebut suami orang. Dia bukan PELAKOR!!

"Jadi, anak-anak ini nggak punya ibu? Papa mereka duda?"

"Bah siapa bilang mereka nggak punya ibu? siMarilyn sehat walafiat segar, menggoda mempesona begitu.."

"Perasaan lo tadi bilang mereka anak calon gebetan lo deh, masa laki ada istrinya mau lo gebet juga?kayak yang single udah pada punah aja!!"

"Kalo bukan gue yang menggoda, paling cewek-cewek lain juga bakalan godain tuh papah muda ganteng mempesona jiwa raga. Secara mukanya dingin-dingin gimana gitu."

Lily sengaja memperlihatkan desah-desah seksi menggoda iman didepan Tristan, biar dia makin kehilangan respect untuk kembali mengejarnya. 

Semakin brengsek wanita, biasa semakin takut pria mengseriusi nya.

"Jangan mendesah-desah begitu didepan gue. Ntar gue ajak ngamar juga lo lama-lama!!" Tristan mendesis sambil menatap penuh minat pada bibir seksi Lily.

"Bentar-bentar, perlu nih sekarang gue telponin si Diana? Biar lo ada lawan main piting-pitingan?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
lah Marilyn malah ga datang nanti tambah salah paham deh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status